NovelToon NovelToon
Menantu Dewa Roh

Menantu Dewa Roh

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Identitas Tersembunyi / Kebangkitan pecundang / Budidaya dan Peningkatan / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:351.6k
Nilai: 4.8
Nama Author: Sayap perak

Dua tahun menjadi bahan hinaan dan tertawaan seluruh kota, Zhao Yang, menantu tidak berguna dari kediaman Keluarga Gu kini telah menyelesaikan pelatihannya.

Selama ini dia diam bukan karena penakut. Dia tak melawan juga bukan karena pengecut. Itu tak lain karena pelatihan khusus yang mengharuskannya hidup tanpa Qi hingga ia mencapai syarat tertentu.

Sekarang, setelah pelatihannya selesai, dia tak lagi harus menahan semua hinaan itu. Dia dapat berdiri tegap dengan dada membusung, menunjukkan kepada semua orang siapa Zhao Yang sebenarnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch - 25 : Sebuah Surat

Setelah melakukan perjalanan sepanjang siang, rombongan kereta kuda sampai di Kediaman Gu menjelang sore hari. Wen Qing pertama turun dari kereta, bergegas masuk sambil menarik tangan Gu Xingyu. Sementara Zhao Yang masih di sana. Mendapat tugas untuk membawa barang bawaan masuk termasuk hadiah yang baru diturunkan dari kereta.

"Minta saja orang untuk membawanya ke dalam. Kau bisa meninggalkannya di sana." Gu Xingyu berkata dari jauh.

Namun saat itu Wen Qing juga berkata, "Kenapa harus minta orang lain saat dia sudah berdiri di sana? Zhao Yang, kau bisa melakukannya, kan? Begitu saja masa tidak bisa?"

Zhao Yang mengangguk dan langsung mengangkat beberapa barang dengan satu tangannya. "Ini bukan masalah. Ibu masuk saja dengan Xingyu. Barang-barang ini biar aku yang membawanya masuk."

Wen Qing langsung melirik putrinya. "Dengar, kan, Xingyu? Suamimu saja tidak keberatan. Jadi ayo masuk! Biar dia yang mengurusnya."

Terlihat Gu Xingyu tampak ingin mengatakan sesuatu, tetapi suaranya lenyap saat Wen Qing sudah menariknya pergi.

"Ayo! Ayahmu pasti sudah menunggu ...."

Zhao Yang berdiri memandang mereka sampai benar-benar lenyap dari pandangannya. Setelah itu dia berjongkok untuk mengambil beberapa barang lain bersiap mengangkatnya. Namun baru saja berdiri, Zhao Yang tiba-tiba merasakan kehadiran seseorang di kejauhan sedang mengawasinya.

Slap!!

Sebuah belati menancap di permukaan tanah tepat di samping kaki kanannya.

Menyadari ada sebuah surat di gagang belati tersebut membuat kening Zhao Yang sedikit mengerut.

"Hao Ming ...."

Dengan cepat Zhao Yang mengetahui pengirim pesan itu. Dia mengambilnya setelah memastikan tidak ada orang lain di sekitar.

___

Satu jam kemudian, ruangan Zhao Yang.

Zhao Yang duduk dengan tenang di tepi ranjang sembari menatap belati berisi surat yang baru saja dikirimkan kepadanya. Cukup lama hanya memandanginya, Zhao Yang mulai melepas lilitan tali pada surat itu dan membuka kertas yang terikat di sana.

"Ada yang harus dibicarakan. Ini tentang empat kekuatan yang ada di belakang Klan Wang."

Sejenak Zhao Yang hanya diam dengan dua alis yang tampak menyatu. Namun tentu saja dirinya mengerti dengan maksud pesan tersebut. Karena terakhir kali di ruang lelang Hao Ming mengirimkan empat nama yang terdiri dari Jian, Yang, Bai dan Kabut Berdarah. Mereka sepakat untuk mengumpulkan informasi tentang empat kelompok kekuatan itu, dan memeriksa keterlibatan mereka dalam penyerangan Pulau Sungai Darah.

