Kael pemuda yang menjalani hidup yang damai di dunianya dia hanya peduli dengan game, Novel , latihan, bertarung, dan mengasah berbagai ilmu bela diri yang ia kuasai.
Semua terasa biasa… sampai hari itu tiba.
Dalam perjalanan pulang dari tempat latihan, Kael hanya ingin tidur dan memulihkan tenaga agar dia bisa membaca dan bermain game nya.
Namun saat membuka mata, ia bukan lagi berada di rumah.
Ia terbangun di tengah hutan, di bawah pohon, dengan suasana yang bisa di bilang terlalu nyata… namun anehnya, semua pemandangan ini persis seperti dunia dalam game dan novel yang pernah ia baca dan mainkan.
tanpa petunjuk dan sekarang dia harus tau cara bisa bertahan di dunia ini.
"haha...ini gila...."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuu Ri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 26
RUANG PERAWATAN AKADEMI
Kael, Raphfael dan Lilith sedang beristirahat sambil Yura memeriksa luka-luka yang mereka dapat akibat pertarungan tadi.
"Sudah ku bilang Bu, kami tidak apa-apa karna Kael menyembuhkan kami" Fael memakai kembali kemeja miliknya
"Kael? Sihir penyembuhan mu dapat menyembuhkan luka separah itu?" Nada kecurigaan Yura menatap Kael
Kael melirik ke Yura sejenak antara ingin mengiyakannya atau mencari jawaban lain "Iya begitulah"
"Mustahil, siswa akademi bisa langsung menguasai sihir kuat seperti itu? Ditambah lagi kau baru murid tahun pertama" Yura masih tidak percaya oleh kata-kata Kael tentang sihir penyembuhan miliknya
"Kenapa ibu tidak percaya? sudah ada contohnya juga saat aku dan dia bertarung dan terluka parah" Nada suara Fael yang penuh dengan kebenaran perlahan membuat Yura perlahan-lahan mulai menyerah dan mempercayainya
"Kael itu kuat lho" Suara lembut dari Lilith yang mencoba meyakinkan Yura
Klak...
Suara pintu terbuka dan dari baliknya Claris dan Lyla masuk ke dalam, Claris berjalan ke arah Kael sambil membawa kemeja baru yang ia beli
"Ini kemeja mu" Claris meletakannya di pangkuan Kael lalu dia duduk di sampingnya
"Makasih" Kael mengenakannya
Ruangan mendadak hening karna masih mencoba beradaptasi dengan apa yang terjadi di akademi, Lilith melihat mereka satu persatu dan memecah keheningan
"Lawan yang kuat yah? Dan sayangnya cuma bayangan tiruan"
"Ya tapi tetap tidak masuk akal tau?" Fael menyilangkan tangannya sambil menatap Lilith "Memang hanya bayangan, tapi kekuatannya nyaris membuat kita bertiga mati"
"Sebenarnya masalah apa yang sedang menimpa akademi ini?" Yura memiringkan kepala dengan penasaran
Kael menatap Yura sejenak lalu menjawab pertanyaannya "Ada seseorang yang mau menjatuhkan Akademi ini dan juga kristal yang di simpan di sini sedang di incar juga"
"Kabar buruk..." Raut wajah Yura langsung berubah serius saat mendengar kabar itu "Apa guru-guru lain sudah tau? kepala akademi juga?"
Lilith mengerang malas saat dia berbaring di ranjang pasien "Hanya pak Arden yang tau dan mungkin juga dia sekarang sedang mendiskusikan ini dengan guru-guru lainnya"
Tok tok...
"Permisi" Pintu terbuka perlahan dan Leon melangkah masuk di ikuti Lyria di belakang dirinya
"Aku hanya ingin melihat keadaan Kael dan kak Fael, maaf menganggu" Leon tersenyum kecil
"Leon datang juga kau, tidak apa kau tidak menganggu sama sekali" Senyum cerah terbentuk di pipi Fael dengan cepat
Claris langsung menatap Leon dengan jijik mengingat kejadian beberapa minggu yang lalu, Kael hanya tersenyum kecil mencoba menghargai kedatangan Leon
"Kalian tidak terluka terlalu parah kan?"
Fael mengangkat kedua alisnya sambil terus tersenyum "Sebelumnya iya, tapi Kael menggunakan sihir penyembuhan miliknya– jadi semua luka fatal yang ada di tubuh kami sudah hilang"
Lyria menatap Claris, matanya berkedip Beberapa kali "Kau tidak terluka kan?" dia bertanya dengan suara lembut
Claris spontan melihat ke arah Lyria "Tidak, aku tidak ikut dalam pertarungan itu"
Suasana ruangan kembali menjadi lebih tenang karna kedatangan Leon dan Lyria untuk melihat mereka.
BEBERAPA JAM BERLALU
Mereka sudah kembali ke kamar asrama mereka masing-masing untuk beristirahat dari kelelahan yang mereka dapat hari ini.
Kael berada di kamar Claris sembari berbaring di kasur dengan rasa nyaman. Claris keluar dari kamar mandi mengenakan gaun tidurnya, dia berjalan ke arah kasur tempat Kael berbaring
Senyum di bibirnya terbentuk "Nyaman?"
