NovelToon NovelToon
Melawan Takdir Penulis

Melawan Takdir Penulis

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Reinkarnasi / Time Travel / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: kimlauyun45

Cha Yuri berkerja sebagai perkerja paruh waktu pada sebuah minimarket.
menjalani hidup yang rumit dan melelahkan membuatnya frustasi .
Namun Suatu Hari dia bertransmigrasi ke Dunia Isekai dengan bantuan sistem dia mencoba untuk menjalani setiap misi yang diberikan.
Sampai pada akhirnya dia tanpa sengaja mengubah plot nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kimlauyun45, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MISI A

Aula utama kembali diterangi cahaya sihir, membentuk proyeksi kabut hijau tua—simbol resmi dari Misi Ekspedisi Kelas-A. Hanya misi berlevel tinggi yang menggunakan lambang ini, dan semua murid tahu: misi seperti itu bukan soal nilai. Tapi nyawa.

Xu Ming berdiri tegak di tengah panggung, nadanya lebih berat dari biasanya.

“Berdasarkan keputusan Dewan Akademi dan hasil evaluasi dari Misi Perpustakaan, misi berikutnya adalah… Penaklukan Monster Penjaga di wilayah Hutan Larangan Ke-7.”

Suasana sontak berubah tegang.

“Empat murid telah ditunjuk langsung berdasarkan kompatibilitas sihir dan stabilitas mental. Mereka adalah—”

Ia mengangkat tangannya, dan nama-nama muncul satu per satu di udara:

“Xuanwei, dari Departemen Strategi Pelindung.”

“Yu Zhan, dari Departemen Serangan Cepat.”

“Lingyu, dari Departemen Ilusi dan Sensorik.”

“...dan Liangyi, dari Departemen Keterpencilan.”

Ruangan mendadak sunyi. Lalu bisik-bisik menyusul.

“Kenapa dia lagi?”

“Liangyi masuk misi kelas-A?”

“Bukan dia spesialis... teori aneh itu?”

Liangyi, yang sedang menuangkan sup ke dalam mangkuk, langsung mendongak. Tatapannya kosong. Lalu ia bersuara pelan, lebih pada dirinya sendiri.

“Oh jadi gitu... Tiga orang berbakat yang terkenal... dan satu figuran yang bahkan gak suka jalan di tanah becek.”

Ia bangkit, membawa supnya seperti hendak marah pada bubuk lada di dalamnya.

“Penaklukan monster? Yang bener aja. Bertiga aja mereka udah cukup buat ngalahin separuh iblis neraka, sekarang aku juga disuruh ikut camping di hutan sialan itu?”

Ia menoleh pada Xuanwei yang tetap tenang di tempat duduknya.

“Kamu kan yang nyebutin aku dalam laporan.”

Xuanwei hanya menatapnya dengan pandangan yang sulit ditebak.

“Kalau kamu gak disebut, kamu tetap akan ikut. Tapi dalam pengawasan.”

Liangyi mencibir.

“Gak sopan banget jawabannya. Tapi kayaknya benar.”

Yu Zhan berjalan mendekat, menepuk bahu Liangyi dengan senyum hangat.

“Kita akan satu tim. Aku pastikan kita semua balik hidup-hidup.”

Liangyi menatap tangannya.

“Aku bukan orang yang bisa janjiin itu, Yu Zhan.”

Lingyu menghampiri, menatap Liangyi dengan sorot tajam.

“Kalau kamu cuma akan jadi beban, lebih baik minta mundur sekarang. Ini bukan kelas teori.”

Liangyi tersenyum dingin.

“Tenang, aku cuma bakal jadi beban buat monster-nya.”

Malam sebelum keberangkatan.

Mereka dikumpulkan di Paviliun Persiapan Rahasia, lantai bawah akademi yang jarang digunakan. Udara lembap, cahaya lilin bergoyang oleh hembusan angin dari celah batu.

Empat peti kayu diletakkan di tengah ruangan. Masing-masing diberi nama dan segel sihir berbeda.

> “Di dalam peti itu,” ujar Guru Wen dari Divisi Relik Berbahaya, “adalah perlengkapan khusus yang dipilih berdasarkan afinitas sihir kalian. Jangan buka sampai kalian mencapai batas luar Hutan Larangan. Segel akan rusak jika dibuka lebih awal.”

Liangyi berdiri dengan tangan menyilang.

“Apa kita benar-benar perlu ini? Kalau ini misi bunuh diri, bilang aja. Aku bisa nyiapin surat wasiat.”

Guru Wen menatapnya tajam.

“Ini bukan misi biasa, Liangyi. Monster di dalam sana... bukan makhluk yang diciptakan. Ia adalah sesuatu yang tertinggal.”

“Tertinggal?” tanya Yu Zhan. “Maksudnya, dari zaman kuno?”

Guru Wen mengangguk.

“Zaman ketika sihir belum punya bentuk. Sebelum struktur mantra ditulis, sebelum akademi dibangun. Itu... bentuk awal dari ketidakseimbangan.”

Xuanwei bertanya tenang, “Apa ada laporan korban?”

Guru Wen tak menjawab langsung.

“...Tiga tim sebelumnya dikirim dalam sepuluh tahun terakhir. Tak satupun yang kembali. Kami hanya menemukan simbol patah di tanah, yang bahkan tak bisa dibaca oleh penjaga mantra.”

Liangyi tertawa pendek.

“Wah, kalian benar-benar tahu cara bikin suasana ceria.”

Lingyu melirik tajam.

“Kalau kamu takut, kamu bisa tinggal.”

“Takut? Aku justru bingung kenapa kamu gak lebih takut. Kecuali kamu nyimpan monster di hatimu juga.”

“Cukup,” potong Xuanwei.

“Kalau kita terus saling sindir, kita akan mati sebelum mencapai batas hutan.”

Keheningan mengambang.

Lalu Guru Wen menyerahkan gulungan kain berwarna hitam tua pada Xuanwei. Ada pola perak berkilau samar di permukaannya.

“Ini... adalah peta satu-satunya yang bisa dibaca di dalam Hutan Larangan. Tapi jalur di dalamnya selalu berubah, jadi baca dengan hati-hati. Dan jangan... jangan biarkan kain ini tersentuh darah siapa pun.”

Liangyi melirik.

“Tersentuh darah? Maksudnya... kain ini bakal aktif kalau kena darah?”

“Tidak. Ia akan menelan siapa pun yang berdarah di dekatnya.”

1
Murni Dewita
lanjut
Murni Dewita
nyimak
Murni Dewita
👣
Proposal
Bagus Kaka🌟💫, jangan lupa mampir karyaku juga yaa🥰🙂‍↔️
O.nyx: terimakasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!