NovelToon NovelToon
Kemuliaan Cinta Pada Tuan Pemarah

Kemuliaan Cinta Pada Tuan Pemarah

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pernikahan Kilat / Obsesi / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:8.5k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Aliza Azzahra harus menikah dengan laki-laki yang menjebaknya. Aliza di grebek warga bersama Dhafian, seorang pria yang sengaja mengatur rencana agar bisa menikahi dirinya untuk tujuan pembalasan dendam.
Dhafian hanya ingin membalaskan dendam atas kematian ayahnya yang berkaitan dengan Paman Aliza. Orang yang selama ini tinggal bersama Aliza saat kedua orangnya meninggal dalam kecelakaan.
Meski Aliza mengetahui pernikahan itu untuk dendam. Tetapi tidak satupun rahasia suaminya yang tidak dia ketahui. Dhafian kerap kali berterus terang kepadanya.
Bagaimana Aliza menjalani pernikahannya dengan pria yang dipenuhi dengan dendam.
Apakah kemuliaan hatinya mampu menaklukkan seorang Dhafian?
Lalu bagaimana perjalanan pernikahan mereka berdua yang penuh dengan lika-liku, air mata dan diwarnai dengan keromantisan tipis-tipis.
Mari para pembaca untuk mengikuti ceritanya dari bab 1 sampai akhir, jangan boom like dan jangan suka nabung Bab.
Ig. ainunharahap12.
Ig. ainuncefeniss

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 26 Seperti Ada Sesuatu.

Aliza menuruni anak tangga pagi-pagi seperti ini yang sudah cantik seperti biasa.

"Bi!" Aliza memanggil pelayan yang kebetulan lewat dari hadapannya saat sudah sampai di lantai bawah.

"Melihat tuan Dhafian?" tanya Aliza.

"Mungkin ada di kolam renang Nona. Soalnya biasanya hari Minggu seperti ini tuan Dhafian akan berenang pagi-pagi," jawab Bibi.

"Baiklah terima kasih," ucap Aliza.

"Nona mau dibuatkan sarapan apa?" tanya Bibi.

"Saya memakan sarapan yang sudah ada saja, nanti saya mau sarapan akan ke dapur sendiri," ucap Aliza.

"Baiklah Nona kalau begitu," sahut Bibi dengan menganggukkan kepala yang langsung berlalu dari hadapan Aliza.

Karena mengetahui suaminya berada di kolam renang yang membuat Aliza langsung menuju kolam renang.

"Sebaiknya hati-hati dan jangan sampai Dhafian mengetahui bahwa ada yang ke rumah sakit tempat Mela dirawat," langkah Aliza terhenti ketika mendengar suara itu.

Aliza melihat yang ternyata menelepon adalah Reno yang membuat Aliza bingung. Reno menyadari kehadiran Aliza yang membuatnya langsung menutup telepon tersebut.

"Apa yang kau lakukan di sana?" tanya Reno dengan suara berat yang langsung memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya.

"Maaf tuan, saya hanya ingin bertemu dengan suami saya," jawab Aliza.

"Lalu apa kau lihat dia ada di sini dan seharusnya jika kau tidak melihat dia ada di sini, kau tidak perlu berdiam diri di sana!" tegas Reno.

"Maaf tuan," ucap Aliza menundukkan kepalanya yang langsung membalikkan tubuhnya.

"Aku berharap apapun yang kau dengar ditelepon tidak kau pikirkan, itu hanya telepon biasa," ucap Reno.

"Jika telpon biasa kenapa harus mengatakannya," batin Aliza penuh dengan kebingungan.

Aliza yang tidak ingin berlama-lama di sana dan akhirnya memilih untuk pergi daripada dia berurusan dengan Reno.

"Aku harus berhati-hati dengan wanita itu, dia hanya terlihat lugu," batin Reno yang masih melihat kepergian Aliza.

Reno tampak tidak tenang sebenarnya dan entahlah apa yang ada dipikirannya saat ini.