Kael membuka satu matanya untuk melihat Claris yang duduk di sampingnya sambil tersenyum "Sangat nyaman"
Tangan Claris perlahan ke kepala Kael sembari mengusapnya perlahan-lahan "Aku sangat suka kalau kau tidur di sini"
"Kan aku sudah aku bilang kalau aku tidur di kamar mu sekali-kali saja" Kael menikmati belaian pelan di kepalanya
"Aku ingin sekali kau di sini setiap saat, aku tidak suka sendiri di kamar ini karna itu sangat amat membosankan" Pipi Claris sedikit mengembung dengan kesal
Claris segera tersenyum lembut lalu berbaring di samping Kael sambil menjadikan lengannya sebagai bantal, Lengan Claris mengitari tubuh Kael dan segera memeluknya dengan erat
Kael hanya pasrah dan membiarkan Claris memeluk dirinya "Kau sangat suka memeluk ku...atau?"
Nafas hangat Claris menjalar di leher Kael secara perlahan "tentu saja aku sangat suka memeluk mu, kehadiran mu membuat ku merasa aman"
Jemari Claris bergerak memegang dan bermain-main di dada Kael dengan lembut, sembari bermain perlahan-lahan jari-jarinya menyusup ke balik kemeja Kael
Kael sedikit kaget saat jari Claris menyentuh kulit dadanya "Claris?" Suaranya pelan
Claris sedikit mendongak melihat ke mata Kael dengan senyuman dan penuh harap dimatanya "Kenapa~"
Sentuhan jari Claris membuat Kael merinding "Apa yang coba kau lakukan?"
Satu-persatu kancing kemeja Kael terlepas "Apa maksud mu~" Claris masih mencoba bersikap polos sambil terus melepas kancing kemeja Kael secara perlahan
Kael semakin merinding saat jari Claris mengusap perutnya "Claris jangan begitu, jangan menggoda ku"
Senyum menggoda Claris semakin menjadi-jadi "Aku tidak menggoda mu, kau saja yang lemah terhadap hal-hal seperti ini"
Claris semakin mendekat lalu perlahan mengigit leher Kael dengan lembut. Kael langsung tersentak kaget dan ingin mendorong Claris menjauh tapi entah kenapa tubuhnya merasa sangat lemas
Claris terkikik nakal dan mengigit leher Kael semakin keras sehingga meninggalkan bekas gigitannya di sana. Claris semakin mendekat dan mulai mengigit tulang selangka Kael dengan keras
Kedua tangan Kael memegang Claris mencoba mendorongnya menjauh tapi dia melawan dorongan Kael dan semakin mendekat. Claris akhirnya berada di atas Kael, dia berhenti sejenak menatap wajah Kael dengan senyum nakal di wajahnya
"Jangan melawan~"
Wajah Kael langsung memerah "Claris jangan begitu, jangan lakukan hal aneh"
Claris sedikit mengeluarkan erangannya "Hal apa?"
Claris menjilat bibirnya, lingkaran sihir keluar dari tangannya, cahaya sihir yang lembut merambat keseluruh tubuh Kael sehingga membuat dia tidak dapat bergerak ataupun melawan
"Maaf kalau aku harus pakai cara ini~"
Kael semakin panik dan mencoba terlepas dari efek sihir milih Claris, Pikirannya nya langsung berputar sambil membayangkan segala macam sihir pembalik atau sihir pembatalan agar bisa lepas dari ini
Claris mencium bibir Kael dengan penuh gairah, sementara tangannya terus menerus menari-nari di tubuh Kael dengan lembut "Kau akan jadi milikku malam ini~"
Claris melepaskan ciumannya, dia duduk di atas Kael sambil menegakan tubuhnya dengan nafas terengah-engah. Claris yang hanyut dalam nafsu miliknya ingin melepas gaunnya sehingga hal itu semakin membuat Kael panik, jari telunjuknya mengeluarkan lingkaran sihir kecil
Lingkaran sihir itu perlahan mengeluarkan cahaya biru cerah yang menyinari tubuh Claris membuat dia dalam sekejap terjatuh ke samping Kael di kasur dan tertidur.
Kael akhirnya lepas dari sihir milik Claris, dia langsung duduk mengatur nafasnya sembari masih mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi, matanya melirik ke arah Claris yang tertidur di samping dirinya
Kael menghela nafas panjang sambil memandangi Claris yang tertidur "Gadis ini nyaris berbuat hal yang gila"
Kael memunculan layar sihir miliknya untuk berkaca melihat bekas gigitan Claris di leher dan dadanya "Gimana cara menghilangkan ini" Dia mengusap bekas gigitan itu dengan rasa frustasi
Kael berbaring dengan pasrah karna tidak dapat menghilangkan bekas gigitan di tubuhnya. Kael memejamkan matanya mencoba mengingat kenapa keadaannya bisa menjadi seperti ini
"Apa pun itu lebih baik aku tidur dan melupakan semua hal ini" Kael berkedip Beberapa kali sambil tersenyum kecil menganggap momen tadi itu lucu, dia mulai memejamkan matanya lalu perlahan dalam keheningan malam mulai tertidur di samping Claris