NovelToon NovelToon
Asmaraloka

Asmaraloka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Reinkarnasi / Time Travel / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Naik Kelas
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: ryuuka20

Ketika Romeo dan Tina mengunjungi sebuah museum desa terpencil, mereka tidak pernah menyangka bahwa patung kuno sepasang Dewa Dewi Asmara akan membawa mereka ke dunia lain—Asmaraloka, alam para dewa yang penuh kemegahan sekaligus misteri. Di dunia ini, mereka bukan lagi manusia biasa, tapi reinkarnasi dari Dewa Kamanjaya dan Dewi Kamaratih—penguasa cinta dan perasaan.
Terseret dalam misi memulihkan keseimbangan cinta yang terkoyak akibat perang para dewa dan iblis, Romeo dan Tina harus menghadapi perasaan yang selama ini mereka abaikan. Namun ketika cinta masa lalu dan masa kini bertabrakan, apakah mereka akan tetap memilih satu sama lain?
Setelah menyadari kisah cinta mereka yang akan berpisah, Sebagai Kamanjaya dan Kamaratih mereka memilih hidup di dunia fana dan kembali menjadi anak remaja untuk menjalani kisah yang terpisahkan.
Asmaraloka adalah kisah epik tentang cinta yang melintasi alam dan waktu—sebuah petualangan magis yang menggugah hati dan menyentuh jiwa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ryuuka20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25. Iseng

Keesokan harinya, suasana kelas kembali seperti dulu. Romeo yang biasanya lebih pendiam, kini mulai menunjukkan sisi jahilnya.

Saat Tina sedang sibuk mencatat di buku pelajaran, Romeo sengaja menjatuhkan penghapus kecil ke arah meja Tina.

"Eh, apaan sih, Rom?" tanya Tina kesal sambil memungut penghapus itu.

"Gue cuma bantu Lo biar gak terlalu serius belajar," jawab Romeo sambil menyeringai.

"Idih, ganggu banget, tau gak," balas Tina sambil melempar penghapus itu balik ke arah Romeo, tapi meleset dan malah mengenai Hanan.

"Eh, eh, gue gak salah apa-apa, kenapa kena serangan nih?" ujar Hanan pura-pura protes sambil tertawa.

Semua teman di sekitar mereka ikut tertawa melihat tingkah konyol itu.

Di waktu istirahat, Romeo sengaja mengambil tempat duduk di sebelah Tina di kantin.

"Tina, makanannya kok kayaknya enak banget. Gue cobain, ya," kata Romeo sambil mengambil sepotong kecil lauk dari piring Tina tanpa menunggu jawaban.

"Romeo! Gue belum makan, Lo udah nyolong aja," ujar Tina sambil mencoba merebut lauknya kembali.

"Gak apa-apa, biar gue pastiin dulu aman buat dimakan," jawab Romeo dengan wajah polos.

Tina menghela napas sambil menahan senyum. Meskipun jahil, Romeo terlihat lebih santai belakangan ini, dan entah kenapa, dia merasa nyaman dengan suasana itu.

Setelah pulang sekolah, Romeo tidak berhenti dengan kejahilannya. Ia membuka ponselnya dan mulai mengirim pesan pada Tina.

Romeo: Tin, Lo udah pulang belum?

Tina: Udah. Emangnya kenapa?

Romeo: Gue baru inget tadi di kelas Lo ketinggalan sesuatu.

Tina: Hah? Ketinggalan apa? Gue tadi udah cek semua.

Romeo: Hati gue.

Tina yang membaca pesan itu langsung terdiam sejenak.

Tina: Apaan sih, Rom. Gak lucu tau.

Romeo: Eh beneran, Lo gak percaya? Gue serius banget ini.

Tina: seen it

Romeo hanya tertawa kecil di rumahnya, membayangkan Tina pasti sedang kesal membaca pesannya. Tapi beberapa menit kemudian, balasan dari Tina muncul.

Tina: Rom, kalau gak ada yang penting gak usah ngechat deh. Gue lagi ngerjain PR.

Romeo: Oke, oke, gue ngerti. Tapi nanti kalau PR Lo susah, bilang aja, ya. Gue siap bantuin.

Tina: Gak usah. Gue bisa sendiri.

Romeo tersenyum sendiri sambil menatap layar ponselnya. Dia tahu Tina ngomel, tapi dia bisa membayangkan Tina sebenarnya tidak benar-benar marah. Mungkin, Tina juga sedikit menikmati perhatiannya.