"Entah informasi apa yang dia dapatkan kali ini. Sepertinya aku harus datang ke sana."

Tok Tok Tok!!

Saat itu, suara ketukan pintu mengalihkan perhatian Zhao Yang. Dia langsung menghancurkan surat yang ada di tangannya, kemudian menyimpan belati itu di dalam laci sebelum berjalan ke arah pintu.

Pintu pun terbuka. Namun Zhao Yang tidak menyangka yang datang adalah istrinya. Dia membuka pintu lebih lebar, lalu berdiri tegak dengan senyum yang mengembang.

"Xingyu? Kau membutuhkan sesuatu?"

"Makan malam.. Kita akan makan malam bersama malam ini."

Zhao Yang agak memiringkan kepala saat mendengarnya. "Makan malam? Bersama?"

"Cepat. Ayah dan ibu sudah menunggu di ruang makan."

"..."

Awalnya Zhao Yang tampak bersemangat memikirkan hanya akan ada mereka berdua. Namun tidak seperti harapannya, ternyata makan malam bersama juga termasuk ayah dan ibu mertuanya.

"Apa kau hanya akan berdiri di sana?"

Suara Gu Xingyu membuat Zhao Yang terkesiap dan langsung menutup pintu ruangannya. Sedikit berlari mengikuti sang istri yang sudah berjalan duluan.

"Ah, Xingyu! Tunggu aku."

____

Sampai di ruang makan, ternyata bukan hanya ada Gu Bei dan Wen Qing seperti yang dibayangkan Zhao Yang. Gu Yiwei yang sebelumnya masih mengasingkan diri berkultivasi tampaknya sudah keluar dengan aura kekuatan di tubuhnya yang meningkat signifikan.

"Tingkat jiwa lapisan keempat. Mungkinkah makan malam ini untuk merayakan kenaikannya?" Zhao Yang bergumam.

Saat itu Gu Bei yang posisi kursinya menghadap pintu segera menyadari kedatangan Zhao Yang dan Gu Xingyu.

"Kalian sudah datang? Cepat duduk, keburu makanannya menjadi dingin."

Zhao Yang hanya mengangguk saat berjalan ke salah satu kursi yang kosong. Karena memang hanya ada lima kursi di sana sehingga tak perlu susah payah memilih tempat di mana dirinya akan duduk. Dia duduk di samping Gu Xingyu dan berseberangan dengan adik serta ibu mertuanya.

"Zhao Yang. Kenapa kau tidak mengisi piringmu?"

Yang lain sudah mulai menyantap tetapi piring Zhao Yang masih terlihat bersih.

"Apa kau kurang suka dengan hidangannya?" tanya Gu Bei.

"Tidak Ayah. Aku menyukainya." Dengan terburu-buru Zhao Yang langsung mengisi piringnya yang kosong karena khawatir Gu Bei akan kembali bertanya.

Wen Qing mendengus. "Tidak suka ya jangan dimakan. Kau pikir hidangan itu dibuat hanya untukmu?"

"..."

Zhao Yang yang baru menyentuh centong nasi tak bisa melanjutkan gerakannya saat mendengar ucapan Wen Qing.

"Qing'er.. Jangan bicara begitu. Aku menyiapkan makan malam ini juga untuk Zhao Yang. Dia yang membantu kesepakatan dengan Paviliun Pedang. Jika bukan karenanya, tidak mungkin keluarga kita punya kesempatan bekerja sama dengan kelompok nomor dua terkuat di kota seperti mereka."

Gu Bei meminta sang istri agar menarik ucapannya, tetapi dengan sifat keras kepalanya Wen Qing benar-benar tidak mau melakukannya.

"Bukankah itu hanya kebetulan? Kebetulan saja dia mengenal Ketua Hao Ming, dan mungkin juga kebetulan Paviliun Pedang sedang mencari peluang kerja sama. Itulah kenapa kesepakatan dilakukan."

Gu Bei tidak bisa berkata-kata mendengar apa yang dikatakan istrinya. Dia melirik Zhao Yang, lalu menghembuskan nafas dengan pasrah.

