NovelToon NovelToon
The Great General'S Obsession

The Great General'S Obsession

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Obsesi / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Sungoesdown

Wen Yuer dikirim sebagai alat barter politik, anak jenderal kekaisaran yang diserahkan untuk meredam amarah iblis perang. Tetapi Yuer bukan gadis biasa. Di balik sikap tenangnya, ia menyimpan luka, keberanian, harga diri, dan keteguhan yang perlahan menarik perhatian Qi Zeyan.

Tapi di balik dinginnya mata Zeyan, tersembunyi badai yang lambat laun tertarik pada kelembutan Yuer hingga berubah menjadi obsesi.

Ia memanggilnya ke kamarnya, memperlakukannya seolah miliknya, dan melindunginya dengan cara yang membuat Yuer bertanya-tanya. Ini cinta, atau hanya bentuk lain dari penguasaan?

Namun di balik dinding benteng yang dingin, musuh mengintai. Dan perlahan, Yuer menyadari bahwa ia bukan hanya kunci dalam hati seorang jenderal, tapi juga pion di medan perang kekuasaan.

Dia ingin lari. Tapi bagaimana jika yang ingin ia hindari adalah perasaannya sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sungoesdown, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pelukan Luka

Malam di benteng kembali sunyi seperti biasa. Tapi bagi Zeyan, sesuatu telah berubah sejak mereka kembali dari Haeyun.

Ia berdiri di sisi balkon kamarnya, memandangi langit gelap karena bulan tertutup awan, jubah luarnya berkibar oleh angin gunung yang membekukan. Suara angin berbisik di telinganya, namun pikirannya terlalu dipenuhi oleh satu nama.

Wen Yuer.

Beberapa hari terakhir, pagi-pagi mereka dipenuhi hal kecil yang anehnya menenangkan, sarapan bersama, tatapan yang tak sekeras dulu, bahkan senyuman samar yang Yuer coba sembunyikan. Itu cukup untuk membuat Zeyan lupa caranya menahan diri.

Tapi malam seperti inilah yang membuat semuanya kembali tak seimbang. Dan seperti biasa, pikirannya kembali padanya.

Bukan hanya karena kehadiran Yuer yang selalu terasa terlalu nyata, tapi karena semua yang berubah di sekitarnya selalu bermula dari satu orang itu.

Jinhwa. Wanita keras kepala dari klan yang sulit didekati untuk urusan politik. Kini mendadak berdiri di pihaknya. Dan alasannya adalah Yuer. Meski ingin tahu alasan sebenarnya, Yuer hanya menjawab bahwa dia hanya pernah membantu Jinhwa. Ia tak pernah diberitahu detailnya.

Lalu ada pula hal yang lebih mengusik, yaitu sosok wanita itu. Sosok yang hanya dilihat Yuer di taman terlarang, wanita yang Yuer sebut memakai gelang giok dengan aksen angsa. Ia tak bisa melupakannya. Kalau seseorang memberitahu Yuer tentang itu, Yuer tidak terlihat seperti seseorang yang akan berpura-pura bisa melihat roh seseorang. Untuk apa dia melakukannya? Membodohinya?

Tetapi kalau memang Yuer bicara jujur, mengapa Yuer bisa melihatnya? Mengapa hanya dia?

Zeyan mengatupkan rahangnya. Tangannya mengepal di pagar balkon, seolah ingin mencengkeram udara yang tak bisa digenggam.

"Yuer, siapa kau sebenarnya?" gumamnya pelan, suara itu tersapu angin tapi tetap menggema di dadanya.

"Kenapa kau terus mengikat pikiranku hingga aku bahkan tak tahu caranya melepaskan diri."

Kebencian dan keinginan, rasa curiga dan kebutuhan, semuanya saling bercampur dalam satu nama yang ia ulang terus-menerus setiap malam. Nama yang awalnya ia anggap sebagai titipan kekaisaran, tapi kini terasa seperti takdir yang menghukumnya, atau justru menyelamatkannya.

Tapi satu hal pasti, ia tak akan membiarkan siapa pun merenggut Yuer darinya. Karena Yuer adalah miliknya.

Di tengah malam yang sunyi itu, sebuah langkah kaki ringan membuatnya reflek menoleh.

Seseorang berdiri di sampingnya.

Yuer.

Suara lembutnya mengalun, nyaris mengejek, "Apa kau selalu bangun sepagi ini, tau kau memang tak pernah tidur?"

Zeyan mengangkat alis. Meski terkejut dengan kemunculannya, ia menutupinya dengan seringai kecil. "Haruskah aku menanyakan hal yang sama padamu?"

