Jeha, pria tampan dengan ambisi besar, menjebak Anne, CEO cantik dalam cinta satu malam hingga akhirnya keduanya menikah. Setelah Anne lumpuh akibat kecelakaan, Jeha mengambil alih kekuasaan dan berubah menjadi pria arogan yang menghancurkan hidup Anne.
Sementara itu, Reu adalah pelayan restoran miskin dengan hidup terbelit hutang. Ketika Jeha bertemu Reu dan menyadari kemiripan wajah mereka, dia menawarkan kesepakatan. Reu harus menjadi Jeha selama 2 tahun, dan semua hutangnya akan lunas.
Akankah Reu berhasil menjalankan peran ini? Dan apa yang akan terjadi pada hidup Jeha dan Anne?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noveria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25
Dua ombak yang bertemu, tapi kembali ke laut yang berbeda.
Reu menatap Anne dengan penuh cinta, tidak ingin malam ini berakhir.
Disisi lain, Jeha telah merencanakan sesuatu hal yang besar. Dimana dia menyiapkan beberapa bukti palsu yang akan menyudutkan Reu sebagai pengganti nya. Jeha telah memberikan laporan kepada polisi, jika Reu telah menyamar menjadi dirinya selama ini dan menjebaknya serta melakukan pemerasan.
Pagi itu, suasana rumah Anne sangat ramai. Beberapa orang menyiapkan pesta ulang tahun untuk Lyox. Balon-balon menempel memenuhi setiap sudut dinding. Banyak kado menumpuk bak hari natal. Kue ulang tahun yang menjulang tinggi di atas meja. Lyox telah memakai kostum supermannya, menunggu di depan pintu menyambut teman sekolahnya yang akan datang.
Anne di dalam kamar sedang merias dirinya, sementara Reu membantu EO (Event Organizer) menata beberapa dekorasi di ruang tamu. Ketiga pamannya Lyox, Edward, Willy, dan Zack juga ikut menghias beberapa sudut rumah. Sedangkan, ketiga bibinya asyik minum teh di halaman belakang.
Neneknya Lyox mendekat, menghampiri Lyox dengan sebuah hadiah tersembunyi di punggungnya. “Ini hadiah dari nenek,” ucap Neneknya, yang biasanya terlihat ketus padanya. Lyox menoleh dan melompat kegirangan, kemudian memeluk neneknya dengan gembira.
Pesta dimulai, semua teman sekolah sudah berkumpul di ruang tamu yang luas. Mereka memberikan pelukan dan ucapan ulang tahun pada Lyox. Untuk pertama kalinya, Lyox menyambut hari kelahirannya dengan bahagia. “Oke, kita berikan sambutan kepada anak laki-laki yang berulang tahun, dia sangat tampan dan saat ini sedang memakai kostum Superman, Lyox,” ucap pembawa acara.
Lyox melambaikan tangan di hadapan teman-temannya. Anne dan Reu duduk di samping kanan dan kiri Lyox. Lagu dan musik ulang tahun, mengiringi Lyox yang bersiap meniup lilin. Lyox memejamkan matanya, dan memohon keinginan pada Tuhan. Kemudian menutup lilin dengan kuat hingga padam. Reu dan Anne mencium pipi Lyox secara bersamaan. Sebuah foto mereka ambil sebagai kenang-kenangan.
Di tengah acara, suara sirine mobil polisi terdengar keras, memasuki gerbang menuju halaman rumah. Jeha berdiri di depan pintu bersama beberapa polisi. “Itu dia, pria yang menyamar sebagai aku. Tangkap dia!” ucap Jeha dengan lantang.
Semua orang yang ada di dalam ruang tamu terkejut. Apalagi Lyox, dia kebingungan melihat ayahnya ada disampingnya dan juga di depannya. “Apa ini?” Edward menghadang di depan sebagai tameng melindungi keluarganya. Jeha tersenyum dingin, “Kakak ipar, aku adalah Jeha dan dia penyamar yang telah memeras ku,” ucap Jeha.
Semua anak berteriak karena ketakutan. Reu melangkah maju, “Apa maksudmu? Kau…” Belum sempat ucapannya selesai, kedua polisi memborgol kedua tangannya. Anne mendekat dan membela, “Jangan bawa dia!” teriak Anne.
