Aku Pergi Gus,Aku Bukan Wanita Solehah

Risa termenung disebuah taman,mencoba menghirup udara sebanyak banyaknya dan menghembuskanya lagi.

Ia menatap dedaunan hijau yang seperti menari nari terkena hembusan angin.

Tanpa ia sadari seseorang berkacamata, memakai topi dengan masker yang ia kenakan berjalan kearahnya.

Risa baru menyadari kehadiran orang itu ketika ia sudah berdiri tepat dihadapannya.

Reflek Risa berdiri dan ingin segera pergi menjauh,ia sangat takut orang didepanya ini adalah anak buah berneto.

Tapi pergelangan tangannya dicekal sehingga pergerakannya terhenti.

Orang itu membuka maskernya.

"Risa ini mama"

"Mama"

Waktu seakan berhenti.

"Mama dari mana saja,aku sangat merindukanmu hiks hiks hiks"

Pelukan kehangatan dari seorang ibulah yang mampu membuat segalanya menjadi tenang dan damai.

Keduanya hanyut dalam tangis masing masing,jilbab instan yang dikenakan Risa tidak luput dari derasnya air mata yang menetes karna sebuah kerinduan yang mendalam.

Hingga beberapa saat pelukan itu berakhir.

" Kita duduk dulu nak"

" Mama tidak apa apakan ,berneto tidak melukai mama kan" ujarnya sambil memeriksa tubuh mama sita.

" Ceritanya panjang nak,malam itu mama berhasil meloloskan diri dari anak buah berneto,dan selama ini mama tinggal dirumah teman mami dan kamu tahu nak selama ini mama mencarimu kemana mana"

" Alhamdulillah kalau mama tidak kenapa Napa"

" Sekarang kita bisa pergi dari kota ini,teman mama bisa membantu kita,teman mama punya tempat disebuah pulau yang sangat jauh dari sini,mama yakin berneto siiblis itu tidak akan bisa menemukan kita"

" Tapi ma,Risa tidak bisa pergi begitu saja, sekarang Risa sudah...."

Tiba tiba Risa mengantung ucapanya,ia teringat kata-kata Gus Zai yang begitu melukai perasaannya, selain itu ia ingat pernah berjanji kepada Ning Salwa dan Gus Zai bahwa akan pergi dari hidup mereka.

" Apakah ini saatnya aku pergi ya Allah,aku memang tidak pantas berada diantara mereka tempatku memang bukan disana"

" Baiklah ma,kita akan pergi tapi ada sesuatu yang mau Risa urus dulu"

" Jangan lama lama Risa kita tidak punya banyak waktu kita harus segera pergi meningalkan kota ini"

" Ia ma, Risa janji akan secepatnya mengurus semua urusan Risa"

"Baiklah kalau urusan kamu sudah selesai, datang lah kealamat ini,mama ada disana"

Risa meraih tangan mama Risa dan menciumnya dengan takzim.

Sejenak mama sita termenung untuk pertama kalinya anaknya melakukan hal itu.

"Aku pamit dulu ma."

"Assalamualaikum"

"Waalaikum salam" jawab mama sita terbata bata..

Ia memandangi punggung anaknya yang menjauh darinya dengan perasaan bingung,ada yang aneh dari sikap Risa yang tak seperti biasanya.

Risa melangkahkan kakinya dengan tergesa gesa.

Ia memasuki kamar yang selama 2 bulan ini ditempati olehnya

Risa melempar pandangan ketiap tiap sudut kamar,hembusan nafasnya terasa berat.

"Aku akan merindukan kamar ini, merindukan semua yang ada dipesantren ini,yang telah memberikan ku banyak ilmu,tapi tetap saja tempatku bukan disini,tempat ini tidak pantas untuk aku yang terlalu kotor, apa yang dikatakan Gus Zai itu benar aku harus pergi dari sini"

Sementara diruang kerjanya ustadz Aiman dibuat pusing dengan Gus Zai yang terus memaksanya untuk metake down Vidio Risa dan foto foto dirinya yang tengah viral.

" Sabar dulu Gus,ini tidak semudah yang Gus fikirkan"

." Fokuslah metake down videonya ustadz, jangan lihat gambar dan videonya"

"Perempuan itu sudah menghancurkan aku bahkan reputasi pesantren ini diambang kehancuran" ujar Gus Zai dengan penuh amarah.

"Sejak kapan seorang Gus Zai peduli dengan yang namanya reputasi" ujar ustadz Aiman dengan ekspresi datar yang masih fokus dengan layar laptopnya.

