NovelToon NovelToon
Pengantin Brutal

Pengantin Brutal

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Kim elly

Kayla terkenal sebagai ratu gelud di sekolah-cewek tempramen, berani, dan udah langganan ruang BK. Axel? Ketua geng motor paling tengil sejagat raya, sok cool, tapi bolak-balik bikin ortunya dipanggil guru.
Masalahnya, Kayla dan Axel nggak pernah akur. Tiap ketemu, selalu ribut.
Sampai suatu hari... orang tua mereka-yang ternyata sahabatan-bikin keputusan gila: mereka harus menikah.
Kayla: "APA??! Gue mending tawuran sama satu sekolahan daripada nikah sama dia!!"
Axel: "Sama. Gue lebih milih mogok motor di tengah jalan daripada hidup seatap sama lo."
Tapi, pernikahan tetap berjalan.
Dan dari situlah, dimulainya perang baru-perang rumah tangga antara pengantin paling brutal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim elly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 26

Malam itu keduanya tidur tak tenang. Gerakan kecil, helaan napas, dan rasa canggung membuat tidur mereka seperti berjaga.

Guling yang semula menjadi dinding pemisah pun entah bagaimana sudah terlempar ke lantai.

Menjelang pagi, udara kamar terasa dingin menusuk, membuat tubuh mereka saling mendekat tanpa sadar.

Axel—yang biasanya cuek—justru menarik Kayla ke dalam pelukannya.

Kayla, dalam setengah sadar, menenggelamkan wajahnya di dada Axel. Hangat. Nyaman.

Dan menenangkan.

Alarm berdering keras. Keduanya tersentak. Kayla membuka matanya, tapi tubuhnya terasa panas. Antara ingin bergerak atau tidak, ia hanya bisa terdiam.

"Ini kenapa sih… kok gue ada di pelukan Axel?" batinnya panik.

Sementara itu, Axel sudah lebih dulu bangun, tapi malu untuk bergerak. "Sialan, kok gue bisa meluk ni bocah ya… mana kepunyaan gue idup lagi." pikirnya kesal pada dirinya sendiri.

Kayla buru-buru bangun, duduk tegak tanpa berani menoleh. Pipi merahnya jelas karena malu.

“Gue… mandi,” ucapnya singkat, lalu segera berlari ke kamar mandi.

Axel hanya terdiam di kasur, menahan rasa ingin...

sekaligus bingung dengan perasaannya.

Setelah mandi dan berpakaian rapi, mereka turun untuk sarapan bersama orang tua Axel.

“Gimana kuliah, Axel?” tanya ayahnya dengan nada tenang sambil menyendokkan nasi.

“Baik, Pah,” jawab Axel sambil mengunyah roti.

“Bisa kamu?”tanya ayahnya.

"Ya baru sehari pah kan kemarin-kemarin ospek dulu."jawab axel.

"Ouh iya ya." Ucap Herman sambil mengangguk.

Sementara itu, ibu Axel tersenyum ramah pada Kayla.

“Kayla, ibu bikin puding. Nanti dibawa ya, dimakan di apartemen.”

Kayla tersenyum sopan, “Iya, Bu. Makasih.”

Axel menaruh sendoknya, lalu berdiri. “Udah, ah. Takut telat.”

“Iya, hati-hati,” ucap Ibu Ami sambil tersenyum.

Kayla pun ikut berdiri, menyalami mereka dengan sopan sebelum pergi bersama Axel.

Di dalam mobil, suasana kikuk kembali terasa. Tak ada satu pun yang berani membuka pembicaraan.

Jalanan macet hanya menambah hening yang menyesakkan. Hingga akhirnya Kayla menaikkan volume musik.

Ia ikut bernyanyi pelan, suaranya mengisi ruang sempit mobil.

Axel melirik sekilas, bibirnya terangkat samar. “Bagus juga suara lo,” ujarnya ringan.