Tina yang sedang mengerjakan PR di meja belajarnya mulai kesal karena Romeo terus-menerus mengirim pesan iseng.

Romeo: Tin, PR Lo udah selesai?

Tina: Belum. Jangan ganggu, Rom.

Romeo: Ih galak banget. Gue cuma nanya.

Tina: Kalau cuma nanya, cukup sekali. Jangan berkali-kali!

Tina meletakkan ponselnya dengan kesal. Tapi beberapa menit kemudian, notifikasi baru muncul lagi.

Romeo: Tin, gue lupa PR-nya apa tadi? Tolong dong kasih tahu.

Tina: Rom, Lo kan tadi ada di kelas! Masa lupa?

Romeo: Ya ampun, Lo gak bantuin sahabat sendiri nih? Gue jadi sedih.

Tina menghela napas panjang.

Tina: Udah, gue kasih tau PR-nya. Tapi jangan gangguin gue lagi!

Romeo: Oke, makasih, Tin. Gue janji gak ganggu lagi.

Tina akhirnya merasa lega karena berpikir Romeo akan berhenti mengganggunya. Tapi lima menit kemudian, pesan lain muncul.

Romeo: Tin, gue gak ngerti nomor dua. Jelasin dong.

Tina: ROMEO!!!

Tina langsung melempar bantal ke kasurnya dengan frustrasi. "Dasar cowok nyebelin!" gumamnya. Tapi jauh di dalam hatinya, dia sedikit tersenyum. Entah kenapa, meskipun kesal, perhatian Romeo tetap terasa menyenangkan.

Di sisi lain, Romeo bersandar santai di kursinya sambil menatap layar ponselnya. Ia tertawa kecil setelah membaca balasan terakhir Tina.

"Emang enak gue ganggu, Tin," gumamnya sambil nyengir puas. Romeo merasa berhasil menjalankan misinya untuk membuat Tina kesal.

Danan yang duduk di sebelahnya di ruang tamu ikut penasaran. "Lo ngapain senyum-senyum sendiri kayak orang gila?" tanyanya sambil menatap Romeo curiga.

"Isengin Tina," jawab Romeo dengan santai.

Danan menggeleng-gelengkan kepala. "Lo tuh ya, bukannya baikan malah bikin dia tambah bete. Hati-hati aja, nanti dia beneran ngambek, lo baru nyesel."

"Tina ngambek sama gue?" Romeo tertawa lagi. "Dia tuh kayak kucing. Kesel sebentar, tapi nanti balik lagi deh."

Danan hanya mendengus. "Lo ini pede banget. Jangan salah paham kalau dia tiba-tiba gak mau ngomong sama lo lagi."

Romeo menutup ponselnya sambil tersenyum penuh kemenangan. "Gue tahu kok, dia pasti balas pesan gue lagi. Tina gak bakal tahan diem lama-lama."

Tapi di dalam hatinya, Romeo juga penasaran. "Tapi kalau beneran dia ngambek serius gimana, ya?" pikirnya sejenak sebelum menggeleng. "Ah, gak mungkin." Ia lalu kembali mengetik pesan lain untuk Tina.

Romeo: Tin, udah baikan belum? Atau Lo masih kesel? Kalau kesel, gue tambah isengin nih.

...****************...

Romeo yang tengah rebahan di kamarnya, menghela napas panjang. Libur panjang setelah kenaikan kelas ternyata tidak semenyenangkan yang ia bayangkan. Ia mulai bosan hanya menghabiskan waktu di rumah. Sambil memegang ponselnya, ia akhirnya memutuskan untuk mengirim pesan pada Tina.

Romeo: Lo lagi ngapain, Tin?

Tina: Baru aja bangun, kenapa?

Romeo: Lo gak bosen gitu liburan cuma gitu-gitu aja?

Tina: Enggak sih. Gue kan ada banyak buku yang harus gue baca.

Romeo: Buku? Ya ampun, emang gak ada kegiatan lain?

Tina: Ya ada sih, tapi gue suka baca, salah?

Romeo: Salah besar. Liburan tuh waktunya senang-senang, bukan ngurung diri di rumah kayak Lo.

Tina mendengus pelan membaca pesan Romeo.

Tina: Jadi maksud Lo, gue harus keluar rumah biar liburannya seru gitu?

Romeo: Ya iyalah. Nih, gue jemput aja kalo Lo mau.

Tina: Lah, jemput buat apa?

