Queensa, seorang gadis yang menjadi dingin karena terlalu banyak tersakiti. Dan Sasa, seorang gadis antik dan penakut yang sudah menjadi bahan bully sejak pertama kali masuk ke sekolahnya.
Dilihat dari segi manapun, tidak ada yang akan menyangka, jika kedua sosok itu adalah orang yang sama.
Berawal dari benci, dia menyadari jika perbedaab antara cinta dan benci hanya setipis kertas tisu. Dia jatuh cinta pada pria yang membullynya.
Lalu akankah kisah cinta mereka berjalan mulus, atau justru sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosemarry_21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Queensa "25"
...Seperti biasa ya bestie......
...Tinggalkan like, komen, vote dan juga masukkan ke favorit! Jangan lupa🤭😘...
...***** Happy Reading Bestie *****...
"Lo kalo jalan itu pake mat—" Queen tak bisa melanjutkan ucapannya saat mengetahui sosok yang dia tabrak itu.
Bahkan Queen sampai mematung saking terkejutnya melihat orang yang paling tidak ingin dia temui saat ini.
Dion pun bingung melihat adiknya yang tak kunjung berdiri, dan justru tampak menatap pria di hadapannya itu tanpa berkedip.
Hingga akhirnya Dion yang jengah melihat adegan patung pancoran itu pun segera berjongkok dan membantu Queensa berdiri, yang sontak saia membuyarkan lamunan Queen.
"Lo yang nabrak gue, tapi lo yang marah. Mau lo apa? Ini udah kedua kalinya lo cari masalah sama gue. Jangan-jangan lo itu sengaja caper ke gue ya?"
"What?!" batin Queen yang serasa ingin berteriak bagai Tarzan kejepit, saat mendengar ucapan pria yang tidak lain adalah Varo.
"Lo jagain nih cewek lo." ujar Varo pada Dion dan segera berlalu pergi.
Ucapan Varo tentu saja membuat emosi Dion memuncak, karena pria itu sudah berani mengatai adiknya.
Namun Queensa segera menahan tangan Dion sambil menggelengkan kepala perlahan, untuk mencegah Dion menghajar Varo habis-habisan.
Bukan karena dia takut jika Varo terluka. Tapi dia takut jika kakaknya itu terkena masalah karena memukuli seseorang, terlebih Dion adalah pemegang sabuk hitam yang sudah tidak dapat diragukan lagi skillnya.
"Untung aja gue udah ganti baju sama hapus makeup gue, kalau enggak bisa-bisa dia mikir yang macem-macem terus sebarin di sekolah, kan berabe." Meskipun merasa kesal karena sikap Varo, di sisi lain Queen juga bersyukur karena Varo segera pergi.
Dia tak ingin berlama-lama melihat wajah yang selalu membuat tekanan darahnya naik itu.
Bahkan saat tadi Varo tidak kembali ke kelas setelah jam istirahat, Queen merasa menjadi orang yang paling bahagia di dunia ini.
Karena apa? Tentu saja karena tidak adanya sosok makhluk menyebalkan, yang selalu membuat emosinya memuncak sampai ke ubun-ubun itu.
Dion melihat wajah Queensa yang mencurigakan, dan kembali menolehkan kepalanya menatap punggung Varo yang sudah menjauh.
"Dek, lo kenapa tadi pake nahan gue segala, sih? Padahal tadi gue tu pengen anter dia ketemu sama malaikat maut!" ujar Dion.
"Ya justru karena itu gue cegah lo bang. Gue nggak mau ya punya abang yang jadi napi, nggak banget!" canda Queen yang langsung berlari sambil memasang wajah mengejek pada kakaknya itu.
Dion pun geleng-geleng kepala melihat kelakuanku sang adik, yang selalu saja bis membuat amarahnya menguar entah kemana hanya dengan candaan recehnya itu.
Dion pun mempercepat langkahnya dan menyusul Queen. Dia menanyakan apakah Queen mengenal pria tadi, namun Queensa nampak enggan menjawabnya dan terus saja mengacuhkan Dion yang masih bicara tanpa henti.
Queensa pun kesal sendiri dengan ocehan ala emak rumpi di gerobak sayur abang-abang, dan membuatnya menghela nafas panjang sebelum mengatakan pada Dion, siapa itu Varo.
...*******...
...Jangan lupa like, komen, vote dan sumbangkan sedikit poin kalian ya guys.🙈...
...Dukungan kalian adalah hal terindah yang selalu membuatku bahagia.🤣...
...Novel yang satu ini novel ringan ya guys, jadi maklumin aja kalau alurnya memang agak lambat....
...Kalau kalian nyari yang konfliknya berat seberat beban hidup author, kalian salah tempat.🙊...
semangat Thor
Ry Benci Pakpol Mampir