5 tahun bukan waktu yang lama bukan untuk membuka hati lagi setelah merasakan rasa sakit yang pernah di kecewakan dan sia siakan oleh sang kekasih yang di anggap tulus tapi tidak pada kenyataanya.
Rasa muak dan tidak akan percaya cinta di rasakan oleh wanita muda yang cantik dan mandiri bernama caramel ardiana namun dirinya mulai kembali terjebak dalam cinta yang rumit, dirinya bertemu dengan seorang pemuda yang menyakinkan bahwa masih ada cinta yang tulus tapi lagi dan lagi ucapan manis hanyalah di awal.
pria yang di temui caramel masih terperangkap dalam masalah lalunya. selalu berbicara mengenai masalalunya,selalu menyamakan caramel dengan masalalunya,dan membuat caramel merasa dirinya hanyalah bayang bayang wanita di masalalunya.
akankah caramel tetap bertahan bersama pria itu?? atau caramel memilih untuk pergi??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon karavel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BDTA 026
Setelah pertemuan dengan caca caramel semakin yakin jika selama ini aldo tidak ada bersama caca jika bersama tidak mungkin caca jauh jauh ketempat kerjanya hanya untuk menanyakan keberadaan aldo. Sebenernya ada apa dengan aldo?? Kenapa menghilang begitu saja?? Seharusnya dia menjelaskan semua yang terjadi bukannya malah lari dari semua ini.
Otak caramel terus berputar memang caramel tau kalo aldo bukanlah orang yang lari dari masalah tapi itu kan dulu bukan sekarang, sekarang caramel saja menyadari sifat aldo sangat berbeda dengan sifat aldo yang dulu ini membuat dirinya pusing memikirkan aldo. Serasa memori di otaknya hanya penuh tentang aldo aldo dan aldo
Perlahan caramel coba menelepon aldo berkali kali tapi tetap saja handphonenya mati,caramel mencoba menelepon lily juga sama tidak aktif caramel yang bingung dan kesal memilih keluar dari kamar mandi dan duduk bergabung dengan kedua sahabatnya
"mencret neng lama bener"kata nara yang melihat caramel duduk di sampingnya
"emang ara kaya lu"kata bita dan menatap ke arah caramel yang sepertinya sedang memendam sesuatu nara pun menyadarinya tapi nara lebih memilih untuk diam dan mengamati caramel
"gak gw gak papa kok cuman pusing ajah"kata caramel membuat bita dan Nara mengangguk
"kita kenapa sih gak cari apt ajah yang 3 kamar gitu biar kita bisa satu rumah biar gw gak pusing mau tidur dimana"kata nara sambil merengek membuat caramel dan bita tertawa
"kan gw kata kerja dulu baru kuliah lunya batu, tinggal di jakarta kuliah dulu baru kerja gelandangan lu yang ada"kata bita membuat nara memajukan bibir bawahnya dan mengedipkan matanya berkali kali
"masalahnya kalo kita cari apt ada gak di tengah tengah ui sama kerjaan bita?"kata caramel membuat nara berfikir
"adaa di cibubur coba deh ayo nanti gw juga ikut dehh bayar daripada gw di kost sendirian mending gw sama kalian kan itung itung kalo gw libur kuliah bisa bantu jagain cello"kata nara dan di anggukan oleh caramel
Apa yang di ucapkan nara memang ada benarnya tapi apa tidak kerepotan belom lagi barang caramel dan bita sama sama banyak dan mau gimana cara bawanya?? Belum selesai dengan permasalahannya dengan aldo kini di tambah dengan permasalahan pindah apt caramel melihat lihat beberapa situs apartemen dan memilih jarak yang agak dekat dari kuliah dan tempat kerja bita.
"nih aku nemu bener kan di cibubur harga pertahunya 17jt"kata nara membuat dirinya mendapatkan tatapan bombastis dari caramel dan bita
"mending gw kpr rumah"kata bita dan caramel bersamaan
"nah kenapa kita gak kpr rumah ajah gpp deh 1 rumah ber tiga nanti kalo kita udah nikah kita jual bagi 3"kata nara dengan excited mencari rumah untuk mereka tinggalin
"suka suka lu deh ra yang penting lu mampu patungan ajah"kata bita sambil tertawa
"iya elah aman selagi bapak gw anggota dewan duit lancar"kata nara menyombongkan dirinya
"hasil korupsi bukan"celetuk bita sambil tertawa terbahak-bahak
"hust jan gitu bita ngaco"kata caramel reflek memukul paha bita
"mit amit gak lah bapak gw mah amanah saking amanahnya besok mau calonin diri jadi bupati"kata nara sambil menunjukkan layar handphonenya
"1 bulan 9 juta harganya 2m gimana ambil gak?? Dah full furnished juga?"