Lyox menangis dan menyentuh tangan Reu, “Jangan bawa pergi, papaku.” Jeha kemudian menarik tangan Lyox, “Aku papamu, bukan dia!” gertak Jeha.
“Kamu bukan, papaku!” teriak Lyox.
Semua orang di ruangan panik, akhirnya Reu mengikuti polisi masuk ke dalam mobil patroli.
Lyox menyingkirkan tangan Jeha, dan berlari ke menuruni tangga menuju pintu keluar, hingga jatuh tersungkur. “Papa!” teriaknya dengan keras. Reu panik melihat Lyox, namun dia tidak bisa melakukan apapun. Mobil patroli, perlahan melaju ke luar dari halaman membawa Reu ke kantor polisi untuk memberikan keterangan atas tuduhan yang diberikan Jeha.
Anne memukul tangan Jeha, yang telah tega menuduh Reu. Jeha hanya tersenyum dingin, kemudian mendorong Anne. Ketiga pamannya Lyox meminta semua anak pergi ke halaman, menunggu jemputan kedua orang tua mereka. Lyox masih menangis, dan kemudian Nathan datang untuk membantunya bangkit dan memeluknya.
“Apa yang kau lakukan?!” gertak Anne, melempar Jeha dengan sebuah kado yang ada di meja.
“Apa yang aku lakukan? Kau menanyakan itu pada suamimu, dan kau membela pria pengganti itu!” gertak Jeha balik.
Kak Edward langsung melayangkan tinju di pipi kanan Jeha, membuat Jeha tersungkur di lantai. “Apa kau tidak bisa melakukan ini setelah acara anakmu selesai!” bentak Kak Edward.
Jeha tersenyum, mengusap darah di sudut bibirnya. “Astaga, karena itu kalian melakukan ini padaku! Menjadikan aku pelaku korupsi di perusahaan,” ucap Jeha.
Zack mendekat, berjongkok di hadapan Jeha, kemudian menarik kerah kemeja Jeha. “Jangan merasa jadi korban, bajingan!” gertak Zack, memberikan tamparan di pipi kiri Jeha.
Bella berteriak, melihat suaminya melakukan tindakan itu. “Apa yang kau lakukan?!” Bella mendekat dan membantu Jeha bangkit, sementara Jeha masih terlihat tersenyum dingin.
Zack kemudian menarik tangan Bella, dan mendorong tubuh istrinya itu.
“Sialan! Belum cukup kamu menyakiti aku! Kau masih ingin membelanya sampai akhir!” gertak Zack.
Bella kemudian bangkit, “Lalu apa maumu?!” gertak Bella. Zack, memberikan tamparan di pipi kiri istrinya untuk sadar.
Ibunya Anne mendekat untuk melerai, “Diam kalian!” teriak nyonya besar di rumah itu dengan lantang.
Pesta ulang tahun itu berakhir dengan kacau. Ketika semua anak yang datang telah habis di jemput orang tua mereka. Lyox, berlari ke kamarnya sambil menangis.
Semua orang dewasa di rumah itu, berkumpul di ruang tamu, untuk menyelesaikan masalah ini.
“Aku ingin bercerai!” gertak Anne, melempar dokumen perceraian pada Jeha. Jeha tersenyum dingin, kemudian merobek dokumen itu.
“Aku tidak akan pernah mau!” gertak Jeha balik.
“Lalu apa maumu, bajingan!” Willy, menarik kerah kemeja Jeha, tangannya mengepal siap melayangkan pukulan.
“Willy, kembali ke tempat dudukmu!” gertak Ibunya, “Biarkan Anne dan Jeha menyelesaikan masalah rumah tangga mereka. Kalian pergi ke kamar masing-masing!”
Semua orang pergi, kecuali Anne dan Jeha. Mereka saling menatap tajam.
“Apa maumu?!” gertak Anne.
Jeha mendekat, kemudian menyentuh bibir Anne, “Apa kau sudah bercinta dengannya?” Pertanyaan itu membuat Anne semakin geram.
“Katakan!” gertak Jeha, kemudian mencengkram leher Anne.
Anne menyingkirkan tangan Jeha, hingga cengkraman itu meninggalkan luka di leher Anne. “Aku sangat mencintainya,” ucap Anne tegas.