NovelToon NovelToon
Bunga Yang Berdarah

Bunga Yang Berdarah

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Selingkuh / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita / Chicklit
Popularitas:20.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ellani

“Diana … kamu akan diberi hukuman mati karena telah melakukan percobaan pembunuhan.”

Diana yang sudah sangat lemah diikat dan di arak ketengah tempat eksekusi. semua rakyat dan bangsawan melihatnya, mereka melemparnya dengan batu dan mengumpat kepadanya.

Kepala Diana ditaruh di tiang untuk di penggal.

Diana melihat kearah Wanita yang dicintai suaminya dan melihat ayah serta kakaknya yang masih tetap membencinya hingga akhir hayatnya.

“Kenapa kalian sangat membenciku?” gumam Diana.

Jika aku bisa mengulang waktu, maka aku tidak akan lagi mengemis cinta kepada kalian.

KRAK. Suara alat penggal terdengar keras memenggal kepala Diana.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ellani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 Pemecah belah

Arel menceritakan semua yang dia ketahui.

“Semenjak saat itu desa menjadi budak bangsawan itu,” ucap Arel.

Suasana di desa sudah tidak seperti dulu lagi. Dulu meskipun mereka miskin, mereka masih bisa hidup dengan tenteram dan makan dengan hasil panen mereka sendiri. Ibunya sangat ingin desa mereka berkembang karena desa mereka memiliki tanah yang subur dan sumber alam yang banyak. Oleh karena itu ibu mengusulkan untuk mengajukan permintaan bantuan ke Istana.

Arel memegang erat ujung bajunya. Orang–orang desa sangat membenci dirinya dan adiknya, karena jika ibu mereka tidak mengajukan bantuan maka mereka tidak akan menderita seperti sekarang.

“Ini bukan salah ibu kalian ataupun kalian,” ucap Diana.

Arel terkejut menatap Diana. Ini pertama kali ada seseorang yang mengatakan ini kepadanya. Biasanya yang dia dengar hanya cacian dan makian dari penduduk desa.

Arel menundukkan kepalanya dan menatap lantai. Air mata menggenang di matanya sehingga ia melihat lantai itu menjadi buram. Apa benar ini bukan salah keluarganya?

Diana segera memeluk Arel dengan erat. Anak sekecil ini sudah cukup banyak menanggung beban.

“Apa kau ingin membantuku?” tanya Diana. “Ibumu mengatakan kalau tanah di desa ini sangat subur.”

Arel menganggukkan kepalanya.

“Tapi jika kau bersamaku, kau akan dipukuli.”

Diana mengelus kepala Arel. “Aku tidak lemah,” ucap Diana.

Arel segera mengantar Diana ke tanah desa di mana orang–orang bercocok tanam.

Setelah tiba, Diana hanya melihat tanah yang sudah lama tidak diurus.

“Dulu tanah ini sangat subur dan dipenuhi tanaman,” ucap Arel.

“Mengapa warga desa tidak menanam lagi?” tanya Diana.

“Warga desa dipaksa untuk mengambil batu kapur. Jika mereka tidak mengambilnya maka mereka tidak akan mendapatkan makanan, dan mereka juga akan dipukul,” ucap Arel dengan sedih.

Diana terdiam. Marques Lerky … sejauh mana dia menyiksa penduduk desa?!!

“Lalu Arel dan Fey apa yang kalian makan?” tanya Diana.

“Aku—” Arel menggigit bibirnya. Bagaimana dia mengatakan kalau selama ini dia mencuri makanan dari pedagang yang singgah di desa mereka?

Diana melihat Arel diam dan tidak memaksanya untuk menceritakan.

“Lihatlah … aku akan membuat desa kalian makmur kembali,” ucap Diana. Dengan dirinya berada di sini maka dia bisa membuat desa ini menjadi maju.

Diana menyuruh Arel untuk pulang dan melanjutkan perjalanan menuju tambang batu kapur.

“Yang mulia … apa Anda harus turun sendiri?” tanya Olim.

“Sepertinya kita harus memanggil kereta kuda,” ucap penjaga.

“Tidak perlu. Apa kalian tidak mendengarkan apa yang diucapkan Arel tadi?”

“Dia bilang tambang kapur tidak jauh dari desa mereka,” ucap Diana. Hitung–hitung ini bisa menjadi latihan untuk tubuhnya yang jarang digerakkan ini.

Setelah tiga puluh menit berjalan, Diana dan yang lainnya akhirnya sampai di tambang batu kapur. Di sana banyak sekali pekerja, bahkan orang yang sudah sangat tua. Mereka semua menambang mengumpulkan batu kapur.

“Sebenarnya batu kapur ini disalurkan ke mana?” gumam Diana.

Diana segera berjalan menuju para pekerja.

“Yang mulia … saya pikir ini sangat berbahaya,” ucap penjaga.

Melihat reaksi Arel tadi, kemungkinan warga juga bersikap sama seperti Arel.

“Tenanglah.” Diana pergi dan mengabaikan apa yang dikatakan penjaga kepadanya.

“Yang mulia!” Olim dan penjaga segera mengikuti Diana dari belakang.

Diana melihat pengeras suara yang berbentuk corong. Apa ini berfungsi?

“Tes … Tes …” semua orang berhenti dan melihat sumber suara.

“Ini cukup bagus.” Diana melihat pengeras suara itu lagi. Sepertinya sudah diberikan batu sihir.

“Apa kalian mendengarku?” tanya Diana.

Semua orang yang bekerja di sana merasa bingung. Siapa gadis kecil ini?

“Aku adalah pemimpin baru yang diutus oleh Raja,” ucap Diana.

Sontak orang–orang berbisik. Bagaimana dengan Marques?

“Aku ingin membicarakan beberapa hal dengan kalian.”

