NovelToon NovelToon
Daniel & Hana

Daniel & Hana

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Duda / Percintaan Konglomerat
Popularitas:848
Nilai: 5
Nama Author: Arashka

Welcome to the sequel of You're Mine Brianna

Perjalanan seorang Hana Elodie Brown menghindari Ayahnya yang otoriter terhadap dirinya. Berbagai cara ia lakukan agar hidupnya bisa terbebas dari aturan yang menurutnya tak sesuai dengannya. Sampai pada suatu ketika, Hana dipertemukan oleh takdir dengan seorang pria yang tak pernah ia inginkan semasa hidupnya, Daniel Leonardo Smirnov. Seorang mafia yang dunianya penuh dengan kegelapan melebihi tempat tergelap di dunia. Mampukah Hana menjadi penerang bagi Daniel dan akankah Daniel mampu memberikan kehidupan yang diinginkan oleh Hana? Simak terus kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arashka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25. Malam Panas

"Bagaimana bisa kau menjadi ceroboh seperti ini, Daniel." omel Edmon.

"Ini hanya luka kecil." sahut Daniel dengan acuh. Sudut bibirnya tertarik ke atas ketika ia menatap layar ponselnya yang terhubung dengan CCTV di mansionnya. Ia melihat sosok wanita yang di cintainya sedang bermain bersama putranya. 

Kening Edmon mengernyit melihat Daniel yang tersenyum tipis, ia kemudian melihat ke arah pandang yang sama dengan Daniel dan ikut terkekeh pelan. 

"Benar dugaanku, kau sedang jatuh cinta lagi." 

"Kau iri karena duda junior ini lebih dulu menemukan takdir cintanya?" 

"Cih, jangan terlalu berbangga diri. Aku bahkan masih bisa menggoda kekasihmu, jika aku mau."

"Sebelum itu terjadi aku akan mengirimmu ke neraka menggunakan pengiriman tercepat, Edmon."

"Aakkkkhh.." Pekik Daniel.

"Maaf, benangnya mengenai kulitmu yang tidak terkena bius." ujar Edmon tanpa dosa dan Daniel seketika menatap kesal ke arah dokter pribadinya itu. 

Setelah selesai, Daniel pun kembali bergabung bersama Nikolai dan Gaston di ruang tengah kediaman Dokter Edmon. 

"Kau menemukan sesuatu?" tanya Daniel pada Nikolai dan Gaston.

"Kami kesulitan menemukan siapa bosnya, Tuan. Ia seakan tak bisa ditembus keberadaannya." jawab Nikolai. 

"Lalu bagaimana dengan tiap perbatasan?" 

"Sama sekali tidak ada pergerakan, Tuan." jawab Gaston.

"Shit, siapa dan apa sebenarnya yang melatari penyerangan terhadap kita." kesal Daniel. "Ini sudah terjadi yang kedua kalinya. Biasanya tak pernah ada yang berani melakukannya." 

"Aku akan berusaha dengan keras menemukannya, Tuan." kata Nikolai.

"Ya, memang sudah seharusnya." sahut Daniel. 

*** 

"Semyon, apakah Daniel masih belum kembali?" tanya Hana kepada pria tua itu. 

"Sudah, Nyonya. Tuan berada di ruang kerjanya." jawab Semyon.

"Semyon jangan panggil aku seperti itu." ucap Hana.

"Anda sebentar lagi akan menjadi istri dari Tuan, Nyonya. Jadi sudah seharusnya saya menjaga sikap pada istri dari Tuan Daniel." jawab Semyon. 

"Kau cepat sekali berubah, baru saja aku merasakan memiliki teman. Ah kau tidak menyenangkan." ujar Hana, dan Semyon hanya terkekeh pelan.

"Kita masih bisa berteman, Nyonya. Jangan khawatir." ucap Semyon. 

"Baiklah, aku akan menemui Daniel." pamit Hana dan ia segera pergi menuju ke lantai dua, tak lupa Hana membawa makanan yang ia buat berupa pancake, yang diatasnya ditaburi buah-buahan serta disiram dengan madu.

Di sana, Hana langsung masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Ia menemukan Daniel yang sedang memeriksa beberapa dokumen yang entah isinya apa. Yang jelas wajahnya terlihat sangat serius.

"Apa aku mengganggumu?" tanya Hana.

Daniel mengangkat wajahnya dan melihat sang calon istri sedang berdiri dan menatapnya. "Kemarilah sayang." pinta Daniel sembari menepuk pahanya. 

Hana berjalan menghampiri Daniel, sebelumnya ia menaruh terlebih dahulu makanan yang ia bawa di atas meja. Hana pun langsung duduk di atas paha milik Daniel, kedua tangannya bergelayut manja di leher pria itu. 

"Kau sudah makan? Aku membawakan makanan untukmu." ucap Hana.

"Kau bisa membuat pancake?" tanya Daniel sembari menangkup pinggang ramping itu menggunakan tangannya yang besar. 

"Tentu saja aku bisa. Kau harus mencobanya Daniel. But wait, ada apa dengan tanganmu?" Tanya Hana menyadari lengan Daniel yang tertutup kain kasa.

"Hanya luka kecil." sahut Daniel.

"Kau yakin itu hanya luka kecil?" 

"Of course, aku bahkan masih bisa memangkumu di sini. Hanya tanganku saja yang terluka, yang lainnya tidak. Jangan khawatir." ucap Daniel sambil menangkup pipi Hana.

"Huft baiklah, aku selalu tidak bisa tenang jika kau sedang pergi bekerja. Aku takut hal-hal seperti ini akan terjadi lagi." ungkap Hana membicarakan ketakutannya yang ia rasakan. 

