NovelToon NovelToon
INGRID: Crisantemo Blu

INGRID: Crisantemo Blu

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: I. D. R. Wardan

INGRID: Crisantemo Blu💙

Di balik nama Constanzo, Ingrid menyimpan luka dan rahasia yang bahkan dirinya tak sepenuhnya pahami. Dikhianati, dibenci, dan hampir dilenyapkan, ia datang ke jantung kegelapan-bukan untuk bertahan, tapi untuk menghancurkan. Namun, di dunia yang penuh bayangan, siapa yang benar-benar kawan, dan siapa yang hanya menunggu saat yang tepat untuk menusuk dari bayang-bayang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon I. D. R. Wardan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 Scioccante

"Hubungi Kakek jika kau butuh sesuatu." Metro berpesan pada cucunya.

"Ya, Kakek."

Letro tersenyum, kemudian menutup kaca mobilnya, dan memberikan perintah pada supir untuk melajukan mobil pergi dari kediaman Constanzo.

Ingrid berjalan masuk ke dalam mansion Constanzo dengan bahu jatuh. Fakta bahwa ayahnya tidak sebaik yang ia kira cukup mengguncangnya. Dia menjadi linglung, sebenarnya yang benar-benar bersalah dalam. hubungan rumit mereka? Hati kecil Ingrid berbisik jika Ayahnya adalah penyebab terbesar kacaunya hubungan keempat orang itu. Tapi, sisi lain hatinya menolak mengakui hal tersebut. Mengapa semuanya begitu rumit?

Ingrid menghela napas panjang, menggulir rambutnya ke belakang, berharap meringankan bebannya. Sekarang sudah tengah malam, mungkin tidur akan menenangkannya.

Ingrid masuk ke kamarnya, membersihkan diri dan mengganti pakaian dengan yang lebih nyaman. Tetapi, sekeras apapun dia berusaha, matanya terpejam selama apapun, dia tidak bisa tidur. Mungkin secangkir teh akan membantunya, pikirnya.

Kebanyakan lampu telah dipadamkan, tapi tak menyurutkan niat Ingrid untuk turun ke dapur.

Langkah kakinya menjadi begitu keras ketika melewati aula yang sepi.

Derap kaki lain tertangkap jernih di telinga Ingrid. Suara itu semakin keras terdengar yang tandanya orang itu berjalan mendekat.

Ingrid segera berbalik waspada. Seorang pria berjalan di antara cahaya yang minim. Semakin mendekat. Ingrid sudah berancang-ancang akan berteriak. Dan ....

"Apa yang Anda lakukan di tengah malam seperti ini, Nona?" ternyata adalah salah satu pengawal yang biasa berkeliling saat malam hari.

Ingrid berdecak.

"Aku hanya ingin pergi ke dapur."

Pria itu mengangguk mengerti. "Maaf menganggu. Jika begitu, saya permisi, Nona." Ingrid mengiyakan. Pria itu pun berlalu.

"Mengagetkan saja," keluh Ingrid.

Ingrid kembali melanjutkan niat awalnya, teh. Begitu tiba di dapur, Ingrid menyalakan lampu dan mencari alat dan bahan yang dia butuhkan. Cukup lama dia mencarinya, karena baru pertama kalinya Ingrid menyentuh dapur di kediaman itu.

Setelah semuanya lengkap, dia mulai membuat teh. Saat tengah menyeduh teh, karena terlalu larut memikirkan perkataan dan cerita kakeknya tentang Ayah Ricc, tanpa sengaja tangannya terkena air mendidih. Ingrid memekik kecil, dia segera ke wastafel dan mengaliri tangannya dengan air mengalir.

"Ada apa denganku?" monolognya.

...•┈┈┈••✦ ♡ ✦••┈┈┈•...

Sekembalinya dari dapur, dengan membawa teh di tangannya. Ingrid tanpa sengaja melihat Frenzzio yang baru kembali entah darimana. Frenzzio telah pergi sejak sore tadi saat mereka kembali dari berbelanja.

Frenzzio terlihat berjalan dengan tergesa-gesa entah karena apa. Ingrid tak adaptasi melihat jelas raut wajahnya karena cahaya yang tak memadai.

Ingrid memutuskan untuk mengikuti Frenzzio. Dengan langkah pelan dan jarak yang cukup jauh, Ingrid mengikuti Frenzzio di belakangnya hingga naik ke lantai atas. Ingrid meletakkan cangkir tehnya di nakas, di dekat pintu kamarnya, agar semakin leluasa mengikuti Frenzzio.

Frenzzio memasuki kamar di ujung lorong. Ingrid berada di depan pintu yang sama, dia bingung apa harus masuk atau kembali saja ke kamarnya. Rasa penasaran Ingrid yang sangat besar akhirnya mendorongnya untuk mengetuk pintu kayu itu.

Tiga ketukan. "Frenzzio? Frenzzio, ini aku." Tidak ada jawaban.

"Frenzzio," panggil Ingrid lagi. Tetap tak ada sahutan balasan dari dalam.

Pikiran Ingrid melalang buana. Apa terjadi sesuatu di dalam?

Ingrid meraih gagang pintu, menekannya, dan terbuka! Ingrid mendorong pintu perlahan. Suara decitan halus pintu menghiasi udara.

Di dalam, penerangan juga padam. hanya lampu hias di sudut ruangan yang menjadi sumber cahaya. Udara dingin menyentuh kulit Ingrid.

"Frenzzio?" Coba Ingrid lagi. Lagi-lagi sunyi.

"Frenzzio—Mmm!"

