NovelToon NovelToon
Eternal Love

Eternal Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / CEO / Hamil di luar nikah / Percintaan Konglomerat / Angst
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Jemiiima__

Cinta itu manis, sampai kenyataan datang mengetuk.
‎Bagi Yuan, Reinan adalah rumah. Bagi Reinan, Yuan adalah alasan untuk tetap kuat. Tapi dunia tak pernah memberi mereka jalan lurus. Dari senyuman manis hingga air mata yang tertahan, keduanya terjebak dalam kisah yang tak pernah mereka rencanakan.

‎Apakah cinta cukup kuat untuk melawan semua takdir yang berusaha memisahkan mereka? Atau justru mereka harus belajar melepaskan?

‎Jika bertahan, apakah sepadan dengan luka yang harus mereka tanggung?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jemiiima__, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 20

...Eternal Love...

...•...

...•...

...•...

...•...

...•...

...🌻Happy Reading🌻...

‎Namun di antara semua keramaian itu, Yuan hanya sesekali menatap Reinan dalam diam. Api unggun memantulkan cahaya hangat di wajah kekasihnya. Dan dalam hati, ia berjanji berbeda dengan masa lalu suram kakaknya hubungan ini akan ia jaga, apapun risikonya.

‎Malam semakin larut, dan api unggun sudah mulai meredup. Namun, efek alkohol baru benar-benar terasa.

Taesung berdiri dengan mata setengah terpejam, sambil menunjuk ke arah pohon.

"Bos... liat deh... pohon itu... mirip anda kalo lagi marah di kantor... tegang banget!"

Setelah itu ia malah tertawa ngakak sendirian.

Joseph tak kalah parah. Ia berusaha memainkan gitar yang sejak tadi dipeluknya, tapi nada-nadanya berantakan. Saking mabuknya, ia salah nyanyi dan malah mencampur tiga lagu sekaligus, membuat Minji menepuk-nepuk meja sambil tertawa sampai hampir terjungkal.

"Yah... aduh... gue udah gak kuat lagi..." ucap Minji dengan suara sengau. Kepalanya sudah berat, matanya merah.

Reinan segera meraih bahunya dengan sigap. "Ayo, Minji. Kita masuk ke tenda, lo harus tidur."

Dengan penuh kesabaran, Reinan memapah sahabatnya itu yang jalannya sudah goyah. Minji sempat protes manja, "gue nggak mau tidur! Gue mau denger Yuan nyanyi!"

Reinan hanya menggeleng sambil menahan tawa, "Lupakan, dia gak bakal nyanyi."

Sementara itu, Yuan menghadapi tantangan lebih besar.

Ia berdiri di depan dua pria mabuk total taesung yang masih ngoceh nggak jelas, dan Joseph yang terus menyanyikan lagu patah hati dengan suara sumbang.

"Bangun. Masuk tenda sekarang!" tegas Yuan.

"Bos... saya gak bisa jalan. Kakiku berat... kayak ada beban dunia di sini," keluh Taesung sambil menepuk-nepuk kakinya sendiri.

Yuan menghela napas panjang, lalu menarik lengan asistennya itu. Dengan sedikit seretan, akhirnya Taesung bisa digiring ke tenda.

Baru saja ia keluar, Joseph sudah jatuh terkapar di kursi lipat dengan gitar menindih perutnya.

"Jo! ," panggil Yuan datar.

Tak ada respon.

"Kalau lo gak masuk sekarang, gue bakar gitar itu," ancamnya.

Mendengar itu, Joseph mendadak bangkit dengan semangat setengah sadar. "TIDAAAK! Gitar guee!"

Yuan hanya menggeleng, lalu dengan susah payah mengapit lengannya dan setengah menyeretnya ke dalam tenda.

Beberapa menit kemudian, semua sudah terkapar di dalam Minji meringkuk di sleeping bag dengan tenang, Taesung mendengkur dengan posisi miring aneh, dan Joseph memeluk gitarnya seolah itu bantal.

Yuan keluar tenda dengan wajah sedikit kusut, lalu melihat Reinan duduk di dekat api unggun yang tinggal bara. Reinan tersenyum kecil sambil menepuk ruang di sampingnya.

"Capek ya?" tanyanya.

"Seperti mengurus tiga anak kecil," gumam Yuan, membuat Reinan tertawa pelan.

