Shapire tanpa sengaja telah menabrak calon istri Axel hingga tiada. Karena kesalahannya Saphire terpaksa menikahi seorang mafia kejam. Pria itu menghukum Saphire dengan pernikahan yang tidak pernah ia bayangkan. Pernikahan yang membuat hari-harinya seperti di neraka.
Akankah Saphire berhasil menaklukkan hati sang Mafia? Atau ia yang akan terjerat oleh cintanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda FK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Shapire dan Axel saat ini sedang dalam perjalanan menuju perusahaan, setelah mengantarkan Axel Martin akan pergi untuk mengurus masalah pertambangan bersama para anggota Black Devil.
"Kau tidak pergi bersama dengan siapa?" tanya Axel kepada Martin.
"Aku pergi bersama Mark, Justin harus menemanimu di sini. Berjaga-jaga apabila ada musuh yang tiba-tiba menyerang."
Tatapan Martin fokus ke depan, sementara Axel memandang istrinya yang sejak tadi memandang kearah luar jendela. Seolah pemandangan diluar sana lebih menarik dari dirinya.
"Investor kita akan datang jam berapa?" tanya Axel sambil melihat sesuatu dari tablet miliknya. Ia merasa tidak asing dengan perusahaan yang akan berinvestasi dengan perusahaannya.
"Setelah jam makan siang," jawab Martin.
Beberapa menit kemudian mereka telah sampai di perusahaan. Axel menggandeng istrinya memasuki lift para petinggi perusahaan. Ketika pintu lift terbuka, Axel menggandeng Shapire keluar dan langsung menuju ruangannya. Semua staf memandang mereka dengan rasa penasaran, terutama para wanita yang tidak bisa tidak memuji kecantikan Shapire. Sebelumnya Axel berhenti sejenak memperkenalkan Shapire kepada seluruh karyawannya.
"Selamat pagi, semua," kata Axel dengan suara yang tegas. "Ini adalah istri saya, Shapire. Saya ingin kalian semua memberikan sambutan hangat untuknya."
Semua staf langsung bertepuk tangan, sementara Shapire tersenyum dan mengangguk sebagai tanda terima kasih. Para staf pria masih memandang ke bawah, tidak berani menatap Shapire terlalu lama karena takut membuat Axel kesal.
Axel memang dikenal sebagai bos yang kejam dan tidak toleran terhadap kesalahan. Banyak yang sudah merasakan akibat dari kemarahannya, sehingga mereka sangat berhati-hati dalam berinteraksi dengannya. Shapire sendiri tampaknya tidak terlalu peduli dengan situasi ini, ia lebih fokus pada lingkungan sekitar dan mencoba menyesuaikan diri dengan suasana perusahaan.
"Kau duduk saja dulu, aku akan menyelesaikan tugasku," titah Axel ketika mereka sampai di dalam ruangan.
Shapire duduk dengan anggun di sofa, memperhatikan Axel yang fokus pada pekerjaannya. Ia memandang sekeliling ruangan, mengamati dekorasi dan suasana kantor yang mewah. Setelah beberapa saat, ia berdiri dan berjalan menuju meja Axel.
"Aku bisa membantu?" tanya Shapire, memandang berkas-berkas yang tersebar di meja.
Axel mengangkat kepala, tersenyum sedikit. "Tidak perlu, aku sudah hampir selesai."
Shapire mengangguk, lalu kembali duduk di sofa. Ia mengambil majalah yang ada di meja samping dan mulai membacanya, sambil sesekali memandang Axel yang masih fokus pada pekerjaannya. Suasana kantor yang sunyi hanya dipecahkan oleh suara Axel yang sesekali membolak-balikkan halaman berkas.
"Aku bosan Axel," Shapire ingin berjalan keluar mencari angin namun ia takut Axel tidak mengizinkannya.
Axel bangkit dari duduknya lalu menghampiri Shapire, Axel berdiri di depan Shapire, memandangnya dengan mata yang penuh kekaguman. Ia terpesona dengan kecantikan istrinya, yang terlihat sangat elegan dan anggun dengan pakaian yang ia kenakan. Rambut Shapire yang tergerai menambah kesan feminin dan cantik pada dirinya.
Axel tidak bisa menahan diri untuk tidak menyentuh rambut Shapire, ia merapikan beberapa helai rambut yang jatuh di wajah istrinya. Shapire memandang Axel dengan mata yang lembut, merasa sedikit terharu dengan gesture Axel yang penuh kasih sayang.
"Kau terlihat sangat cantik hari ini," kata Axel dengan suara yang lembut, sambil terus memandang Shapire dengan mata yang penuh kekaguman.