Kayla menoleh sekilas, “Biasa aja,” balasnya cuek.

Ponselnya tiba-tiba bergetar. Sebuah pesan masuk dari Revan: “Pagi cantik, semangat ya.”

Kayla tersenyum tipis sambil membalas pesan itu.

Axel yang mengintip dari sudut mata langsung bertanya, “Chat dari siapa?”

Kayla melirik tajam. “Katanya lo nggak akan peduli sama gue. Kok lo kepo?”

Axel menghela napas, lalu menatap jalanan macet di depannya. “Ya udah.”

Keheningan kembali menyelimuti, sampai Axel tiba-tiba berkata, “Besok ikut.”

Kayla mengernyit. “Laras sama Anya juga pengen ikut.”

“Naik motor, ya,” ucap Axel sambil tetap menatap jalan.

Kayla mendengus, “Pegel, Axel.”

“Nggak akan, kalo udah biasa mah,” jawab Axel sambil tersenyum.

“Ya udah, deh.” Kayla akhirnya mengalah.

Kayla sempat meliriknya lagi. “Lo nggak mabok, kan?”

“Nggak."

" Awas kalo mabok.”

“Kenapa emang?” tanya Axel heran.

“Ngga suka aja,” jawab Kayla ketus.

“Paling dikit…” gumam Axel lirih.

Tak lama, mobil pun berhenti di depan kampus.

“Gue masuk dulu,” ucap Kayla sambil membuka pintu mobil.

“Iya,” jawab Axel, keluar dari mobil sambil menatapnya sekilas.

Sore itu, setelah seharian penuh di kampus, Kayla akhirnya bersantai bersama Anya dan Laras di kosan. Aroma makanan menguar memenuhi ruangan kecil itu, membuat suasana lebih hangat.

“Lo bisa masak, Kay?” tanya Laras sambil mengunyah.

Kayla terkekeh, menggeleng cepat. “Nggak.”

“Belajar lah, Kay,” sahut Anya dengan nada setengah menyuruh.

Kayla mengibaskan tangannya malas. “Males, ah. Ada nasi padang ini, gue suka nasi padang.” Ia tertawa geli sambil melahap rendang.

Laras mendengus. “Dih, lo mah lebih enak masak katanya, sih.”

“Nanti, deh. Gue belum siap,” jawab Kayla sambil tertawa kecil.

Belum lama kemudian, suara notifikasi ponsel Kayla berbunyi. Pesan dari Axel.

Axel: Lapar.

Kayla mengetik cepat tanpa ekspresi.

Kayla: Makan kalo lapar.

Balasan datang secepat kilat.

Axel: Gue depan kosan lo.

Kayla menghela napas berat, lalu bangkit membuka pintu. Benar saja, Axel berdiri di sana.

Rokok terselip di bibirnya, tubuhnya bersandar santai pada tembok kosan.

“Mau makan di sini?” tanya Kayla datar.

“Ngga. Di apartemen aja,” jawab Axel pendek, asap rokok mengepul dari mulutnya.

Kayla melipat tangannya di dada. “Terus gue nginep lagi, gitu?”

“Iya,” jawab Axel ketus, tanpa banyak basa-basi.

Kayla mendengus, kembali duduk. “Bentar, gue abisin dulu makanan gue.”

“Suruh masuk aja sekalian,” bisik Anya.

Kayla terkekeh. “Nggak bakalan mau dia.”

“Lo tau banget sifat si Axel,” timpal Laras sambil mengunyah kerupuk.

“Orang satu SD, satu SMP, kok satu SMA juga pulak,” ucap Kayla malas.

“Ouh gitu, pantesan.” sahut Anya dan Laras bersamaan, matanya berbinar.

Usai makan, Kayla akhirnya berangkat bersama Axel. Di dalam mobil, suasana sunyi. Axel menyalakan rokok lagi, tatapannya lurus ke jalan.

