NovelToon NovelToon
Gadis Yang Kalian Singkirkan

Gadis Yang Kalian Singkirkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mengubah Takdir / Cewek Gendut
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: nita kinanti

Niat hati hanya ingin membalas perbuatan sepupunya yang jahat, tetapi Arin justru menemukan kenyataan yang mengejutkan. Ternyata kemalangan yang menimpanya adalah sebuah kesengajaan yang sudah direncanakan oleh keluarga terdekatnya. Mereka tega menyingkirkan gadis itu demi merebut harta warisan orang tuanya.

Bagaimana Arin merebut kembali apa yang seharusnya menjadi miliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nita kinanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25. Fashion Show

Ken mengusap bekas luka itu dengan ibu jarinya. Tanpa bertanya pun Ken tahu bekas luka itu karena apa. Itu adalah bekas luka sayatan karena percobaan bu*uh di*i. Tidak mungkin dugaannya salah.

Mungkinkah Arin mencoba mengakhiri hidupnya karena kejadian malam itu?

"Rin... Ini... ?"

Arin menarik paksa tangannya, hingga terlepas dari cengkeraman Ken.

"Apa yang ingin dibicarakan?" Arin mengalihkan pembicaraan. Dia tidak mau membicarakan masalah itu, dan tidak akan pernah mau membahasnya lagi sampai kapanpun.

Ken berdehem. Menetralkan raut wajahnya yang sempat terlihat sendu karena rasa bersalah yang semakin dalam menggerogoti hatinya.

"Aku sudah menyelidiki perusahaan Laksmana ketika perusahaan itu masih dipegang papamu. Perusahaan itu tidak pernah mengajukan pinjaman ke bank atau ke pihak manapun. Seluruh modalnya, beras dari kakekmu, Bima Laksmana. Dia satu-satunya investor di perusahaan itu. Juga tidak ada catatan jika perusahaan itu pernah mengalami kebangkrutan. Itu artinya-"

"Itu artinya perusahaan papa tidak punya hutang dan tidak pernah di sita," potong Arin sebelum Ken menyelesaikan kalimatnya. "Itu semua hanya akal-akalan Om Pandu untuk merebut semuanya dariku? Begitu, kan?"

Ken tidak menjawab, tapi tatapannya seakan mengatakannya iya.

Kenyataan ini membuat Arin ingin menangis. Kenapa? Kenapa mereka tega melakukan itu kepadanya? Delapan belas tahun dia hidup dalam penderitaan yang ternyata diciptakan oleh pamannya sendiri. Arin sangat kecewa.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang?"

"Tetap pada rencana semula. Kamu ambil sertifikat rumah itu. Itu dulu yang penting. Jika sertifikat rumah itu masih atas nama ayahmu, maka semuanya bisa kembali kepadamu."

* * *

Akhir pekan,

Hari ini Pandu berada di rumah setelah dua hari berada di luar kota.

"Dulu papaku sering menyimpan barang-barang penting di dalam brangkas. Apa Om juga melakukannya?" tanya Arin ketika mereka tengah menikmati makan siang.

Di belakang Pandu, Arin diperlakukan seperti pembantu, tapi tidak di depan Pandu. Arin tetap ikut makan bersama di ruang makan jika pamannya itu sedang di rumah. Pandu bahkan tidak tahu jika Fatma telah menukar kamar Arin dengan kamar pembantu.

Arin sendiri tidak mengerti kenapa Fatma harus menyiksa dirinya secara sembunyi-sembunyi. Bukankah mereka sama-sama berniat jahat kepadanya, kenapa tidak mereka lakukan bersama-sama saja?

"Kenapa tiba-tiba menanyakan itu, Rin?" balas Pandu.

"Tidak apa-apa. Aku hanya ingat kebiasaan papa lalu penasaran apa Om Pandu juga mempunyai kebiasaan yang sama," jawab Arin tenang. Tatapan hangat yang Arin tunjukkan seakan mengatakan kalau dia sangat menyayangi laki-laki itu padahal dalam hatinya Arin begitu membencinya.

"Mulai lagi," gumam Fatma yang terlihat begitu muak jika Arin mulai membicarakan orang tuanya.

"Om Pandu selalu mengingatkan aku pada papa. Mereka kakak beradik. Jadi, apa salahnya? Kalau Om Pandu tidak mau menjawab juga tidak apa-apa," tukas Arin membalas Fatma.

"Apa perlu membicarakan orang yang sudah meninggal ketika di meja makan? Apa tidak ada topik yang lebih menarik untuk dibahas?" kata Fatma dengan nada ketusnya. Dia memang sangat sensitif dengan sesuatu yang berhubungan dengan keluarga Arin.

"Ya sudah, kalau begitu kita bicarakan pernikahan Tania saja. Pernikahan mereka tiga bulan lagi, kan?"

"Itu bukan urusanmu!" jawab Fatma lebih ketus dari sebelumnya. Pandu sampai menggelengkan kepalanya dengan sikap Fatma.

"Oh ... iya ... Dimana Tania, Ma?" Pandu baru sadar jika Tania tidak makan bersama mereka.

