NovelToon NovelToon
A Quiet Resurrection

A Quiet Resurrection

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir
Popularitas:19.3k
Nilai: 5
Nama Author: flowy_

Pengkhianatan itu bukan datang dari musuh, tapi dari orang yang paling dia percaya.
Vilya Ariestha Elora — dihancurkan secara perlahan oleh pacarnya sendiri, dan sahabat yang selama ini ia anggap rumah. Luka-luka itu bukan sekadar fisik, tapi juga jiwa yang dipaksa hancur dalam diam.

Saat kematian nyaris menjemputnya, Vilya menyeret ke duanya untuk ikut bersamanya.

Di saat semua orang tidak peduli padanya, ada satu sosok yang tak pernah ia lupakan—pria asing yang sempat menyelamatkannya, tapi menghilang begitu saja.
Saat takdir memberinya kesempatan kedua, Vilya tahu… ia tak boleh kehilangan siapa pun lagi.

Terutama dia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon flowy_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25. Hukuman Cambuk

Nolan menelan ludah sebelum akhirnya bicara, “Sekitar jam sembilan malam, saya melewati tangga dan dengar Nona Vilya bilang ke Nona Elena dan Nona Arabelle kalau mereka boleh ke kamarnya.”

Ia sempat ragu, lalu buru-buru menambahkan, “Waktu itu dia juga minta saya carikan gunting. Saya sempat heran, tapi nggak nyangka ternyata Nona berniat…”

Mendengar itu, Marvin langsung berdiri dan menatap tajam ke arah Nolan. “Kau yakin dengan apa yang kamu katakan?”

Nolan melirik ke arah Elena, lalu mengangguk tegas. “Saya yakin.”

Elmira melihat Nolan bicara membela Elena. Ia pura-pura menghela napas panjang dan mulai menunjukkan wajah kecewa. “Vilya,” katanya dengan suara pelan, “Kamu ini anak perempuan… kenapa pikiranmu begitu impulsif? Elena itu saudara tirimu.”

Mendengar itu, ia langsung mencibir. “Bibi, kenapa Bibi langsung menyimpulkan kalau yang aku potong itu rambutnya Elena, padahal jelas bukan dia?” ujarnya sinis.

Elmira tersedak, tak menyangka gadis itu bisa membaca isi pikirannya. Ia terdiam, terkejut melihat keteguhan dan sikap tenang gadis itu. Ia belum sempat mencari alasan lain saat Marvin menyela tajam,

“Kenapa kalian begitu licik?"

Elena yang mendengar itu langsung tersenyum kecil. Ia merasa berhasil.

“Berlutut!” seru Marvin dingin. “Erland, ambil cambuk rotan hitam dari ruang kerja. Malam ini, hukum keluarga harus ditegakkan!”

“Siap, Tuan!” Erland menjawab cepat dan langsung pergi. Wajahnya tampak antusias, seperti sedang menunggu-nunggu momen ini.

Arabelle mendengus pelan. Di rumahnya juga ada cambuk rotan hitam seperti itu. Ia pernah melihat kakaknya, Aveline, menghukum pelayan yang melanggar. Sekali sabet, kulit langsung sobek.

Bukankah Vilya sudah tamat kali ini?

Arabelle menunduk, dua tetes air mata jatuh dari matanya. Ia pura-pura menangis pilu. “Paman, tolong bantu aku melampiaskan amarah! Aku… aku nggak pernah dipermalukan separah ini seumur hidup!”

“Oh?” Marvin menatapnya datar. “Kau ingin apa?”

“Aku mau dia dicambuk delapan… sepuluh kali pun nggak apa-apa!” Arabelle menggertakkan giginya. Rambut itu adalah kebanggaannya. Mana bisa ia terima separuhnya dipotong begitu saja?

“Arabelle, jangan seperti itu!” Elmira langsung melangkah maju, berpura-pura menengahi. “Marvin, meskipun ia salah, tiga hari lagi dia tetap harus tampil di perjamuan. Aku juga sedih melihat dia begini, tapi… sebagai ayah, kamu memang harus menegurnya."

Meski terlihat seolah membela, dalam hatinya Elmira mencibir, Kalau pun nggak sampai mati, setidaknya bikin dia cacat!

Melihat wajahnya barusan, ia seolah melihat wajah Rosalina. Dan itu cukup untuk membuat dadanya terbakar.

“Aku tahu.” jawab Marvin pelan. Dia memang tak akan pernah memukul putrinya sendiri.

