Seorang agen rahasia wanita yang memiliki kemampuan luar biasa harus mati di tangan musuhnya dengan cara licik. Karena sabotase mobil yang dilakukan oleh orang terdekatnya.
Jiwanya berpindah ke tubuh seorang gadis bertubuh ringkih yang sedang meregang nyawa akibat perbuatan saudaranya.
"Ckkk... Bukankah mobilku masuk jurang? Harusnya aku sudah mati. Lantas kenapa malah berada di tubuh gadis remaja lemah dan bodoh?"
"Aku tidak akan membiarkan ketidak adilan terjadi di depan mataku. Haruskah aku membalaskan dendamku dan pemilik tubuh ini?" Ucap Agen wanita itu di depan cermin toilet Rumah Sakit sambil menatap badan kurus dan tak terurus pemilik tubuh yang dia masuki.
Bagaimana kelanjutan cerita wanita yang terbiasa mengurus dan mengatasi masalah berat menjadi seorang gadis remaja yang selalu hidup dalam kesengsaraan.
Update setiap hari hanya di Noveltoon.
JANGAN MENABUNG BAB, SUPAYA CERITA INI BISA BERUMUR PANJANG.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keterkejutan Orang Tua Alexa
Sekitar tengah malam kedua orang tua Alexa tiba di mansion. Mereka berdua sama-sama seorang pengusaha. Jika Papa Alexa yang bernama Darius Johnson adalah seorang pengusaha dalam bidang property. Sementara Mama Andini Maharani adalah seorang pemilik butik yang sudah terkenal. Saking sibuknya mereka belum sempat membuka ponsel mereka masing-masing.
"Pa, sepertinya anak-anak sudah tidur. Ayo kita juga istirahat, tidak sabar segera pagi. Aku ingin memberikan hadiah untuk Chelsea. Dia gadis baik, justru anak kandung kita sungguh liar. Bisa-bisanya Alexa berniat ingin mencelakai Chelsea, tapi syukurin sekarang senjata makan tuan. Bagaimana kabarnya di Rumah Sakit selama seminggu ini?"
"Jangan bicarakan lagi tentang dia. Papa merasa gagal mendidiknya. Sangat liar, seperti bukan keturunan keluarga Johnson yang terhormat. Sulit dipercaya." Ucap Papa Darius yang sebenarnya kurang yakin dengan kabar tentang kenakalan putri kandungnya. Tapi tidak mungkin Chelsea yang berbohong, buat apa. Pemikiran salah yang selalu ditanam di otak Papa Darius.
Kemudian pasangan suami istri itupun masuk ke dalam kamar utama di mansion besar milik mereka.
"Seharian sibuk tidak sempat buka ponsel, ada kabar apa ya?" Ucap Mama Andini yang penasaran. Tapi ternyata daya ponselnya mati. Sehingga dia urungkan, begitu juga dengan Papa Darius. Akhirnya mereka pergi tidur, menunggu besok pagi.
Waktu pun berputar, jam menunjukkan pukul 6 pagi. Jika biasanya, Alexa sudah berada di dapur dan hidangan sarapan pagi sudah tersedia kini meja makan kosong melompong. Sudah sejak beberapa tahun belakangan ini, tugas memasak diserahkan pada Alexa. Bahkan kedua orang tua kandungnya dengan tega memecat semua pembantu di rumah ini.
"Kemana Alexa, bukannya dia sudah keluar dari Rumah Sakit kemarin. Tapi sekarang dia tidak mau menjalankan tugasnya untuk menyiapkan sarapan. Dasar anak tidak berguna, Alex panggil dia turun. Kalau tidak mau seret saja kedua kakinya." Ucapan kejam dari seorang Ibu.
"Kak Lexa masih sakit Ma, biarkan aku saja yang memasak."
Suara lemah lembut bagai lelembut (sebutan hantu oleh orang Jawa) yang selalu berhasil menghipnotis orang lain terdengar. Lihatlah tatapan mata Mama Andini yang tadi garang, kini berubah penuh kasih sayang.