"kalo mau besok kita liat lokasinya?"
"gw sih mau mau ajah gimana ra mau gak kamu?"tanya bita dan di anggukan oleh caramel
"besok aku shift 3 jadi bisa kalo buat liat rumahnya"kata caramel sambil berjalan ke dapur membuatkan susu untuk cello yang mulai tak tenang di gendongan bita
"aku juga shift 2 bisa"ucap bita sembari menenangkan cello yang mulai menangis
"tapi siangan ya pagi aku mau ke puskesmas cello kayaknya belom imunisasi aku takut kalo kenapa kenapa,kalian duluan juga gak papa"kata caramel
"okey kalo gitu gw chat dulu ya"kata nara sambil tersenyum manis.
Caramel mengambil cello dari bita menidurkannya di pangkuannya sambil memikirkan bagaimana cara untuk bertemu dengan aldo dan membicarakan tentang ini semua. Caramel sudah tak kuat menahan sesat di dadanya jika memang harus mengikhlaskan maka dirinya akan mengikhlaskannya namun jika memang masih bersama dirinya akan memilih bersama dengan aldo.
Notifikasi dari handphone milik caramel membuatnya segera meraihnya pesan dari alan?? Ada apa dengan dia tumben sekali menghubungi caramel setelah kejadian itu tidak ada lagi komunikasi satu sama lain dan tidak ada kunjungan kunjungan yang di maksud oleh alan
Pak alan 👨🏻🚒 : selamat sore
"maksudnya?? Iya aku tau ini memang sudah sore tapi apa harus di ucapkan selamat sore?"kata caramel yang bingung dan entah mau jawab apa caramel memilih meletakan kembali handphonenya dan menatap ke arah cello yang mulai tertidur pulas
"cello,kamu harus janji ya kalau besar nanti jadi pria yang tidak lari dari masalah,pria yang mencintai satu wanita,pria yang setia pada satu wanita. Mungkin aku akan kesulitan untuk membesarkan mu seperti apa tapi percayalah aku akan menjagamu lebih dari menjaga diri ku. Aku memang tidak seberuntung anak yang mendapatkan peran ibu dari lahir hingga dewasa nanti tapi aku janji aku akan menjadi sosok ibu yang baik untukmu"kata Caramel dengan lembut di telinga cello dan memejamkan matanya yang berkaca-kaca mencium lembut kening cello dan meletakkannya di ranjang tidur
Di rumah sakit lily masih menatap tubuh aldo yang masih tak sadarkan diri muak sudah rasanya menyembunyikan keberadaan aldo dari caramel ingin sekali wanita itu memberitahu kepada caramel bahwa aldo berada di rumah sakit dalam ke adaan tak berdaya.
Rasa lelah,sakit,sesak menghantui lily perlahan lily menyalakan handphonenya dan melihat banyak notifikasi dari caramel yang hampir 1000 kali menghubunginya kali ini lily mantap untuk memberi tahukan kepada caramel jika aldo berada di rumah sakit
"nak aldo sekarang ada di rumah sakit melati kamu bisa ke sini mama udah gak kuat lagi ngeliat aldo yang masih gak berdaya seperti ini"
Setelah memberikan informasi lily mematikan handphonenya dan duduk di kursi mengusap berkali kali airmatanya menatap secarik foto tersenyum lepas. Rasa sakit di hatinya menusuk hingga jantung rasanya putra satu satunya yang selalu melindungi keluarga kini terbaring tak berdaya di rumah sakit berhari hari membuat lily merasa gagal menjadi seorang ibu
Langkah kaki cepat dan agak sedikit berlari terdengar menuju lily,lily yang mendengar segera bangkit dan melihat ke arah suara namun dugaan tak sesuai dengan kenyataan bukan caramel yang datang menemuinya melainkan perempuan yang amat sangat ia benci
"ngapain lu dateng ke sini"
"tante aku kesini karena wa dari tante"
lily terdiam sejenak dan mengeluarkan handphonenya membuka WhatsApp dan benar dirinya salah mengirimkan pesan lily memejamkan matanya dan duduk di kursi menarik pesan dan mengacuhkan perempuan yang menangis menatap aldo dari balik kaca
"sayang kamu kenapa? Kenapa bisa terjadi kaya gini?"
"kamu kuat sayang anak kita masih butuh kamu"
Anak bahkan tak sudi aku mempunyai cucu dari wanita murah seperti dirimu jika bukan karena aku menghormati keluargamu sudah ku usir kau mentah mentah dari sini isi kepala lily yang terus mendumel dan menggerutu kesal berharap wanita ini pergi namun apa boleh buat.
"mah"panggil seseorang membuat lily dan perempuan itu menatap ke sumber suara.
Bersambung