"Apa maksudmu"

"Hmm kamu kalah Gus, kamu telah jatuh cinta kepadanya"

" Apa"

"Amarah kamu bukan karna Risa telah menghancurkan repotasi kamu tapi karna kamu tidak rela tubuh indah istrimu dinikmati oleh banyak orang"

" Dan Gus cemburu kan melihat dia berciuman dengan laki laki lain"

"Diamlah,tidak usah banyak bicara take down saja vidionya secepatnya"

"Terkadang apa yang kita rencanakan tidak sesuai dengan kehendak Allah Gus,hanya karna Risa tidak seperti wanita yang Gus idam idamkan selama ini, terus Gus menepis perasaan cinta yang ada didalam hati"

Untuk sesaat Gus Zai terhenyu dengan penuturan sahabatnya.

Baru saja ia ingin metake down vidionya,namun satu Vidio Risa muncul.

Terlihat Risa dalam Vidio itu melakukan klarifikasi.

"Assalamualaikum"

Sebelum nya saya minta maaf atas huru hara yang terjadi,disini saya ingin menjelaskan kalau Gus Zai tidak pernah sekalipun melakukan hal yang tidak senonoh dengan saya.

kami tidak pernah berzina,Gus Zai adalah laki laki yang selalu menjaga marwahnya,malam itu saya tidak sengaja masuk kekamar Gus Zai dan mefitnah Gus zai sehingga dengan terpaksa ia menikahi saya karna fitnah yang saya buat"

Terlihat beberapa kolom komentar kini mengatai ngatai Risa.

"Dasar wanita murahan"

"Tega teganya ia mefitnah Gus Zai"

Masih banyak kata kata pedas yang dilontarkan oleh para netizen untuk Risa.

"Wah istrimu memang gong sih Gus,ia rela menjatuhkan harga dirinya hanya untuk menyelamatkan reputasimu"

Gus Zai beranjak dari duduknya dan pulang kerumah untuk bertemu dengan Risa.

Ia merasa bersalah karna telah mengatai gatai istrinya dengan kata kata yang tidak pantas diucapkan nya.

Didalam ruangan berukuran 4 kali 5 meter itu,ia mengedarkan pandangannya namun sosok yang ia cari tidak ada disana.

Netranya tertuju pada sebuah kertas diatas nakas.

Dengan tangan bergetar Gus Zai mengambil kertas itu.

"Untuk Gus Zai"

Maaf untuk semuanya,maaf karna telah menggagalkan pernikahanmu dengan wanita yang selalu kamu cita citakan, maaf karna telah mencoreng nama baikmu,maaf karna malam itu aku telah memfitnah mu.

aku pergi Gus aku tidak pernah pantas berada disisimu dan tempat ini terlalu suci untuk orang yang kotor ini,aku menepati janjiku Gus,menikalah dengan wanita yang selalu kamu sebut disepertiga malammu,saat kamu menikahi dia itu berarti kamu telah menalakku.

Sampaikan terimakasihku kepada Abi dan ummi, sampaikan kalau nasi goreng ummi rasanya masih sangat hangat dilidahku.

Aku pamit Gus

Assalamualaikum"

Gus Zai meneteskan air matanya perasaan bersalah tidak rela kini menyeruak didalam dada yAng begitu sesak.

" Astagfirullah Al Adzim apa yang telah kulakukan" ucapnya dengan suara bergetar.

Ia meraih hanponenya disaku celananya dan mencari kontak Risa namun ternyata handphone Risa ada didepanya dan baru saja ia menyadarinya.

Tangannya terluntur menghapus jejak jejak air matanya,lalu bergegas berlari mencari Risa, ia masih berharap masih bisa bertemu dengan perempuan itu.

Ning Salwa melihat Gus Zai yang berjalan melewatinya tanpa menoleh sedikitpun kepadanya.

Membuat Ning Salwa mematung, perasaannya kini begitu asing melihat Gus Zai mengabaikan nya.

"Assalamualaikum"

"Waalaikum salam"

"Ada apa Gus Zai datang kesini"ujar ustadzah Halimah karna memang Gus Zai tidak pernah sekalipun mengijakkan kakinya dibutik ini meskipun Risa istrinya sering menjahit disini.

"Saya kesini mencari istri saya"

Ustadzah halima mengerutkan kening.

"Lo Risa tidak ada disini,tadi pagi dia izin pulang Gus karna merasa pusing tentang Vidio dia dan Gus yang viral dimedia sosial"

"Jadi Risa tidak kesini lagi"

"Ia Gus Risa tidak datang kesini lagi"

Gus Zai meningalkan butik ustadzah halima dengan perasaan gusar dan muka ditekuk.

.