NovelToon NovelToon
Fake Marriage

Fake Marriage

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Obsesi / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Red_Purple

Maura terpaksa menyetujui ajakan Elvano yang memintanya untuk melakukan pernikahan palsu setelah mengetahui kekasihnya berselingkuh dengan sahabat baiknya sendiri.

Elvano sendiri adalah seorang pengusaha sukses yang masih betah menyendiri karena sedang menunggu kekasihnya kembali. Tekanan dari keluarga membuat Elvano terpaksa harus mengikat perjanjian dengan seorang gadis yang baru saja dikenalnya.

‎Apakah mereka mampu menjaga rahasia pernikahan palsu mereka, ataukah cinta sejati akan mengubah rencana mereka?

Simak kisahnya yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Red_Purple, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 : Kamu harus dihukum, Maura.

Maura tak punya pilihan lain selain menggunakan kekuasaan Elvano untuk membantunya mengakhiri kehamilan palsunya, meskipun itu artinya dia harus menutupi satu kebohongan dengan kebohongan lainnya.

Namun, saat melihat tatapan Oma Mia sekarang, Muara merasa sangat takut. Dia menoleh ke arah Elvano, berharap mendapatkan perlindungan dari pria itu.

"Hentikan, Oma!" Elvano berdiri, bersiap untuk melindungi Maura dari kemarahan Oma-nya. "Maura tidak bersalah, aku yang salah karena telah lalai dalam menjaganya."

"Oh, kamu pikir Oma mau ngapain, El?" Oma Mia menaikkan satu alisnya, kemudian tertawa kecil. "Oma hanya ingin mengusap kepala Maura, apa kamu pikir Oma akan menamparnya?" tangannya kini terulur menyentuh kepala Maura dan mengusapnya lembut.

Perlakuan Oma Mia membuat semua orang bernapas lega. Sebagai seorang yang pernah mengalami keguguran juga dimasa mudanya dulu, Oma Mia sangat mengerti bagaimana perasaan Maura saat ini.

"Bagaimana ini bisa terjadi, Sayang?" tanya Oma Mia dengan nada lembut dan tatapan penuh kasih sayang.

"Ini salahku, Oma. Tadi kak El sudah menemani aku untuk memeriksa kandungan, lalu aku minta diantarkan ke toko bunga. Dan aku tidak sengaja terjatuh saat sedang ada di toilet," jawab Maura dengan wajah tertunduk penuh sesal.

"El, kamu bagaimana sih! Menjaga satu istri saja tidak becus!" omel Oma Mia.

"Tapi Oma..."

"Jangan membantah!" potong Oma Mia cepat, "Dulu disuruh nikah susah, sekarang lalai menjaga istri. Beruntung Maura cuma keguguran, kalau dia sampai celaka bagaimana?!"

Oma Mia tidak memberikan kesempatan pada Elvano untuk membela diri. Wanita itu terus memotong ucapan Elvano, membuat pria itu menghela napas berkali-kali. Jika bukan karena Maura yang berbohong pura-pura hamil segala, dia tidak akan sampai mendapatkan masalah seperti ini.

"Oma, jangan salahkan kak El, ini semua salahku yang tidak hati-hati," Maura membela Elvano.

"Jangan membelanya, Maura. El memang pantas untuk dimarahi karena dia tidak bisa menjaga kamu dengan baik." sanggah Oma Mia. Sebenarnya wanita itu tidak benar-benar ingin menyalahkan cucunya, dia melakukan itu hanya untuk menghibur Maura supaya gadis itu tidak larut dalam kesedihan karena baru saja kehilangan janinnya.

"Rencana resepsi kalian kita tunda dulu saja, dengan kondisi Maura yang seperti sekarang tidak mungkin kita mengadakan resepsi," ucap Oma Mia. "Dan sebagai gantinya, Oma ingin kalian berdua pergi berbulan madu setelah kondisi Maura membaik nanti."

Maura dan Elvano saling menatap, merasa terkejut dengan keputusan Oma Mia. Bulan madu? Itu artinya dia hanya akan berduaan saja dengan Maura jika mereka pergi berbulan madu.

