Tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh
seorang Evanindhia Sashikirana..bahwa pengkhianatan yang di lakukan oleh kekasih nya bersama adiknya sendiri telah memaksa dirinya
untuk menjauh dari hingar bingar kehidupan
glamor kota metropolitan.
Dia memutuskan untuk mengisolasi dirinya ke
sebuah kota kecil yang ternyata keadaan di dalam
nya sangat lah di luar dugaan. Kehidupan liar dan
ekstrim harus dia lalui di sana yang bahkan tidak
pernah terlintas sedikitpun kalau dia akan masuk
dan mengalaminya sendiri.
Dia adalah seorang gadis kota dengan segala
pesona luar biasa yang di milikinya hingga di
setiap kemunculannya akan langsung menyihir
dan membius mata semua orang yang selama
hidupnya belum pernah melihat mahluk cantik
seperti dirinya.
Bagaimanakah Kiran akan dapat menjalani
kehidupan liar nya di kota kecil yang tidak di
kenal nya sama sekali.? Akankah dia menyesali
semua keputusan nya yang telah membawa
dirinya ke dalam kesulitan.??
** Ambilah hikmah yang terkandung di balik
setiap peristiwa **
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Terpuruk
**********
Saat ini Kiran baru saja selesai membersihkan
diri di dalam kamar yang semalam di tinggali
nya. Dia terpaksa berganti pakaian dengan yang
sudah tersedia di ruang ganti. Kiran menggeleng
resah saat melihat berbagai macam gaun telah
tertata rapi di dalam lemari besar itu. Apa yang sebenarnya ada dalam benak mantan kekasih
nya itu.
Setelah selesai bersiap dia menatap pantulan
dirinya di cermin besar.Gaun cantik di bawah
lutut dengan model simpel dan warna yang
anggun kini telah membalut tubuh indahnya.
Wajahnya di biarkan polos dengan rambut
tergerai bebas.
Kiran menarik napas berat, memejamkan mata
mencoba mencari bayangan wajah seseorang
di pelupuk matanya. Ada cairan bening yang tiba-
tiba saja menetes saat bayangan itu menjelma
dengan begitu nyata dalam ingatannya.
Tuhan..kenapa semuanya jadi begini.? Apa
yang terjadi sekarang ini sungguh di luar
rencananya. Apa yang harus di lakukan nya
sekarang.? dia bahkan tidak memiliki nomor
kontak Agra. Tapi..tunggu dulu, bukankah dia
bisa memintanya pada Badar.
Kiran segera meraih ponsel dari dalam tas kecil
nya kemudian mencoba menghubungi Badar. Nomornya tidak bisa di hubungi, dia mencoba
lagi namun tetap tidak terhubung. Setelah 3 kali mencoba akhirnya Kiran menyerah, dia tahu
pasti keadaan signal di tempat itu.
"Agra.. maafkan aku..Ini semua terjadi di luar
kehendak ku.."
Gumam Kiran lirih. Hatinya terasa begitu pedih.
Ada perasaan yang sangat menyiksanya saat
ini, perasaan ingin bertemu dan melihat sosok
Agra. Kiran tidak yakin dengan apa yang di
rasakannya ini, tapi hatinya begitu nyata,.dia
sangat merindukan sosok suaminya itu.
Nathan..! kenapa laki-laki itu masih terus saja
membayangi hidupnya. Kenapa dia tidak bisa
langsung lepas dari mantan kekasihnya itu.
Setelah memastikan semua siap Kiran keluar
dari kamar dengan menenteng tas miliknya.
Walaupun wajahnya terlihat lelah dan kurang bersemangat namun hal itu tidak mengurangi
pesona kecantikannya yang dapat membius
setiap mata yang memandang nya.
Nathan yang sudah menunggu di depan pintu
tampak menatap lembut penuh cinta. Untuk
sesaat keduanya saling pandang, namun tidak
lama Kiran melengos kan wajahnya, kemudian
melangkah di ikuti oleh laki-laki tampan itu.