"Tidak perlu, kamu anak baik dan lemah lembut. Tidak cocok memegang peralatan dapur, nanti tangan kamu yang halus itu terluka."
"Benar, benalu cocoknya adalah memegang senjata laras panjang milik Alex. Bahkan mereka semalam sudah bermain kuda-kudaan. Sangat seru, desahan dan erangan terdengar bagai melodi yang indah. Sayangnya Nyonya Andini dan Tuan Darius tidak ikut menyaksikannya secara langsung. Tapi tenang saja, sudah aku kirimkan rekamannya di ponsel kalian masing-masing."
"Apa yang kamu katakan, kamu ingin memfitnah Chelsea dengan cerita murahan itu, hah?" Marah Mama Andini menatap sengit putri kandungnya.
"Tidak perlu aku memfitnah, dia memang sudah murahan sejak lama. Kalian saja yang bodoh mudah sekali diperdaya. Sudahlah, mulai hari ini dan seterusnya aku tidak akan memasak untuk kalian semua."
"Jika lapar kalian bisa memasak sendiri, toh kita sama-sama punya kesibukan dan sama punya dua tangan. Suruh anak angkatmu itu masak, supaya hidupnya lebih berarti di rumah ini. Toh setelah itu, dia akan meminta Alex pertanggung jawaban dengan alasan sudah menghamilinya. Tapi saranku jangan mudah percaya sebelum tes DNA."
"Cukup Lexa, kamu semakin tidak tahu diri mengatakan hal buruk. Bahkan terhadap saudara kembarmu sendiri." Ucap Papa Darius tersulut emosi.
"Coba kalian buka ponsel maka kalian akan tahu semurahan apa anak yang selalu kalian banggakan." Setelah mengatakan hal ambigu, Alexa kembali masuk ke dalam kamarnya. Karena dia masih libur sekolah.
"Tidak Papa, Mama jangan dengarkan kata Kak Lexa. Aku tidak begitu, pasti dia sudah merekayasa video yang akan membuat kalian menatap rendah padaku." Air mata buaya kembali mengalir. Membuat Author malas mendeskripsikan wajahnya, karena selain air mata juga ada air hidung yang mengalir. Sungguh seperti wajah anak Author ketika menangis.
Jika Mama Andini langsung percaya, tidak dengan Papa Darius yang menjadi penasaran. Pria setengah baya itu mengambil ponsel dari saku celananya, dan membuka banyak kiriman video di akun WA pribadinya.
Dengan suara dalam mode keras, terdengar jelas erangan dan desahan manja Chelsea saat tadi malam di gagah i putra kesayangannya.
Tidak hanya satu video yang Papa Darius lihat, ada juga video saat Chelsea sedang berbagi peluh dengan oknum guru di gudang belakang sekolah. Tidak ada terlihat jika itu unsur paksaan. Karena posisi Chelsea sedang bergoyang erotis di atas tubuh sang guru yang wajahnya tidak terlihat. Dan masih ada beberapa video.
"Apa ini bukan dirimu Chelsea?" Tanya Papa Darius bersuara rendah.
"Tidak, itu tidak seperti yang Papa pikirkan. Guru itu memaksa dan mengamcamku atas suruhan Alexa." Teriak Chelsea secara tidak langsung memperlihatkan sifat aslinya yang arogan.
"LANCANG, kamu berani membentak aku?" Ucap Papa Darius membuatnya tersadar.
"Maaf, aku hanya terbawa emosi."
"Tidak perlu emosi jika memang kamu tidak bersalah. Lagi pula ada banyak video dengan pria yang berbeda-beda dan kesemuanya tidak terlihat kamu terpaksa melakukannya. Dan kamu Alex, bisa-bisanya kamu melakukan hubungan terlarang dan sex bebas sebelum pernikahan. Apakah Papa pernah mengajarkanmu menjadi pria pecundang." Ucap Papa Darius kecewa.
"Aku... Aku... Seperti ada dorongan untuk melakukannya. Tubuhku panas dan gelisah. Dan Chelsea datang menyelamatkanku, dia yang mengobati dan katanya hanya dengan cara seperti itu aku bisa sembuh." Jawab Alex.
