NovelToon NovelToon
Pengantin Dadakan Tuan Ceo

Pengantin Dadakan Tuan Ceo

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Noor.H.y

Aruna gadis sederhana dari keluarga biasa mendadak harus menikah dengan pria yang tak pernah ia kenal.
Karena kesalahan informasi dari temannya ia harus bertemu dengan Raka yang akan melangsungkan pernikahannya dengan sang kekasih tetapi karena kekasih Raka yang ditunggu tak kunjung datang keluarga Raka mendesak Aruna untuk menjadi pengganti pengantin wanitanya. Aruna tak bisa untuk menolak dan kabur dari tempat tersebut karena kedua orang tuanya pun merestui pernikahan mereka berdua. Aruna tak menyangka ia bisa menjadi istri seorang Raka yang ternyata seorang Ceo sebuah perusahaan besar dan ternama.
Bagaimana kehidupan mereka berdua setelah menjalani pernikahan mendadak ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor.H.y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 Romantis di pantai

Raka berjalan masuk disusul Aruna di belakangnya. Saat langkah baru saja memasuki pintu restoran ia merasa harus ke kamar mandi.

"Maaf Mas, sepertinya aku harus ke kamar mandi tiba-tiba kebelet nih".

Raka mengangguk "Baik, saya masuk dulu. Kamu nanti menyusul saja".

Aruna berbelok ke arah kamar mandi, sedangkan Raka berjalan menuju meja untuk menemui klien nya yang sepertinya sudah menunggu sejak tadi.

"Selamat siang.. sudah lama menunggu".

"Siang, tidak Pak Raka. Saya baru tiba beberapa menit yang lalu".

Pandangan Yogi mengedar melihat Raka yang datang sendiri. "Pak Raka sendiri ? Tidak bersama Pak Reno ?". Tanya nya

"Oh Reno ada kerjaan lain, jadi saya datang dengan istri saya. Itu dia..". Jawab Raka, lalu melambaikan tangan saat melihat Aruna berjalan mencari tempat duduknya.

"Siang.. Maaf saya dari toilet dulu sebentar". Ucap Aruna lalu terkejut saat melihat mantan kekasihnya di depan mata.

"Aruna..." Gumamnya lirih Yogi, sama terkejutnya dengan Aruna, ia tak menyangka ternyata Raka membawa Aruna dalam pertemuan kali ini.

Raka tersenyum berdiri lalu menarik kursi di sampingnya menyuruh Aruna duduk. Ia menurut saja, lalu duduk dengan santai.

Aruna masih sedikit terkejut ternyata klien yang di maksud suaminya itu mantannya sendiri. ia sangat malas harus bertemu dengan Yogi lagi, berharap saat bulan madu itu adalah pertemuannya yang terakhir dengan Yogi. Tapi lihat lah, sepertinya semesta berkata lain kali ini dia harus bertatap muka langsung dengan mantannya itu, bahkan yang mempertemukannya adalah suaminya sendiri.

"Perkenalkan Pak Yogi ini istri saya Aruna. Siang ini dia yang menggantikan Reno untuk menemani saya". Ucap Raka santai

Yogi hanya menatap Aruna, sedangkan Aruna menatap ke arah lain. Sesaat ia melirik ke arah Raka, entah apa yang ada dipikirannya saat ini. Bukankah Raka seharusnya tahu lelaki yang dihadapannya saat ini adalah mantan pacar istrinya. Saat bulan madu juga mereka sudah bertemu, apa mendadak Raka lupa, atau memang tidak perduli. Ah sudah lah, lebih baik ia tidak usah perduli dan memikirkan yang tidak-tidak.

"Ah iya, sama kenal Bu Aruna". Balas Yogi berusaha tetap tenang.

Aruna hanya tersenyum terpaksa dan mengangguk. Raka menoleh ke arah istrinya, ia melihat raut wajah Aruna yang nampak masam.

"Kamu mau minum atau makan apa, sayang?". Tanya Raka sembari merangkul pundak Aruna

Aruna yang mendapat perlakuan seperti itu, lalu menoleh menatap wajah Raka bingung. Apa katanya tadi.. Sayang? Kenapa Raka tiba-tiba memanggilnya sayang, bahkan di hadapan Yogi.

"Samain aja samu kamu". Jawab Aruna

"Baik lah". Raka pun memesan minuman yang sama dengan Aruna.

Yogi yang melihat itu sesaat merasakan sesak di dadanya, entah kenapa ia merasa tidak suka dengan Aruna yang terlihat mesra bersama lelaki lain.

"Baik lah, ini kontrak yang saya buat. Silahkan Pak Yogi membaca nya terlebih dahulu sebelum di tanda tangani". Raka mengeluarkan sebuah berkas kerja sama kedua perusahaan yang sudah di buat Reno sejak kemarin.

Yogi mengangguk, ia membaca nya dengan seksama. Merasa sudah tidak tahan dengan berada di sini melihat kemesraan mantan pacarnya dengan suaminya. Ia pun buru-buru menandatangi kontrak tersebut.

"Baik Pak saya setuju" Ucap Yogi mendatangi kontrak lalu menyodorkan kembali pada Raka

"Kalau begitu saya permisi dulu. Maaf saya tidak bisa menemani Pak Raka lebih lama disini, masih ada pekerjaan lain yang sudah menunggu. Permisi". Yogi berpamitan lalu berjalan keluar meninggalkan restoran di ikuti oleh sekertarisnya.

Raka menaikkan sudut bibirnya, lalu menyeruput minuman di depannya.

Sedangkan Aruna menatap Raka dengan wajah penuh dengan banyak pertanyaan yang ingin di lemparkan kepada suami dadakannya itu.

