Sumpah Pemuda, adalah nama sekolah buangan dan terkenal buruk norma dan etikanya. Sekolah yang tidak perlu mengeluarkan sepeserpun biaya untuk masuk ke dalam sekolah tersebut.
Sementara itu, seorang anak yang bernama Arka Bimantara yang terlahir dari keluarga yang terbuang harus bisa beradaptasi di lingkungan keras di sekolah itu di karenakan buruknya latar belakang keuangan keluarganya.
Namun di balik sekolah dan kisah kota tersebut, ada sebuah fakta busuk dari pemerintah dan para konglomerat negara.
Kisah ini bukan hanya sekedar cerita anak berandal saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yo Grae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kegundahan Arka.
Di sebuah ruangan kecil di dekat gudang mini market, duduklah Arka yang sedang merenung . Di dalam ruangan yang gelap itu yang hanya mendaptkan sedikit cahaya dari ventilasi itu ia sedang menutupi wajahnya dengan kedua tangannya yang sedang bertumpu pada lutut.
Di saat ini, Arka sedang kalut. Ia mengerti semua yang ia inginkan namun ia tak lupa dengan tujuannya selama ini berjuang menjalani kehidupan. Ia mengetahui bahwa berapa Minggu terakhir ia terlalu berkutat dengan urusan sekolah ini . Tapi apakah ini semua ada artinya jika ia tak bersama ibunya kembali?. Di saat ia masih tenggelam dalam pikirannya, gagang pintu ruangan itu berputar dan terdorong lah pintu itu, dari balik pintu muncullah seorang anak wanita yang kemarin ia tolong. Si kembar yang wanita.
"Maaf ganggu, aku sudah buatkan makan . Ini jam makan kan?" Bisik wanita kembar itu .
Arka masih diam. Ia tak bergerak barang sedikit pun.
"Permisi.. Boleh masuk?" Tanya wanita kembar itu .
Arka masih tak bergeming.
Melihat respon itu si wanita itu masuk perlahan dengan berjalan berjinjit . Ia berjalan sambil mengendap-endap mendekat ke Arka .
"Kak? Kaka sakit?" tanya si wanita kembar .
Dalam ruangan gelap itu si kembar itu tak tau bagaimana gestur tubuh Arka, apakah ia bergetar karna ketakutan atau risau karna sesuatu . Tak bisa mengambil kesimpulan yang lebih, si kembar akhirnya ikut duduk di samping Arka. Si kembar itu kemudian inisiatif memulai kontak fisik dengan menyentuh bahu Arka. Tak ada respon apa apa .
"Maaf kak, bukannya aku mau ikut campur , tapi kakak pusing karna mau merawat kami ya agar kami gak di pelihara oleh orang tua kami lagi?" Tanya si wanita kembar itu dengan nada ragu .
Akhirnya dengan penuh keberanian si wanita kembar itu menggenggam punggung tangan Arka . "Kak, kakak gak usah khawatir, kakak adalah orang terhebat setelah saudaraku yang pernah aku temui. Aku yakin kakak pasti bisa melalui semuanya. Satu satu, satu demi satu . Pelan tapi pasti dari pada semua nya di jalani namun jatuhnya juga semuanya . Aku akan dukung sebisanya, aku juga bisa boxing lhoo aku bisa dari tutorial yang di siarkan di tv poskamling .. Hehehe walaupun gak sekuat kakak dan yang lainnya tapi aku yakin aku pasti berguna buat kalian " .
Kalimat kalimat yang terdengar unik itu membuat Arka sedikit merasakan tertawa sejenak .
Apanya yang boxing dari siaran tv poskamling coba .
Namun Arka akui bahwa kini ia telah mengulum senyum di bibir nya . Arka bernafas sebentar lalu membuang nya perlahan . Ia menatap wajah si cewek kembar, namun karna malu si cewek kembar itu membuang muka .
"Oh iya kita belum kenalan, siapa nama mu?" tanya Arka .
"Hmm.. Aku kurang ingat, soalnya aku jarang di panggil nama sama papah mamah . Seringnya itu, woi anak guk guk , woi anak sampah. " Anak itu memperagakan orang tuanya sambil berdiri dan menunjuk nunjuk dengan raut wajah jelek .
Arka ingin sedih marah dan kaget dari pernyataan itu, namun karna ekspresi dari si anak kembar ini ia pun tertawa lepas .
"Yang bener mereka manggil begitu? Bagaimana kembaran mu?" tanya Arka .
"Oh adek Kusuma ? Iya cuman dia yang di panggil . Suma ! Sini Suma!" lagi lagi anak itu memperagakan orang tuanya yang memanggil sambil menunjuk nunjuk .
"Oh , jadi nama adik kembar mu itu Kusuma? kenapa badannya lebih besar ?" tanya Arka .
"Soalnya dia dulu sering dapat uang hasil nyolong sambil mukulin orang . Tapi semenjak wilayah ini di kuasai sama kak Firman jadinya kami gak ada penghasilan ." Raut wajah anak ini kini cemberut kecut .
Arka merasa senang sekali mendapat kan anak ini .
Arka mengusap kepala anak itu lalu sambil memikirkan sesuatu . "Hmmm .. bagaimana aku kasih nama boleh?" tanya Arka .
Anak kembar itu menyeringai dan mengangguk ngangguk kencang . "Boleh bolee... Apa emangnya kak?" Tanya anak itu kegirangan .
Arka berfikir keras dengan nama anak ini. Ceria namun punya jalan hidup yang pahit dari orang tuanya. Kali ini ia tau bahwa bukan hanya takdir yang bisa menyulitkan hidup seseorang, namun kesalahan dari orang tua mereka sendiri lah yang bisa membuat pahit kehidupan seseorang .
Arka sekali lagi melihat ke arah gadis itu, satu kesan yang ia lihat dari gadis itu . Manis dan cantik .
"Alka, namamu Alka" ujar Arka .
Mata Alka membelalak lebar "Persis kaya nama kakak beda satu huruf aja ?" tanya Alka .
"Alka Ada artinya" kata Arka .
Gadis itu bingung dan memiringkan kepalanya "Memangnya, artinya apa kak?"
"Gadis kecil yang cantik" Jawab Arka .
Pipi Alka merona karna me dengar itu, ia merasa bahagia mendapatkan nama dari seorang yang ia sukai .
Alka masih berusia sekitar kelas empat SD. Ia tak tau bahwa yang di hatinya ini rasa suka dengan Arka sebatas seorang penyelamat dan seorang kakak atau lebih dari itu .
Karna sejatinya dia masih lah anak anak .
"Ayok kak kita makan!!" Alka menggenggam tangan Arka dan menariknya untuk keluar dari ruangan itu .
Arka hanya bisa pasrah dan mengikuti arahan dari Alka. "Pelan pelan Alka" .
Untuk saat ini, kegundahan hati Arka sudah agak membaik . Ia mengingat kata kata penenang dari Alka tadi, yaitu step by step, satu persatu yang penting pasti berjalan .
Benar, menurutnya untuk saat ini jalan itulah yang lebih baik. Karna ia belum bisa melakukan banyak hal yang bisa ia lakukan untuk merubah rencana nya . Semua rencana manusia mempunyai, tenaga dan otak manusia yang miliki , namun ada zat yang lebih berkuasa dan lebih hebat dari sistem itu . Yaitu kehendak tuhan .
Kita yang mengatur, dan tuhan lah yang menentukan, tugas manusia hanyalah percaya kepada zat itu dan berusaha yang lebih baik .