NovelToon NovelToon
Salah Baca Mantra

Salah Baca Mantra

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Menikah dengan Musuhku / Preman
Popularitas:68.4k
Nilai: 5
Nama Author: Santi Suki

Dyah Galuh Pitaloka yang sering dipanggil Galuh, tanpa sengaja menemukan sebuah buku mantra kuno di perpustakaan sekolah. Dia dan kedua temannya yang bernama Rian dan Dewa mengamalkan bacaan mantra itu untuk memikat hati orang yang mereka sukai dan tolak bala untuk orang yang mereka benci.

Namun, kejadian tak terduga dilakukan oleh Galuh, dia malah membaca mantra cinta pemikat hati kepada Ageng Bagja Wisesa, tetangga sekaligus rivalnya sejak kecil. Siapa sangka malam harinya Bagja datang melamar dan diterima baik oleh keluarga Galuh.

Apakah mantra itu benaran manjur dan bertahan lama? Bagaimana kisah rumah tangga guru olahraga yang dikenal preman kampung bersama dokter yang kalem?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Galuh dan Bagja saling melirik. Pandangan itu seolah menyimpan banyak pertanyaan yang belum pernah mereka bicarakan sebelumnya. Topik soal anak, jujur saja, tidak pernah benar-benar mereka singgung. Semuanya terlalu cepat, mulai dari lamaran, akad, pindah rumah. Kini, pertanyaan sederhana dari Bu Kania mendadak membuat udara di ruang tengah jadi lebih berat.

“E… itu sedikasihnya sama Allah,” jawab Bagja tenang, seolah sudah menyiapkan kalimat itu jauh-jauh hari.

“Iya, Bu. Jika Allah sudah berkehendak, tidak akan ada yang bisa menolaknya,” sambung Galuh, mencoba menutupi kegugupannya dengan senyum manis.

Bu Kania mengangguk, wajahnya penuh keseriusan seorang ibu. “Benar. Tapi, kita sebagai manusia harus berdoa dan berikhtiar juga, kan? Kalau memang ingin segera punya anak, berarti jangan pakai KB. Tapi kalau ingin menunda, ya harus jelas pakai KB. Jangan sampai kebobolan. Niatnya menunda, tapi buang benih di dalam, ya, kemungkinan besar malah jadi calon bayi.”

“Apa?!” suara Galuh meninggi tanpa sadar. Seketika ia melirik ke arah Bagja dengan tatapan kaget.

Ucapan itu seperti petir yang menyambar telinganya. Ia langsung teringat pada kebiasaan suaminya. Hampir setiap kali mereka melakukan hubungan, Bagja tidak pernah menahan diri. Semua selalu dititipkan di dalam. Refleks, Galuh menempelkan kedua telapak tangannya ke perut sendiri, matanya melebar.

“Apa di dalam sini sudah ada calon bayi aku dan Bagja?” batinnya gemetar.

Pipi Galuh panas, seolah terbakar. Ingatannya berlari ke malam-malam sebelumnya, bagaimana Bagja bisa dengan mudah meminta jatah, tanpa peduli pagi, sore, atau malam. Bahkan tadi ketika Bagja pulang dari puskesmas dan ia masih sibuk membereskan rumah, suaminya dengan santai bisa menarik pergelangan tangan dan mengajaknya masuk kamar.

“Ish, dasar Bagja. Dia itu, ya, enggak pernah berhenti. Kalau sampai aku langsung hamil gimana?!”

Bayangan itu membuat wajahnya makin merah. Kedua tangannya kini menangkup pipinya, berusaha menutup rasa malu yang memuncak. Semua orang jelas bisa melihat perubahan warna di wajahnya.

“Khem!” Bagja berdeham pelan, mencoba membuyarkan lamunan Galuh. Tatapannya penuh arti, "tenang, jangan dipikirkan terlalu berlebihan."

Bagi Bagja, tidak ada masalah apakah Galuh langsung hamil atau tidak. Sejak awal melamar, ia sudah menyiapkan diri. Baginya, menikahi Galuh berarti juga siap menjadi seorang ayah kapan pun waktunya tiba.

Pak Wira yang duduk di samping istrinya, pelan-pelan mencolek lengan Bu Kania. Wajahnya memberi isyarat, “jangan bikin menantu malu terlalu jauh.”

Bu Kania hanya menghela napas kecil, meski dalam hati ia tetap menyimpan harapan agar Galuh tidak menunda kehamilan. Sebenarnya, pikiran itu datang karena ia sempat mendengar obrolan di dapur kemarin.

