NovelToon NovelToon
One Night, More

One Night, More

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Starry Light

✍🏻 Sekuel dari novel Saoirse 📚



"Bahkan kau tidak akan menemukan cinta yang sama untuk kedua kalinya, pada orang yang sama. Dunia tidak sebaik itu padamu, Tuan. Meskipun kau punya segalanya." ucap Mighty penuh penekanan.

"Aku dan dia adalah dua orang yang berbeda, tanpa perlu kau banding-bandingkan. Dan tidak ada orang yang benar-benar sama, sekalipun mereka kembar identik!" Mighty menghentakkan kakinya, meluapkan emosi yang sudah lama memenuhi dada.

Mighty terjebak dalam permainan nya sendiri, melibatkan seorang duda berusia 35 tahun, Maximilian Gorevoy.



Ikuti kisah mereka yaaa😉

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Starry Light, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 09

Thor mendekati istrinya yang berada di balkon kamar, wanita cantik itu menatap lurus kearah taman kecilnya yang penuh dengan berbagai macam bunga cantik. Di sana, Max terlihat mengamuk dan menghancurkan taman indah yang selalu dirawatnya dengan penuh kasih sayang.

"Darl," panggil Thor lembut, ia menghela napas berat setelah mengikuti arah pandangan sang istri.

"Apa kau yakin ingin menikahkan Max dan Mighty?" tanyanya, namun sang istri tak bergeming, membuat Thor langsung memeluknya dari belakang. "Jangan mendiamkan ku, aku tidak bersalah apapun." bujuknya agar sang istri mau bicara.

Alla melepaskan tangan Thor yang melingkar di pinggang langsingnya, lalu membalikkan tubuhnya dan menatap sang suami. "Aku ingin Max menikahi Mighty, bagaimana pun caranya!" ucapnya dengan nada rendah.

"Boleh aku tahu apa alasannya?" tanya Thor, karena secara tidak langsung, Alla memberikan tanggung jawab padanya, untuk membuat Max setuju menikah.

"Karena aku tidak ingin kehilangan cucu-cucu ku, mereka adalah penerus keluarga ini." jawabnya, Thor mengerti arah pemikiran istrinya. Namun seharusnya Alla tidak bersikeras menikahkan Max dan Mighty.

"Baiklah, kita akan menikahkan mereka besok. Sesuai keinginanmu," ujar Thor berjanji. Meskipun ia yakin jika ada alasan lain yang Alla sembunyikan, namun alasan yang Alla berikan sudah cukup kuat untuk menikahkan Max dan Mighty.

....

Keesokan harinya, Mighty terlihat bingung karena Olga menyuruh nya mengenakan gaun putih sederhana. Bahkan Olga membawa beberapa orang untuk membantunya bersiap, meskipun bingung, tapi ia menuruti semuanya hingga selesai.

"Bibi, kita akan pergi kemana?" tanyanya ketika berada dalam sebuah mobil.

Wanita berambut pirang itu menatap Mighty sesaat. "Saya juga tidak tahu, Nona." jawab Olga berbohong. Tentu saja ia tahu kemana mobil itu kan membawa mereka, namun bukan prioritas nya untuk memberitahu Mighty.

Mighty terlihat lesu mendapatkan jawaban yang tidak sesuai dengan kehendak hatinya, mengerucutkan bibir merahnya dan menghentak-hentak kecil kakinya, serta sesekali mengusap perutnya.

"Apa nona ingin sesuatu?" tanya Olga, melihat Mighty mulai bosan.

Wanita hamil itu menggelengkan kepalanya. "Kapan kita akan sampai?" tanyanya sedikit merengek. Membuatnya terlihat manis Dimata Olga.

"Sebentar lagi," jawabnya sambil melirik sang supir yang ada didepan melalui kaca spion.

Mighty percaya saja, ia tidak tahu bahasa Rusia, membuat perjalanan terasa semakin lama, karena sepanjang jalan masih sangat asing baginya. Hingga saat mobil yang ia tumpangi berhenti disebuah gedung berwarna putih, bertuliskan Zapis' Aktov Grazhdanskogo Sostoyaniya.

"Bibi, tempat apa ini?" tanya Mighty setelah keluar dari mobil, ia terlihat semakin bingung dengan tempat asing itu.

"Ini ...." Bibi Olga juga terlihat bingung menjelaskan nya.

"Kalian sudah datang?" ucap Alla menghampiri mereka. Wanita 60 tahun itu tampak cantik dengan dress putih tulang, dan sebuah blazer hitam

Membuatnya terlihat elegan dan semakin menawan diusianya.

"Nyonya," ucap Olga menundukkan kepalanya, Alla mengangguk samar.

"Ayo kita masuk, pernikahan akan segera dimulai." ujarnya mendekati Mighty. "Jangan membuat ulah, dan ikuti semua proses nya." ucapnya dengan dingin, lalu berjalan masuk dalam gedung itu terlebih dahulu.

"Mari, Nona." ajak bibi Olga.

Meskipun ragu, Mighty mengikutinya masuk kedalam. "Bibi, siapa yang akan menikah?" tanyanya polos.

Bibi Olga menggandeng tangannya dan mengusap lembut. "Nona akan segera tahu." jawabnya, lagi-lagi ia tidak bisa menjawab pertanyaan Mighty, membuat wanita cantik itu mendesah pelan.

