Gyan Abhiseva Wiguna tengah hidup di fase tenang pasca break up dengan seorang wanita. Hidup yang berwarna berubah monokrom dan monoton.
Tak ada angin dan hujan, tiba-tiba dia dititipi seorang gadis cantik yang tak lain adalah partner bertengkarnya semasa kecil hingga remaja, Rachella Bumintara Ranendra. Gadis tantrum si ratu drama. Dia tak bisa menolak karena perintah dari singa pusat.
Akankah kehidupan tenangnya akan terganggu? Ataukah kehadiran Achel mampu merubah hidup yang monokrom kembali menjadi lebih berwarna? Atau masih tetap sama karena sang mantanlah pemilik warna hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Hanya Saudara
"JAGA MULUT KAMU, GYAN!"
Suara Kethlyn menggema hingga dirinya menjadi pusat perhatian semua orang. Sedangkan Gyan hanya terdiam sambil menahan emosi yang sudah ingin dia keluarkan.
"JAGA JUGA SIKAP KAK LYN!!"
Suara Achel yang cukup mengejutkannya seperti pemadam emosi. Lelaki itu menatap punggung Achel yang kini sudah ada di depannya. Melindungi Gyan dari serangan Kethlyn yang bisa saja terjadi.
Kethlyn terhenyak melihat sikap Achel. Berani membentaknya di depan banyak orang. Dan sebuah tanya berputar di kepala. Kenapa Achel dan Gyan bisa saling kenal? Tak perlu bertanya terlalu lama. Akhirnya, Kethlyn menemukan jawabnya.
"Ketika saudaraku disakiti, aku akan berada paling depan untuk melindungi."
Kelegaan hati mulai Kethlyn dapatkan. Tapi, keperihan hati Gyan rasakan. Hati kecil Gyan tak terima atas ucapan Achel. Tak ada yang salah dari kalimat yang Achel lontarkan. Memang begitu faktanya, mereka berdua bersaudara.
Gyan sedikit terkejut ketika tangan Achel sudah mengusap lembut pipi putihnya. Pandangan mereka berdua bertemu.
"Sakit?"
"Hanya perih." Perihnya bukan karena tamparan. Melainkan karena ucapan yang Achel keluarkan.
Untuk kedua kalinya Gyan dibuat terhenyak. Sekarang, lengannya sudah digandeng Achel. Gadis cantik itu mengajaknya untuk meninggalkan restoran. Meninggalkan Kethlyn yang masih terdiam.
Di dalam mobil hanya keheningan yang tercipta. Sesekali Achel melirik ke arah Gyan yang berwajah datar. Rasa penasaran semakin menggelayuti hati. Tak akan Gyan Abhiseva Wiguna mengeluarkan bisa mematikan tanpa adanya alasan yang jelas.
"Kak Gy kenal Kak Lyn?" Sebuah pertanyaan yang dipenuhi ketakutan terucap. Achel mencoba melawannya karena dia ingin tahu semuanya.
Lelaki itu hanya terdiam mendengar pertanyaan tersebut. Matanya masih tertuju pada jalanan. Sedangkan Achel masih menunggu sebuah jawaban dengan mata yang masih belum berpaling dari lelaki yang ada di balik kemudi.
"Dia kakaknya Kelvin." Kalimat berikutnya mampu membuat Gyan terkejut. Mobil yang dia tumpangi mengerem mendadak. Untungnya tak ada kendaraan di depan ataupun di belakang mobil itu.
Belum juga hilang keterkejutannya, tatapan tajam sudah Gyan berikan. Sorot matanya seperti ingin menguliti dirinya hidup-hidup.
"A-a-chel ... cuma ngasih tahu doang."
Gyan membuang napas kasar. Senyum tipis terukir di wajah Gyan. Dia menggelengkan kepalanya dengan sangat pelan. Bisa-bisanya dia berada di dalam dunia yang sempit macam sekarang. Kembali dihubungkan dengan perempuan yang sudah mempermainkan.
Selama menjalin hubungan dengan Kethlyn, Gyan memang tak mencari tahu tentang keluarga kekasihnya. Mereka sama-sama tertutup perihal keluarga. Bahkan setelah mereka pacaran, mereka berdua seperti dijauhkan. Untuk bertemu saja jarang sekali.
"Apa Kak Gy pernah menjalin hubungan dengan Kak Lyn? Mata Kak Lyn beda banget ketika natap Kak Gy."
Gyan masih menutup mulutnya. Kakinya sudah menginjak pedal gas kembali dan menghiraukan pertanyaan tersebut. Melihat ekspresi Gyan yang sudah tak bersahabat, Achel tak bisa mendesak. Dia tahu bagaimana sikap lelaki dingin itu.
Mobil susah berhenti di sebuah restoran. Achel menoleh ke arah Gyan yang sedang membuka seatbelt. "Kalau lu mau tahu jawabannya. Tanya ke William," ucapnya sebelum keluar dari mobil.
Setelah makan siang, Gyan pergi tanpa bilang mau ke mana. Sedangkan tas berisi bajunya masih ada di unit yang dihuni Achel. Satu jam, dua jam, tiga jam, lelaki itu tak jua kembali. Pesan yang Achel kirim pun hanya ceklis satu. Kecemasan mulai hadir.