Yuan akhirnya duduk di sampingnya. Untuk beberapa saat, mereka hanya diam, mendengarkan suara malam. Reinan menyandarkan kepala di bahu Yuan, berbisik, "Tapi seru kan? Gak sia-sia kita ajak mereka."

Yuan menoleh sekilas, lalu menaruh tangannya di atas tangan Reinan. "Seru... tapi hanya kalau kamu ada di sini."

‎Sebelum kembali ke tenda, Yuan menggandeng tangan Reinan untuk berjalan sebentar mengelilingi area perkemahan. Udara malam terasa sejuk, langit bertabur bintang, dan hanya suara jangkrik yang terdengar menemani langkah mereka.

‎Tak jauh dari sana, Reinan melihat sebuah pohon besar dengan hiasan lampu kecil yang digantung, berkilauan lembut. Dari cabang pohon itu, ada sebuah ayunan sederhana yang terbuat dari papan kayu dan tali.

‎Mata Reinan berbinar. "Eh, ada ayunan! Romantis banget..." Ia menoleh pada Yuan dengan senyum penuh keyakinan. "Kamu ya yang nyiapin ini semua?"

‎Yuan terkekeh pelan, menggeleng. "Bukan aku. Itu fasilitas dari tempat camping seperti nya."

‎Reinan langsung manyun, bibirnya mengerucut. "Ish, aku kira kamu yang nyiapin!"

‎Melihat ekspresi itu, Yuan menahan senyum, lalu dengan nada menggoda berkata, "Kalau kamu mau, aku bisa pura-pura bilang aku yang nyiapin. Mau?"

‎Reinan mendelik setengah malu. "Gak usah!"

‎Yuan hanya tersenyum, lalu menepuk ayunan pelan. "Duduklah."

‎Reinan menurut, duduk di atas ayunan sambil menatap Yuan yang berdiri di hadapannya. Yuan kemudian perlahan mendorong ayunan itu, membuat Reinan terayun pelan.

Reinan masih terayun pelan ketika tiba-tiba bulir kecil dingin jatuh mengenai tangannya. Ia mendongak, dan tak lama kemudian titik-titik air mulai semakin banyak.

‎"Eh... hujan?" gumam Reinan.

‎Dalam hitungan detik, gerimis berubah jadi deras. Lampu-lampu kecil di pohon mulai basah, dan suara hujan menggantikan canda tawa mereka barusan. Yuan langsung menarik tangan Reinan.

‎"Ayo, kita harus cari tempat berteduh!" katanya cepat.

‎Mereka berlari di tengah hujan, sandal dan sepatu becek, rambut serta pakaian mereka basah kuyup. Tapi bukannya menemukan tempat hangat, satu-satunya bangunan terdekat ternyata... area parkiran mobil.

‎Dengan langkah tergesa, Yuan membuka pintu mobilnya dan mempersilakan Reinan masuk lebih dulu. Begitu pintu ditutup, suara hujan terdengar jelas menghantam atap mobil, membuat ruang sempit itu terasa semakin intim.

‎Reinan duduk sambil menggosok lengannya yang dingin. Pakaian basah menempel di kulitnya, membuatnya menggigil. Yuan cepat-cepat membuka bagasi kecil, mengeluarkan selimut tipis , handuk kecil dan kemeja yang kebetulan selalu ia simpan.

‎"untung aku bawa ini" ucap Yuan, lalu menyodorkan handuk kecil.

‎Reinan menyambut dengan senyum tipis. "Terima kasih..." katanya lirih, mulai mengeringkan wajah dan rambutnya. Sementara itu Yuan ikut melepas jas dan kaus yang basah, menyampirkannya ke kursi agar tidak menetes terlalu banyak.

‎Hujan semakin deras, menampar kaca mobil dengan ritme tak beraturan. Di dalam kabin yang sempit dan hangat, Reinan menarik selimut tipis ke pundaknya, tubuhnya masih sedikit menggigil. Yuan duduk di sebelah, menatapnya dengan tatapan campuran khawatir dan lembut.

‎"Dingin?" suara Yuan pelan.

‎Reinan mengangguk kecil, lalu tanpa ragu menyandarkan kepala di bahunya.

‎Keheningan yang hanya ditemani suara hujan membuat jarak di antara mereka terasa semakin tipis. Yuan menoleh sedikit, dan saat itu wajah Reinan sudah begitu dekat. Nafas hangatnya menyapu pelipis, bibirnya hanya tinggal sejengkal.