Romeo: Biar Lo gak jadi kutu buku mulu. Yuk, kita ke taman aja atau kemana kek.

Tina tertawa kecil membaca pesan itu.

Tina: Seriusan nih? Lo bosen ya di rumah?

Romeo: Iya banget. Lo mau gak?

Tina berpikir sejenak sebelum akhirnya membalas.

Tina: Hmm… boleh deh, tapi syaratnya gue yang pilih tempat.

Romeo: Deal! Siap-siap aja, gue jemput bentar lagi.

Romeo tersenyum puas sambil bangkit dari kasurnya, merasa akhirnya ada hal menarik yang bisa ia lakukan di liburan ini. Di sisi lain, Tina hanya bisa menggeleng pelan sambil tersenyum, merasa lucu karena Romeo rela melakukan hal seperti ini hanya karena bosan.

Tina : Lo nggak ngajak yang lain?

Romeo: ngapain yg lain kita berdua bisa

Tina : harusnya Lo ngajak yang lain juga biar seru

Romeo: yaelah, gak seru kalau rame-rame, Lagian Lo gak mau kan, kita jadi ada yang ganggu?

Tina: Ih, gaya banget ngomongnya. Tapi tetep aja gak seru kalau cuma kita berdua.

Romeo: Ya udah deh, terserah Lo. Kalau Lo ngajak yang lain, gue gak bakal nolak. Tapi kalau rame, jangan nyalahin gue ya kalau gak bisa ngobrol sama Lo.

Tina: Halah, emang Lo mau ngobrolin apa sih?

Romeo: Ya banyak. Gue mau nanya-nanya, misalnya, kenapa Lo suka banget gangguin gue dulu pas kelas 7?

Tina tertawa kecil, 'bilang aja dia mau berduaan sama gue.' ia membalas lagi.

Tina:  Emang Lo inget banget ya? Itu kan lama banget, Rom.

Romeo: Ya inget lah. Lo tuh bikin gue gak tenang tiap hari.

Tina: Hahaha, sekarang malah Lo yang jahilin gue terus. Udah gitu bilang cuma mau pergi berdua pula.

Romeo mengetik sambil tersenyum

Romeo: Jadi gimana nih? Lo atur aja kalau mau ngajak yang lain. Gue ikut.

Tina: Sip, gue bakal ajak Dinar sama Tika, ya.

Romeo: Oke, tapi jangan nyesel kalau mereka gangguin obrolan kita nanti.

Tina: Halah, gak bakal. Jangan sotoy deh.

Romeo tersenyum sendiri membaca balasan Tina. Dia memang gak keberatan kalau rame-rame, tapi dalam hati sebenarnya dia lebih senang kalau bisa habiskan waktu cuma berdua sama Tina.

Romeo malah badmood kalau jalan-jalan ramai-ramai padahal dia mau berduaan sama Tina. Tika, Dinar, Lila, lalu Dika dan Danan yang tadinya baru datang membawa camilan. Dan juga ada Hanan yang sedang merapikan karpet untuk mereka piknik.

Danan yang peka terhadap raut Romeo menegur,"kenapa?"

"Harusnya gue cuma berduaan sama Tina, malah kalian ikutan." Hanan tertawa kecil mendengar jawaban Romeo.

"Lagian kan Lo yg ngajak kita ya?" tanya Dika penasaran. "Iya sih tapi ya ini Tina yg minta." jawab Romeo yang menatap Tina yang sedang berfoto bersama teman-temannya beberapa meter dari sana.

Danan menepuk pundak Romeo sambil terkekeh. "Udah, Rom. Lo tuh baperan banget sih. Lagian, liat Tina deh, dia keliatan seneng banget kan sama yang lain?"

Romeo mendesah pelan sambil memandangi Tina yang sedang tertawa bersama Tika dan Dinar. "Iya, gue tau. Tapi tetep aja. Gue pengennya ya... lebih tenang gitu, gak rame-rame."

Hanan duduk di sebelah Romeo sambil nyengir. "Lo aja yang terlalu berharap. Dari dulu juga Tina tuh seneng banget kalau rame-rame. Lo udah tau itu."

Dika yang sedang membuka bungkus camilan menimpali, "Eh, tapi gue ngerti sih perasaan Lo. Kadang kalau udah kebayang mau quality time, terus malah rame, ya rasanya beda."

"Tuh, ngerti kan Lo," balas Romeo sambil menunjuk Dika. "Tapi yaudah lah, udah kejadian juga."