Ia menciumi tengkuk istrinya membuat Shapire meremang karena sentuhan-sentuhan yang diberikan oleh suaminya. "Kau sedang bekerja," Shapire mendorong sedikit suaminya, mengingatkan apabila ia memiliki banyak pekerjaan.
"Kau harus bertanggungjawab, kau menggodaku" ucap Axel dengan lembut.
Shapire tersenyum, merasa sedikit geli dengan kata-kata Axel. "Aku tidak menggoda, aku hanya duduk di sini," kata Shapire, mencoba mempertahankan sikap yang santai.
Axel tersenyum, memandang Shapire dengan mata yang penuh cinta. "Kau tidak perlu melakukan apa-apa, hanya dengan keberadaanmu saja sudah cukup membuatku tergoda," kata Axel, sambil terus menciumi istrinya.
Shapire merasa sedikit terharu dengan kata-kata Axel, pandangan mereka bertemu. Saling memandang, tidak ada kata yang terucap. Yang terdengar hanya suara debaran jantung yang tak menentu seperti kehilangan arah. Mereka semakin mendekat, ketika Axel hendak mencium bibir Shapire tiba-tiba saja terdengar suara ketukan dari luar sana.
Tok! Tok! Tok
Shapire bergegas membenarkan pakaiannya yang sedikit berantakan karena ulah suaminya. Pintu terbuka setelah Axel mengizinkan seseorang masuk. Ternyata Justin yang datang membawa minuman untuk Axel dan Shapire. Sebelumnya ia meminta Justin membawakan dua cangkir kopi untuk dirinya dan istrinya.
"Terima kasih," ucap Shapire lalu tersenyum.
Justin pergi setelah ia menaruh kopi, ia kembali menutup pintu ruangan. Axel menatap Shapire dengan tatapan dingin.
"Kau tidak boleh tersenyum kepada pria lain, Shapire!" protes Axel merasa kesal.
"Ya ampun hanya tersenyum, Axel. Apa sebuah senyuman menjadi masalah juga?" tanya Shapire tidak percaya apabila pria ini mulai posesif kepadanya.
Axel kembali mendekati Shapire, ia merengkuh pinggang ramping istrinya. "Masalah besar, karena senyumanmu hanya untukku," kata Axel dengan suara yang rendah. Ia memandang Shapire dengan mata yang tajam, menunjukkan bahwa ia tidak sedang bercanda.
Shapire merasa sedikit terkejut dengan reaksi Axel, ia tidak menyangka bahwa suaminya bisa menjadi begitu posesif. "Axel, aku hanya tersenyum, tidak ada apa-apa," kata Shapire, mencoba menenangkan suaminya.
Axel tidak menjawab, ia hanya terus memandang Shapire dengan mata yang penuh keinginan. Ia menarik Shapire lebih dekat, membuat tubuh mereka hampir bersentuhan. "Aku tidak ingin ada pria lain yang melihatmu tersenyum seperti itu," kata Axel, suaranya penuh dengan kecemburuan.
Axel menempelkan bibirnya pada bibir manis yang sejak tadi menggodanya. Awalnya Shapire tidak membalas, namun ketika Axel memberikan sentuhan-sentuhan yang memabukkan membuat dirinya membalas setiap serangan yang Axel berikan. Keduanya seolah melupakan sedang berada di mana saat ini.
Shapire merasa frustasi ketika Axel sedang bermain di area sensitifnya. Pria itu saat ini seperti bayi yang kehausan seolah sarapan tadi pagi sangat kurang baginya. "Axel, nanti ada yang masuk!"
"Tidak akan ada yang berani," jawab Axel kembali mencumbu istrinya.
"Apa ini alasanmu membawaku kemari?" tanya Shapire menatap Axel yang sedang bergairah.
"Ya, aku menginginkanmu" bisik Axel di telinga Shapire membuat Shapire meremang.
Namun tiba-tiba terdengar lagi suara ketukan pintu membuat Axel merasa terganggu. Ia menyuruh Shapire masuk ke dalam ruangan yang berada di dalam sana. Ia kembali membenarkan pakaiannya lalu membuka pintu. Siapa orang yang berani mengganggunya.
Axel terkejut ketika melihat siapa yang berada di depan pintu ruangannya saat ini.
"Kau?"
........
Hayoloh..siapa sih yang ganggu Axel sama Shapire 🤣🤣 jangan lupa like komen gaess
ettt tp othorr menganggu aja.. dasarr🙄
sapa sihh tuhh yg ketok🤔
dengarkan kata mom shapir dan kau akan tau kalau dia kesepian dan butuh teman .
kemana kata²mu yg menyakitkan dulu/Curse//Curse/
aku gak terima ya axel, kau belum minta maaf dah nyosor dan posesif aja/Right Bah!//Right Bah!/
ah enak Axel klu nyusu dari sumbernya😂😂