“Beli TV dulu,” ucapnya ketus.

“Terserah,” balas Kayla sambil menatap ke luar jendela.

Mereka berhenti di toko elektronik. Axel menunjuk deretan televisi.

“Pilih, mau yang segede gimana?”

Kayla melirik sekilas. “Ini, deh.” Ia menunjuk TV 43 inch.

“Ya udah, itu aja.” Axel langsung membayar tanpa pikir panjang.

Di perjalanan pulang, kayla membuka percakapan lagi. “Lo mau makan apa? Gue udah makan.”

“Beli Recheese aja,” jawab Axel santai.

“Lo aja yang masuk. Gue males antri,” ucap Kayla sambil memainkan kuku panjangnya.

Axel mendengus, turun tanpa kata, dan membeli satu ekor ayam Recheese.

Setelah sampai di apartemen, Axel memanggul TV besar itu sendirian. Wajahnya tegang, urat-urat tangannya menonjol.

Kayla menutup mulutnya, menahan tawa.

“Kenapa lo?” tanya Axel curiga.

“Nggak kok,” sahut Kayla buru-buru sambil membuka pintu apartemen.

Setelah TV terpasang, Axel duduk sambil makan ayam. Kayla duduk di sebelahnya, menonton drama Korea kesukaannya.

“Makan lagi,” tawar Axel sambil mengunyah.

“Ngga. Tapi gue mau ayamnya satu.” Kayla cepat-cepat meraih potongan ayam.

Axel meliriknya sambil menghela napas. “Kok lo ngga pernah shopping kayak cewek-cewek lain?”

Kayla menoleh sebentar. “Cewek lain siapa maksud lo?”

“Ya cewek lain.”

“Mantan lo, maksudnya?” Kayla menaikkan alisnya.

“Gitu lah.”

Kayla menatap lagi ke TV. “Males.”

“Kenapa males?”

“Ya masih banyak baju gue. Ngapain belanja mulu. Sebulan satu, dua baju cukup lah.”

Axel hanya menggumam. “Ouh gitu…”

Hening sebentar, sampai Axel membuka topik yang lebih berat.

“Si Revan ke mana? Kok pas kita nikah, nggak ada?”

Kayla terdiam, napasnya menurun. “Dia… di Jepang.”

“Kerja?” tanya Axel cepat.

“Iya,” jawab Kayla pelan.

“Pantesan,” gumam Axel.

“Pantesan apa?” Kayla melirik curiga.

“Ngga ada yang ngacak-ngacak pernikahan kita.” Axel terkekeh geli.

Kayla langsung menoleh tajam. “Ngga lucu, Xel.” Tatapannya kosong ke arah TV.

Axel terdiam. “Lo sama Revan, kan?”

Kayla hanya bergumam, “Hmm.”

“Kenapa ngga nikah sama dia aja?”

Kayla menghela napas berat. “Ayah gue ngga suka Revan. Katanya dia orang kampung, ngga cocok sama gue.” Suaranya bergetar menahan sedih.

Axel baru sadar, matanya membesar. “Ouh gitu. Jadi lo… selingkuh dong?”

Kayla menoleh cepat, tatapannya menusuk. “Emang lo peduli?”

Axel gugup, menelan ludah. “Ya… ya peduli lah. Lo kan istri gue.”

Kayla menunduk putus asa. “Kalau gitu… larang gue sama Revan. Berani ngga lo?”

Axel menatapnya dalam. “Kay… dari dulu lo sama Revan, ngga ada yang berani misahin kalian.”

“Ada,” jawab Kayla pelan.

“Siapa?”

“Ayah gue.”

Axel terdiam, lalu mencoba lagi. “Kalau gue larang lo jangan hubungan lagi sama Revan, gimana?”

Kayla hanya mengangkat bahu.

“Tumben kita akur.”

“Ya lo tensinya rendah, jadi ngga ngegas,” jawab axel cuek.

