Gricelin Noah Fallon ingin merayakan ulang tahun Calon Tunangannya Harley Gunawan dihotel, tak disangka Harley yang ditunggu tidak datang dan malah tiga pria lain yang masuk ke dalam kamar hotel yang dia pesan.
Dia yang sudah diberikan obat perangsang oleh ibu kandungnya tidak bisa menolak sentuhan pada kembar dan sangat hebat diatas ranjang.
Tak disangka, semua hal yang terjadi malam itu adalah konspirasi ibu kandungannya Marina Fallon, yang ingin menghancurkan hidupnya dan membuat Harley berpaling pada anak tirinya Diandra Atmaja.
Semua itu, ibunya lakukan untuk mendapatkan cinta dari suami dan anak tirinya.
Tapi takdir berkata lain, Gricelin yang hamil anak ketiga kembar itu malah dicintai secara ugal-ugalan, bahkan ketiga kembar itu membantunya balas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria callista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 25
Harley tersenyum lebar, karena nanti siang akan ada rapat pemegang saham.
Jadi dia bisa menemui Gricelin, mengingat gadis itu sekarang juga memiliki saham terbesar di universitas Utara.
"Kamu kan masih calon istrinya Rava belum tentu jadi istrinya, kalau aku buat fitnah tentang beberapa hal kamu di ranjang. Apakah Rava masih akan tetap mempertahankan mu sebagai calon istrinya?"
Harley teringat, selain keahlian menyulam dan wajah yang cantik.
Tidak ada hal istimewa yang dimiliki oleh Gricelin.
Kalau dirinya begitu ingin bersama Gricelin karena perjanjian masa lalu dan juga perjodohan, ditambah dia dan Gricelin juga tumbuh bersama sejak kecil.
Kebersama itu sudah mendatangkan cinta begitu lama.
Tapi untuk Rava, bagi Harley cinta Rava sendiri hanya ketertarikan sesaat dengan peson yang Grucelin miliki.
"Cepat atau lambat Gricelin akan kembali padaku. Aku tinggal menunggu waktu, sampai Diandra melahirkan dan mengambil bayinya lalu mengirimnya ke pengasingan," gumam Harley dengan senyuman lebar.
"Lalu aku akan menikah dengan Gricelin dan membesarkan anakku bersama dengannya." Imbuh Harley seraya membayangkan hidup bahagia bersama Gricelin.
Bagiamana pun juga, status Diandra membuatnya tidak pantas menyandang calon istri dari keluarga Gunawan.
Hari ini Harley bangun lebih awal dari biasanya, cahaya pagi baru saja menyeruak masuk melalui celah jendela kamar tidurnya.
Dengan semangat yang membara, dia bergegas menuju meja kerjanya, mengambil beberapa makalah penting yang telah disiapkan semalam.
Makalah-makalah itu adalah usulannya tentang pembaruan sistem di Universitas Utara, topik yang akan dibahas dalam rapat pemegang saham hari itu.
Sambil memeriksa kembali dokumen-dokumen tersebut, senyumnya tak bisa lepas dari wajahnya.
Dia terus membayangkan akan bertemu dengan Gricelin.
Dalam laci meja kerjanya, dia menemukan beberapa foto lama yang menangkap momen mereka berdua.
Bahkan Harley terus mengingat saat kemarin bertemu Gricelin di kampus, Gricelin terlihat sangat cantik bahkan tubuhnya tampak berisi dengan gaun bunga-bunga yang melekat ditubuhnya.
Antusiasme memuncak, Harley segera menuju kamar mandi.
Dia memilih untuk mandi lebih lama, memastikan setiap detail penampilannya sempurna.
Hari ini bukan sekadar hari pertemuan bisnis, tapi juga hari di mana dia berharap dapat membangkitkan kembali kenangan lama dengan Gricelin.
Setelah itu, dia membuka lemari pakaiannya yang besar, memilih setelan jas terbaik yang dimilikinya.
Jas hitam dengan dasi biru tua yang elegan, pilihan yang dia rasa akan mencerminkan profesionalitas sekaligus memberikan kesan yang baik di hadapan Gricelin nanti.
Dia menata rambutnya dengan teliti, sekali lagi memeriksa dirinya di cermin sebelum akhirnya meninggalkan rumah dengan dokumen-dokumen tergenggam erat di tangannya.
Saat melangkah keluar, langkahnya ringan penuh harapan, terbayang akan percakapan yang akan terjalin antara dia dan Gricelin tentang masa lalu yang indah dan masa depan Universitas Utara yang mereka cintai.
Setelah selesai bersiap, dia pun masuk ke dalam mobil.
Untuk pergi ke rumah Gricelin dan menjemputnya.
Harley sekarang ini sudah berdiri didepan rumah Gricelin, dia melangkah masuk.
Marina yang memakai masker wajah membukakan pintu untuknya.
"Nak Harley, apakah kamu kesini ingin menjemput Diandra? Dia sekarang ini sedang bersiap," ucapnya seraya mempersilahkan Harley masuk.
Sementara Diandra yang sekarang ini melihat mobil Harley dari jendela kamarnya sangat senang.
Mengingat kemarin Harley sempat marah padanya.
Dia buru-buru bersiap.
Dia tahu, Harley memang memiliki emosi naik turun.
Walaupun kemarin meninggalkannya di rumah sakit, dia yakin Harley pasti akan kembali.
"Saya kesini ingin menjemput Gricelin," titah Harley dengan nada formal.
Wajah Marina yang sebelumnya nampak senang, sekarang berubah masam.