Saat mereka masih bicara, Erland datang terburu-buru sambil membawa cambuk besar berwarna hitam. Langkahnya cepat, napasnya berat. Cambuk itu berat di tangan, tapi matanya berbinar seperti orang yang menikmati tontonan. Sayangnya, bukan dia yang akan mengayunkan cambuk itu.

Vilya tetap anak kandung Marvin—tidak mungkin akan dipukuli habis-habisan. Kalau Erland yang pegang, dia pasti takkan segan mencabik kulit gadis itu sampai berdarah.

“Saya bawa cambuknya.” Erland menunduk dan menyerahkan cambuk itu dengan dua tangan.

Marvin mengambilnya dengan wajah dingin. “Berlutut!”

Semua mata tertuju pada Vilya, tapi ia justru menegakkan punggung dan mengangkat dagu. Senyum tipis muncul di bibirnya—bukan senyum bahagia, lebih seperti ejekan halus. Tatapannya dingin, seolah berkata bahwa semua ini hanya drama murahan yang tak layak untuk ditanggapi.

“Vilya, kenapa masih berdiri di sana?” Elmira berpura-pura menegur lembut. “Kalau kamu memang salah, berlutut lah. Jangan keras kepala.”

“Ya!” Elena ikut melangkah maju, suaranya tajam. “Kau harus tahu diri! Cepat berlutut!”

Tapi sebelum kalimat Elena selesai, lututnya justru dihantam dari samping. Ia jatuh ke depan, berlutut keras di lantai. Tangannya menahan tubuh, wajahnya refleks mendongak.

Plakkk!

Cambuk menghantam punggungnya. Nyeri itu tajam, membakar seperti tersayat pisau.

“AAAKH!” Elena menjerit. Air matanya langsung mengalir, tubuhnya gemetar. Ia menoleh dengan tatapan tak percaya.

“Ayah…?! Kenapa kau memukulku?!”

Semua orang mendadak terdiam. Suasana jadi canggung. Bahkan Elmira buru-buru maju dan menarik lengan Marvin.

“Marvin, kenapa kamu malah memukul putriku! Apa salahnya dia!!” Nadanya penuh protes, seolah yakin Marvin keliru menghukum.

“Karena dia salah.” Mata Marvin memerah karena marah. “Bukankah kau sendiri yang bilang begitu barusan?”

“Aku…” Elmira terbelalak. Maksudnya tadi itu jelas untuk Vilya!

“Paman! Ini nggak masuk akal!” Arabelle ikut bersuara. “Kami yang jadi korban! Vilya yang undang kami ke kamarnya! Dialah yang mulai duluan! Kami… kami bahkan punya saksi!”

Marvin mengibaskan tangannya, menepis lengan Elmira yang masih menggantung di bajunya. Ia menatap Elena dengan wajah dingin, lalu mengayunkan cambuk sekali lagi.

Plakkk!

Elena menjerit. “Aaakh!”

“Apa kau sadar kau salah?” bentak Marvin.

“A-aku nggak salah! Ini semua salah Vilya! Dia yang menjebak ku! Ini salah dia!” Elena menangis, bahunya bergetar hebat.

“Kalian masih berani bohong juga?” suara Marvin makin tinggi, nadanya dipenuhi kemarahan. “Jam berapa Vilya katanya menghubungi kalian?”

“Jam delapan…” jawab Elena tergesa. Tapi baru saja kata itu keluar, cambuk langsung mendarat di punggungnya lagi.

“Aw! Sakit!” jeritnya keras, tubuhnya terhuyung.

“Vilya bersamaku dari pukul jam sembilan sampai jam sepuluh. Jadi bagaimana mungkin dia sempat bicara pada kalian?” tanya Marvin tajam, matanya memelototi Elena dan Arabelle.

Wajah Elmira langsung pucat. Ia menoleh ke arah gadis itu yang berdiri dengan tenang, sedikit tersenyum seolah menikmati permainan yang berhasil ia balikkan.

Saat itulah Elmira sadar—anak itu tidak selemah yang ia kira. Elena dan Arabelle benar-benar terpancing dan sekarang, mereka tidak punya jalan keluar.