"Baiklah, aku mengerti." gumamnya pelan, ia mengerti jika banyak sekali aturannya jika bekerja dengan keluarga Gorevoy.

.....

Tangan Mighty bergetar hebat, saat akan membubuhkan tanda tangannya diatas selembar kertas putih. Sebab itu bukan kertas biasa, melainkan sebuah kertas yang menyatakan jika dirinya sudah menjadi istri Maximilian Gorevoy.

Sungguh diluar dari rencananya yang ingin pergi jauh dari keluarga Gorevoy, namun ia malah terikat secara resmi. Jika ia masih pada rencana awalnya, mungkin ia akan dengan senang hati menandatangani kertas itu.

Akan tetapi kini ia sudah mengubah rencananya, ia sudah melupakan dendam dan sakit hatinya. Ia hanya ingin hidup tenang bersama calon kedua anaknya. Dan sayangnya semua rencana itu hanya tinggal rencana, karena ia terjatuh, terjerat, dan terikat kuat oleh keluarga Gorevoy.

"Bisakah kau lakukan lebih cepat! Aku tidak tahan berada disini!" bisik Max dengan suara tegas, matanya menatap datar.

Mighty menoleh kearah Max, menatap wajah pria yang kini resmi menjadi suaminya. Tadinya ia berpikir, jika pernikahan hanya sebuah kesepakatan diatas kertas, yang bisa dengan mudahnya ia akhiri. Namun entah mengapa kini pandangannya tentang pernikahan berbeda.

Mampukah ia bertahan dan hidup selamanya dengan pria kasar seperti Max? Pria yang arogan dan tidak punya belas kasihan. Mempertahankan sebuah ikatan suci dan sakral, membangun keluarga bahagia bersama anak-anak nya nanti.

"Ehemmm," Alla berdehem, membuat Mighty kembali menatap lembaran kertas putih berisi deretan tinta hitam. Dengan keraguan yang masih memenuhi hatinya, ia membubuhkan tanda tangannya.

Setelah semua dokumen dan surat-surat itu selesai mereka tanda tangani, mereka melanjutkan prosesi foto bersama. Meskipun tidak ada senyum dalam setiap kilatan lensa kamera, namun foto itu terlihat sempurna, dengan wajah-wajah tampan, tegas, cantik, dan dingin dari masing-masing.

"Sudah selesai bukan?" tanya Max yang terlihat sangat muak.

"Hemm, pergilah." usir Alla, ia tahu jika putranya sangat kesal dan masih marah padanya.

Tanpa mengucapkan sepatah kata, Max langsung pergi begitu saja. Bahkan ia tidak melirik Mighty sama sekali, karena pernikahan itu tidak berarti apapun baginya.

Alla melirik Mighty yang sejak tadi hanya diam dan menundukkan kepalanya, salah satu hal yang tidak ia sukai. Melihat orang yang tidak punya rasa percaya diri, seperti yang dilakukan Mighty sekarang.

"Olga, bawa dia kembali." ujarnya, ia keluar gedung ZAGS tanpa menoleh kebelakang.

"Nona, sebaiknya kita pulang." Olga menyentuh lengan Mighty yang terasa dingin.

Mighty menatap wajah Olga dengan mata berkaca-kaca, kesedihan dan tekanan terlihat dari sorot matanya yang berair. Olga tersenyum dan menyentuh pipi mulusnya. "Semua akan baik-baik saja," ucapnya menguatkan.

Seakan ia tahu jika Mighty butuh kata-kata itu untuk kembali melangkah, membuat air matanya langsung mengalir. Baru saja kemarin ia menemukan sosok ibu dalam diri Alla, tapi hari ini ia sudah kehilangan lagi. Bahkan Alla terasa seperti orang asing, benar-benar asing.

"Sudah, jangan menangis disini." bisiknya menggandeng tangan Mighty berjalan keluar gedung.

"Bagaimana bisa semuanya baik-baik saja?" katanya dengan suara sangat pelan.

"Jangan putus asa, kau bahkan belum melangkah maju." sahut bibi Olga memberikan semangat.

Mighty menghentikan langkahnya. "Menurut bibi, berapa lama aku akan menjadi istri Max?" tanyanya.

Bibi Olga tersenyum dan kembali menarik tangan Mighty untuk berjalan. "Tentu saja selamanya," sahutnya. Ia tahu jika Max pria yang baik, mungkin saat ini Max terlihat kasar, kejam, dan arogan. Namun ia yakin jika itu karena Max sedang marah.

Semua orang akan menunjukkan sisi buruknya saat marah, atau emosi. Termasuk Max. Tapi itu bukan sifat Max yang sebenarnya, mungkin Max keras kepala, tapi menurut Olga, Max adalah pria yang baik, bijaksana, dan penuh kasih sayang.

*

*

*

*

*

TBC

1
Susapril Deping
Siap Thor
Elly Salmon
lanjutkan. sampe lahiran 👍
Ids Manurung
gas update thor
Susapril Deping
Bagus Kok thor Ceritanya.
Aryati Ningsih
semua karyamu aku senang Thor ..lanjut sampai selesai ya ..
Cucu Nurhasanah
di tungguin banget up nya thor🙏
Cucu Nurhasanah
di tunggu bucinmu max😍
Cucu Nurhasanah
maaf Thor... ga biasa komen, yg jelas karyamu selalu d tunggu/Kiss/
Aryati Ningsih
semangat Thor ..paling suka baca novelmu
Aryati Ningsih
lanjut Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!