“Jadi selama ini yang salah gue?”

Axel terkekeh kecil.“Iya kali.”

Kayla menatap tajam. “Iya,Yang nyimpen air comberan siapa? Yang kasih gue vlog di baju kelas 2 siapa? Yang masukin baju olahraga gue ke tong sampah siapa?yang kempesin ban motor siapa?hah."

Kayla langsung menunjuknya.

“Euh, sorry Kay… sorry,” ucap Axel dengan senyum kaku.

Kayla mengepalkan tangannya. “Gue pengen nonjok lo, Xel. Sumpah.”

Axel menyeringai menantang. “Nih, tonjok gue.”

“Bener?”

“Iya.”

Kayla tak pikir panjang.

BUG!

Tinju mendarat tepat di pipi Axel.

“Aaakh! Anjir! Sakit!” Axel menjerit kesal, tangannya refleks meraih tangan Kayla dengan kasar.

“Lo mau ngapain? Lo yang nyuruh gue!” teriak Kayla panik.

Axel mendorong tubuh Kayla ke sofa. Kini tubuhnya di atas, wajahnya begitu dekat dengan wajah Kayla.

“Lepasin!” jerit Kayla, matanya membelalak.

Axel tersenyum nakal. “Lo pukul gue… gue akan cium lo.”

Kayla meronta keras. “Nggak mau! Lepasin, Axel anjing!”

Namun Axel tetap menahan, hingga akhirnya melepaskan dengan tawa pendek.

“Brengsek lo!” teriak Kayla, mendorongnya lalu berlari masuk ke kamar dengan wajah penuh amarah.

Axel terdiam di ruang tamu, wajahnya masih terasa sakit, tapi di sudut bibirnya tersungging senyum samar.

1
Wida_Ast Jcy
Hahahha... pandai bangeet bersandiwara ya🤭🤭🤭
Wida_Ast Jcy
hahhaha... nantangi ya kay🤣🤣🤣
Shin Himawari
Asli seru! Cocok dibaca santai dan bikin nagih karena gaya bahasanya ringan tapi relate abis ama kisah anak SMA. semangat terus ya buat author 💪💪🤍
kim elly: makasih kakak 🥰
total 1 replies
mama Al
lah jadi salsa suka sama putra bukan Revan
kim elly: jadian dulu pas camping
total 3 replies
mama Al
putra ini kayak anak mami ya. merengek kalau kemauan gak sesuai ekspektasi. ga cocok gabung sama Axel keras dan kasar.
mama Al
Karena tidak terbiasa dengan putra.
Drezzlle
Ya udahlah cari cowok lain Sa
Drezzlle
mundur dari sekarang daripada sakit belakangan
sunflow
wah.. banyak yang melindungi nih.. 👍👍
Mutia Kim🍑
Makanya jgn asal nembak cewek😅
Mutia Kim🍑
Iya Kayla memang nggak suka, tpi nggak tahu isi hati Revan
sunflow
waduh... apa bakal perang dunia lagi ini? 😄😄
Shin Himawari
good sikaaaat Kayy 🤣🤣 dikira kita cewe jadi takut apaa
Shin Himawari
maksud mama baik Kay, eh tapi di usia Kayla juga aku pikirnya gini. Lu jual gue beli🤣 🤣
Shin Himawari: iyaa bener kak relate pasti di usia segitu🤣
total 2 replies
Rahma Rain
karya nya bagus.. gaya bahasa nya juga bagus. rekomendasi banget ini!!👍👍😲😲
kim elly: 😩😩bahasa anak-anak bandung parah kan ya
total 1 replies
Rahma Rain
kok jadi kompor nih??
Rahma Rain
untung aja kan Kayla nggak suka.
Rahma Rain
ini seriusan kelakuan anak SMA??
Rahma Rain
Kay.. lu mau jadi Mak comblang ini cerita nya 😂
rokhatii
aminnn
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!