"Sudah jelas sekarang, jika Chelsea telah memberikan obat perang sang padamu. Sudah berapa kali kalian berbuat?" Tanya Papa Darius memastikan.
"Baru sekali, semalam." Jujur Alex.
"Andini, bawa anak sahabatmu ke Dokter kandungan hari ini juga. Jika ternyata dia hamil, berarti tujuannya menjebak Alex sudah jelas. Dia ingin Alex mempertanggung jawabkan perbuatan orang lain. Dan mulai detik itu juga, aku tidak sudi menampung dia di rumah ini." Ucap Papa Darius tegas.
Setelah itu, tanpa sarapan Papa Darius pergi meninggalkan rumah. Tersisa tiga orang yang saling diam.
"Jadi kamu ingin menjebakku Chelsea?" Lirih Alex hatinya bergemuruh kecewa.
"Aku memang mencintaimu, tapi aku tidak mau bertanggung jawab dengan hal yang bukan kesalahanku." Setelah itu, Alex langsung berangkat ke sekolah tanpa berpamitan lebih dulu.
Tinggal Mama Andini yang menatap penuh tanya pada putri sahabatnya.
"Kenapa kamu lakukan semua ini Chelsea? Aku merasa tidak cukup baik mendidikmu hingga menjadi liar. Aku jadi merasa bersalah kepada kedua orang tuamu yang telah menitipkanmu padaku lima tahun lalu. Sekarang ayo kita buktikan jika kamu tidak seperti di video."
"Jadi Mama juga meragukanku?" Tanya Chelsea dengan wajah dibuat sendu.
"Justru karena Mama masih mempercayaimu, makanya kita harus membuktikan kebenarannya."
"Tapi aku tidak mau ke Rumah Sakit Ma, aku takut melihat suasana di sana. Karena akan mengingatkanku pada kedua orang tua kandungku yang telah tiada."
"Tidak perlu takut, ada Mama."
Beberapa saat kemudian, Mama Andini dan Chelsea tiba di sebuah Rumah Sakit Internasional terbesar di Kota. Mama Andini berfikir untuk hal sensitif seperti ini, dia harus memberikan perhatian khusus untuk putri sahabatnya yang dititipkan padanya.
"Dokter, saya ingin tes keperawanan putri saya. Berikan laporan yang paling akurat." Ucap Mama Andini.
"Oh... Apakah putrinya akan mendaftar Sekolah Kedinasan? Biasanya memang diminta tes keperawanan. Baiklah, akan saya buatkan. Tolong adeknya tiduran dulu di brangkar. Saya ambilkan dulu alat-alatnya." Ucap Dokter ini yakin, kalau gadis baik sepertinya pasti masih bisa menjaga kesuciannya. Tapi saat pemeriksaan, Dokter mengernyit ada sisa sperma yang tertinggal.
Tanpa banyak bicara, sang dokter langsung melakukan USG transvaginal dan yah sesuai dugaan terakhirnya jika sel telur sudah dibuahi dan usianya sudah 2 minggu lebih.
Besar kemungkinan Chelsea mengandung bayi sang oknum guru yang membantunya untuk mematikan semua cctv sekolah.
Dokter itupun mencetak bukti usg, dan memberikannya pada Mama Andini.
"Maaf jika hasil pemeriksaan tidak sesuai harapan Anda. Putri Anda tidak hanya sudah tidak perawan, tapi dia juga sudah hamil 2 minggu." Ucap Dokter lirih.
"Tidak... Ini tidak mungkin, putriku gadis baik-baik tidak mungkin hamil di luar nikah." Ucap histeris Mama Andini tidak terima.
"Dokter ini pasti salah, Ma."
aihhhh ko bisa kecolongan bodyguard ga ada Tah
aku suka..
semangat 😍😍😍
semangat terus nulisnya😍😍😍
musuh bebuyutan kan Thor
wah minta di kirim ke Amazon mereka