Aliza yang berjalan tampak buru-buru dengan kepalanya yang masih menoleh ke belakang.

Bruk

Alhasil karena tidak melihat jalan dia bertabrakan dengan suaminya sendiri dan untung saja Bian yang kedua bahunya agar istrinya itu tidak tersungkur ke belakang.

"Apa kau tidak bisa berjalan menggunakan mata hah!" umpat Dhafian.

"Maaf tuan, saya tidak sengaja," jawabnya.

"Selalu meminta maaf," umpat Dhafian yang mengatur nafas panjang dan membuang perlahan kedepan.

"Lalu apa yang membuatmu buru-buru seperti ini?" tanya Dhafian.

"Saya tadi mencari tuan untuk sarapan bersama dan Bibi mengatakan biasanya hari Minggu seperti ini tuan menghabiskan waktu di kolam renang dan saat saya ke kolam renang tidak melihat tuan, saya hanya melihat tuan Reno," jawab Aliza.

"Aliza tidak setiap hari aku harus sarapan bersamamu, aku banyak pekerjaan dan tidak harus dilakukan apa-apa bersama denganmu!" tegas Dhafian.

"Saya juga tidak meminta apa-apa dilakukan bersama. Hanya saja karena saya tahu ini hari Minggu dan makannya berniat untuk mengajak tuan sarapan bersama," jawab Aliza.

"Tapi aku tidak punya waktu dan harus pergi," ucap Dhafian berlalu dari hadapan istrinya dan Aliza menahan tangan suaminya.

"Tuan pergi bersama dengan tuan Reno?" tebak Aliza.

"Kau sudah melihatnya ada di sini yang artinya memang ada hal penting yang harus dikerjakan dan jangan bertanya lagi," jawab Dhafian.

"Apa tuan ingin ke rumah sakit?" tanya Aliza membuat Dhafian mengerutkan dahi.

"Aliza orang yang datang ke rumah sakit untuk melihat ibuku bukanlah orang sembarangan. Hanya aku yang bisa pergi ke sana dan maka dari itu aku sangat marah kepadamu karena sudah berani memasuki rumah sakit," jawab Dhafian.

"Itu artinya, tuan Reno sendiri juga tidak punya kebebasan untuk melihat ibu Mela," batin Aliza.

"Kau benar-benar membuang waktuku," ucap Dhafian yang langsung berlalu dari hadapan istrinya dan Aliza sudah tidak menahan suaminya itu lagi.

"Ya Allah, kenapa hamba merasa seperti ada sesuatu yang tidak beres. Om dari suami hamba sepertinya menyembunyikan sesuatu. Hamba bukannya berburuk sangka, tetapi hamba merasa ada sesuatu dan entahlah apa itu, hamba juga tidak bisa menduganya," batin Aliza dengan perasaan yang saat ini tidak tenang.

*****

Aliza yang berada di supermarket yang berbelanja beberapa keperluan rumah. Aliza memasukkan apa yang dia butuhkan ke dalam troli belanjaannya.

"Aliza!" Aliza menoleh ke sebelahnya ketika menyadari bahwa Mayang dan Arum ada di sana.

"Tante," Aliza menyapa dengan tersenyum dan mencium punggung tangan Arum. Aliza juga tersenyum kepada Arum yang seperti biasa sangat jutek kepadanya.

"Kamu sedang berbelanja kebutuhan rumah?" tanya Mayang.

"Benar Tante. Tante juga?" tanya Aliza.

"Iya. Kamu mungkin tidak lupa jika hari Minggu seperti ini, sudah waktunya untuk berbelanja keperluan rumah dan biasanya kamu dengan Arum yang berbelanja," ucap Mayang.

"Mama jangan mengungkit hal itu lagi. Kita sebaiknya belanja saja, Arum tidak mengatakan masih banyak pekerjaan," ucap Arum yang seperti biasa sangat muak jika berpapasan dengan sepupunya itu.

"Arum, kamu tidak boleh bicara seperti itu!" tegur Mayang.