Mih Ella—neneknya Bagja—bertanya pada Nini Ika kenapa jarang ikut kumpul para manula. Dengan nada lelah, Nini Ika menjawab bahwa ia semalam kurang tidur. Katanya, malam-malam di rumah terasa berisik sama suara Galuh dan Bagja saat melakukan malam pertama mereka. Tentu saja dua nenek-nenek itu langsung tertawa geli, sambil bergumam senang karena sebentar lagi mungkin mereka akan menjadi nenek buyut.

Waktu bergulir. Setelah salat Isya, suasana rumah lebih hening. Bagja menggandeng tangan istrinya menuju kamar. Bagi Galuh, ini bukan ruangan asing. Saat masih kecil, ia sering berlarian di sini, bahkan kadang sembunyi dari Nini Ika ketika disuruh mandi.

Begitu masuk, Galuh menatap sekeliling. “Kamar kamu tidak banyak berubah, ya? Paling cuma ranjang sama lemari baju.” Ia mengedarkan pandangannya, penuh rasa ingin tahu, seakan bernostalgia.

“Ya, begitulah,” jawab Bagja santai, tangannya menyibak gorden jendela agar angin malam bisa masuk.

Galuh kemudian menunjuk ke sudut ruangan, tepat di mana meja belajar berdiri menghadap jendela. “Oh iya, kenapa meja belajar kamu dihadapkan ke kaca jendela? Apa enggak panas kena sorot matahari saat kamu sedang belajar?”

Bagja hanya menyeringai, bibirnya terangkat sebelah. Ia tidak menjawab, hanya menatap Galuh dengan tatapan penuh rahasia. Ada alasan tersendiri yang ia simpan, sesuatu yang membuatnya memilih posisi itu. Namun, untuk saat ini, ia lebih suka membiarkan Galuh penasaran.

1
Noor hidayati
tadi kepasar mereka naik apa,kan berempat,ada mamanya bagja dan galuh,kok pulangnya sendiri sendiri🙈
Ita rahmawati
nah loh ketauan kan mantranya 😂
Sugiharti Rusli
eh terkadang karena kebanyakan suka tidak terpakai nanti sama si bayi yang sekarang tuh cepat besar dari saat new born yah😆😆😆
🌸Santi Suki🌸: bener 😁
total 1 replies
Sugiharti Rusli
apalagi para calon nini" yang pasti antusis dan bisa rebutan serts kalap tuh memilih keperluan sang calon cucu
Sugiharti Rusli
kalo belanja keperluan bayi tuh, apalagi anak pertama selalu antusias yah, apalagi bagi kedus keluarga besar Bagja maupun Galuh yang anak semata wayang dari kedua ortunya😆😆😆
Sugiharti Rusli
entah apa nanti yang akan terjadi kalo si Bagja baca isi buku itu yah, apa dia akan percaya tulisannya di dalamnya tuh🤭🤭
Sugiharti Rusli
nah lho tuh buku pakai acara ketemu lagi sama si Bagja😁😁😁
Esther Lestari
terima kasih sudah up thor....Bagja dan Galuh bikin kangen
🌸Santi Suki🌸: 🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
sryharty
Alhamdulillah akhirnya up juga
🌸Santi Suki🌸: 🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Hary Nengsih
akhirnya up juga dh bolak balik saking kangen nya
🌸Santi Suki🌸: 🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Aurel
Lanjut 😍😍😍
Nabil Az Zahra
dah sbar aja ja, anggaplah galuh pelangi dlm rumah tangga klian, atau nano" gada galuh gak rame🤭😄😄😄,
🌸Santi Suki🌸: 😁😁😁😁😁
total 1 replies
Esther Lestari
Akhirnya Ryan berhasil meyakinkan Koh Ahong, kalau apa yang dikatakan Michael hanyalah kebohongan
Nabil Az Zahra
untung kmu gak surat"n luh ma bagja, klo rumah jauh yg msti surat"n apa gak rpot kmu? 😄😄
Esther Lestari
semoga berhasil Ryan
Nabil Az Zahra
meski dlm kekurangan tp msa" skolah dulu adlh msa" pling bahagia.
🌸Santi Suki🌸: 👍👍👍👍👍
total 1 replies
Sugiharti Rusli
semoga toko sembakonya berkembang dan bertambah besar yah Ryan, dengan tekat yang kuat dan doa tulus dari si Meylin juga
Sugiharti Rusli
apalagi si Ryan sudah membuktikan pengorbanannya buat Meylin dengan membuka toko sembako, walo belum besar tapi dia sudah melangkah dan sedang berproses juga
Sugiharti Rusli
apalagi kalo itu diberikan ke Meylin, nanti segala tanggung jawab masalah beralih ke Meylin dan ibarat kata bukan untung malah buntung si Meylin
Sugiharti Rusli
bisa jadi si Michael mau menikahi Meylin karena dia melihat ada peluang dari koh Ahong tuk menyelamatkan pabriknya yah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!