NovelToon NovelToon
180 Hari Menjalani Wasiat Perjodohan

180 Hari Menjalani Wasiat Perjodohan

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:20.1k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Ink

Irgi beralih menatap Humaira.

Wajah calon istrinya itu sangat polos tanpa make up sama sekali. Tubuhnya juga dibalut baju gamis panjang serta jilbab pink yang menutup bagian dadanya. Dia sungguh jauh berbeda dengan pacarnya yang bernama Aylin.

Selain memiliki wajah yang cantik, Aylin pandai berdandan serta modis dalam berpenampilan. Kepopulerannya sebagai influencer dan beauty vloger membuat Irgi sangat bangga menjadi kekasihnya.

Namun wasiat perjodohan mengacaukan semuanya. Dia malah harus menikahi gadis lain pilihan kakeknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Ink, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bianglala

"Assalamualaikum! Kalian, apa kabar?" Ibrahim bertanya sambil menjaga jarak dengan dua perempuan yang masih terpaku pada kehadirannya.

Ibrahim sedikit menundukkan pandangan, tidak ingin terlalu dalam menatap lawan jenis yang bukan Mahramnya. Tapi pesona wajah teduhnya tidak bisa disembunyikan.

"Waalaikumsalam," sahut Humaira dan Mba Mita bersamaan.

Mba Mita tidak melanjutkan kalimatnya. Dia sengaja memberikan ruang pada adik sepupunya itu, untuk mulai bicara lebih dulu.

"Aku....sehat, Alhamdulillah! Ka Baim sendiri, gimana kabarnya?" Suara Humaira sedikit bergetar.

Ada perasaan hangat dan rindu yang mendadak muncul. Sisa rasa yang yang sudah lama ia singkirkan, dengan sendirinya kembali datang ke hadapannya.

"Seperti yang kamu liat, aku baik-baik aja, Maira. Aku makin gemuk malah sekarang!" Seiring senyum yang terkembang, lesung pipi Ibrahim semakin jelas terlihat.

Pesona laki-laki itu sontak menghipnotis dua perempuan yang berdiri di hadapannya.

Mba Mita tersenyum kecil. Matanya tak henti menatap wajah laki-laki berusia dua puluh empat tahun itu.

Humaira menyenggol lengan Mba Mita karena sikapnya sangat mencolok.

"Kamu tambah ganteng, Im! Makin seger dan gak kurus lagi kayak dulu. Aku sampe pangling loh!" seru Mba Mita dengan senyum centil.

Apa yang baru saja disampaikan oleh Mba Mita, Humaira juga bisa melihatnya. Dulu tubuh Ibrahim kurus, gaya rambutnya yang hitam disisir belah tengah. Sekarang jelas berbeda. Tubuh Ibrahim lebih berisi dan tegap. Potongan rambutnya juga pendek memberikan kesan yang fresh. Dan tentu saja, pesona andalannya, kedua lesung pipi yang bertengger manis menambah level ketampanan.

"Iya, Kalian kesini cuma berdua aja?" tanya Ibrahim kemudian.

"Kita...rame-rame ke sini, sama suami, Mas Bara sama Adam juga," tutur Humaira.

Ibrahim tertegun sejenak. Ia sempat mendengar kabar pernikahan Humaira dengan putra seorang pengusaha kaya.

"Ooh iya, walaupun terlambat, selamat atas pernikahanmu ya, Maira!"

"Iya, makasih Ka Baim."

Ketiganya kembali membeku, bingung harus menanyakan hal apa lagi. Mengingat kisah masa lalu mereka yang berakhir tak sesuai harapan, rasanya seperti menyiram air garam pada luka yang belum kering.

"Kamu, ke sini sama siapa, Im? Kok beli es Boba sendirian aja." Mba Mita mencoba mencairkan suasana yang kaku diantara mereka.

"Aku ke sini sama anak-anak panti. Mereka lagi makan pecel lele di warung ujung. Aku mau beliin es Boba buat mereka."

"Kamu masih perhatian kaya dulu ya, Im! Selalu sayang sama anak-anak panti. Masih sering ajak mereka jalan-jalan juga. " Mba Mita terus memuji tanpa ragu.

Di Kampung mereka, siapa yang tidak kenal sosok Ibrahim Alkautsar?

Dulu, Mba Mita sempat menaruh hati pada Ibrahim yang merupakan putra dari pemilik Yayasan Yatim piatu Al-Jannah. Kecerdasan dan kepribadiannya yang yang santun, banyak menarik hati wanita untuk memilikinya.