1
gaby
Musuhnya bny amat. Bukankah di kehidupan sblmnya musuhnya cm 2org, sahabat & kekasihnya.
✫᥎᷽ιᥣყ͠α.: Betul, di kehidupan sebelumnya yang terlihat menonjol memang cuma sahabat dan kekasihnya. Tapi di balik itu, sebenarnya ada banyak konflik lain yang perlahan terungkap seiring cerita berjalan. Di bab awal memang belum semuanya dijelaskan, tapi nanti pelan-pelan akan kelihatan siapa saja yang benar-benar jadi "musuh" di balik layar.

makasih ya ka udh membaca, maaf kalo ceritanya kurng sama ekspektasi kaka🙏🏻
total 1 replies
gaby
Tadi katanya Elena anak kandungnya Marvin jg. Tp ko di sebutkan jg kalo Vilya pewaris satu2nya. Kalo sodara seayah bukankah seharusnya warisannya di bagi rata??
gaby
Kalo kakeknya Vilya ilang, trus Alron itu siapa dong???
✫᥎᷽ιᥣყ͠α.: Penjelasan singkat:

Kakek Vilya dari pihak ibu kandung (Mama Rosalina) dikabarkan hilang sejak lama dan belum pernah muncul lagi.
Sementara Tuan Arlon adalah kakek dari pihak ayah—beliau ayah kandung dari Marvin.

mungkin author blm bisa lanjut up lagi, karna author akan revisi ulang sblm lanjut kan bab berikutnya, terimakasih sudah membaca
total 1 replies
gaby
Elena anak kandung Marvin bukan Thor?? Knp ahli waris satu2nya Vilya?? Dan knp Rosaline pisah dgn Marvin kalo pada kenyataannya dia mencintai mantan istrinya itu. Dr awal cm penggalan2 tentang Vilya doang, penggalan kisah ortu Vilya ga di jelaskan
gaby
Lambat banget tiap babnya, sebenernya bagus, cm bertele2. 1bab aja isinya cm hal yg sepele & ga perlu dibuat panjang narasinya.
Hadinem 123
menarik fl nya jadi kuat.. lanjut thor💪🏻❤️
army julianto
author updatenya lama banget yahh
vanyla.
bagus smgt thor
Ayudya
seru dan untuk tokoh utamanya tegas.aku suka dengan alurnya rekomded banget deh
✫᥎᷽ιᥣყ͠α.: makasih atas dukungan nya ka 🥰🥰
total 1 replies
Ayudya
vilya kamu jangan takut ma aveline tunjukan kalau kamu lebih kuat dan licik dari avrline
Ayudya
seneng banget dengan sikap tegas lirya
Ayudya
ayo vilya kamu jangan mau di tindas ma bibi dan anaknya/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Ayudya
sangat licik dan harus di balas dengan kelicikan biar tau
Ayudya
tu pelayan minta di karung terus di hanyutkan ke laut
Ayudya: jadi ketahuan deh ma aothor.sama sama mak/Proud//Proud//Proud//Proud//Proud/
✫᥎᷽ιᥣყ͠α.: nanti author yang buang ka 🤣
terimakasih ka udh mampir 🤍🤍
total 2 replies
ℒ⃝𝓾𝓶𝓲𝒅𝒂𝒓𝒌࿐𝓔𝓵𝔂𝓼𝓼𝓪
eh, bukannya rambut Arabelle ya? atau aku lupa
ℒ⃝𝓾𝓶𝓲𝒅𝒂𝒓𝒌࿐𝓔𝓵𝔂𝓼𝓼𝓪: okee kakk👍🏻
✫᥎᷽ιᥣყ͠α.: sory ya ka, nnt aku revisi ulang😊🤍
total 2 replies
ˢ⍣⃟ₛ 🟡𒈒⃟ʟʙᴄ𝐙⃝🦜🅼ιяα🅷㊍㊍🔰
tetaplah jadi gadis baik yang kuat dan mampu melindungi diri
✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎M𝐀⃝🥀Mi.§͜¢ ᴳᴿ☘𝓡𝓳
cerita nya seru banget
✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎M𝐀⃝🥀Mi.§͜¢ ᴳᴿ☘𝓡𝓳: sama sama
✫᥎᷽ιᥣყ͠α.: makasih ka 🤍
total 2 replies
ᯓ★ֶָ֢⭑🥑⃟ꪱ꯱ꫀυᥣׁׅ֪༊· ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ
yaampun sungguh mengenaskan
◌ᷟ⑅⃝ͩ●ιиɑ͜͡✦Amita Sahara ⍣⃝కꫝ
owh kakeknya Vilya menghilang?
◌ᷟ⑅⃝ͩ●ιиɑ͜͡✦Amita Sahara ⍣⃝కꫝ: sama2 kak syg
✫᥎᷽ιᥣყ͠α.: iya bnr ka, makasih udh mampir 🤍
total 2 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ●ιиɑ͜͡✦Amita Sahara ⍣⃝కꫝ
maaf jadi lompat baca nya kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!