Sebuah pengorbanan yang begitu besar dari seorang istri kepada suami, sebagai bentuk pengabdian nya untuk mendapat ridha dari Allah. akan kah cinta itu hadir ?.
Author mengemas cerita ini dalam satu wadah, Dengan cerita yang berbeda beda di setiap Halaman yang author tulis.
Jangan bigung ketika membaca karna author mengemas semua kisah dalam satu karya agar tidak berantakan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atlantik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
[ Halaman - 26 ]
Tiba tiba A hisyam beranjak berdiri. Aku mengira bahwa dia akan masuk ke dalam untuk mengambil makan.
Ternyata dia berjalan menuju tempat parkir dimana tadi ia memakirkan sepeda motor miliknya.
Tentu membuat ku dan Syava serta dokter Arfan bigung karna A Hisyam pergi begitu saja tampa berpamitan.
...“ Lho A Hisyam kenapa Nay? ” ...
tanya Syava.
Aku tidak menjawab pertanyaan yang Syava tanyakan pada ku. Aku langsung berlari menhampiri A Hisyam yang pergi.
^^^ meninggalkan kami meninggalakan Syava dan dokter Arfan.^^^
...“ A Hisyam !! ” ...
Teriak ku ketika melihat A Hisyam langsung menaiki sepeda motonya dan berlalu pergi meninggalkan aku yang berlari menyusulnya.
Tampa berfikir panjang aku segera menyusul A Hisyam, Mengayuh sepeda dan mengejar sepeda motor A Hisyam.
Walau aku tahu sepeda ku akan kalah dengan sepeda motor miliki A Hisyam, Namun aku tidak menyerah dan terus mengejarnya. Aku memutuskan untuk menghampiri ke rumah nya.
Dari belakang terdengar suara klakson mobil aku tidak mengindahkan nya atau menoleh untuk melihat. Aku tetap mengayuh sepeda ku dengan kencang.
Tiba tiba mobil itu berada di samping ku, seseorang membuka kaca mobil dan berteriak. Ternyata Syava dan Dokter Arfan yang duduk di kursi depan. Itu membuat ku sangat tidak menyukai. Seharusnya Syava menjaga jarak.
...“ Ah Sudahlah. Aku tidak ingin mempermasalahnya ”...
...“ Nayla !! "Teriak Syava....
Aku terus mengayuh sepeda ku. Hingga keringat mulai bercucuran membasahi pelipisku.
Aku tidak perduli jika kaki ini telah menganyuh. Karna aku ingin mendengar penjelasan dari A Hisyam bersikap seperti ini. Pergi tampa pamit.
Jalanan yang lalui menuju rumah A Hisyam juga melewati kebun teh yang ku lalui sewaktu pagi tadi namun perjalanan yang ku lewati kali ini sedikit rusak, banyak lobang dimana mana serta bebatuan yang terjal.
Tiba tiba saja sepeda ku menabrak batu yang cukup besar dan aku ikut terjatuh.
...“ Awww..... “ ...
desisku sembari memegang tanga yang sedari tadi sudah luka dan ternyata tampa ku sadar darah telah membasahi tangan ku.
...“ NAYLA !!!!!!!!!!! “...
...“ YA ALLAH, NAY !! ”...
Aku mendengar teriakan dari Dokter Arfan dan Syava dari dalam mobil. Sedangkan aku masih duduk dan hanya menoleh ke arah sumber suara itu datang, Mereka bergegas keluar dari dalam mobil untuk menghampiri ku.
...“ Kamu gak papa? ”...
...“ Coba sini aku lihat, ada yang terluka gak ? ”...
...“ Bagian mana yang sakit ? ” ...
tanya dokter Arfan yang panik melihat aku terjatuh dari sepeda yang ku kayuh dengan kencang. Ia menghampiri ku dengan raut wajah yang hawatir dan cemas begitu pucat.
...“ Aku enggak papa dok – “...
...“ Auww.. ” ...
Aku hendak ingin beridiri namun kedua lutut ku terasa sakit sekali.
...“ Ya, Allah Nay “ ...
Syava yang menghampiri ku dengan berlarian.
“ Tangan kamu berdarah, Nay dan lihat !!!!! ”
...“ Siku mu mengeluarkan banyak darah “ ...
ujarnya dengan nada gusar serta mengangkat siku ku yang sedari tadi sudah luka.
“ Va, tolong bantu aku untuk berdiri “
^^^pinta ku pada Syava.^^^
Lantas Syava membantu ku untuk berdiri, dilanjutkan dengan tangan ku yang merangkul di pundak Syava . Sementara dokter Arfan dengan sigap menuju ke mobil berniat untuk mengantarku pulang.
“ Mba Syava, tolong obatin lukanya Mba Nayla di Villa saya saja. Tidak jauh dari sini “
^^^pintah nya kepada Syava dengan wajah yang masih hawatir.^^^
...“ Baik Dok “ ...
jawab Syava sambil membantu ku untuk masuk ke dalam mobil.
...“...
... Kurang lebih 10 menit untuk ke Villa. Kamu yang kuat ya Nay “ ...
jawabnya sambil menenangkan ku yang merasa sakit. Sementara sepeda ku sudah di taruh di atas mobil dokter Arfan.
Setelah membantu ku untuk masuk ke dalam mobil Syava berbisik di sebelah kanan ku.
hanya tingal... meluluh kan hati mana ayu...
Semogga kau bisa mengatasi mama ayu nay..
Tancap donk vino. PDkt... LG..