NovelToon NovelToon
Dunia Larashati

Dunia Larashati

Status: sedang berlangsung
Genre:Mata Batin / Pihak Ketiga / Tumbal / Kutukan / Spiritual / Iblis
Popularitas:929
Nilai: 5
Nama Author: Adiwibowo Zhen

perjalanan wanita tangguh yang sejak dalam kandunganya sudah harus melawan takdirnya untuk bertahan hidup

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adiwibowo Zhen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

pesugihan gunung kawi

Malam sebelum Yati terpeleset di halaman rumahnya, kabut dari Gunung Kawi menyelimuti bukit bak selimut halus, menyamarkan jejak batu yang licin dan desisan daun pinus yang bersuara mengancam. Di ceruk tersembunyi di bawah pohon beringin dengan akar yang membelit batu nisan kuno, seorang lelaki tua berdiri tegak,jas hitamnya menyerap cahaya bulan pucat, dan ikat kepalanya mengencang di antara rambut putih yang berembun seperti embun pagi.

Di depannya, sesaji terhampar luas: nampan kayu berlapis bunga melati yang layu, mangkuk tembikar berisi bumbu kunyit dan kunyit asam yang berkilau, serta tumpukan piring keramik berisi lauk pauk,ikan bakar yang memancarkan aroma asin, telur rebus yang mengeluarkan bau harum, dan sayur lodeh yang menggoda dengan rempah-rempahnya. Semua tertata rapi seperti lapak pasar malam yang ditinggalkan oleh roh-roh, sementara asap kemenyan putih yang mengepul bertarung dengan asap dupa hitam, menyelimuti udara dengan bau pahit yang menyengat.

Di hadapan lelaki tua itu, sepasang suami istri dari desa tempat Yati dan Manto hidup menunduk, tubuh mereka bergetar seperti daun kering di hembusan angin malam. Perempuan itu memegang lengan suaminya, sedangkan lelaki itu menggenggam ember berisi puluhan anak ayam,suara ayam-ayam kecil itu memekik pelan, kaki-kakinya mencengkeram tanah seolah ingin melarikan diri. “Bisa kamu pastikan ingin menapaki jalan ini?” tanya lelaki tua, suaranya serak seperti batu bergesekan, matanya memancarkan cahaya hijau samar yang berkilau di antara kabut.

Perempuan itu mengangguk, bibirnya bergetar: “Iya, Mbah. Kami sudah memutuskan, apapun resikonya, kami siap. Kami lelah hidup biasa-biasa saja. Kami ingin memiliki banyak harta dan kekuasaan agar warga desa tunduk pada kami. Hidup biasa itu terkadang dapat membuat kami disepelakan dan dihina.” Lelaki itu menyela dengan suara serak, “Kami tak tahan hidup seperti ini, Mbah. Kami iri melihat warga desa yang lebih kaya, di hormati dan disegani. Rasanya indah sekali hidup seperti raja dan ratu.”

Lelaki tua menghela napas, napasnya mengeluarkan aroma kayu bakar yang kental. “Ambisi kalian memang besar. Manusia dengan ambisi yang besar dan cita-cita yang tinggi, jika memilih jalan putih, hanya akan sia-sia. Jika kalian sudah memutuskan untuk mengambil jalan pesugihan ini, sekarang, bawa anak-anak ayam itu.” Lelaki itu mendekat, embernya mengeluarkan desisan lembut. “Iya, Mbah. Ini anak-anak ayam itu.” Lelaki tua membungkuk, jemarinya yang berkerut menyentuh bulu anak ayam yang lembut. “Ini anak ayam yang kalian pelihara, atau anak ayam yang kalian beli dari warga desa?”

Perempuan itu menjawab dengan suara kecil, matanya menunduk ke tanah: “Kami beli dari warga desa, Mbah. Sesuai instruksi, kami beli dari keluarga yang sedang hamil.” Lelaki tua tersenyum, senyumnya mendorong wajahnya yang berkerut. “Bagus. Dengan begitu, setidaknya anak cucumu akan baik-baik saja. Karena yang kau jual adalah nasib warga desa yang sudah kamu beli dengan uangmu. Secara tidak langsung, kamu membeli nasib anak mereka yang masih dalam perut ibunya.”

“Iya, Mbah.”

“Sekarang, potong satu per satu anak ayam itu. Darahnya harus kamu tampung di mangkuk tembikar ini,jangan sampai ada tetes yang jatuh ke tanah, atau roh mereka akan mengejar kalian selamanya.”

Lelaki itu mengambil pisau dapur yang tajam dari nampan sesaji, tangannya bergetar hingga pisau itu berkilau di bawah cahaya bulan. Dia menarik satu anak ayam yang memekik, memegangnya erat, dan memotong lehernya dengan gerakan cepat. Darah merah menyala seperti bunga sepatu mengalir ke mangkuk tembikar, menimbulkan suara derik yang menusuk kesunyian malam. Perempuan itu menutup telinganya, namun matanya tetap menatap, membesar seolah melihat bayangan anak ayam yang terbang ke langit, menyala seperti bintang yang padam. Satu per satu, anak ayam pun dipotong: suara memekik yang memudar, darah menggenang, dan bau daging segar menyatu dengan aroma kemenyan. Setelah beberapa waktu, lelaki itu meletakkan pisau, tangannya berlumur darah. “Akhirnya selesai, Mbah.”

