NovelToon NovelToon
Pembunuh Bayaran Terlahir Kembali Jadi Gadis Desa Yang Bodoh

Pembunuh Bayaran Terlahir Kembali Jadi Gadis Desa Yang Bodoh

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Reinkarnasi / Time Travel / Sistem
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Dayucanel

Tang Qiyue adalah seorang pembunuh bayaran nomer satu, dijuluki "Bayangan Merah" di dunia gelap. Di puncak kariernya, dia dikhianati oleh orang yang paling dia percayai dan tewas dalam sebuah misi. Saat membuka mata, dia terbangun dalam tubuh seorang gadis desa lemah bernama Lin Yue di Tiongkok tahun 1980.

Lin Yue dikenal sebagai gadis bodoh dan lemah yang sering menjadi bulan-bulanan penduduk desa. Namun setelah arwah Tang Qiyue masuk ke tubuhnya, semuanya berubah. Dengan kecerdasannya,kemampuan bertarungnya, dan insting tajamnya, dia mulai membalikkan hidup Lin Yue.

Namun, desa tempat Lin Yue tinggal tidak sesederhana yang dia bayangkan. Di balik kehidupan sederhana dan era yang tertinggal, ada rahasia besar yang melibatkan keluarga militer, penyelundundupan barang, hingga identitas Lin Yue yang ternyata bukan gadis biasa.

Saat Tang Qiyue mulai membuka tabir masalalu Lin Yue, dia tanpa sadar menarik perhatian seorang pria dingin seorang komandan militer muda, Shen Liuhan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dayucanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25: Bayangan yang Mengintai

Malam itu, Lin Yue tidak tidur. Ia duduk di sudut kamarnya, menajamkan pendengaran, mengamati setiap suara yang datang dari luar rumah. Naluri lamanya ia itu naluri seorang pembunuh sudah sepenuhnya terbangun. Qi Liang bukan orang biasa. Lin Yue yakin sepenuhnya.

Keesokan harinya, Lin Yue dengan tenang mendekati Qi Liang saat pria itu sedang sendiri di tepi sungai, mencuci perlengkapannya.

"Qi Liang," panggil Lin Yue pelan namun tegas."Dari mana kau sebenarnya berasal?"

Qi Liang menoleh, masih dengan senyuman lembutnya."Dari kota sebelah. Aku sudah ceritakan, bukan?"

"Dari mana kau dapat pisau ini?" Lin Yue melemparkan pisau kecil dengan ukiran asing itu ke arah Qi Liang, tepat mendarat di dekat kakinya.

Sorot mata Qi Liang berubah sekejap. Dalam sepersekian detik, ia kembali tersenyum. "Aku menemukannya di pinggir jalan."

"Jangan berbohong padaku," desis Lin Yue, suaranya rendah namun mengandung ancaman.

Qi Liang menghela nafas. Kali ini, ia membuang topengnya, wajahnya menjadi lebih dingin, lebih nyata.

"Aku dikirim untuk mengawasi seseorang. Aku pikir kau tahu siapa orang itu."

"Siapa yang mengirim mu?" desak Lin Yue.

"Bukannya Han Qi. Dia sudah lama menghilang, aku dikirim oleh seseorang yang masih percaya kau adalah aset berbahaya yang harus dikendalikan. Mereka tidak percaya kau benar-benar sudah keluar," jawab Qi Liang tanpa ragu.

Lin Yue mencibir."Mereka terlambat. Aku sudah selesai dengan mereka."

"Tapi mereka belum selesai denganmu." Qi Liang menyipitkan mata."Aku tidak diperintahkan untuk membunuhmu. Hanya mengamati... untuk saat ini."

Lin Yue menatap tajam."jangan ganggu keluargaku, jangan dekati anakku lagi."

Qi Liang tersenyum samar."Aku tidak pernah menganggap anakmu sebagai target. Tapi jika mereka menginginkannya suatu hari... Aku hanya prajurit kecil, aku harus patuh."

"Kalau begitu, aku akan pastikan kau tidak bisa melapor pada siapa pun."

