(S1)
"Gabisa, pokonya gue gamau hamil sampe gue lulus SMA" - Dini
"idihh siapa juga yg nafsu liat lo yg kerempeng" - Raka
bagaimana kisah pernikahan terlalu (Dini) mereka.
(S2)
"Cowo ngeselin, tapi aku suka"- Mela
"Nona aneh yang punya banyak kejutan" - Bima
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dillah Dillot, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27 Tahu Rasa Kamu
Ratna kesal karena Dini mendekati calon mertua nya itu, ia mendorong Dini hingga kepala nya terbentur tembok. Dini merasa pusing dan terus memegangi kepalanya, tanpa rasa bersalah Ratna malah tertawa dan memandang rendah Dini.
"itu balesan karena ngerebut cowok gue"
Plak....
Tamparan mendarat di pipi kanan Ratna, bukan dari Raka ataupun bunda Risa melainakan tamparan itu berasal dari Lita sang mamah mertua.
"mah Dini gak apa-apa, sudah mah kita pulang saja" ajak Dini pada mertuanya itu namun Lita tetap diam menatap gadis yang ia tampar barusan
"kamu berani nemapar anak saya?" ibu Ratna terlihat emosi dan mengelus pipi anak nya itu.
"anak anda yang mendorong anak saya terlebih dahulu. Harus nya saya yang bertanya seperti itu. Berani kamu dorong dan mengatai anak saya?
"kenapa tidak? Anak tante yang ganjen ngerebut pacar saya. Punya apa dia gadis miskin dan apa itu yang ibu pakai tas Kw haha" Ratna tertawa dan tidak sadar yang sedang ia lawan bicaranya adalah nyonya Wijawa Kusuma yang ia kira adalah ibu nya Dini.
Hah salah besar!
"miskin kata kamu? Bukanya kamu dan ibu mu lah yg pura-pura kaya. Memang berapa harga tas itu saya yang ganti"
"haha anda mengganti nya? Mana mampu"
"asal ibu tau saya ini putri Direktur umum diperusahaan Aditama. Yah percuma sih saya bicara juga anda tidak bakal tahu apa itu Aditama grup" lanjut nya lagi dengan nada sombong dan merendahkan.
Cih
Lita berdecih, rupanya dia tidak tau siapa wanita dan menantu nya yang tadi dia dorong. Itu adalah Nyonya dan nona besar Aditama.
"Siapa nama ayah mu?"
"untuk apa bertanya? Untuk menghoda papih ku. Dasar ibu dan anak sama-sama ganjen"
Lita sudah akan mengangkat tangan nya untuk menampar Ratna kembali namun ditahan oleh Risa. Dini dan Raka menggelengkan kepala karena kelakuan Ratna dan ibu nya itu. Dini kemudian mengajak untuk pergi dari tempat itu karena ia merasa semakin pusing. Risa melihat anak nya terlihat pucat, menyuruh Raka untuk membawa Dini terlebih dahulu menuju mobil.
"sudah jeng biarkan saja, kita pulang saja" Risa mengajak Lita untuk pergi dari sana, setelah beberapa langkah Risa berbalik dan menghampiri ibu dan gadis kurang hajar itu.
"sepertinya kamu tidak mengenal anakku dengan baik, buktinya kamu tidak tau nama lengkapnya" Risa terlihat tersenyum setelah mengatakan kata menusuk itu.
"Dini Ravanda Aditama. Sudah jelas kan siapa yang kamu sebut gadis miskin dan murahan itu siapa" Ratna dan ibu nya terlihat syok dengan pernyataan wanita paruh baya didepan mereka.
"dan satu lagi, anakku Raka Wijaya Kusuma dan yang kau sebut wanita ganjen itu aku nyonya Wijaya Kusuma" kini Lita yang bersuara lalu pergi meninggal kan ibu dan anak yang sedang terdiam memikirkan kesalahan yang mereka perbuat yang kan mengakibatkan kepada pekerjaan sang ayah. Ibu Ratna terus menyalahkan anaknya yang salah mengira orang dan berkata sembarangan, Ratna terlihat frustasi dengan mengacak-acak rambutnya dengan sangat menyesal mengatakan hal seperti itu.
-------------
*Parkiran
"sayang kamu gak apa-apa?" tanya Raka yang sudah mendudukan Dini di kursi sampng supir mobilnya.
"sepertinya luka lama yang terkena bola itu yang membuat kepalaku pusing"
"kita kerumah sakit sekarang" Dini menarik tangan Raka untuk mencegahnya, ia meyakinkan pusing nya akan segera hilang kalau di bawa istirahat. Dengan berat hati Raka meng'iya'kan perkataan istrinya itu.
"kita tunggu mamah dan bunda dlu baru pergi" Dini mengangguk mendengar ucapan suaminya itu.
Risa dan Lita datang menghampiri anak mereka yang sudah terlebih dahulu duparkiran, Risa khawatir pada anak nya takut terjadi apa-apa, wajahnya terlihat gelisah saat melihat Dini tertidur di mobil Raka.
"mah,,bun"
"Dini gak apa-apakan nak?"
"gak apa-apa katanya bun, tadi aku udah ngajak ke rumah sakit tapi dia gak mau dan bilang mau istirahat ajh"
"ya sudah kamu bawa pulang ya, bunda pulang dulu kalo ada apa-apa langsung telpon ya nak"
"mamah juga mau pulang ya, bawa istri kamu istirahat ya sayang"
Para ibu itu meninggalakan anaknya menuju jemputan mereka dan berlalu menuju kediaman masing-masing. Raka ikut meninggalkan parkiran dan melajukan mobil menuju apartment mereka. Ditengah perjalanan Dini terbangun mengngigat janji dengan sahabat-sahabatnya. Ia melihat ponsel nya dan sudah banyak pesan dan panggilan masuk. Ia tidak sadar dengan ponsel nya karena menggunakan nada silent.