Yuer menatap langit malam, tak menjawab langsung. "Kau pernah melihatku tidur."

Zeyan terdiam sesaat, sorot matanya berubah.

"Jangan kau pikir aku tak tahu," lanjut Yuer, masih dengan nada tenang. "Kau datang ke kamarku setiap malam, hanya berdiri dan menatapku sepanjang malam."

Zeyan tidak mencoba membela diri. Ia hanya menghela napas pelan. "Yah, ketahuan. Aku hanya memastikan kau baik-baik saja dalam tidurmu."

"Aku sudah baik-baik saja Zeyan, dan kau tahu itu bukan sesuatu yang seharusnya dilakukan seseorang."

Tatapan Zeyan berubah serius. "Apa itu membuatku sama dengan pria brengsek itu? Kau berpikir begitu?"

Yuer tercekat. Ia ingin menjawab cepat, menyangkal, karena Zeyan tidak pernah menyentuhnya seperti Li Yucheng. Tapi mulutnya hanya membuka sedikit, ragu, tanpa kata. "Tidak, kau tidak..."

Namun kata-katanya terpotong saat Zeyan bergerak dan memeluknya dari belakang.

"Tentu saja aku dan Li Yucheng tidak sama," bisik Zeyan di telinganya. "Aku ingin melindungimu, Wen Yuer. Tapi satu hal yang harus kau tahu, tidak ada yang bisa melindungimu dariku."

Yuer menahan napas. Ia tahu ini bentuk lain dari obsesi, dan bagian waras dari dirinya ingin menepis pelukan itu dan pergi. Tapi tubuhnya tak bergerak. Atau dia hanya tidak ingin.

Ada yang salah dengan dirinya dan itu berbahaya.

Namun tetap saja ia menyerah. Membiarkan pelukan itu bertahan, membiarkan napas hangat Zeyan menyentuh kulitnya.

Mungkin karena malam terlalu sunyi. Mungkin karena udara dingin malam ini membuat pelukan itu terasa hangat. Atau mungkin karena ia tidak bisa lagi membohongi dirinya sendiri bahwa ia membutuhkan sesuatu dari Zeyan yang bahkan belum bisa ia pahami.

Jari-jarinya mencengkeram kuat pagar balkon.

"Aku datang ke sini untuk menanyakan sesuatu."

"Hm." Zeyan tidak bergerak. "Tanyakan saja."

Yuer menggigit bibirnya. "Tentang wanita yang ku lihat di tamanmu."

Zeyan diam dan pelukannya mengendur.

Beberapa detik hening sebelum ia perlahan melepaskannya. Yuer berbalik hingga mereka kini berdiri saling berhadapan di bawah langit gelap.

"Mendiang ibuku," jawab Zeyan akhirnya. Suaranya lebih pelan dari biasanya. "Gelang giok angsa, ibuku selalu memakainya. Aku masih ingat dengan jelas."

Tatapan Zeyan tidak bergeser dari wajah Yuer. Mencari sesuatu. Reaksi, kepalsuan, kebohongan.

Tapi Yuer tak berpura-pura. Wajahnya terkejut. Benar-benar terkejut.

"Aku—" ia ingin bicara, tapi Zeyan menyelanya.

"Kekaisaran memfitnah ayahku telah berkhianat dan mengirim pasukan untuk menghabisi keluargaku di malam hari, bahkan para pelayan di rumahku pun tak mereka lepaskan. Aku dan Mingyue selamat hanya karena ayah mengirim kami pergi tepat sebelum mereka datang."

Yuer terpaku. Kata-kata itu menghantamnya dalam diam. Kini semua masuk akal. Kenapa Zeyan begitu membenci kekaisaran, kenapa ia selalu curiga padanya.

Yuer tahu rasanya, rasanya kehilangan orangtua. Yuer masih ingat hari saat ibunya pergi meninggalkannya di dunia ini. Tapi Zeyan kehilangan keduanya dalam waktu semalam.

Zeyan menyeringai miring. "Sekarang kau tahu latar belakangku yang menyedihkan. Entah bagaimana kau akan memanfaatkannya, kurasa aku tak peduli."

Tangannya bergerak cepat, menarik pinggang Yuer, memperkecil jarak mereka.

"Kenapa kau selalu mengira aku akan melakukan sesuatu padamu?" desis Yuer. "Untuk apa aku memanfaatkanmu?"