"Jika Bibi dan Arum ingin berbelanja maka belanja lah, Aliza juga akan melanjutkan untuk berbelanja," ucap Aliza yang sama sekali tidak ingin mengganggu.

"Tidak apa-apa Aliza! Kita akan belanja sama-sama," sahut Mayang.

Aliza serba salah yang mengetahui jika sepupunya tidak ingin berbelanja dengannya dan sementara Mayang tidak masalah jika mereka harus berbelanja bersama.

Arum mau tidak mau akhirnya berbelanja bersama yang bahkan mereka juga saling mempertanyakan kebutuhan satu sama lain. Arum sejak tadi hanya diam saja memperlihatkan wajah cemberutnya yang sangat tidak suka dengan suasana seperti itu dan apalagi jika bukan karena keberadaan Aliza.

Akhirnya mereka menyelesaikan belanja mereka masing-masing dan sudah membayar di kasir.

"Aliza bagaimana jika kita makan siang dulu, kita sudah lama tidak makan siang bersama!" ajak Mayang.

Aliza melihat ke arah Arum yang pasti sangat tidak suka.

"Aliza kamu tidak boleh menolak. Bibi tidak tahu kapan lagi memiliki waktu seperti ini. Kamu jarang-jarang datang ke rumah Bibi dan mungkin suami kamu juga tidak memperbolehkannya. Jadi apa salahnya kita makan siang bersama. Atau suami kamu ikut dan sekarang sedang menunggu kamu?" tanya Mayang.

"Tidak Bi, kebetulan Aliza sendiri," jawab Aliza.

"Kalau begitu tidak ada salahnya kita makan siang bersama," ucap Mayang.

"Baiklah kalau begitu Bibi," sahut Aliza yang akhirnya setuju karena juga merasa tidak enak yang harus menolak permintaan dari orang yang selama ini ada di hidupnya

"Assalamualaikum!" tiba-tiba saja di tengah pembicaraan mereka ada yang menyapa mereka dan ternyata itu Ardito.

"Walaikum salam," sahut Mayang dan yang lainnya.

"Maaf jika saya mengganggu," ucap Ardito dengan menundukkan kepala.

"Tidak apa-apa Ardito. Kamu ternyata ada di sini juga," sahut Mayang.

"Kebetulan saya tadi ada keperluan dan tidak sengaja melihat tante dan juga Arum dan Aliza. Sangat tidak sopan jika saya tidak menyapa," jawab Ardito.

"Kebetulan kamu ada di sini dan kami ingin makan siang bersama. Kamu tidak keberatan jika kita makan siang?" ajak Arum secara tiba-tiba yang membuat Aliza menoleh ke arahnya.

"Saya sama sekali tidak keberatan, saya justru merasa sangat terhormat jika diajak makan siang," jawab Ardito.

Aliza melihat terus ke arah Arum dan sepertinya Arum sengaja untuk mengajak Ardito makan bersama mereka.

Bersambung......

1
Naufal Affiq
lama kali lak kedik si reno ini terbongkar,enak kali hidup nya
Naufal Affiq
menantu idaman
partini
menghilangkan noda darah tuh gampang pakai sabun mandi dah kinclong
Dyah Oktina
kapan kelanjutannya nih thor.... d tunggu banget loh ...💪🏻💪🏻😍
partini
pecah perawan
partini
sehh demo
Reni Septianing
lanjut kan up banyak2 kak😁 sudah penasaran ini.
partini
lanjut
Retno Harningsih
up
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
lanjut
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
jgn izinin Thor.. jangan izinkan dhafian buat begitu pada isterinya
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
dhafian bodoh isteri Baik2 malah mau pameran ke orang haram dilihat...
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
kasihan Aliza
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
lalu Arum sama Aditho
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
dhafian nyosor ke kampung tapi terus nyosor ke rumah Aliza..ya Allah
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
arum n Aliza sepupuan lucky adalah adik beradik ayahnya Aliza dan sekaligus wali Aliza
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
akh memang suka kisah wanita Bercadar
Wicih Rasmita
next Thor
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!