"Tapi aku tidak bisa pergi berbulan madu, Oma. Aku memiliki perkejaan yang tidak bisa aku tinggal," Elvano menolak secara terang-terangan.

"Pekerjaan kamu bisa Papa handle, El. Lagipula ada asisten kamu yang membantu,"

Kata-kata sang Papa memupuskan harapan Elvano. Sebenarnya bukan masalah bulan madunya, tapi Elvano merasa tidak bisa hanya pergi berdua saja dengan Maura. Biar bagaimanapun dia adalah pria normal, hal-hal yang terjadi selama beberapa hari bersama Muara sudah benar-benar membuat kepalanya pusing.

"Maura kan baru keguguran, jadi nanti saja bul..."

"Tidak ada nanti-nanti, El!" Oma Mia kembali memotong ucapan Elvano. "Begitu Maura keluar dari rumah sakit, Oma akan menyiapkan rencana untuk bulan madu kalian."

"Apa yang dikatakan oleh Oma kamu benar, El." Diana ikut angkat bicara, "Mungkin dengan pergi berbulan madu hubungan kalian akan semakin intim dan Maura akan merasa terhibur juga." ujarnya memberi saran.

Elvano menghela napas panjang, "Astaga, kenapa jadi seperti ini," batinnya sembari mengusap wajahnya kasar.

Kembali, Oma Mia tersenyum hangat pada Maura, senyum yang penuh kasih sayang dan kelembutan. "Maura, kami pulang dulu ya, Sayang. Kamu istirahat, biar El yang menjaga kamu disini."

"Terimakasih, Oma." Maura memeluk Oma Mia, merasakan wanita itu membalas pelukannya dan mengusap kepalanya dengan lembut.

‎Satu persatu dari mereka berpamitan, memberikan pelukan dan semangat untuk Maura. Mereka tidak ingin terlihat sedih dihadapan Maura meskipun sebenarnya mereka sangat menyayangkan atas musibah keguguran yang dialami oleh Maura. Khususnya Oma Mia, dibalik senyumannya, wanita itu menyimpan kesedihan yang sangat dalam. Saat mendengar Maura sedang mengandung, Oma Mia merasa sangat bahagia sekali.

Elvano mengantarkan mereka sampai kedepan ruangan bersama dengan Diana. Akhirnya mereka berhasil mengelabui dua keluarga besar dengan drama keguguran yang mereka buat.

"Aku merasa sangat berdosa karena sudah melakukannya, El." ungkap Diana dengan rasa penyesalan yang menghinggapi.

"Tanggapan mereka sungguh diluar ekspektasi," sahut Elvano. "Aku pikir mereka akan menangis karena Maura kehilangan janinnya,"

Diana menghela napas panjang, menatap Elvano lekat. "Mereka bukan tidak sedih, El. Tapi mereka berusaha menutupinya saja."

"Kehadiran anak itu pasti sudah sangat mereka nanti-nantikan. Tapi saat mendengar Maura mengalami keguguran, yang pertama mereka pikirkan adalah perasaan Maura hingga mereka memilih mengabaikan perasaan mereka sendiri."

"Kehilangan seorang anak bagi seorang ibu itu bukanlah hal yang mudah, El. Tapi kalian telah memainkan drama ini dan aku menyesal karena sudah ikut terlibat di dalamnya." ucap Diana dengan penuh penyesalanan. "Aku harap kamu dan Maura bisa secepatnya memberikan mereka seorang anak sebagai penebus apa yang sudah terjadi hari ini."

Diana menepuk lengan Elvano pelan, "Aku keruanganku dulu, jaga Maura baik-baik."

Hanya anggukan pelan yang Elvano berikan sebagai jawaban. Tubuhnya terduduk lemas di salah satu kursi tunggu begitu sosok Diana sudah menghilang dari pandangan matanya. Bukan hanya drama keguguran, tapi dia juga sudah membohongi keluarga mereka dengan pernikahan palsunya dengan Maura.

•••

"Ehm, Kak, apa mereka sudah pergi?" tanya Maura begitu melihat Elvano masuk.