Para pelayan yang kebetulan melihatnya tampak mencuri pandang kearah Kiran dengan tatapan
begitu terpesona akan kecantikan gadis yang
telah di bawa oleh Tuannya itu, mereka yakin
bahwa gadis yang sangat cantik itu adalah
calon istri Tuan mereka.
"Aku akan berangkat sendiri..!"
Ketus Kiran saat dia menuruni tangga menuju
lantai bawah. Nathan segera menggenggam
tangan Kiran dan menahan langkahnya. Kiran
mencoba menepis pegangan tangan Nathan,
menatapnya tajam dengan sorot mata penuh kekesalan yang saat ini seakan telah menelan
dirinya. Namun pria itu malah sengaja makin
mempererat genggaman tangannya.
"Kita berangkat bersama, saat ini kau ada dalam kuasaku, kau tidak berhak membantah.!"
Desis Nathan balik menatap tajam wajah Kiran
yang terlihat semakin kesal sekaligus tertekan.
Dia kembali menepis pegangan tangan Nathan
seraya melangkah.
"Kita sarapan dulu..Aku tidak mau terjadi apa-
apa pada tubuhmu.! dirimu sangat berharga
bagiku.!"
"Tidak ! aku tidak berselera.!"
"Aku akan memaksamu.!"
Tegas Nathan seraya menarik paksa tangan
Kiran menuju ruang makan. Akhirnya mau tidak
mau Kiran terpaksa mengikuti langkah pria itu.
------ ------
Mobil sport mewah Nathan tiba di depan lobby
kantor perusahaan Tuan Zein yang cukup megah. Beberapa security langsung membukakan pintu
mobil tersebut seraya menunduk hormat.Kedua
nya turun kemudian melangkah masuk .
Begitu sampai di ruang utama lobby barisan resepsionis langsung menyambut kedatangan
Kiran. Mereka terlihat begitu senang melihat kedatangan putri pemilik perusahaan ini apalagi
dia datang bersama dengan Tuan Muda keluarga Wiranata yang cukup terkenal akan ketampanan
dan kekayaan keluarga besarnya. Mereka berdua terlihat begitu serasi dan cocok satu sama lain.
"Selamat pagi Nona Kiran..Tuan Nathan.."
Sambut seorang resepsionis cantik sambil
menunduk dan sekilas mencuri pandang kearah
Nathan yang terlihat datar dan angkuh.
"Selamat pagi..apa Ayah ada di ruangannya.?"
"Ada Nona.. silahkan langsung naik saja ke
ruangan beliau.."
"Baiklah.. terimakasih."
Kiran langsung melangkah mengacuhkan
Nathan yang hanya bisa menghembuskan
napas sedikit kesal campur kecewa.
Saat berada di dalam lift Nathan berusaha
untuk menggandeng tangan Kiran.
"Nathan..tolong jaga sikapmu.!"
Ketus Kiran sambil menarik kuat tangannya
seraya memalingkan wajah. Namum Nathan
malah memepet dirinya ke dinding lift hingga
Kiran mundur, mendorong dada Nathan yang
merangsek maju mengurung dirinya.
"Aku ingin dunia tahu bahwa kau adalah milik
ku Kiran.! tidak boleh ada laki-laki lain yang
menatap mu dengan seenaknya seperti yang
terjadi di bawah tadi.!"
Desis Nathan seraya mengangkat wajah Kiran
yang menatapnya jengah.
"Ohh..kau bersikap seolah aku ini adalah sesuatu
yang bisa kamu milikki begitu saja. Tapi dengan
mudahnya kau menghancurkan kepercayaan ku selama ini..!"
"Aku sudah bilang padamu, walau ragaku bisa
bersama wanita lain tapi tidak dengan hatiku.!"
Ucap Nathan dengan suara yang sangat berat.
Tatapannya begitu dalam mengunci bibir ranum
merah alaminya Kiran. Darahnya berdesir hebat
ingin sekali dia menyergap bibir indah itu.Nathan
mendekatkan bibirnya membuat Kiran geram.
