Seorang gadis berusia 20 tahun bernama Lilith adalah seorang pemimpin mafia terkenal dan dijuluki Bloody Queen.
Ia mati di tangan tunangannya yang berkhianat dan memilih gadis lain.
Tanpa disangka dirinya kembali ke masa lalu dan masuk kedalam tubuhnya saat masih berusia 15 tahun.
Tapi anehnya jiwa dirinya saat masih remaja masih hidup dan dia malah terjebak di alam bawah sadarnya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Viens03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berulah Lagi
Setelah semuanya tertidur lelap, Lilith berniat untuk,? memberi tau Lilith kecil, namun kelihatannya Lilith kecil tidur sangat nyenyak.
Jadi Lilith memutuskan untuk membiarkannya beristirahat.
---
Keesokan harinya, semua anak anak panti bangun dengan perasaan semangat, mereka tidak sabar untuk pergi ke sekolah dengan peralatan yang baru mereka beli.
Begitu juga dengan Lilith kecil dan sahabatnya. Mereka berempat tak kalah semangat dan terlihat lebih cantik daripada biasanya.
Setibanya di sekolah, mereka segera melewati parkiran yang kebetulan hari ini tidak ada para pembully.
Mereka merasa heran sekaligus senang karena hari ini tidak akan ada gangguan dari para pembully itu.
Itulah yang mereka pikirkan, sampai akhirnya mereka tiba di kelas dan melihat Clarissa dan kedua temannya yang tengah mencoret coret meja Lilith kecil dengan spidol permanen.
"Weh! Kalian ngapain?", teriak Luna lalu berlari kearah Clarissa dan merebut spidolnya.
Sedangkan Clarissa hanya tertawa lalu tersenyum miring, "Gue cuman suka menggambar, jadi gur mau bikin meja dia jadi bagus.", jawab Clarissa sembari menunjuk Lilith kecil.
"Kalo suka menggambar gambar aja di buku, jangan di meja sahabat gue!", sentak Luna sembari membanting spidolnya ke lantai.
Dan tanpa sengaja spidol tersebut menggores sepatu Luna walaupun hanya sedikit.
Pandangan Clarissa seketika menggelap, dan tanpa aba aba ia menjambak rambut Luna hingga membuat Luna meringis.
"Lepasin gue! Lo mau ngapain?", tanya Luna sembari berusaha memberontak.
"Lo udah bikin sepatu gue lecet! Sekarang bersihin!", sentak Clarissa.
"Gak sudi!", balas Luna tegas.
Amarah Clarissa semakin memuncak, dan ia segera mendorong Luna hingga membentur meja di sebelahnya.
"Luna!", teriak Lilith kecil panik sembari menghampiri Luna yang menggosok bagian belakang kepalanya.
Maya melangkah maju, lalu mencengkram kerah seragam Luna dan memaksanya berdiri.
"Lo bersihin sekarang kalo lo gak mau-"
Sebelum Maya menyelesaikan kalimatnya, Lilith segera bertukar dan mencengkram erat pergelangan tangan Maya.
"Aggh! Lo apa apaan hah? Lepasin tangan gue!", sentak Maya merasa kesakitan.
Namun cengkraman Lilith semakin kuat, membuat Maya tidak tahan dan melepaskan cengkeramannya.
Setelah itu Lilith menghempaskan tangan Maya ke samping, membuatnya sedikit terdorong mundur.
"Lo! Lo berani sama gue hah?", desis Lilith sembari menunjuk Lilith.
"Jari lo mau gue patahin?", tanya Lilith datar sembari menggenggam jari Clarissa, bersiap mematahkannya.
Clarissa panik, jantungnya berdegup kencang dan ia berusaha menarik kembali tangannya.
"Lepasin! Lepasin tangan gue!", sentak Clarissa lalu melayangkan tamparan ke pipi Lilith hingga membuatnya tertoleh.
Namun Lilith terlihat tidak berekspresi ataupun bersuara karena tamparan tersebut.
Sebaliknya, ia hanya berekspresi datar dan perlahan menatap Clarissa.
"Apa? Mau mukul gue? Ayo sini!", tantang Clarissa sembari menepuk lembut pipinya.
Lilith mengepalkan tangan kanannya dengan erat, bersiap memukul Clarissa.
Namun bel masuk sekolah berbunyi, membuat Lilith mengurungkan niatnya dan duduk di bangkunya, setelah itu ia bertukar dengan Lilith kecil.
"Heh udah gue duga kalo lo gak bakal berani.", cibir Clarissa lalu melangkah pergi menuju tempat duduknya, diikuti oleh Vania dan Maya.
"Ck ngeselin banget tuh orang, kenapa orang kayak dia bisa hidup sih?", gerutu Luna sembari duduk di tempat duduknya.
"Kenapa gak lo pukul aja tuh orang Lith?", lanjut Luna bertanya.
"Ck dia itu anaknya pemilik sekolah, jadi kita gak bisa apa apa.", jawab Sarah.
"Tapi dia-", ucap Luna berusaha mengompori.
"Sst, udah pak guru udah dateng.", potong Sarah.
Akhirnya Luna diam seribu bahasa dengan perasaan kesal dan bete.
Ia terus menatap kearah Clarissa seolah ia ingin sekali untuk melahap gadis itu.
Tak lama kemudian pak guru datang, menandakan pelajaran akan segera dimulai