“Bagaimana kalau kita kembali ke desa terlebih dahulu?” tanya Diana.

Mereka semua diam, tidak menjawab. Mereka melakukan pekerjaan ini hanya untuk mendapatkan makanan.

“Aku sudah menyiapkan makanan di desa,” ucap Diana.

Mendengar ini mata mereka berbinar dan segera menaruh keranjang yang berisi batu kapur ke tanah. Semua orang segera kembali mengikuti Diana dari belakang.

Tiga puluh menit perjalanan, mereka sudah sampai di desa dan makanan sudah disiapkan. Arel juga ikut membantu para koki untuk menyiapkan makanan.

Diana merasa lega, untung saja koki ini datang tepat waktu. Karena bawaan yang terlalu banyak jadi memperlambat pergerakan para koki.

“Kalian bisa makan sepuasnya, tetapi harus tertib,” ucap Diana.

Salah satu pelayan segera menyuruh warga desa untuk mencuci tangan mereka dan berbaris dengan tertib.

Mereka semua sangat antusias dan berbaris dengan tertib.

Diana melihat semua mengikuti aturan. Untungnya mereka tidak marah atau memberontak.

“Apa yang kalian lakukan di sini?!!” teriak salah seorang.

“Kalian seharusnya pergi dari desa kami!! Kami tidak butuh bantuan kalian!!” ucapnya.

Diana terkejut dan warga juga terdiam.

“Apa kau yang memanggil bangsawan baru ke sini?”

Pria tua itu menarik lengan Arel dengan kuat.

“Apa yang kau lakukan?!!” Diana segera mendorong pria tua itu hingga jatuh.

“Kalian lihat itu!! Para bangsawan sangat kasar bahkan dengan orang tua sepertiku!!” teriaknya.

“Kau—”

“Berhenti.” Diana menghentikan penjaga yang hendak mengeluarkan pedangnya.

“Siapa kau?” tanya Diana.

“Aku adalah warga di sini.”

“Aku sudah lama tinggal di sini bahkan sebelum kau lahir,” ucap pria tua itu.

Arel yang berada di belakang Diana masih gemetar. Sepertinya pria tua ini yang sering mengatai Arel dan Fey.

“Apa kontribusi Anda untuk desa?”

“Jika kau memiliki solusi lain seharusnya kau mengatakannya.”

“Karena jika kau mengusir bangsawan di saat krisis seperti ini maka berarti kau membiarkan para warga desa mati kelaparan,” ucap Diana.

“K-kau … mana mungkin aku melakukan itu?!” teriaknya lagi.

“Aku mengusirmu agar desa kami tidak menjadi lebih buruk lagi!!”

Warga desa terdiam. Jika para bangsawan tidak datang lagi maka mereka tidak akan bisa melakukan apa–apa. Tanah mereka sudah dirusak oleh Marques.

“J-jika kau ingin melindungi desa seharusnya kau tidak bekerja sama dengan Marques!!” teriak Arel.

“Apa? Bekerja sama?!!” ucap para warga desa mulai berisik.

“A-apa yang kau bicarakan? Aku tidak bekerja sama!!” ucap pria tua itu.

Bagaimana bocah ini tahu? Dia sekarang ditugaskan untuk mengusir putri, tetapi siapa tahu bocah kecil ini membongkar rahasianya.

“Aku melihat kau menerima uang dan pasokan makanan dari Marques,” ucap Arel lagi.

Dia tidak tahu itu untuk apa, tetapi dia jelas melihat semuanya.

“Jadi selama ini kau bekerja sama dengan Marques?” ucap salah seorang warga.

“Pantas saja kau tidak bekerja menambang batu kapur tetapi masih bisa makan dan terlihat lebih sehat dari kami!”

“T-tidak, itu tidak benar.”

Pria tua itu mundur perlahan.

“Tangkap dia!!” ucap Diana.

Mendengar ini pria tua itu hendak kabur, namun digagalkan oleh penjaga istana.

“Kau akan diinterogasi.”

“Ikat dia,” ucap Diana.

Penjaga itu mengikat pria tua ke pohon dengan erat sesuai perintah Diana.

“Ayo semuanya, kita sebaiknya makan terlebih dahulu,” ucap Diana dengan senyum di wajahnya.

Karena pria tua itu, suasana jadi tidak bagus lagi.

“T-terima kasih,” ucap Arel.

“Aku yang seharusnya mengucapkan terima kasih.” Diana menunduk dan mengelus kepala Arel.

Warga desa segera melanjutkan mengantri menunggu giliran makan mereka. Suasana kembali seperti semula.

1
𝓡𝓪𝓲𝓷𝓪 (来奈)
👍🏻😊
Tuxepos Jasmine
yahhh....blm up lagi..padahal pagi2 buka NT lsng cek nib novel🥲🥲🥲
Biyan Narendra
Semangat Diana
jangan lengah jangan lelah
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Tuxepos Jasmine
crazy up lagi thor🤭🤭🤭🤭🤭🤭 seru bgt soalnya
Ayudya
Diana kamu harus hati hati dan tetap waspada
Lydia
Bagus
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Ayudya
seru dan ga ngebosenin.lanjut kaka
Ayudya
lanjut kak
Sri wanti
bagus
Sri wanti
good
Mineaa
GWS Thorr....🤲💪
Sri wanti
oke
Sri wanti
ok thor cepat sembuh biar cepet update nya😍
Puspa Wati
semoga cepat sehat ya
FHR
Yeey...Akhirnya muncul juga 😍
Osie
perjalanan Diana msh sangat jauh dan aku msh hrs byk sabar nunggu up lanjutannya🤭
Biyan Narendra
Lerky..
menuju kehancuran
FHR
Semoga cepat sembuh Thor.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!