‎Tanpa aba-aba, Reinan lebih dulu mendekat. Bibir mereka bersentuhan ringan, singkat, seperti percikan api. Tapi begitu Yuan menanggapi, ciuman itu berubah lebih dalam , hangat, lambat, namun penuh intensitas. Selimut yang menutupi bahu Reinan melorot pelan, membiarkan kulitnya bersentuhan dengan jari-jari Yuan yang menyusuri lengannya.

‎Reinan menghela napas kecil di sela ciuman, jemarinya terangkat, menyentuh garis rahang Yuan lalu menelusuri ke tengkuknya. Gerakan sederhana itu membuat Yuan merasakan getaran merambat di seluruh tubuhnya.

‎Ciuman mereka makin dalam, lidah saling menyapa, sesekali terputus hanya untuk menghirup napas yang kini berat.

"Boleh?"

‎Yuan merengkuh pinggang Reinan, menarik tubuhnya lebih dekat hingga dada mereka bertemu. Panas tubuh melawan dinginnya udara di luar.

‎Dengan inisiatif Reinan bergeser naik ke pangkuan Yuan, lututnya menekan jok mobil. Napasnya memburu, matanya berkilat di cahaya redup dashboard. "Disini?..." bisiknya.

‎Yuan hanya menjawab dengan ciuman lain, lebih menuntut, lebih berani. Tangannya menelusuri punggung Reinan, merasakan tiap lengkung tubuh polosnya. Setiap sentuhan menyalakan sensasi yang membuat Reinan menunduk, bibirnya menempel di leher Yuan, memberi jejak basah yang membuat pria itu mengerang rendah.

‎Mobil itu berembun, kaca dipenuhi uap panas napas mereka. Hujan di luar seolah menutupi dunia, membiarkan hanya mereka berdua di dalam ruang sempit ini.

‎Gerakan mereka makin intens, bukan sekadar ciuman, tapi tarikan, erangan tertahan, dan bisikan nama yang berulang-ulang. Reinan menekan dahinya ke dada Yuan, tubuhnya bergetar bukan lagi karena dingin. Yuan memeluknya erat, menenggelamkan wajahnya di rambut Reinan sambil berbisik parau, "Aku gak akan ngelepasin kamu, gak sekarang, gak akan pernah."

Malam itu, hujan, mobil, dan selimut tipis menjadi saksi bagaimana mereka saling menyerahkan diri dengan penuh rasa liar tapi tetap penuh cinta.

1
Asya
Orng yg sdh terobsesi mmnk nggk bisa di sepelekan yah
Jemiiima__: ngeri memanggg
total 1 replies
Asya
Nggk usah khawatir lah rei sama yuan, dia biss ngelakuin apa aja, jdi biarin sih biang kerok itu berulah
Asya
Lah??
Xlyzy
rahasia perusahaan mknya di tutupin🤭
bluemoon
sumpah itu si Rui pengen aku sentil biji mata nya
Jemiiima__: sentil aja beb biar kapok ;(
total 1 replies
sjulerjn29
berharga gak tuh... meleleh deh hati reinan. tapi syukurlah rui di tangkep
Jemiiima__: akhirnya drama Rui selese ;(
total 2 replies
Aquarius97 🕊️
dia bukan suka tapi terobsesi
Jemiiima__: betuuul
total 1 replies
Aquarius97 🕊️
Jangan mau Reiiii
Aquarius97 🕊️
Lah kenapa dia sering muncul sihhhh...
Asya
Yahh ktmu lagi d tmpat yang sama
Asya
Nyapa doang😆
Asya
kedengeran aneh yahh di telinga mu reinan? 😆
Asya
banyak🤣
Asya
gugup nggk tuh🤭🤣
Afriyeni Official
untung Yuan cepat datang
Afriyeni Official
ngancem nih ngancemm
Afriyeni Official
ish,, si Rui ini ganjen amat kagak ada kapok kapoknya
Dasyah🤍
huaaa,sini bag adek didik jadi baik orang ganteng ngak boleh gitu
Jemiiima__: kasih paham Rui beb 😌
total 1 replies
Dasyah🤍
plis deh Thor, kenapa orang seganteng banget ini jadi orang jahat yang benar aja
Jemiiima__: ga tega sebetulnya tp gmn yaa wkwk next deh jd pu ruinya /Facepalm/
total 1 replies
Dasyah🤍
ni orang ganggu aja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!