Tatapan Elvano tajam, langkahnya mendekat secara perlahan dengan pandangan mengunci wajah Maura. Sekarang mereka hanya berdua saja didalam ruangan.

"Ke-kenapa kamu menatapku seperti itu, Kak? Apa kamu marah karena tadi Oma memarahimu?" tanya Maura terbata, wajahnya nampak tegang sekarang.

‎Elvano tidak menjawab, dia hanya diam. Kedua tangannya yang sebelumnya tersembunyi di dalam saku celana, kini keluar dan bergerak menuju tubuh Maura. Dengan gerakan yang pasti, Elvano meletakkan kedua tangannya di atas brankar, mengunci tubuh Maura.

"Ya, aku marah, karena kamu aku mendapatkan masalah." suaranya rendah, wajahnya kian mendekat. "Kamu harus dihukum, Maura."

Maura menahan bahu Elvano saat jarak wajah mereka hanya tinggal beberapa inci saja, "Ini terlalu dekat, Kak" ujarnya. "Katakan saja apa hukumannya, pasti akan aku lakukan."

"Sungguh?" Elvano menaikkan sebelah alisnya dan melihat Maura menganggukkan kepala.

"Baiklah," Elvano menjauhkan wajahnya dan kembali berdiri dengan tegak, "Akan aku pikirkan apa hukumannya nanti, sekarang aku merasa sangat lelah dan ingin tidur dulu."

Maura menoleh ke arah sofa, "Eum, kamu bisa tidur di sofa, Kak."

"Siapa bilang aku mau tidur di sofa," sanggah Elvano cepat.

"Maksudnya?" tanya Maura dengan kedua mata terbuka lebar.

Elvano menatap intens, menyembunyikan senyum jahilnya. "Aku akan tidur di atas brankar berdua sama kamu."

"Heuh."

...

...

...

Bersambung...

1
mimief
yah...
semua perbuatan yg dipilih ada yg harus dipertanggungjawabkan bukan?
itu jalan yg lu pilih
nikmati aja😏
Zuri
nasib mu Riv... tertikung berkali kali🤧🤧
Zuri
dirimu sendiri yg milih jadi nyamuk, kenpaa kesel coba🙄
Zuri
kompor menyala😄
Zuri
jujur sih... cuma drama nya gak disebut🤭🤭
Zuri
banget.. dari pada ma Alex.. 🤧🤣🤣🤣
Zuri
kekepin aja.. daripada menunggu kepastian yang tidak akan datang kan atit🤧🤧
Zuri
yakin
..pertama dan terakhir😏😏😏
Zuri
ini sih si El🤣🤣
mimief
pernahlah
emang kenapa?
kepo deh🤣🤣
Violeta: Keponya melebihi cewek 😅😅😅
total 1 replies
Zuri
vote buat Maura😄
Zuri: kembali kasih kaka..terus semangat 💪
total 2 replies
Zuri
astaga maura/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Zuri
bantuin aja bantu.. gak perlu pake ijin.. langsung seruduk ke kamar mandi🤣🤣
Violeta: Takut Maura masuk angin kalau dibantuin 😁
total 1 replies
Zuri
kode minta gendong itu El..😏
Zuri
mulai cinta itu namanya/Proud//Proud/
mimief
boleh...tapi aku ukur manual dulu ya
mau gak?
🤣🤣
mimief
lagi ngapa Thor
up lagi Thor 😭😭
Violeta: Asiap 🙌 sedang nunggu review ya kakak 😁
total 3 replies
mimief
walaupun temanya udah banyak,tapi outhor bisa mengemas nya dengan manis dan ngena di hati.
semangat Thor updatetan ya
selalu ditunggu
Violeta: 😍😍😍 Terimakasih banyak kakak untuk dukungan dan bintang-bintang luar biasanya 🙏🙏🙏
total 1 replies
mimief
wkwkwkwk
mudah mudahan terjadi yg diinginkan 🤣🤣
Violeta: Sesuatu yang selalu ditunggu2 😄
total 1 replies
mimief
wah wah
keguguran ni jgn jgn alesannya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!