Zeyan menatap dalam-dalam. "Karena aku tak biasa membuka diri pada siapa pun. Dan sekarang, iblis ini memberitahumu cerita paling menyedihkannya. Kau bisa menggunakannya untuk menghancurkanku, karena iblis ini begitu terpikat olehmu."

Yuer menahan napas. Ia tak menyangka Zeyan akan mengatakannya dengan kata-kata, terus terang, tanpa penyangkalan.

Ia tak menjawab. Hanya menggeleng pelan.

Zeyan menariknya ke dalam pelukan. Tapi kali ini bukan pelukan yang lembut.

Ini adalah pelukan kepemilikan. Gelap. Dalam. Obsesif.

"Wen Yuer, kau tak tahu, betapa kau membuatku menginginkanmu."

Dan Yuer tak mendorongnya. Tidak bisa.

Pelukan itu membuatnya merinding, tapi juga menghangatkan. Dan lagi-lagi, ia menyalahkan angin malam karena membuatnya merasa seperti dia membutuhkannya.

Namun, ia teringat alasan utamanya datang.

Suaranya akhirnya keluar, pelan. "Zeyan, bolehkah aku memasuki taman pribadimu, lagi?"

Zeyan tidak menjawab. Tapi napasnya tertahan.

Dan malam itu pun membeku bersama permintaan yang tak bisa ditarik kembali.

...

Hari itu, saat kedua kalinya Yuer kembali menginjakkan kaki di taman pribadi milik Zeyan, ia memang sempat berkomunikasi dengan sosok wanita misterius di tempat itu. Sulit untuk dipercaya, tapi mereka benar-benar berkomunikasi melalui pikiran dan suara hati.

Sejak saat itu, Yuer kerap mengalami kesulitan tidur. Ia selalu terpikir untuk menyelinap kembali ke taman itu, meski tahu itu bukan tindakan yang benar. Tempat itu milik Zeyan, dan jelas ada alasan mengapa pria itu melarang siapa pun memasukinya.

Namun setelah kembali dari Haeyun, pikirannya sedikit lebih jernih. Ia mulai berpikir bahwa Zeyan tidak seburuk bayangannya. Mungkin, hanya mungkin, kali ini dia bisa masuk lagi dengan izinnya.

Dengan modal nekat, Yuer datang padanya. Apa yang terjadi memang di luar dugaannya, tetapi ia berhasil mengucapkannya.

"Zeyan, bolehkah aku memasuki taman pribadimu, lagi?"

Terdengar tak tahu diri, memang. Tapi, di sinilah dia sekarang berdiri di depan pintu gerbang taman yang dijuluki orang-orang sebagai ‘Taman Terlarang’. Sesuai janji, setelah menyelesaikan urusan politiknya, Zeyan membawanya masuk sore ini.

Kali ini Zeyan berjalan lebih dulu, dan Yuer mengikutinya seperti anjing liar yang menemukan tuannya. Dalam hati, ia berjanji untuk hanya melangkah sejauh Zeyan mengizinkannya.

"Di dalam bangunan yang kau lihat saat itu, tersimpan abu kedua orang tuaku," kata Zeyan datar.

"Ah, karena itu kau melarangku—" Yuer buru-buru mengatupkan mulutnya. "Maaf..."

Yang tidak Yuer sadari, kata ‘maaf’ itu membuat langkah Zeyan terhenti mendadak. Tatapan pria itu melunak sesaat, sebelum ia diam di tempat. Yuer yang tidak siap hampir menabraknya dan jatuh ke belakang, jika Zeyan tak segera berbalik dan menangkap pinggangnya.

Yuer mengusap hidungnya yang sakit. "Bisakah kau memberi aba-aba lain kali?"

"Apa?" Zeyan menoleh dengan wajah tak berdosa.

Yuer hanya menghela napas dan menjauh. Pandangannya beralih ke paviliun, ke tempat wanita itu pernah berdiri. Ia masih mengingat dengan jelas apa yang dikatakan sosok itu.

"Kapan hari kelahiranmu tiba? Temui aku lagi di sini tepat di hari itu, dan jangan beritahu siapa pun."

Hari kelahirannya memang belum datang, tapi Yuer semakin penasaran. Terlebih setelah ia menyadari kemungkinan besar bahwa wanita itu adalah ibu Zeyan. Apa sebenarnya yang wanita itu inginkan darinya? Dan kenapa hanya dia yang bisa melihatnya?

"Wen Yuer."

Suara Zeyan membuatnya kembali tersadar. Ia baru menyadari pria itu berdiri sangat dekat hingga wajahnya hanya sejengkal darinya. Sebagai gerakan defensif, Yuer menahan bahunya.