Tina yang akhirnya sadar kalau Romeo sedang duduk menyendiri, berjalan mendekat sambil membawa botol air. "Lo kenapa sih, kok dari tadi diem aja?" tanyanya sambil duduk di depan Romeo.

"Nggak apa-apa," jawab Romeo singkat.

"Lah, nggak apa-apa kok cemberut?" Tina menyipitkan mata, curiga. "Lo lagi ngambek ya?"

Romeo mengalihkan pandangannya, berusaha menyembunyikan ekspresi kesalnya. "Enggak. Gue cuma capek."

Danan dan Hanan yang mendengar itu langsung tertawa pelan. "Capek karena hati, bukan karena badan," celetuk Danan.

Romeo melirik tajam ke arah Danan, membuat Tina makin bingung. "Apa sih maksudnya?" tanya Tina.

"Nggak usah dengerin mereka," jawab Romeo buru-buru. "Udah, Lo balik aja ke sana. Gue mau istirahat dulu."

Tina mengangkat alisnya, merasa ada yang aneh. Tapi dia memilih tidak memperpanjangnya. "Yaudah, gue balik ke mereka. Tapi nanti jangan ngeluh kalau Lo ketinggalan momen seru."

Saat Tina pergi, Danan menoleh ke Romeo sambil tersenyum jahil. "Tuh kan, cewek yang lo incar malah gak ngerti lo ngambek kenapa. Harusnya Lo jujur aja, Rom."

Romeo menghela napas panjang. "Nggak usah. Gue juga males kalau ribet ngejelasinnya."

"Terserah Lo deh," ucap Hanan sambil menahan tawa. "Tapi kalau Lo terus kayak gini, nanti Tina malah gak peka-peka."

"Biarin aja."

"Kenapa di biarin saingan Lo Jovan." bisik Dika pada Romeo.

Romeo langsung menoleh tajam ke arah Dika, yang malah nyengir jahil. "Apaan sih, Dika? Jovan gak ada hubungannya sama ini," jawab Romeo sambil melipat tangan di dada, mencoba terlihat santai.

"Eh, seriusan deh, Rom," Dika melanjutkan dengan nada menggoda. "Lo gak takut Jovan yang malah deket sama Tina? Dia tuh selalu ada aja celah buat nyelip."

"Dia gak bakal bisa nyelip kalau gue yang deket," balas Romeo santai, tapi nadanya jelas menyimpan rasa kesal. "Lagian, Tina juga gak pernah bahas Jovan ke gue."

Hanan menimpali sambil menahan tawa. "Ya tapi kalau Lo diem-diem aja kayak gini, siapa tau Tina malah mikir Jovan lebih seru diajak ngobrol."

Romeo mendesah sambil merapikan rambutnya yang berantakan. "Lo semua tuh bikin gue tambah males ngomong. Biarin aja. Kalau dia emang suka sama Jovan, ya udah berarti gue yang salah tebak."

"Lo yakin, Rom?" Danan mengangkat alisnya, menantang. "Kalau Tina beneran milih Jovan, jangan nangis ya."

Romeo mendelik ke arah Danan. "Gue gak se-drama itu, oke? Lagian, gue tau kok Tina gak ada apa-apa sama Jovan."

Di kejauhan, Tina terlihat sedang bercanda ria dengan Tika dan Dinar. Romeo menghela napas panjang sambil memperhatikan mereka. Dalam hatinya, dia tahu Dika ada benarnya. Kalau dia terus begini, bisa aja ada yang nyalip, dan itu bikin dia makin gak nyaman.

"Tapi tetep aja, Dika. Gue gak mau keliatan desperate," ujar Romeo akhirnya.

Dika mengangguk sambil tersenyum. "Ya terserah Lo sih, Rom. Tapi inget, kadang cewek tuh nunggu cowok yang ambil langkah duluan."

Romeo mendiamkan diri sebentar, berpikir. Mungkin Dika ada benarnya, tapi dia masih bingung gimana caranya mulai langkah itu tanpa keliatan terlalu agresif.

"Dika aja yang ketua OSIS di tolak." ucap Hanan pada Romeo yang melihat Dika mendengus.

1
sjulerjn29
" kita beneran dewa"😂
sjulerjn29: ya ampun thor suasana kerajaan tp gk ngebosenin .
thor mampir di episode baru ceritaku😊🤭
total 1 replies
HNP
semangat, jangan lupa follback.💪
iqbal nasution
semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!