"Aku akan menjaga diriku lebih baik lagi, Nyonya Smirnov." 

Hana pun tersenyum kemudian menganggukkan kepalanya. "Aah hampir saja aku lupa." ucap Hana lalu ia mengambil pancake yang di taruh di atas meja, kemudian memotongnya menggunakan sebuah sendok.

"Buka mulutmu, aaaaa." ujar Hana sembari ikut membuka mulutnya. 

Daniel pun mengikuti instruksi sang calon istri dan melahap makanan tersebut. 

"Kau juga harus mencobanya." ucap Daniel kemudian menyendokkan sepotong pancake dan mengarahkannya ke depan mulut Hana. 

"Emh.. ini terlalu manis." ujar Daniel saat ia menjilat sudut bibir Hana karena terkena madu dari pancake tadi. 

"Daniel apa yang kau lakukan???" Pekik Hana terkejut. 

"Membersihkan bibirmu. Rasanya sangat enak, berbeda dari biasanya." ujar Daniel. 

"Kau ingin mencobanya lagi?" tanya Hana.

"Bolehkah?" 

Tanpa menjawab, Hana menyambar bibir Daniel dan menelusupkan lidahnya ke dalam. Daniel tersenyum di sela-sela ciumannya, ia tak menyangka Hana akan se-liar ini. Tapi terus terang saja, Daniel sangat menyukai Hana yang seperti ini. 

"Kau benar, di dalam sini bahkan lebih manis." ucap Daniel ditengah-tengah tautan lidah mereka. 

Gairah yang semakin lama semakin membara, membuat Daniel tak bisa lagi menahannya. Ia menggeser semua barang-barang yang berada di atas meja kerjanya hingga beberapa ada yang sampai jatuh ke bawah. Daniel mengangkat tubuh Hana dan mendaratkan bokong Hana di atas meja kerja tersebut. Kedua tangan Daniel menelusup masuk ke balik dress yang dikenakan oleh Hana. Bibir mereka masih saling mengecap dan bergerak menari dengan lincah di dalam sana. Mencari-cari setiap sensasi yang luar biasa. 

"Eumhh... Daniel" Lenguhan lirih keluar dari mulut Hana.

"Hmm, katakan Hana." bisik Daniel ditelinga Hana membuat wanita itu terasa tersengat oleh sesuatu. "Apa yang kau inginkan? Katakanlah."  tanya Daniel dengan jari yang terus bergerak di bawah sana. 

"Euuhh.."

"Jangan menahannya, baby. Keluarkan saja." bisik Daniel. 

"Ahh Daniel." Desahan Hana pada akhirnya keluar juga. 

Terlihat sebuah senyuman nakal di wajah tampan Daniel. Ia akan membuat sang calon istri mearasakan sensasi yang mendebarkan. 

"Aku menginginkanmu, sayang." suara Daniel semakin memberat, menahan desakan yang ada di dalam dirinya. Sudah terlalu lama Daniel menidurkan adik kebanggaannya. Dan kini, ia tak akan melewatkan kesempatan itu. 

Mata Hana berkabut, tak ada hal apapun yang terlintas di pikirannya selain kenikmatan yang menjalar di hampir setiap saraf di tubuhnya. 

"Aaahh.. F*ck me, Daniel." ucap Hana yang sudah tidak tahan lagi karena ia merasakan tangan Daniel begitu lihai memuaskannya. Ia menggoda, menekan, bahkan mengusap lembut. 

Daniel perlahan mendorong tubuh Hana agar terbaring di atas meja. Baru sejenak mereka melepaskan pagutannya, Daniel kembali menciumnya dengan menggebu-gebu. Jejak-jejak kepemilikan hampir ada di setiap inci tubuh Hana yang sangat indah itu. 

"Tahanlah, baby. Ini baru permulaan." bisik Daniel.

Melihat Daniel melepaskan pakaian yang masih melekat di tubuhnya, membuat Hana semakin memanas. Bagaimana tidak, ia di suguhkan dengan pemandangan yang begitu indah. Tubuh kekar dan gagah itu bak di pahat dengan sangat sempurna menggunakan tangan ajaib.  Otot keras di perutnya serta dihiasi dengan tato-tato yang berukuran cukup besar, semakin membuat nafas Hana tercekat. 

"Aah.." 

"Kau sempit, baby. Apa rahasiamu hmm? Bahkan setelah melahirkan Liam pun kau masih terasa kencang di bawah sana." racauan Daniel begitu vulgar tapi terdengar samar di telinga Hana. 

Hana sudah tak peduli dengan ucapan-ucapan dari pria yang kini sedang menggerakkan tubuhnya. Ia hanya fokus dengan kenikmatan yang berkali-kali lipat diberikan oleh Daniel. 

Daniel benar-benar tak memberikan kesempatan kepada Hana untuk bernafas. Kini ia mengubah posisi Hana menjadi tertelungkup di atas meja dengan kaki yang masih menapak. Daniel menggempurnya lewat belakang sembari menjambak pelan rambut Hana yang panjang. Sesekali tangan kekar itu mencekiknya pelan. Tak ada rasa sakit, bagi Hana itu adalah sebuah seni dalam bercinta.

Waktu terus berjalan hingga menjelang malam, tapi keduanya masih saja terus mengejar kenikmatan yang tiada habisnya. Semua sudut ruangan di sana mereka coba dengan berbagai macam posisi. Daniel baru berhenti saat Hana mulai merasakan lelah dan sudah tak bisa mengimbanginya lagi. 

TBC

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!