Zeyan menyeringai. "Kau suka sekali melamun."

"Ah, aku hanya…" Yuer berdehem dan memalingkan wajahnya ke arah paviliun. "Menurutmu kenapa dia tidak muncul lagi?"

Zeyan tak menjawab. Tatapannya hanya tertuju pada wajahnya sampai Yuer menoleh ke arahnya dan memicingkan matanya.

"Kau masih menganggapku berbohong?'

Zeyan menggeleng cepat. Ia meraih tangan Yuer dan menggenggamnya, lalu menariknya melewati jalanan dari batuan alam yang belum pernah ia lewati sebelumnya.

Taman itu ternyata jauh lebih luas dari yang Yuer bayangkan. Kabut mulai turun saat mereka melewati batu-batu berundak. Di kejauhan, berdiri paviliun lain, ukurannya lebih besar dari yang pertama.

"Kalau di sana, ada apa?" tanya Yuer tanpa menunjuk, hanya memberi isyarat lewat tatapan.

"Kau bisa melihatnya sendiri."

Yuer tertegun. Zeyan mengizinkannya untuk masuk lebih jauh? Bahkan melihat langsung isi paviliun lainnya?

Tapi Yuer tidak serta-merta percaya. Ia memicingkan mata pada Zeyan. "Kau tidak berniat membawaku masuk lebih dalam hanya agar aku masuk ke bangunan itu untuk suatu tujuan tertentu kan?"

Zeyan menatapnya, lalu tertawa. Tawa ringan dan tulus. Ini kedua kalinya Yuer melihatnya tertawa seperti itu. Dan ia tak akan menarik penilaiannya, bahwa tawa Zeyan adalah salah satu hal paling indah yang pernah ia lihat seumur hidupnya. Apakah itu karena dia terlalu sering memasang wajah dingin dan menyebalkan?

"Wen Yuer, kau benar-benar…" Zeyan menyentuh bahunya lalu menyerahkan sebuah belati kecil tanpa sarung yang membuat Yuer bertanya-tanya dari mana belati itu berasal. "Kau bisa langsung menikamku kalau itu terjadi."

Yuer menerima belati itu, menatapnya sejenak sebelum mereka masuk ke dalam bangunan. Tak seperti yang dibayangkan, tempat itu bukan ruang rahasia misterius, melainkan tempat tinggal sederhana dengan ranjang dan jendela besar yang menghadap ke taman. Pemandangannya indah, nuansa di dalamnya terasa sangat pribadi dan hangat.

"Tidak heran kau tak mau diganggu kalau sudah berada di sini," ujar Yuer sambil berkeliling. Belatinya masih tergenggam erat di tangannya.

Zeyan hanya memperhatikannya dalam diam. Saat Yuer menghampiri sisi belakang bangunan untuk melihat pemandangan di luar, pria itu mendekat pelan dari belakang. Ia hanya berniat menggoda, tapi saat tangannya menyentuh bahu Yuer, gadis itu terkejut.

Reflek, Yuer berbalik. Dan tanpa sengaja belati di tangannya menembus kulit Zeyan.

1
lunaa
lucu!!
lunaa
he indirectly confessing to herr 😆🙈
lunaa
gak expect tebakan yang kupikir salah itu benar 😭
lunaa
yuerr lucu bangett
lunaa
damn zeyan, yuer juga terdiam dengarnya
Arix Zhufa
baca nya maraton kak
Arix Zhufa
semangat thor
Arix Zhufa
ehemmmm
lunaa
itu termasuk dirimu zeyan, jangann nyakitin yuerr
Arix Zhufa
mulai bucin nich
Arix Zhufa
cerita nya menarik
Arix Zhufa
Alur nya pelan tapi mudah dimengerti
susunan kata nya bagus
Sungoesdown: Makasih kak udah mampir🥰
total 1 replies
Arix Zhufa
mantab
Arix Zhufa
Thor aku mampir...semoga tidak hiatus. Cerita nya awal nya udah seru
Sungoesdown: Huhuuu aku usahain update setiap hari kak🥺
total 1 replies
lunaa
liat ibunya jinhwa, pasti yuer kangen sama ibunya 😓
lunaa
then say sorry to herr 😓
lunaa
suka banget chapter inii ✨🤍 semangat ya authorr 💪🏻
Sungoesdown: Makasih yaa🥰
total 1 replies
lunaa
yuer kamu mau emangnyaa 😭🤣
lunaa
dia mulai... jatuh cinta 🙈
lunaa
menunggu balasan cinta yuer? wkwk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!