Gabriella Alexia Santoro. Seorang gadis cantik yang begitu dingin dan cuek. Kedatangan nya ke sekolah baru, membuat siapa saja terpesona. Termasuk dengan most wanted yang terkenal sangat cuek dan galak. Samudra Tri Alaska. Ketua geng motor Alaska yang berdarah dingin. Kebiasaan nya mengirim orang-orang ke rumah sakit sudah senter terdengar di seluruh penjuru kota. Namun aksinya itu tidak pernah sampai membuatnya di tangkap oleh polisi. Karena ayahnya yang seorang komandan militer. Namun, kedatangan Gabby si gadis super cuek dan dingin membuat nya berubah. Pesona Gabby mampu meluluhkan hati keras Samudra
Guys!! Ini novel pertama ku disini, bantu support yaaa🤗
Kalo ada kesalahan mohon koreksi, biar aku bisa belajar dari kesalahan dan memperbaiki nya😘
Happy reading guys....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nasella putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Claudia Damariva Rakhshan
“Dimana Gabby? Apa dia sudah bangun?” Tanya Rosetta yang tidak mendapati sang cucu perempuan nya di meja makan.
“Kak Gabby ga ada di kamarnya nek”
Suara Gani dari arah tangga membuat semua orang menoleh.
“Tidak ada di kamarnya? Apa dia sudah berangkat?” Beo Zerga bertanya-tanya.
“Mungkin saja, mobilnya tidak ada di halaman” Sahut Zavier.
“Benarkah? Tapi kapan? Nenek tidak melihat nya turun sedari tadi” Ucap Rosetta.
“Mungkin kakak memang lagi buru-buru nek, gapapa, nanti kita cek di sekolah” Sahut Gabrian mencoba menenangkan sang nenek.
“Baiklah, nenek akan buatkan sarapan untuk Gabby, kalian antarkan ya?”
“Baik nek”
Jawab seluruh cucunya dengan serentak kecuali Zayn dan Zavier.
.
.
.
“Sydney? Kenapa harus Sydney? Kenapa ayah bawa ibu ke sana? Dan kenapa ayah kasih tau orang tuanya Samudra?”
Gabby bermonolog sendiri di atas jembatan yang sering ia kunjungi setiap malam nya.
BROOM!!!
Gabby menoleh ke asal suara dan melihat sebuah mobil berhenti di dekatnya. Seseorang pun keluar dari dalam mobil dan berjalan menghampiri Gabby.
“Lo?”
Gabby mengernyit heran melihat kedatangan nya Claudia. Gadis itu berdiri di hadapan nya dengan tatapan yang tidak bisa Gabby mengerti.
“Lo udah dewasa. Harusnya lo mulai berpikir” Ucap Claudia.
“Berpikir untuk apa?” Tanya Gabby.
“Untuk hal yang telah hilang” Jawab Claudia.
Gabby semakin mengernyit dalam.
“Apa maksudnya? Lo siapa? Dan kenapa, lo selalu datengin gue? Apa kita pernah punya masalah sebelumnya?” Cecar Gabby.
“Claudia, nama gue, Claudia Damariva Rakhshan” Ucap Claudia penuh penekanan.
Gabby terdiam untuk mencerna apa yang di katakan oleh Claudia. Gabby merasa heran, mengapa Claudia selalu menekankan namanya setiap kali ia bertanya.
Tak berselang lama, Claudia pun berbalik pergi meninggalkan Gabby.
“Hei! Tunggu!”
Gabby menatap kepergian mobil Claudia yang menjauh darinya.
“Apa yang dia maksud? Kenapa dia selalu menyebut namanya seperti itu? Apa ada sesuatu di dalam namanya? Claudia, Damariva, Rakhshan? Claudia? Gue bahkan baru nemu orang dengan nama Claudia”
Gabby terus berpikir dengan begitu keras.
.
.
.
“Gimana kemarin? Lo ga di hukum yang berat-berat kan?” Tanya Aries.
“Cuma dapet SP gue” Jawab Samudra dengan begitu santainya.