Lelaki tua mengangguk, matanya menatap mangkuk darah yang berkilau. “Baiklah. Kita lanjutkan ritual selanjutnya. Tapi ingat: setiap tahun, kamu harus menyediakan korban berikutnya. Jika tidak, semua yang sudah kamu dapatkan,uang, tanah, harta,akan sirna seperti kabut pagi. Roh korban akan menghancurkan keluarga kalian, membuat anak kalian sakit, dan suamimu kehilangan pekerjaan.”

“Iya, Mbah. Kami siap.”

“Lalu, bagaimana cara mendapatkan korban berikutnya?” tanya lelaki itu, suara penuh harap.

Lelaki tua itu tertawa, tawanya menggema seperti guntur jauh: “Hahha! Itu sangat mudah. Kamu cukup mengadakan acara pengajian. Namun, dalam acara itu, buatlah tumpeng bosok,nasi tumpeng yang dicampur ampas gabar dan ikan asin kecil. Maka, orang-orang yang memakan itu rezekinya akan mengalir kepada kamu. Mereka akan seperti ikan asin yang kering, meski bekerja siang malam, tak akan pernah bisa mengumpulkan rezeki. Ingat, kamu juga harus sering berbagi baju, makanan, bahkan membawa warga desa berlibur ke laut agar citramu baik. Namun, sebenarnya kamu sedang membesarkan doma yang siap disembelih. Siapa saja yang makan tumpeng itu, mereka akan terdaftar sebagai korbanmu. Roh mereka akan bekerja untukmu, memberi kamu uang dan kesuksesan.”

Perempuan itu tersenyum, wajahnya berbinar: “Itu sangat mudah! Warga desa pasti akan suka jika diadakan pengajian,terutama jika saya mengundang Kyai terkenal dari kota. Saya akan memintanya menyebut tumpeng itu sebagai ‘tumpeng berkat’, dan meminta warga untuk memakan itu agar mendapat rezeki. Mereka pasti akan berebut, Mbah.”

“Hahha! Iya, betul sekali. Warga desa selalu mudah tertipu oleh kata-kata ‘berkat’ dan ‘rezeki’.” Lelaki tua membungkuk lagi, suaranya menjadi pelan seperti bisikan angin: “Dan jangan lupa syarat terpenting: kamu harus mencuri pengantin pria saat malam pertama, sebelum dia menggauli istrinya. Kamu harus menggauli dia dulu, sehingga anak-anak yang dia kandung berikutnya akan menjadi tumbal secara otomatis, dan anak-anakmu akan selamat, selama keturunan dari korbanmu terus beranak.”

Perempuan itu mengangguk, wajahnya memerah karena malu: “Sudah, Mbah. Saya sudah melakukannya setengah tahun lalu. Kebetulan sopir saya menikah saat itu. Saya pura-pura memanggilnya untuk urusan kerja, tetapi saya bawa ke kamar saya dan menguncinya. Awalnya dia menolak, tetapi saya mengancamnya dengan pisau. Jika dia tidak mau menggauli saya, saya akan bunuh diri dan saya juga ancam tidak akan membiarkan dia bersenang-senang sebelum menggauli istrinya.”

Lelaki tua menatap suaminya: “Dan kamu? Sudah meniduri gadis pengantin baru sebelum malam pertama mereka?”

Lelaki itu mengangguk, suaranya serak. “Sudah, Mbah. Saya juga sudah melakukannya, dan kebetulan itu saudara dari istri sopir saya. Jadi semuanya lebih mudah dan sudah beres, Mbah.”

Lelaki tua tersenyum, tangannya menyentuh mangkuk darah: “Bagus. Kalian akan sukses besar. Sekarang, ikuti saya,kita akan menyiram darah anak ayam ke akar pohon beringin ini, sehingga roh mereka terjebak dan bekerja untuk kalian selamanya.”

Mereka berjalan ke pohon beringin yang akarnya membelit batu nisan, langkah mereka menyentuh tanah yang basah darah. Kabut Gunung Kawi menyelimuti mereka lagi, menyamarkan sesaji yang berlumur darah dan suara anak ayam yang masih berbisik di udara. Roh-roh yang terjebak mengeluarkan desisan lembut, menyebut nama warga desa yang akan menjadi korban berikutnya,termasuk Yati yang sedang mengandung di rumahnya, jauh dari gunung mistis ini.

1
Aura Angle
wuih ad hot hotnya
Ninik Listiyani
/Sweat//Sweat//Sweat/
Ninik Listiyani
ad y orang kaya Suharti kejam
Ninik Listiyani
kisahnya kya beneran terjadi
Ninik Listiyani
lanjutkan menulisnya
Ninik Listiyani
penasaran untuk cerita selanjutnya
penguasa univers
tak menyangka ,tapi masuk akal 🤭
penguasa univers
💪
cakrawala
terimakasih suportnya/Pray/
penguasa univers
sedih kisahnya
Ninik Listiyani
makin seru sepertinya. akan jadi wanita tangguh👍
Ninik Listiyani
semangat nulisnya kk aku akan jadi pembaca setiamu please jangan berhenti di tengah jalan
Ninik Listiyani
sungguh tragis💪
Ninik Listiyani
berkaca kaca
Ninik Listiyani
kisah yg bagus sepertinya mengerikan penderitaanya
Ninik Listiyani
kasihan sekali 🤣
Ninik Listiyani
semangat aku suka 🤣kisahnya
Ninik Listiyani
membuat terharu kisahnya🤣
Ninik Listiyani
mengharukan🤣
IRINA SHINING STAR
saya juga mampir kak... pas aku baca ceritanya nggak tau kenapa pengen nangis.. 🙏 semangat terus ya kak
cakrawala: ea tentu pemula harus saling suport 💪👍
total 6 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!