"Ke mana Kak Gy?"
Achel melihat jam yang ada di layar ponsel. Dia teringat kepada William. Tanpa berpikir panjang gadis itu meraih tasnya dan bergegas meninggalkannya unit yang dia huni.
Gadis itu sudah berada di kantor Wiguna Internasional. Langkahnya mulai menuju lift. Dan betapa beruntungnya Achel ketika orang yang dia cari baru saja keluar lift.
"Kak William."
Dahi asisten Gyan mengkerut mendengar namanya dipanggil oleh perempuan yang sudah mampu membuat Gyan tersenyum lagi.
"Achel ingin bicara sebentar sama Kakak."
Di kedai kopi langganan William dan Gyan, Achel mulai berbicara tanpa berbasa-basi langsung ke inti.
"Apa di antara Kak Gyan dan Kak Kethlyn pernah terjalin sebuah hubungan?" William terbatuk ketika mendengar pertanyaan dari gadis yang sudah menatapnya dengan serius.
"Kata Kak Gy, Kak William yang tahu jawabannya."
William tersenyum begitu tipis. Pendirian Gyan dari dulu sampai sekarang masih tak berubah. Haram hukumnya untuk mengungkit masa lalu. Sekarang, gantian William yang menatap Achel dengan sangat dalam.
Mulut William pun mulai bergerak. Dan penjelasan tanpa rekayasa pun William beberkan. Wajah syok Achel terlihat jelas ketika pertanyaannya mulai menemukan jawaban.
"Lelaki cuek, dikejar ugal-ugalan. Setelah mulai jatuh cinta malah ditinggalkan dan parahnya hanya dijadikan sebuah mainan. Bukankah itu sangat jahat?" Achel hanya diam saja. Dia tak menyangka jika wajah cantik Kethlyn tak sesuai dengan hatinya. Pantas saja Gyan begitu murka ketika melihat perempuan itu. Juga William menjelaskan jika Gyan menunda keberangkatannya kemarin dikarenakan Kethlyn yang sudah membuat Gyan emosi.
"Jadi, perempuan yang meluk Kak Gy itu Kak Lyn?"
"Jujurlah akan perasaan kamu itu, Chel. Sebelum terlambat."
Dahi Achel seketika mengkerut. Dia tak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh William. Teman Gyan itupun akhirnya mengeluarkan ponselnya. Menunjukkan sebuah pesan kepasany dirinya.
"Saya berangkat ke Bandara sekarang. Saya percayakan perusahaan kepada kamu untuk satu tahun ke depan."
"S-satu ta-hun?" William mengangguk.
"Keberangkatan yang dipercepat, juga stay lebih lama adalah perintah dari Tuan Aksa yang tak akan pernah bisa dibantah."
.
Gyan tengah duduk di kursi tunggu menunggu keberangkatan pesawat yang akan membawanya. Kekecewaan masih bersarang di hati.
"Hanya saudara," ucap Gyan dengan senyum kecil.
Hembusan napas kasar keluar dari mulutnya. Gyan memejamkan matanya untuk sesaat. Bayang wajah Achel masih memenuhi kepala.
"Gua aja yang enggak sadar diri." Kembali Gyan berucap.
Lagi dan lagi hembusan napas kasar dibuang. Gyan mulai bangkit dari duduknya dan akan menuju ke pintu keberangkatan. Baru dua langkah, kakinya terhenti. Dan tubuhnya memutar ke belakang. Kembali ukiran senyum penuh kepedihan terlihat.
"Berharap apa sih, Gy?"
Gyan kembali melangkah. Dia sudah bertekad ketika dia sudah mengudara, dia akan meletakkan bayang wajah Achel di atas awan. Biarkan bayang wajah gadis itu tinggal bersama awan yang cantik di atas langit.
Lima meter lagi jarak ke pintu keberangkatan. Bayang wajah Achel semakin terus berputar. Langkahnya kembali terhenti. Dipejamkan mata untuk sejenak sambil membuang napas dengan sangat kasar.
"Achel sayang Kak Gy."
Tubuh Gyan mematung mendengar suara yang sangat familiar. Dia abai, tapi suara langkah kaki dari arah belakang terdengar. Dan sepasang tangan melingkar di pinggang. Memeluknya dengan erat.
Diputar tubuhnya. Alangkah terkejut ketika melihat perempuan yang selalu ada di kepala ada di depan mata. Mata mereka berdua bertemu dan saling bicara. Perlahan, tangan putih itu menarik kerah kemeja Gyan. Tubuh lelaki itupun sedikit membungkuk. Gebrakan tak terduga Achel membuat tubuh Gyan menegang. Di mana bibir mungil itu ditempelkan dengan rapat ke bibirnya.
"I love you, Kak Gyan."
...**** BERSAMBUNG ****...
Maaf ya masih suasana lebaran jadi libur up. Udah mulai up lagi nih aku, boleh dong minta komennya ...
lanjut trus ya Thor
semangat
terlaluuuu...
liat aja dari perjuangan si kulkas, semoga dapat restu dari semua keluarga ya gyan dan achel
akan kudukung karena kalian bukan adik kakak se ayah atau se ibu