"Kenapa kamu natap saya kaya begitu?". Tanya Raka saat menyadari Aruna menatapnya intens.

"Ck.. Apa maksud kamu. Bukannya sudah tahu Yogi itu mantan saya, kenapa kamu malah bawa saya ketemu sama dia, merusak mood ku saja". Seru Aruna lalu menyeruput minuman dingin di depannya.

"Seharusnya kamu senang, saya membantu kamu membalas perlakuannya. Kamu tidak lihat tadi mukanya, dia kepanasan melihat kita".

Ah iya.. Kenapa dia tidak menyadari itu, ia tadi melihat wajah Yogi yang terlihat menahan amarah. Tunggu.. Apa itu artinya Yogi masih memiliki perasaan untuknya. Lalu kalau dia masih memiliki perasaan untuknya, kenapa juga dia harus meninggalkannya lalu menikah dengan wanita lain. Entah lah, mau Yogi masih mencintainya atau tidak Aruna sudah tak perduli lagi, ia sudah merasa sakit hati dengan Yogi karena memutuskannya sebelah pihak dan langsung menikah dengan wanita kaya.

"Ayo.. Kita pergi, apa kamu masih betah duduk disini". Ucap Raka menyadarkan lamunan Aruna. Ia pun beranjak dari duduknya kemudian keluar meninggalkan restoran.

* *

"Jadi kamu sudah tahu Yogi itu mantan pacarku". Tanya Aruna saat sudah duduk di mobil yang di lajukan Raka.

Raka mengangguk. "Saya ingat dia saat pertemuan kita di restoran, waktu bulan madu. Saya membawamu kesana biar dia tahu bahwa kamu sudah mendapatkan lelaki lain yang lebih darinya"

"Ck.. terlalu percaya diri". Aruna memutar bola matanya malas

Raka menyunggingkan senyum "Sepertinya mantan pacarmu masih menyukaimu".

"Mau dia masih menyukaiku atau tidak itu bukan lagi urusanku, lagian saya sudah mengubur perasaanku padanya. Saya nggak mau juga di cap pelakor".

"Jadi kamu sudah tidak mencintainya?".

Aruna menggeleng "Bodoh si kalau saya masih mencintai dia, setelah semua perlakuan dia, nggak ada lagi cinta untuknya".

Raka tersenyum tipis mendengar ucapan Aruna. Entah mengapa ia merasa bahagia, apakah sekarang hatinya sudah mulai menerima Aruna. Memang akhir-akhir ini Raka merasa senang bisa lebih dekat dengan Aruna, bahkan saat mengingat malam dimana ia mencium Aruna ia merasakan getaran aneh didadanya. Sangat berbeda saat dulu ia menjalin hubungan dengan Mesya mantan kekasihnya yang kabur di hari pernikahannya.

"Ayo.. Turun". Ajak Raka saat mobilnya berhenti di sebuah pantai

"Ngapain kita kesini?" Tanya Aruna saat Raka memarkirkan mobilnya di sebuah pantai yang tidak terlalu ramai pengunjung

"Tadi saya berjanji mengajakmu ke suatu tempat, setelah selesai menemaniku kan. Lihat, saya ingin mengajakmu melihat sunset. Ayo turun". Raka melepaskan seat blet lalu berjalan keluar mobil, disusul dengan Aruna.

Di bawah langit sore, mereka berjalan beriringan menyusuri pesisir pantai. Rambut Aruna melambai lembut diterpa angin, seolah menari mengikuti irama ombak yang berdebur, menciptakan harmoni antara alam dan hati mereka.

Raka melirik Aruna yang tampak semakin cantik, terutama saat rambutnya melambai lembut diterpa angin pantai. Hatinya bergetar, seolah enggan mengalihkan pandangannya dari sosok sederhana namun menawan di sampingnya.

Tanpa sengaja, Aruna menangkap lirikan itu. Pipinya memanas, senyum kecil terbit di bibirnya. Ada kehangatan yang sulit dijelaskan, membuat langkah mereka seirama.

Suasana di antara keduanya berubah—tak ada kata yang terucap, tapi tatapan dan senyum itu sudah cukup untuk menciptakan momen yang penuh arti.

Tiba-tiba dari arah belakang, seorang anak kecil berlari dan tanpa sengaja menabrak Aruna. Ia terkejut, tubuhnya hampir kehilangan keseimbangan. Dalam sekejap, Raka meraih dan menahan tubuh Aruna agar tidak terjatuh.

Sekelibat angin pantai kembali berhembus, membuat jarak mereka begitu dekat. Aruna menahan napas, sementara Raka masih memegangnya erat, seolah enggan melepaskan.

Raka menatap wajah Aruna dengan begitu lekat, seakan ingin mengabadikan setiap detailnya. Perlahan, tangannya mengangkat, menyentuh pipi Aruna dengan lembut.

"Omg.. Apa akan dia lakukan, apa dia akan menciumku lagi seperti malam itu" Gumam Aruna dalam hati

Menyadari sentuhan itu, Aruna memejamkan matanya, hatinya berdebar kencang. Hening sejenak menyelimuti mereka, hanya suara deburan ombak yang terdengar.

* * *

1
Elisabeth Ratna Susanti
tinggalkan jejak 👍
Elisabeth Ratna Susanti
like plus subscribe 👍
run away.┲﹊
Wah! Gak sabar nunggu karyamu yang baru, Thor!
Noor.H.y: makasih kak.. sudah mampir di karyaku 😊
total 1 replies
Takagi Miho
Aku jadi pengen kesana lagi karena settingan tempatnya tergambar dengan sangat baik.
Noor.H.y: makasih kak.. sudah mampir 🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!