Tapi Mba Mita sadar, usia Ibrahim jauh lebih muda darinya. Dan lagi, laki-laki itu mempunyai perasaan yang dalam pada Humaira.

Dia menyerah, dan menerima pinangan dari Mas Bara yang bekerja di kantor Kelurahan.

Ibrahim terkekeh pelan, separuh barisan giginya yang putih dan rapi terlihat dengan jelas.

"Mereka udah ku anggap adik-adikku sendiri Mba," ucap Ibrahim sopan.

"Oiya, kita duluan ya, Ka Baim. Mau nyari rombongan yang terpisah." Humaira menunduk dan buru-buru menggandeng lengan Mba Mita.

"Ooh, Iya silahkan. Hati-hati ya Maira, Mba Mita! Salam buat Mas Bara dan suami Maira! Assalamualaikum!" seru Ibrahim.

"Iya, Waalaikumsalam!"

Humaira membuang nafas lega. Tanpa disadari, kakinya melangkah dengan cepat dan menjauhi titik temu Itu.

"Kamu, gugupnya keliatan banget!" Mba Mita menoleh.

"Hah? Apa iya?"

"Iya. Mata Kamu, wajah Kamu, gerakan tubuh juga. Untung Irgi gak liat."

Humaira menghela nafas lagi. Ia beristigfar dalam hati karena terlalu dalam mengingat perasaannya di masa lalu.

"Udah Mba, kita gak usah bahas lagi tentang Ka Baim. Dia cuma masa lalu."

"Baguslah, Kamu gak tergoda! Kalo Kamu gak tiba-tiba dijodohin sama Irgi, aku bakal maju paling depan buat nyatuin kalian lagi."

"Jangan ngomong begitu, Mba. Aku kan sekarang udah punya suami."

Langkah kaki Mba Mita terhenti, ia menoleh dan menatap Humaira di sebelahnya.

"Astagfirullah! Maaf ya, Maira!" sesalnya, pelan.

Humaira mengangguk kecil.

Tak terasa, sudah tiga puluh menit lebih, Humaira terpisah dari rombongan laki-laki. Tak ada panggilan telepon atau pesan apa pun yang masuk ke ponselnya.

Humaira lalu mengedarkan pandangan ke sekelilingnya, mencari Irgi dan yang lainnya.

Tanpa disangka, dari jarak lima meter tepatnya di barisan lapak penjual pakaian, ia melihat dengan jelas sosok suaminya. Irgi sedang menatap tajam ke arahnya.

Menyadari keberadaan Humaira, Irgi kembali berbincang dengan team dadakan yang baru ia bentuk. Tak lama kemudian, kamera kembali on, Mas Bara terlihat mulai lihai menggunakan alat rekam di tangannya. Irgi pun berakasi kembali bersama Adam dan kawannya.

...****...

"Ayo naik! Aku sama Maira udah beli tiketnya ni." Mba Mita merengek pada suaminya sambil menunjukkan empat lembar tiket wahana Bianglala di tangannya.

"Kaya anak kecil saja naik begituan, aku gak ikut lah Dek! Aku capek," tolak Mas Bara dengan nafas yang masih terengah.

"Kan cuma duduk doang, Mas! Ayo!" Mba Mita menarik lengan suaminya.

Mas Bara masih belum beranjak. Ia kelelahan karena baru pertama kali menjadi kameramen dadakan yang harus memanggul kamera dan mengatur posisi pengambilan gambar.

"Kamu mau naik juga, Irgi?" Mas Bara tiba-tiba melihat ke arah Irgi yang berdiri di sebelahnya.

"Kamu pengen naik wahana itu, Maira?" Irgi malah melempar pertanyaan lagi pada istrinya.

"Emmm, kayaknya si seru!" ujar Humaira dengan manik mata bersinar.

Humaira ingin sedikit bersenang-senang sebelum ia kembali ke kota.

"Iya, aku sama Maira mau naik juga."

Mendengar jawaban Irgi, Mas Bara pun terpaksa menuruti keinginan istrinya.

Mereka berempat sudah berbaris, mengantri di depan area pembatas pintu masuk wahana Bianglala. Adam sendiri tidak ikut karena memilih bergabung dengan kawan-kawannya untuk keliling pasar malam.

Wahana yang menyerupai kincir angin itu mulai berhenti, penumpang yang sudah berputar di atas kabin turun satu persatu. Setelah semua kabin wahana kosong, barulah penumpang selanjutnya menaiki kabin secara bergantian.

Humaira dan Irgi duduk dalam kabin berwarna merah. Di dalam kabin sebelahnya yang berwarna hijau, Mas Bara dan Mba Mita sudah duduk saling berhadapan.

