Akibat menentang restu, Kamila harus menanggung derita yang dilakukan oleh orang-orang suruhan Hendro yang merupakan Ayah dari Bayu kekasihnya.
Tidak main-main dengan ancamannya, Hendro tega menyuruh sejumlah orang menoda! gadis yang baru berusia 18th itu. Dan sialnya lagi, karena peristiwa itu, Kamila hamil dan tidak tau benih siapa yang ada dirahimnya.
Lalu bagaimana nasib Kamila selanjutnya dan bagaimana sikap Bayu saat mengetahui Kamila hamil anak orang lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor Hidayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Persiapan
Tidak menunggumu waktu lama, Defandra mulai mempersiapkan pernikahannya dengan Kamila, mulai dari mencari baju pengantin yang akan mereka kenakan, dekorasi, catering, sovenir dan keperluan lainnya. Namun sebelum itu, tanpa sepengetahuan Kamila, Defandra memberi kejutan pada Kamila yang semakin membuatnya bahagia tiada tara, Yakni menjemput Ibu dan Kakaknya datang ke Jakarta.
"Kamila lihat siapa yang datang?" tanya Defandra begitu masuk rumah yang langsung disambut oleh Kamila.
Dengan rasa penasaran, Kamila yang pandangannya terhalang oleh tubuh Defandra mencoba melihat ke luar pintu dan alangkah terkejut dan bahagianya Kamila saat melihat ibu dan kakaknya lah yang datang.
"Ibu..." Kamila langsung berlari memeluk ibunya yang sudah beberapa bulan ini tidak ia temui.
"Ibu aku rindu sekali," ucap Kamila haru.
"Ibu juga sangat merindukan mu nak, tapi ibu sangat bahagia saat Nak Defandra datang dan mengatakan dia mau menikahimu sampai mau membawa ibu dan kakakmu ke Jakarta."
"Defandra pria yang sangat baik Bu, mungkin di dunia ini tidak akan ada laki-laki yang sepertinya." puji Kamila, tersenyum menatap calon suaminya.
Sesaat kemudian, Kamila beralih ke kakaknya dan mereka saling berpelukan.
"Bagaimana kabar kakak?" tanya Kamila, membenamkan dagunya di bahu Kalila.
"Kakak baik, kakak ikut bahagia untuk mu."
"Terimakasih kak, maaf jika aku harus menikah lebih dulu."
Mendengar itu kalila tersenyum melepaskan pelukannya, Kalila sama sekali tidak merasa keberatan jika Kamila lebih dulu menikah karena dirinya masih menikmati pekerjaan dan masa lajangnya.
"Tidak masalah Kamila, kamu sudah menemukan pria sebaik Defandra, jika kamu menunggu ku menikah terlebih dahulu, maka kamu akan kehilangannya." jawab Kalila dibarengi dengan tawanya.
Melihat Kalila dengan ikhlas membiarkan adiknya menikah lebih dulu, Ningsih begitu bahagia mengingat apa yang sudah Kamila lalui selama ini. Namun senyum itu memudar ketika melihat perut Kamila yang sudah membuncit.
"Kamila! apa kamu hamil?" tanya Ningsih yang saking bahagianya sampai saat berpelukan tadi tidak merasa terhalang oleh perut Kamila yang membuncit.
"Apa karena dia sudah menghamili mu jadi dia mau menikahimu!?"
Mendengar apa yang ibunya katakan Defandra hanya diam dengan tenang, sementara Kalila langsung mengalihkan pandangannya ke perut Kamila.
Sementara Kamila merasa bingung karena berpikir Defandra sudah mengatakan pada ibu saat menjemputnya ke kampung halaman.
"Aku belum mengatakannya, Aku pikir akan lebih baik jika kamu mengatakannya sendiri." bisik Defandra ditelinga Kamila.
Mendengar itu Kamila dengan tenang meraih tangan ibunya, dan mengajaknya masuk terlebih dahulu.
"Aku akan ceritakan semuanya," ucap Kamila, mempersilahkan ibu dan kakaknya duduk terlebih dahulu.
"Ibu.... sebelumnya aku minta maaf. Sebenarnya alasanku ingin merantau ke Jakarta karena aku sudah mengandung."
Ningsih begitu kaget mendengar apa yang baru saja Kamila katakan, bukan karena marah tapi Ningsih langsung membayangkan bagaimana sulitnya Kamila menjalani hidup membawa bayi dalam rahimnya seorang diri.
"Sebelumnya aku ingin menjalani sendiri sampai aku melahirkan dan bayiku tumbuh besar, lalu aku akan pulang dan menjelaskan pada ibu, tapi sebelum itu terjadi, aku bertemu dengan Defandra yang mau menerima ku apa adanya." jelas Kamila, meraih tangan Defandra dan mengenggam jemarinya.
Defandra membalas itu dengan senyuman lalu menguatkan penjelasan yang baru saja Kamila katakan.
"Ibu tidak perlu berpikir apapun. Sekarang aku yang akan menjadi Ayah bayi yang Kamila kandung."
Mendengar jawaban Defandra, Ningsih masih merasa ada sesuatu yang mengganjal dihatinya. Hanya membalas dendam senyum sekilasnya pada Defandra, kemudian Ningsih bangkit dari duduknya dan menarik tangan Kamila untuk menjauh beberapa meter dari Defandra.
"Jadi bayi yang sedang kamu kandung milik salah satu orang yang memperk0samu?" tanya Ningsih memastikan, lalu dijawab oleh Kamila dengan anggukan.
"Dan Defandra sudah mengetahui itu?"
Sekali lagi Kamila hanya menganggukkan kepalanya.
"Dia sudah tau jika kamu hamil dari pria yang kamu sendiri tidak tahu siapa orangnya, tapi masih mau menerima mu?" seakan masih tak percaya, Ningsih terus memastikan.
"Iya ibu, sebelumnya aku juga tidak percaya seperti ibu, tapi Defandra meyakinkan dengan mau menikahiku. Dan sekarang dia sampai membawa ibu kesini."
Mendengar itu, Ningsih merasa lega, dan berbalik badan menatap Defandra yang masih berdiri menatap mereka.
Sesampainya di depan Defandra, Ningsih langsung bersujud untuk mencium kaki Defandra.
"Apa yang ibu lakukan?" tanya Defandra yang langsung melangkah mundur.
"Ibu..." lirih Kamila yang turut berlutut memegangi kedua bahu ibunya dari belakang.
"Entah kebaikan apa yang Kamila lakukan sampai mendapatkan pria sebaik dirimu," tangis Ibu.
"Ibu Ningsih... aku hanya melakukan apa yang seharusnya ku lakukan."
Tidak bisa lagi berkata-kata, Ningsih hanya bisa mengucapkan ribuan terimakasih pada Defandra karena sudah mau menerima putrinya dengan tulus tanpa memandang masa lalu dan kondisinya saat ini.
Bersambung...
biarkan saja,, suka suka Lo deh Defandra mau ngapain. Yg penting Kamila dan anaknya aman untuk saat ini.
lanjut mbak Noor
Harus nya DEFA lebih obyektif mengembangkan penyelidikan jangan hanya Kamila saja yang dia salah kan
supaya bisa mengarah ke bapak walikota zalim itu
ada kacang dibalik peyek 😊