“Jadi bener lo cuma dapet SP1 doang. Kok bisa sih?” Tanya Gama.
“Kalo kata orang-orang, lo sama Gabby cuma dapet SP1 karena ternyata, walinya Gabby itu Osvaldo! Pengusaha terkenal! Eh, lo kemarin ketemu kan sama dia, minta foto ga lo sama dia? pengen liat dong gue” Cecar Gama.
“Gam, temen lagi kena musibah lo malah nanyain kayak begituan, gimana sih lo?” Tegur Aries.
“Hehe.. Sorry res..”
“Btw, Gabby siapanya Osvaldo? Bukannya Osvaldo cuma punya dua anak laki-laki ya?” Tanya Gama lagi.
“Kayaknya sih paman nya” Jawab Samudra.
“Widih! Hoki banget tuh cewek, bisa jadi keponakan dari seorang Osvaldo!”
Aries hanya bisa geleng-geleng kepala dengan ocehan Gama.
“Kak Sam! Yuhuuu!!!”
Samudra memejamkan matanya dengan malas saat mendengar suara yang tak asing di telinga nya.
“Pagi kak Sam! Hari ini, aku bawain sarapan buat kak Sam! Aku bikin kentang, sosis sama ada sayur-sayuran nya nih”
Nora dengan begitu semangat memberikan sebuah kotak makan pada Samudra.
“Gue udah sarapan di rumah. Lo makan aja sendiri” Ucap Samudra yang lalu melenggang pergi meninggalkan Nora yang sudah cemberut.
“Kalo ga di makan buat gue aja” Ujar Gama.
Nora langsung menarik kotak bekal nya lalu berbalik pergi begitu saja.
Aries terkekeh geli melihat ekspresi Gama. Aries pun menepuk-nepuk pundak Gama lalu membawanya pergi untuk menyusul Samudra.
.
.
.
Gabby yang sedang berjalan di lorong koridor menjadi tontonan semua orang yang ada di sekitar nya. Mereka yang melihat kedatangan Gabby bahkan sudah berbisik-bisik.
“Cewek penggoda dateng tuh!”
“Cih! So cantik banget!”
“Masih berani masuk dia?”
“Tebel juga tuh muka, setelah kemarin terang-terangan cium pangeran gue!”
“Ga tau malu ih!”
Gabby tentu bisa mendengar bisikan-bisikan dari sekitar nya, namun ia memilih untuk tidak terlalu memusingkan gunjingan orang-orang yang tidak tau apapun.
Gabby yang terus berjalan tanpa sadar melintas di hadapan Samudra. Samudra yang berhenti dan memperhatikan Gabby, sedetik kemudian ia mencekal tangan Gabby dan menghentikan langkah gadis itu.
“Gabby!”
Gabby yang tiba-tiba saja di tarik tentu terkejut, namun ia tetap mengatur ekspresi wajahnya. Gabby hanya menatap Samudra dengan tatapan polosnya.
Sementara Samudra sudah mengukir sebuah senyuman.
“Lo...”
Gerp.
Suara terkesiap kembali terdengar. Semua orang melotot dan menganga saat melihat Samudra yang dengan tiba-tiba memeluk Gabby.
“Gue seneng lo disini...” Ucap Samudra.
Gabby hanya bisa terdiam tanpa tau apa yang sedang Samudra lakukan saat ini.
Samudra pun menguraikan pelukan nya dan kembali menatap Gabby, kali ini dengan senyuman yang begitu lebar.
“Lo udah sarapan? Kebetulan gue belum sarapan, kita sarapan yuk!”
Tanpa menunggu jawaban dari Gabby, Samudra sudah menarik dan membawa Gabby menuju kantin.
“Lah? Bukannya tadi dia bilang dia udah sarapan di rumah?” Beo Gama.
Aries hanya bisa mengendikan bahunya seraya melenggang pergi hendak menyusul Samudra.
Gama yang bingung menggaruk kepalanya yang tidak gatal, namun selanjutnya ia pun ikut menyusul Samudra menuju kantin.
.
.
.
“Lo mau yang pisang, strawberry, coklat, atau vanilla?”