"Nathan.. cukup ! hentikan semua ini..!"
Dia berusaha mendorong tubuh tegap Nathan
yang saat ini semakin merapat padanya.
"Siapa yang bisa bertahan dekat dengan mu
tanpa melakukan apapun Kiran sayang.."
Bisik Nathan di telinga Kiran seraya menghirup
aroma wangi menenangkan yang menguar dari
tubuh gadis itu, jiwanya semakin meronta.
"Nathan.. sikapmu ini semakin membuatku
muak padamu..!"
Nathan terdiam seketika, tatapannya semakin
tajam dengan wajah yang berubah dingin. Dia
meraih dagu indah Kiran, mata mereka bertemu
dengan tatapan yang sama panasnya.
"Kita akan segera menikah Kiran.. Aku pastikan
kau akan menjadi milikku pada akhirnya.!"
Dengus Nathan, Kiran terlihat gerah dengan rasa
percaya diri pria itu, dia tersenyum tipis.
"Aku akan mengatakan segalanya di depan ayah,
kau tidak akan bisa memaksakan kehendakmu
lagi padaku.!"
Geram Kiran sambil mendorong kuat dada Nathan
hingga dirinya bisa lepas dari kungkungan nya
bersamaan dengan pintu lift yang terbuka. Kiran
bergegas keluar kemudian melangkah cepat
menuju ruangan ayah nya.
Dua orang sekretaris menyambut kedatangan
nya. Kiran segera mengetuk pintu ruangan lalu
mendorongnya pelan.
Namun setelah ada di dalam dia tampak terdiam sesaat ketika melihat ada Tuan Herland Wiranata, ayahnya Nathan di tempat itu. Pria paruh baya itu
di dampingi asistennya sedang berbincang serius dengan Tuan Zein.
Kiran menundukkan kepalanya sedikit ke arah
Tuan Herland yang terlihat menatap kemunculan
gadis itu dengan sorot mata penuh ketenangan.
"Kiran.. akhirnya kamu pulang nak.."
"Ayah..Kiran kangen sama ayah.."
Kiran langsung berhambur kedalam pelukan
sang ayah, keduanya saling berangkulan hangat berusaha melepas semua beban rindu. Nathan
dan ayahnya terdiam memperhatikan interaksi
antara ayah dan anak tersebut.
Cukup lama Kiran berada dalam dekapan hangat
sang ayah, mencoba menghempas semua rasa
sesal dan ganjalan yang ada di hatinya atas
semua hal yang telah di alaminya selama dia
berada di desa Girilaya.
"Kiran..Tuan Wiranata sengaja datang ke kantor
Ayah ingin bertemu dengan mu !"
Ujar Tuan Zein setelah mereka melepas pelukan.
Kiran tersenyum lembut seraya menunduk sopan kearah Tuan Wiranata yang terlihat membalas nya
dengan mengangguk tenang dan tersenyum ramah.
Setelah berbasa-basi sebentar akhirnya Kiran
duduk di samping sang ayah, sedangkan Nathan duduk di sebrang nya dengan tatapan tidak lepas
dari wajah cantik Kiran.
Tuan Zein melanjutkan pembicaraan yang tadi
sempat tertunda dengan Tuan Wiranata. Kiran
hanya bisa terdiam mendengarkan walaupun
hati dan pikirannya tidak bisa fokus sama sekali.
Jiwanya saat ini melayang pada satu sosok yang entah sedang melakukan apa saat ini .
"Jadi Tuan Zein.. menurut saya sebaiknya kita
segera saja meresmikan hubungan mereka.!"
Tuan Herland kali ini langsung pada tujuannya.
Kiran tampak terkejut, menatap sang ayah minta
penjelasan atas semua yang terjadi. Tuan Zein
menarik napas berat, dia sangat paham dengan
apa yang tersirat dari tatapan mata putrinya.
"Maafkan ayah nak.. selama ini ayah memang
tidak pernah bercerita padamu.!"