Qi Liang tertawa pelan, lalu melangkah pergi. "Kita lihat saja, Nona Bayangan Merah. Kita lihat saja."

Malam itu, Lin Yue menceritakan segalanya pada Shen Liuhan. Mereka duduk di depan perapian, wajah Lin Yue serius dan tatapannya tak tergoyahkan.

"Kita tidak bisa lari," kata Lin Yue tegas."Kalau kita lari, mereka akan terus mengejar."

Shen Liuhan mengangguk."Aku tahu, kita harus hadapi mereka."

"kali ini aku tidak sendiri. Aku punya kamu, aku punya Yuhan, aku tidak akan membiarkan siapa pun menghancurkan rumah kita," lanjut Lin Yue sambil menggenggam tangan suaminya.

Beberapa hari kemudian, Lin Yue mulai mempersiapkan langkah-langkah pertahanan. Ia memperkuat bagian belakang rumah dengan perangkap sederhana dan menyimpan beberapa alat di titik-titik tersembunyi di sekitar ladang dan hutan kecil.

Ia juga melatih Yuhan, secara halus tapi pasti. Tanpa mengungkap bahaya sesungguhnya, ia mulai mengajarkan teknik dasar seperti membaca jejak, mendengar langkah samar, dan melempar benda dengan akurasi.

Yuhan, dengan sifat penasarannya, menerimanya sebagai permainan. Tapi Lin Yue tahu, suatu hari kemampuan itu akan bisa menyelamatkan nyawanya.

Shen Liuhan juga tidak tinggal diam. Ia mulai berpatroli di sekitar desa pada malam hari, menyamar sebagai warga biasa yang khawatir akan pencuri. Tapi ia dan Lin Yue tahu, ancaman mereka bukan sekedar pencuri biasa.

Suatu malam, seekor ayam di desa ditemukan mati dengan bersih di lehernya. Tidak ada bekas cakaran, hanya satu potongan tajam.

"Ini pesan," kata Lin Yue lirik."Mereka sedang menguji kita."

Qi Liang tetap berlagak normal, namun ia semakin jarang terlihat bermain dengan anak-anak. Ia lebih banyak menyendiri, dan penduduk desa mulai menganggapnya pemalu.

Lin Yue tahu, waktu mereka semakin dekat, dan saat itu tiba, ia harus siap.

Pada malam kelima setelah pertemuan terakhir mereka, suara samar langkah terdengar dari atap. Lin Yue membuka matanya, meraih pisau pendek yang ia sembunyikan di bawah bantal. Tanpa suara, ia meluncur keluar kamar dan menuju bagian belakang rumah.

bayangan hitam melintas di antara pepohonan. Cepat, terlatih.

Lin Yue mengejar.

Di tengah hutan kecil, ia menemukan sosok bertopeng. Bukan Qi Liang. Tapi seseorang yang lebih tua, dengan gerakan yang menunjukkan pengalamannya.

"Kau bukan bagian dari desa ini," kata Lin Yue dingin.

"Dan kau juga bukan hanya ibu rumah tangga," balas pria itu.

Pertarungan terjadi dengan cepat. Pisau beradu, gerakan tubuh mereka menari di antara cahaya bulan. Lin Yue terdesak sesaat, tapi tekadnya meledak saat ia mengingat Yuhan.

Dengan gerakan cepat, ia berhasil melukai lawannya. Pria itu terhuyung dan kabur ke kegelapan.

Lin Yue berdiri di tengah malam, nafas memburu. Pakaian tidurnya robek, tangannya berdarah, tapi matanya membara.

Mereka sudah datang, tapi aku sudah siap. Dan kali ini, ia tidak akan lari.

1
Andira Rahmawati
kerennnn👍👍👍
Sribundanya Gifran
lanjut thor💪💪💪
Sribundanya Gifran
lanjut thor
Sribundanya Gifran
lanjut up lagi thor
Sribundanya Gifran
kereeeeennnnnn
Widia💙
bukannya dia punya sistem too.. kok ga ada kabarnya sekarang
Sribundanya Gifran
lanjut up lagi thor
Sribundanya Gifran
lanjut crazy up thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!