"Gricelin sudah tidak tinggal disini. Apakah Nak Harley lupa? Kalau aku sudah mengusirnya."
Harley yang mendengar Marina beneran mengusir Gricelin, tatapannya menggelap.
"Bukankah ini rumahnya? Kenapa kamu sebagai ibu kandung malah mengusirnya?"
Diandra yang baru datang mendengar percakapan Harley dan ibu tirinya.
Marina mengingigit bibir bawahnya, dia tahu kalau dirinya salah karena mengusir Gricelin.
"Bukankah rumah ini milik Gricelin? Bahkan paman Noah mewariskan rumah ini untuknya."
Kalau Harley melaporkannya, dia pasti akan dipenjara karena menguasai harta Gricelin.
"Dasar sial! Apakah Gricelin mengadu pada Harley?" Gumam Marina dalam hatinya dengan nada kesal.
"Ingat Gricelin, aku akan membuat perhitungan denganmu!"
"Kenapa malah melamun? Dimana sekarang Gricelin itu tinggal?"
Diandra berjalan ke arah Harley.
"Kak Harley ... " Panggil Diandra yang sekarang ini memakai pakaian terbuka, walaupun tidak terlalu pendek.
Tapi pakaiannya mambuat kepolosan wajah Diandra itu terlihat sangat sexy.
Harley yang sebelumnya pernah melakukan surga dunia dengan Diandra beberapa kali, tentu saja tidak bisa menahan hasratnya.
Ia menelan ludahnya yang kelu. Lalu dia melupakan tujuan awalnya datang kesini.
Diandra berpamitan pada Marina, tak lupa dengan sopan mencium punggung tangannya.
"Ma, aku berangkat kuliah dulu!" titah Diandra sopan.
Walaupun selama kehamilannya, Diandra merasa jijik dengan Marina.
Tapi dia tidak bisa berbuat banyak.
Marina dengan penuh cinta mengusap kepala Diandra, "iya sayang. Kamu harus menjaga kandunganmu dengan hati-hati."
Diandra mengangguk, walaupun enggan. Dia tersenyum saat menatap Marina.
Sebenarnya Diandra sangat tidak menyukai Marina, mengingat Marina itu sangat lebay dalam berucap bahkan selalu berdandan menor.
Tapi mengingat dia dan ayahnya sekarang ini belum bisa menguasai harta Gricelin sepenuhnya.
Jadi dia hanya bisa bersabar.
"Kak Harley, karena Gricelin nggak ada disini. Ayo berangkat bersama aku saja."
Harley pun mengangguk. Dia seperti terhipnotis dan lupa tujuannya datang kesini.
Keduanya berangkat bersama.
Jika biasanya Harley selalu membukakan pintu mobil untuknya, tapi sekarang Harley nampak bersikap berbeda.
Pandangan Diandra menggelap sebentar, tapi dia buru-buru mengubah ekspresinya biasa saja.
Didalam mobil, hanya ada kesunyian.
Diandra menahan kesal berkata, "walaupun aku punya penyakit menular seksual. Tapi penyakit itu bisa disembuhkan!"
"Aku menyerahkan segalku padamu kak Harley. Penyakit itu ada karena ulah Gricelin."
Harley yang mendengar Diandra membicarakan tentang kejelekan Gricelin langsung membanting stirny, bahkan dia juga tidak bisa menyembunyikan amarahnya sama sekali.
"Diandra ... Aku harap kamu berhenti menggangu Gricelin, kalau tidak. Bisa dipastikan aku akan mengirimkanmu ke pengasingan," kata Harley dengan nada serius.
Sementara Diandra memegang dahinya yang sebelumnya membentur tembok.
Kedua tangannya terkepal, dia tidak menyangka.
Harley masih akan membela Gricelin sampai sejauh ini.
Kobaran amarah yang sebelumnya terlihat dari kedua bola mata Diandra, tiba-tiba langsung lenyap seketika.
Bahkan wajahnya berubah sedih.
"Ternyata benar yang kemarin Gricelin bilang, kak Harley itu orang yang jahat dan tega. Padahal aku itu sekarang sedang hamil anakmu, tapi kenapa kamu tega memperlakukan aku seperti ini." Setelah mengatakan itu dengan suara penuh kepedihan, Diandra memalingkan wajahnya ke arah jendela mobil.
Harley bingung, dia tidak pernah tega melihat wanita menangis.
Jadi rasa kesal dan amarah yang sebelumnya menyelimuti dirinya.
Sekarang musnah sudah apalagi melihat darah yang keluar dari dari Diandra.
Sementara Diandra, diam-diam tersenyum.
Lalu dengan suara yang sangat menyedihkan dia kembali berkata, "maaf aku berkata seperti ini. Tapi memang kenyataannya sekarang aku itu hamil pewaris keluarga Gunawan. Ibu hamil itu sensitif, dan aku nggak mau terjadi hal buruk pada bayi yang ada didalam kandunganku."
Harley hanya merespon dengan hembusan napas kasar.
Dia memilih diam, tidak akan mengucapakan kata-kata yang hanya akan menyakiti Diandra.
Mengingat jika bayi yang dikandung Diandra juga darah dagingnya, bagaimana pun juga tidak ingin terjadi apa-apa dengan bayinya.
Yang terpenting nantinya, dia akan bisa bertemu Gricelin dalam rapat Universitas Utara, dia tahu Rava sangat sibuk.
Menurut pendapatnya, Rava nanti tidak akan datang pada rapat.
Mengingat kesibukan Rava sekarang ini.