Wahana dengan ketinggian dua puluh lima meter itu, mulai berputar perlahan mengikuti arah jarum jam. Perlahan-lahan pemandangan di sekitar wilayah tersebut mulai terlihat dari atas.

Humaira melebarkan pandangannya ke segala arah, mulutnya terbuka karena bisa melihat pemandangan malam yang indah dari atas ketinggian.

"Tadi, Kamu ngobrol sama siapa, Maira?" Tiba-tiba Irgi memecah konsentrasi istrinya yang masih menatap objek di bawah wahana.

"Ngobrol di mana?" Humaira akhirnya menoleh pada Irgi.

"Pura-pura gak tahu lagi! Tadi di bawah, Kamu ngobrol sama cowok yang pake jaket jeans, Kan?" Irgi berkata dengan ketus, matanya menatap tajam bola mata Istrinya yang kecoklatan.

Humaira mengernyitkan dahi, berpikir sejenak. Sejurus kemudian ia mengingat sosok Ibrahim yang ditemuinya di depan Booth penjual es Boba.

"Ooh, itu. Dia temen lama, kakak kelas waktu di SMA. Tadi gak sengaja ketemu dia," jawab Humaira dengan senyuman getir.

Humaira bingung, karena Irgi seharusnya tidak melihat kejadian itu. Lokasinya membuat konten lumayan jauh dari tempat ia bertemu dengan Ibrahim.

"Kamu bohong!" tuduh Irgi geram.

"Maksud Kamu?" Humaira bingung.

"Masa sama temen tatap-tatapan salting begitu! Mana ada temen begitu!"

"Terus, harusnya bagaimana?"

"Ya, yang wajar aja lah liatnya! Gak usah salting dan gugup! Biasa aja, santai."

"Memangnya tadi Kamu ngeliat langsung?"

"Iya! Adam yang bilang kalo cowok itu mantan pacar Kamu. Kenapa Kamu malah bilang temen? Harusnya kamu jujur kalo ditanya. Kalo mantan ya mantan, ngaku aja!"

Humaira mendengus kesal.

"Kalo dia beneran mantan aku, terus Kamu mau apa? Ha...?"

Tak disangka sorot mata Irgi memerah, tatapan matanya seperti singa yang kelaparan.

...----------------...

...TERIMA KASIH READERS, SUDAH BACA KARYA INI 🤗🙏...

.......

...JANGAN LUPA FAVORITKAN CERITA INI YAA ❤️...

...BERI PENILAIAN JUGA 🌟...

...VOTE, LIKE, KOMEN 👍...

...HADIAHNYA JUGA BOLEH 😁🙏...

1
Adifa N
padahal gampangan ngepel
Adifa N
hmmm enak banget Tuuh /Tongue/
drpiupou
maira aku dukung kamu kalau mau cerei.
Pandandut
bener. santai aja nikmati hari harimu. kalau bisa cuekin aja sekalian dianya
Iqueena
Syukurlah kalau salah dikasih obat 🤭
Avalee
Ngidenya jgn berlebihan ya gi.. kasian maira kalo kontennya aneh2 😤
Avalee
Jujurly, kdg irgi baik, kdg kek… ahsyudahlah
Nurika Hikmawati
lha... ngapa jadi sewot?
Nurika Hikmawati
Alasan pasti Maira nolak Baim itu apa sih kak?
Nurika Hikmawati
Liat juga gak apa-apa...
Alyanceyoumee
sebal ya Maira, seolah-olah dia paling setia sejagad raya ../Shy/
Drezzlle
malah bela diri, tambah runyam ntar
Drezzlle
hayo Irgi, malam ini kamu tidur di luar /Facepalm/ kwkwkwk
Septi Utami
sering terjadi harga diri laki-laki ketika diremehkan kak. hihi
TokoFebri
mairaa . pelit ke Irgi gpp kok! gemes
༺𝑨𝒕𝒉𝒆𝒏𝒂_𝟐𝟓༻
Hahhhh penonton kuciwa🤧
༺𝑨𝒕𝒉𝒆𝒏𝒂_𝟐𝟓༻
gpp cosplay wiro sableng, yg pntg jgn ikut gendeng aj sih wkwkwk
༺𝑨𝒕𝒉𝒆𝒏𝒂_𝟐𝟓༻
kenapa ya semua perempuan tu kek gini, klo mau kekuar rieweh sendiri 🙈
༺𝑨𝒕𝒉𝒆𝒏𝒂_𝟐𝟓༻
turuti aja maira, irgi lg mode romantis itu😍
Kutipan Halu
itu tandanya ngk rejeki luu lin, niat jahat sih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!