"Ada apa sebenarnya ayah ? kenapa ayah tidak
pernah terbuka pada Kiran tentang semua ini.?
apakah yang di katakan Nathan benar adanya ?"
Tuan Zein melirik sekilas kearah Nathan yang
sedang duduk dengan gaya elegan, wajahnya
terlihat begitu tenang sedikit angkuh.
"Itu benar sayang.. perusahaan kita mengalami
kemunduran beberapa tahun terakhir ini. Pihak
bank sudah mengakuisi sebagian aset penting
yang kita miliki. untuk mengembalikan nya, ayah menjual separuh saham perusahaan kepada
Tuan Herland..jadi sekarang ini kita tidak punya apa-apa lagi..!"
Kiran terhenyak, wajahnya langsung memucat.
Dia menatap tidak percaya wajah ayah nya yang
terlihat sangat tertekan.
"Dan..kau tahu sayang..untuk mengembalikan
kondisi stabil perusahaan ayahmu.. tidak ada
pilihan lain lagi selain kamu menerima lamaran
ku, kau harus menjadi istriku.!"
Tegas Nathan yang membuat Kiran semakin
tidak percaya dengan semua yang terjadi. Dia
menggeleng kuat, menggengam tangan Tuan
Zein penuh harap bahwa semua ini tidak benar.
"Tidak, ini tidak benar kan Yah.?"
Tuan Zein mengelus wajah Kiran penuh rasa
penyesalan.
"Sayangnya ayah sudah tidak mampu untuk
mengembalikan semua dana yang sudah di
di keluarkan Tuan Wiranata.."
Kiran menunduk lemas. Tubuhnya terasa
lunglai saat ini. Apa ini artinya dia sudah di
jadikan sebagai tumbal untuk menyelamatkan perusahaan ayah nya dari kehancuran ?
"Nak Kiran..kami akan memberikan waktu yang
cukup untuk mu memikirkan semuanya. "
Tuan Herland akhir nya mengeluarkan suara.
Kiran mengangkat wajahnya perlahan, membagi
pandangannya pada Nathan dan ayah nya itu.
"Maaf sebelumnya, tapi sepertinya aku tidak bisa
mengabulkan keinginan mu Tuan Nathan.!"
Ucapnya kemudian dengan tatapan tajam yang langsung menghujam wajah Nathan membuat
semua orang tampak terkejut.
"Kamu tidak punya kekuatan untuk menolak hal
ini Kiran.! aku menginginkan mu menjadi istriku.!"
"Kenapa kamu tidak menikahi Aryella saja.?"
Wajah Nathan berubah kelam, terlihat jelas rasa
tidak sukanya saat mendengar ucapan Kiran
barusan, dia benar-benar merasa terganggu.
"Yang aku inginkan hanya dirimu.! tidak bisa di
gantikan dengan siapapun.!"
"Tapi aku sungguh tidak bisa Nathan.!"
"Kau tidak punya hak untuk membantah.!"
"Aku sudah menikah Nathan.!"
Semua orang terhenyak dalam diam. Tatapan
Kiran tampak yakin dengan segala ucapannya
barusan. Tuan Wiranata terlihat sedikit tidak
nyaman dengan pernyataan Kiran.
"Kau bisa mengajukan pembatalan pernikahan.!"
"Apa.?? apa maksudmu Nathan.?"
Wajah Kiran terlihat balik terkejut, tidak percaya
akan reaksi santai Nathan yang tampaknya tidak
terpengaruh dengan pernyataan dirinya.
"Ayahmu sudah mengatakan semua nya. Kau di
paksa menikah dengan pengawalmu karena hal
yang tidak terduga.!"
"Ayah..apa ini.? kenapa ayah melakukan semua
ini, bukankah ayah tahu kalau aku sudah menikah
dengan orang lain.?"
Kiran menggeleng kuat, menghakimi ayahnya
yang dianggap tidak memperdulikan status nya
saat ini. Bukankah ayah nya sendiri yang sudah
memberi restu pada dirinya untuk menikah
dengan Agra.