Saat sedang membaca pesan masuk ada telpon masuk ke ponsel nya.
Dhedew is calling
"iya dew"
"Dimana lo, kita udah jadi fosil nunggu kalian" suara kesal dari sebrang sana
"ah iya sory gue lupa sama kalian"
"buruan lo dateng, kita udah kepanasan kalo tau password nya kita udah masuk dari tadi"
"iya iya sory, kalian masuk dlu ajh password tanggal nikah kita" setelah selesai bicara dia memutus kan sambungan telpon lalu tertawa.
"Muka kamu kenapa yangg, abis telepon kok cemberut" tanya Raka tanpa beralih dari pandangan mata kedepan.
"itu yang lain udah di depan apartmen, katanya mereka udah jadi fosil karena menunggu kita yaudah aku suruh masuk ajh dan aku lupa ternyata dikulkas udah gada apa-apa cuma ada air dingin dan sirup" Dini dan Raka tertawa karena mengerjai teman-temannya tanpa disengaja. Saat sedang tertawa dengan suaminya ada telpon masuk lagi ke ponsel Dini.
DeaMutz is Calling
"kenapa lagi? Kan udah masuk kenapa masih telpon, ini gue udah dijalan pulang ko"
"sial lo ngerjain kita ya, udah lama nunggu dan di kulkas lo cuma ada air. Sialan emang"
"haha sorry sorry tadi ada kejadian yang ga ngenakin soalnya jadi kita telat"
"kejaidan apa?" Dea tertanya heran karena Dini dan Raka lama sampainya.
"nanti gue cerita kalo udah sampai, mending kalian pesen makan ajh nanti gue yang bayar buat permintaan maaf gue"
"oke"
Dea memutus kan telpon lalu ia memberitahukan kepada teman-temannya untuk memesan makanan, dan akan di bayar oleh Dini, mereka bersorak.
Raka mendengar perkataan istrinya yang akan membayarkan makanan, ia bingung lalu bertanya,,
"makanan siapa yang mau dibayarin"
"makanan mereka lah, kan kita telat"
"siapa yang bayar nya?"
"kamu lah, kan kamu suami tercinta aku"
"dih, kamu yang janniin aku yang kena"
"gak iklas nih" bibir Dini sudah maju beberapa senti mendengar perkataan suaminya itu.
"iklas ko sayanggg, jangan ngambek ya"
"Bodo" Dini kesal dan memalingkan wajahnya ke luar jendela
Raka melihat itu dan ia berhenti di mini market dan turuh sendiri.
"cih gue ngambek dia malah turun dasar gak peka" gumam Dini didalam mobil yang ditinggal Raka
Beberapa menit menunggu Raka keluar dengan 2 kantung belanjaan di tangannya lalu memberikanya pada Dini. Dini tersenyum melihat isi bungkusan itu.
"eskrimm" Dini melihat Raka sedikit memutar untuk duduk kembali dibelakang setir.
Raka masuk kedalam mobil, bukanya melajukan mobil ia malah meraih ponselnya dan mengetik sesuatu lalu menatuhnya lagi.
"ini buat aku?" tanya Dini
"iya itu buat kamu, aku juga udah transfer Bima buat bayar makanan mereka"
"udah jgan marah lagi ya, maafin aku"
"iya sayangg, terimakasih"
Cup
Dini mencium pipi kiri Raka setelah mengucapkan terimakasih. Raka mengerem mendadak setelah perlakuan istrinya itu.
"kok berhenti yangg, ihh mereka kan udah nu--"
Belum selesai ia berkata, bibirnya sudah di ***** oleh Raka dan sekuat tenaga Dini mendorong suaminya itu untuk berhenti. Setelah terlepas Raka kembali melanjukan mobil nya, Dini hanya diam Raka melirk istrinya itu dan dia tertawa melihat wajah Dini merah seperti udang rebus.
"lagian sok-sok an cium aku duluan, macing-mancing sih"
"ihh lagian bisa ga sih kalo mau cium itu permisi dulu" Dini kesal dan mendiamkan Raka yang terus tertawa.
Sesampainya di apartment Dini turun terlebih dahulu dengan membawa belajaan tadi dam meninggalkan Raka yang baru turun. Dini memasuki lift terlebih dahulu dan menutup nya saat melihat Raka, sebelum pintu lift benar-benar tertutup Dini memeletkan lidah kepada Raka yang terdiam di depan lift.
"Cih,,gimana gue gak cinta imut gitu" gumam Raka, ia salah tinggkah karena kelakuan Dini itu
Dini terlebih dahulu sampai di lantai unit apartment mereka ia meletakan bungkusan di meja makan, dengan wajah cemberutnya ia berlalu menuju kamar meninggalakan teman-tanya yang bertanya keberadaan Raka. Raka masuk langsung di smbut dengan berbagai pertanyaan teman-temanya.
"ngapa tuh bocah? Dateng-dateng manyun aja tuh mulut "
"haha biasa ngambek"
"diapain dia, tapi pas telpin biasa ajh"
"ohh" Raka mengangguk-anggukan kepala nya lalu ia berbisik pada Adi
"abis gue cium"
Adi mendengar perkataan temanya itu langsung melempar Raka dengan bantal yang berada di sofa, Raka menghindar dan ia berlalu menuju kamar untuk berganti pakaian.
*
*
*