Tanpa diduga. Frenzzio datang dari kegelapan, mencengkram bahu Ingrid, mendorongnya hingga punggungnya menabrak pintu dengan cukup keras. Kemudian, dengan paksa menciumnya. Tangan Frenzzio membingkai wajah Ingrid. Menciumnya dengan kasar dan penuh tuntutan.

Ingrid memberontak keras. Tangannya mencoba mendorong Frenzzio menjauh, tapi tak berpengaruh banyak. Tangan kiri Frenzzio, berpindah ke leher belakang Ingrid, menuntut lebih.

Ingrid melayangkan sebuah tamparan keras ke wajah Frenzzio, sampai-sampai wajahnya tertoleh ke samping.

Ingrid mengambil kesempatan itu untuk menggapai gagang pintu lalu keluar dari ruangan itu.

Ingrid mengabaikan tehnya, dia masuk ke kamarnya dengan perasaan campur aduk. Terkejut, sedih, malu, terhina, dan kekecewaan.

Air mata meluncurkan turun melewati pipinya. "Seharusnya aku tidak pernah percaya padanya."

...•┈┈┈••✦ ♡ ✦••┈┈┈•...

Keesokan paginya, saat membuka pintu kamar, Ingrid di kejutkan dengan Frenzzio yang berdiri entah sejak kapan di sana. Ingrid tidak peduli, dia tidak ingin melihat wajah itu.

Ingrid melewati Frenzzio tanpa melihatnya. Frenzzio meraih lengan Ingrid. Gadis itu segera menyentaknya dengan kasar hingga cengkraman pada lengannya terlepas. Tapi kemudian, Frenzzio kembali meraih lengannya. Ingrid berusaha melepaskannya lagi, tapi kali ini tak berhasil.

Mau tidak mau, Ingrid menatap mata Frenzzio dengan tatanan permusuhan. "Apa yang salah denganmu? Lepaskan!" hardiknya.

Mata Frenzzio tak melepaskan satu detik pun dari mata Ingrid. Dia tidak mengatakan apapun.

Ingrid mengerang kesal, dengan sekuat tenaga akhirnya dia dapat bebas dari Frenzzio. Dia berjalan pergi tanpa menoleh.

Ingrid melewati sarapan pagi ini. Dia tak ingin berlama-lama dekat dengan Frenzzio.

"Antarkan aku ke sekolah," pintanya pada supir yang tengah mempersiapkan mobil. Ingrid masuk ke dalam mobil tanpa menunggu lagi.

Supir itu mengangguk. "Baik, Nona."

Supir itu pun masuk, kemudian melajukan mobil hitam itu pergi menuju sekolah.

•┈┈┈••✦ ♡ ✦••┈┈┈•

Di sekolah, pagi ini tiba-tiba saja di lakukan pemeriksaan menyeluruh pada seluruh siswa. Tapi, Ingrid tak khawatir atau terganggu karena dia tak membawa apapun yang akan melanggar peraturan sekolah.

Tadi, saat bertemu Elsa di halaman sekolah. Elsa memberitahu Ingrid, dia bilang mendapat berita itu dari grup gosip sekolah. Entahlah informasi itu akurat atau tidak. Ingrid awalnya meragukan gosip itu, tapi ternyata itu benar.

Pihak sekolah benar-benar mengadakan pemeriksaan pada para murid.

Di kelasnya, ada beberapa anak yang tertangkap karena membawa sesuatu yang melenceng dari peraturan. Seperti, rokok, vape, minuman alkohol dalam botol minum, hingga majalah dewasa.

Kini giliran Ingrid. "Berikan tasmu." Ingrid memberikan tasnya dengan suka rela.

"Aku harap kau tidak membawa sesuatu yang membuatmu terkena masalah, Nona Verdani," ucap Profesor yang ingin menggeledah tasnya.

Ingrid menggeleng. "Tidak akan."

Profesor itu mulai menggeledah tas Ingrid. Awalnya tidak ada masalah, hingga sesuatu seperti dompet kecil asing di keluarkan dari tasnya. Kedua alis Ingrid mengerut. Dia sangat yakin dompet itu bukan miliknya. Dia tidak pernah memiliki dompet seperti itu. Dia meninggalkan dompetnya tanpa sengaja di kamarnya tadi.

Dompet itu dibuka, dan terlihat dengan sangat jelas, jika apa yang ada di dalam dompet itu mengejutkan sang Profesor. Ingrid tidak mengerti.

"Nona Verdani, ikut aku."

...•┈┈┈••✦ ♡ ✦••┈┈┈•...

1
pikacuw
Karya pertama? udah bagus dan rapih bgt loh buat cerita perdana, gaya bahasa mudah dimengerti juga, enak bacanya. Smangatss thorr/Determined/
I. D. R. Wardan: Terima kasih🥰💙
total 1 replies
Riska
thorrr aku sangat menantikan bab selanjutnya /Smile//Smile//Smile/
lopyu thorr
I. D. R. Wardan: Love you toooooo💙💙
total 1 replies
Emi Widyawati
ceritanya bagus, beda sama kebanyakan novel. good jobs thor.
I. D. R. Wardan: makasih ya🥹jadi makin semangat nulisnya🔥Love
total 1 replies
minato
Terhibur banget!
I. D. R. Wardan: makasih udah mampir, semoga gak bosan ya🥹💙
total 1 replies
Yuno
Keren banget thor, aku jadi ngerasa jadi bagian dari ceritanya.
I. D. R. Wardan: Makasih ya🥹
total 1 replies
Yoh Asakura
Menggugah perasaan
I. D. R. Wardan: Makasih ya🥹 author jadi makin semangat nulisnya 💙
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!