Samudra menjajarkan beberapa kotak susu di hadapan Gabby. Gabby hanya bisa berkedip melihat banyaknya makanan yang di beli oleh Samudra.
“Gapapa, ambil aja, kalo lo suka semuanya, ambil aja semuanya, semuanya buat lo. Ini, menurut gue roti ini yang enak, dia rasa coffee gitu, rotinya lembut, jadi lo ga akan susah makannya, manisnya juga pas kok, ga terlalu”
Samudra terus menjelaskan beberapa makanan yang ia beli lalu memberikan nya pada Gabby.
Dan Gabby, gadis itu hanya mengambil satu kotak susu vanilla dan sebuah roti yang di sodorkan oleh Samudra.
Kedua nya pun mulai memakan sarapan dengan tenang, dengan samudra yang terus menatap mata Gabby. Dan jangan lupakan senyuman Samudra yang begitu lebar.
“Baru kali ini gue ngeliat Samudra senyum, manis banget!”
“Foto! Foto! Tapi jangan sama si Gabby nya!”
“Gimana caranya? Dia ngalangin soalnya!”
“Kok Samudra bisa senyum gitu sih di depan si gatel?”
“Samudra kayaknya udah kena guna-guna tuh cewek!”
“Dasar tukang sihir! Dia pasti udah pelet Samudra!”
Nora yang mendengar semua bisikan-bisikan itu pun semakin mengepalkan tangannya sedari ia melihat Samudra yang sedang sarapan bersama dengan Gabby. Dan karena sudah tidak tahan, Nora pun berjalan menghampiri meja Samudra dan Gabby.
“Kak Sam...”
Nora menatap Samudra dengan wajah yang memelas.
“Kak Sam lagi ngapain disini?” Tanya Nora.
“Lo punya mata? Lo liat gue lagi makan?” Balas Samudra dengan ketus dan malas.
“Tapi... Tadi kak Sam bilang, kak Sam udah sarapan di rumah...”
“Kata siapa? Gue dateng pagi-pagi buta! Mana sempet sarapan!”
Mendengar itu, hati Nora benar-benar terasa begitu sakit. Nora menatap tajam Gabby yang sedang memakan roti yang di belikan oleh Samudra dengan begitu tenang dan anggun. Tangan Nora melayang hendak menjambak rambut Gabby, namun tangannya tiba-tiba saja di tarik dan di pelintir.
“Akh! Sakit! Lepasin! Kak Sam! Tolongin! Dia mau nyakitin aku!”
Gabby dan Samudra di buat bingung dengan Claudia yang tiba-tiba saja datang dan memiting tangan Nora tanpa ekspresi.
“Lo ngapain?” Tanya Samudra tanpa ekspresi.
Claudia tidak menjawab, ia terus memegang tangan Nora dengan begitu keras, hingga beberapa saat, Claudia pun akhirnya melepaskan cengkraman nya.
“Sstt!! Kak Sam... Sakit...”
Nora dengan cepat berlari ke samping Samudra dan mengadu pada Samudra.
“Ya ke UKS lah”
“Anter...”
“Lo ga liat gue lagi ngapain? Lo masih bisa jalan, pergi sendiri”
Melihat penolakan dari Samudra membuat Nora begitu kesal. Ia pun pergi begitu saja dengan perasaan yang mendidih.
Sementara saat ini, Gabby dan Claudia masih saling menatap satu sama lain.
“Lo bukan korban kecelakaan kan?” Tanya Claudia.
Gabby menggelengkan kepalanya dengan perlahan.
“Cih!”
Claudia berdecih lalu berbalik dan melenggang pergi bersama teman-teman nya.
Sementara Gabby di belakang sana masih menatap kepergian Claudia dengan bingung.
“Duduk lagi, sarapannya belum habis” Ucap Samudra dengan suara yang begitu lembut.
Gabby pun tersadar dan dengan cepat menoleh pada Samudra. Ia pun kembali duduk di kursinya namun masih dengan pikirannya yang tertuju pada Claudia.
.
.
.
.
TBC.