"Ayah memang menerima telepon dari Badar.!
dia mengatakan semua itu hanya sementara.!"
"Tunggu dulu, bukankah ayah pernah berbicara langsung dengan orang nya.? dengan suamiku itu.?"
Kiran mencecar Tuan Zein karena tidak terima
dengan sikap ayah nya yang seakan menolak
semua yang telah terjadi. Tuan Zein tampak
menggeleng pelan.
"Ayah tidak pernah berbicara langsung dengan
orang nya ! hanya dengan wali hakim saja. Dan
Badar hanya mengatakan bahwa kamu di paksa
menikah dengan pengawal yang telah dia kirim
untuk menjemput mu di bandara.!"
Kiran melongo..Jadi Agra bukanlah pengawal
yang di siapkan oleh ayahnya.? apa-apaan ini ?
Kenapa semuanya menjadi rumit begini.?
"Bu..bukankah Agra adalah pengawal yang telah
ayah kirim untuk menjagaku selama di desa.?"
Kiran mencoba meyakinkan diri, suaranya kian
terdengar ragu dan semakin tertekan.
"Tidak.! ayah tidak pernah mengirim siapapun.
Ayah menyerahkan segalanya pada Badar.!"
Kiran memejamkan mata, jelas sudah sekarang.
Ayahnya benar-benar tidak mengenal siapa itu
Agra, lalu bagaimana dia bisa mencari informasi
tentang suaminya itu. Ya Tuhan..cobaan apalagi
ini..! kenapa semuanya jadi semakin rumit.!
Dengan mencoba bersikap tenang, Kiran kini
memusatkan perhatian nya pada Nathan dan
Tuan Herland.
"Maaf Om..sepertinya saat ini Kiran butuh waktu
untuk menenangkan diri dulu dan memikirkan
semuanya dengan baik..!"
Tuan Herland tersenyum, menatap tenang wajah
cantik gadis yang sangat di gilai oleh putranya itu.
"Baiklah Nak Kiran..kau memang butuh waktu
untuk menerima semua ini. Kami harap kabar
baik akan segera datang secepat nya, semua
keputusan ada di tangan nak Kiran.!"
Kiran terdiam semakin merasa terpuruk. Namun
dia tetap berusaha untuk menguatkan dirinya.
Tatapannya kini jatuh menghujam wajah tampan
Nathan yang terlihat mengulum senyumnya.
"Aku hanya ingin menegaskan sesuatu padamu
Tuan Nathan..pernikahan ku sah di mata agama
maupun negara, jadi tidak bisa di gugat begitu
saja ! aku permisi..!"
Kiran bergegas bangkit dari duduknya kemudian
menunduk sebentar setelah itu dia melangkah
pergi keluar ruangan. Nathan segera mengejar
nya namun Kiran tidak menggubris nya. Hati dan
perasaanya saat ini begitu kompleks. Antara
kecewa, kesal juga sakit hati menyatu menjadi
satu membuat air matanya tiba-tiba saja mengalir deras membasahi wajahnya.
Kiran langsung turun ke lantai bawah menuju
parkiran khusus dimana di sana supir pribadi
ayahnya selalu standby.
"Nona Kiran..? anda sudah kembali.?"
Tanya driver itu dengan wajah sumringah.
"Iya pak, tolong antarkan saya ke rumah..!"
Sahut Kiran seraya masuk ke dalam mobil.
"Baik Nona."
Sopir itu tampak sedikit bingung namun
kemudian dia berlari masuk ke balik kemudi
setelah itu bergegas melajukan mobilnya.
Kiran memejamkan matanya, mencoba untuk
menenangkan hati dan pikirannya. Ya Allah..
baru kembali ke kota namun dirinya sudah di hadapkan pada masalah yang sangat pelik.
Bagaimana mungkin dia menerima lamaran
pria lain di saat dirinya sudah berstatus sebagai
istri seseorang. Seseorang yang saat ini sedang
membuat hatinya begitu resah karena rasa rindu
nya semakin lama semakin menyiksa.
**********
TBC.....