"Dia ada peragaan busana di hotel mawar, sore nanti. Dia berangkat lebih awal untuk bersiap-siap. Fitting pakaian, make up dan sebagainya. Papa tahu sendiri lah."

"Oh... begitu rupanya. Dia sibuk sekali sampai aku jarang bertemu dengannya."

* * *

Sore harinya,

Arin sudah berada di hotel mawar, dimana Tania akan melakukan peragaan busana.

Kali ini Arin tidak tampil seadanya. Dia tampil glamour bak sosialita. Busana modis dipadukan dengan perhiasan mahal nan elegan membuat Arin terlihat begitu berkelas.

Arin datang bukan tanpa alasan. Perusahaan Aji Saka mendapat undangan ekslusif untuk menghadiri acara ini dan Arin datang mewakili perusahaannya.

Selain itu Arin juga sedang mencari model untuk dijadikan brand ambassador untuk merk pakaian ekslusif keluaran perusahaannya.

Peragaan busana sudah di mulai. Arin duduk di deretan paling depan bersama orang-orang penting dan terkenal.

Arin menyaksikan para model dengan anggun diatas catwalk. Hingga giliran Tania yang melenggang di depan Arin.

Arin mengamati model-model itu satu persatu, termasuk Tania. Meski awam di dunia modeling, Arin bisa menilai jika dibandingkan model lainnya, Tania tidaklah istimewa. Bahkan bisa dibilang dia di bawah rata-rata. Tetapi entah kenapa dia bisa mengikuti peragaan busana paling bergengsi di negeri ini.

Arin membuang jauh pikiran soal Tania. Dia tidak mau kebenciannya pada Tania membuatnya tidak objektif dalam memilih model yang sesuai dengan karakter brand perusahaannya.

Tidak sampai satu jam, peragaan busana selesai. Arin pun pergi ke belakang panggung.

"Selamat ya, Bu Siska. Acaranya sukses. Karyamu sangat luar biasa," ucap Arin menghampiri empunya acara.

"Terima kasih, Bu Arin. Saya merasa sangat tersanjung atas pujian anda. Dan saya juga merasa terhormat Bu Arin mau menyempatkan waktu menghadiri acara ini."

"Ngomong-ngomong, sepertinya kita seusia. Bisakah kita memanggil nama saja agar lebih akrab?"

"Tentu saja. Itu terdengar lebih baik," jawab Arin. "Aku ingin bertanya sesuatu, jika kamu tidak keberatan."

"Ya, silahkan tanyakan saja," jawab Siska ramah.

"Aku ingin tahu dari agensi mana model-model ini berasal. Aku tertarik dengan beberapa orang model dan aku berencana untuk menjadikan mereka brand ambassador untuk produk ekslusif perusahaanku."

"Model-model ini berasal dari agensi Lovely. Aku bisa memberikan nomor telepon pemilik agensi itu. Atau kamu mau aku kenalkan langsung dengan pemiliknya? Dia ada di sini sekarang."

"Oh... itu lebih baik," jawab Arin.

"Baiklah, ayo." Siska mengajak Arin menemui pemilik agensi agar bisa berdiskusi secara langsung.

Tak lama Arin pun bertemu pemilik agensi yang menaungi model-model tadi. "Itu dia." Siska menunjuk seorang laki-laki yang sedang berbicara di tengah-tengah para model. Sepertinya laki-laki itu sedang mengucapkan terima kasih karena model-modelnya telah tampil dengan sangat baik.

"Azka, maaf mengganggu. Aku ingin mengenalkanmu pada seseorang." Siska menginterupsi Azka yang tengah berbicara dengan model-modelnya. Tak ayal semua mata langsung tertuju pada mereka, termasuk Tania yang sampai melotot tidak percaya.

"Siapa?" bisik Azka. Laki-laki itu tampaknya sudah cukup akrab dengan Siska. Terlihat dari cara bicara mereka yang tidak ada sungkan-sungkannya.

"Dia Arina, direktur perusahaan Aji Saka dari kota X. Kamu pasti pernah mendengar namanya." Siska balas berbisik.

"Astaga... " Azka menutup mulutnya, sejurus kemudian menghadap Arin, memasang senyum secerah mungkin lalu berkata, "Halo Bu Arina, senang berkenalan dengan anda. Aku tidak percaya akhirnya bertemu dengan pemilik brand fashion yang sangat terkenal di mancanegara," ucap Azka penuh hormat. Dia terlihat begitu menyanjung Arin.

Tania membeku di tempatnya melihat adegan ini. Arin yang dia anggap hanya seorang buruh pabrik berubah menjadi orang yang sangat disegani dan dihormati.

1
Makhfuz Zaelanì
ini lanjut ga sih thor🤔
Randa kencana
Ceritanya Sangat menarik
Soraya
heran knp bukan pandu yang merawat Arin pdhl dia pamannya Arin kok malah mbok Darsih yang merawat Arin
Soraya
good Airin
Soraya
penasaran lanjut thor
Soraya
mampir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!