"Zhao Yang-- ...."

"Ini enak sekali, Ayah Mertua. Aku benar-benar menyukainya."

Melihat Zhao Yang seperti tidak mempermasalahkan perkataan Wen Qing membuat Gu Bei sedikit lega. Pria itu mulai kembali tersenyum.

"Jika menurutmu enak makanlah lebih banyak. Di belakang masih ada," ucapnya.

Zhao Yang mengangguk. Makan malam itu, meski sempat ada masalah yang membuat suasana sedikit tegang, tetapi pada akhirnya semua menikmati hidangan yang disiapkan.

Setelah selesai Zhao Yang langsung kembali ke ruangannya. Berjalan sendirian di lorong sampai menyadari sang istri mengikutinya seperti ada yang ingin dikatakan.

Dia sengaja melambatkan langkah sehingga mereka berdua kini berjalan sejajar.

"Maaf tentang sikap ibu yang barusan."

Diam cukup lama, Zhao Yang tersenyum dengan lembut kepada istrinya. "Tidak perlu memikirkannya. Aku baik-baik saja."

Meski sudah mendengarnya secara langsung Gu Xingyu masih merasa tidak enak.

"Oh iya, Xingyu. Besok aku akan pergi mengunjungi Paviliun Pedang. Mungkin akan menginap beberapa hari. Jadi tolong sampaikan hal ini ke ayah."

Gu Xingyu menoleh dengan sedikit terkejut. Namun dengan kepribadiannya yang tenang dia mampu mengendalikan ekspresi wajahnya. "Kenapa tidak mengatakannya ke ayah langsung? Besok sebelum pergi kau bisa datang ke ruangannya."

"Begitukah? ... Jika begitu akan kulakukan seperti yang kau katakan."

Karena sudah tidak ada yang ingin dibicarakan Gu Xingyu hendak berbelok mengikuti lorong yang menuju ruangannya. Namun suara Zhao Yang menahan langkah Gu Xingyu saat ingin menjauh.

"Satu lagi.. Aku harap kau tidak terburu-buru untuk melakukan pelatihan tertutup. Karena itu akan lebih berbahaya dari sebelumnya jika kau terlalu memaksakan diri."

Gu Xingyu berbalik menatap Zhao Yang.

"Saat di Paviliun Pedang aku akan mencari tanaman spiritual untuk menyetabilkan pondasi kultivasimu. Aku harap kau bersabar sampai hari itu."

Kening Gu Xingyu mengerut dengan jelas. Terkejut karena Zhao Yang tahu apa yang dipikirkannya. Namun lebih terkejut karena Zhao Yang juga mengetahui pondasi kultivasinya yang belum stabil sejak penerobosan terakhir kali.

"Bagaimana mungkin dia melihatnya? Mungkinkah ...."

Karena tidak semua orang dapat melihatnya. Hanya pembudidaya dengan basis budidaya yang lebih tinggi darinya yang dapat menyadari hal-hal seperti ini.

"Zhao Yang... Apa kau sungguh masih di tingkat jiwa lapisan pertama?"

1
Muh Hafidz
sip
Jendra Raharja
lanjutttttttt
saniscara patriawuha.
gasssd lahhh mangg zhaooo... masa 17 an nggak ada bonus tambahan...
Andri Iswanto
lanjut terus thor
algore
joz
algore
tumben babnya pendek
hehe apa Krn nanggung JD terasa pendek
Luthfi Afifzaidan
up
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Kabuuuur
Andri Iswanto
lanjut terus thor
y@y@
🌟👍🏾👍🏻👍🏾🌟
algore
joz
algore
jos
algore
joz
algore
jos
y@y@
💥👍🏻👍🏾👍🏻💥
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Berubah menjadi jangkrik 🦗
angin kelana
jadi kucing dan tikus donk/Grin/
Sarip Hidayat
waah
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Iyeeeees
will
trio zhao itu apa sodara kandung? gda penjelasannya dr awal..zhao yang, zhao si ma 1 lg 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!