Takdir Cinta Alana

Sepanjang jalan Vivian hanya diam saja mata nya menatap jalanan yang lampu jalan sudah menyala. Rian yang melihat istrinya hanya diam menatap jalanan heran karena tak biasanya istrinya diam saja.

"Ada apa? apa ada masalah?" tanya Rian.

"Gak ada." jawab Vivian.

Tak lama mereka sampai Vivian langsung mengajak kedua putra nya untuk masuk dan segera mandi.

"Mami apa om Adit akan sembuh? Bima rindu sama om Adit dan aunty Vina. Bima sedih mami liat aunty sedih." ucap Bima.

"Om Adit akan sembuh. Tante Nita dan Aunty Vina selalu merawat om Adit dengan baik. Bima bantu doa saja ya." ucap Vivian.

Sedangkan Arga hanya diam saja mendengar ucapan ibunya. Dia berlalu masuk kedalam kamar nya, Vivian hanya melihat saja putra nya masuk ke dalam kamarnya.

"Pergi mandi mami akan siap kan makan malam." ucap Vivian.

Vivian terkadang bingung melihat sifat Arga sifat nya dingin dan cuek entah apa yang di pikirkan oleh anak nya itu.

Rian yang melihat kedua putra nya sudah tak ada lagi langsung mendekat ke arah istrinya. Dia ingin tau kenapa istrinya mendiamkannya.

"Ada apa Via! Kenapa kamu diam saja?" tanya Rian.

"Mas tanya kenapa! Mas sadar gak kalau setiap ucapan mas tentang Vina mengandung makna yang berbeda. Mas masih menyimpan rasa sama Vina?" tanya Vivian.

"Astaga Via dia itu sekarang ipar saya mana, mungkin saya mencintai dia. Pikir Via itu masa lalu mana mungkin saya menyukai nya. Saya hanya sedih melihat dia yang menangisi suaminya. Kenapa kamu berpikir seperti itu." ucap Rian.

"Karena tatapan mas berbeda. Saya hanya takut mas kembali mencintai Vina dan berpaling dari saya dan anak - anak." ucap Rian.

Rian menarik nafas saat mendengar ucapan istrinya. Dia memilih masuk kedalam kamar karena tak ingin berdebat terlalu jauh dan langsung mandi dan memenangkan diri karena perkataan curiga istrinya.

*******

Di ruangan Adit setelah Nita pergi Adit mengelus kepala istrinya. Vina terkejut saat ada yang menyentuh kepala.

"Siapa?" Vina langsung memegang tangan yang menyentuh kepala nya dan saat tau itu tangan suaminya dia tersenyum kearah kearah Adit dengan tatapan tak percaya jika suami nya sudah sadar.

"Kakak sudah sadar! Alhamdulillah Ya Allah terima kasih kau dengar doa ku. Vina panggil Nita dulu." ucap Vina.

Saat Vina akan berdiri dari duduk nya Adit langsung memegang tangan nya.

"Nita baru saja keluar dari ruangan sayang. Tetap lah di sini kakak rindu sama kamu. Kakak haus mau minum dari tangan istri kakak." ucap Adit dengan lemah.

Vina langsung mengambil air yang di siap kan oleh ibunya. Adit menatap begitu banyak makanan di meja tersebut.

"Sayang itu kenapa begitu banyak makanan tapi gak ada yang di makan?" tanya Adit setelah dia meminum air yang di berikan oleh istrinya.

"Itu bawaan bunda, bang Noah, bang Chan, Vino dan Kila. Gimana Vina mau makan sedangkan kakak terbaring gak sadarkan diri. tadi saja di paksa bunda untuk makan." jawab Vina jujur.

Vina menangis bahagia saat melihat suami sudah sadar dan Adit menghapus air mata istrinya dia tak suka melihat istrinya menangis.

"Jangan nangis lagi kakak gak suka. Naik lah sini kamu pasti ngantuk." ucap Adit dengan menggeser sedikit tubuh nya dia tak tega melihat istrinya tidur sambil duduk.

"Tapi nanti suster marah kak saat tau tempat tidur pasien ada dua orang." ucap Vina.

"Ini rumah sakit saya gak akan ada yang marah. Jika ada yang berani marahi kamu bearti siap untuk di pecat." ucap Adit.

Adit sengaja mengajak istrinya tidur di dekat dia karena dia sendiri masih lemah.

"Kakak tau saat lihat kakak berlumur darah Vina sedih dan hancur kak. Jangan tinggalin Vina." ucap Vina.

"Tidur lah ini pasti masih malam. Jangan berpikir yang bukan - bukan." ucap Adit.

Vina memejamkan mata dengan memeluk lengan suaminya dan Adit tidur dengan menempelkan kepala nya di dekat kepala istrinya.

*******

Saat pagi di rumah keluarga Prayudha, Vino mencari Mahendra dia tak tahu jika Mahendra sudah pulang sejak kemarin.

"Mama Rania, Hendra mana?" tanya Vino saat melihat Rania yang sedang membantu istrinya istrinya di dapur menyiapkan sarapan yang akan di bawa kerumah sakit untuk Vina.

"Hendra gak bilang kalau dia mau pulang kata nya ada pekerjaan mendadak di kantor. Oh iya Vino kamu tau apa yang terjadi dengan Hendra, tante merasa dia sekarang berbeda nak." ucap Rania.

"Vino akan cari tau Mah. nanti Vino susul setelah jemput papa Andre." ucap Vino.

Mereka semua belum tau jika Adit sudah sadar karena Vina belum memberi tahu semua orang. Vino pergi untuk menjemput Andre setelah mengantar Andre ayah nya Mahendra dia akan mencari Mahendra yang tiba - tiba pulang.

Keyla keluar bersama dengan suaminya dan dia langsung menuju ke dapur. Saat sampai di dapur Keyla melihat rantang yang sudah di isi tingal ditutup saja.

"Maaf ya sayang bunda kesiangan. Jadi kamu yang siapin semua nya." ucap Keyla.

"Gak papa bunda itu juga di bantu oleh mama Rania." jawab Jesica.

Rania hanya tersenyum melihat kebersamaan Keyla dan menantunya. Sedangkan Abi sang suami mencari putra nya.

"Ayah cari apa?" tanya Jesi.

"Vino suami tegil kamu kemana nak?" tanya Abi.

"Oh Vino jemput papa Andre." ucap Jesika memberi tahu.

Setelah semua nya siap kedua mertuanya pergi kerumah sakit untuk menemani putrinya. Sedangkan jesika dia tak ikut karena tak ada yang akan menjaga putra nya saat di rumah sakit, dia juga tak ingin merepotkan mertuanya untuk menjaga putra nya.

Sedangkan Vino sampai kerumah setelah menjemput ayah nya Mahendra. Rania yang melihat kedatangan suami nya langsung bertanya apa putra nya ada di rumah atau tidak karena dia sangat khawatir.

"Apa Mahendra ada di rumah mas?" tanya Rania.

"Mahendra kapan dia pulang, semalam mas sendirian di rumah." jawab Andre dengan heran.

"Kemari dia pulang mas. kata nya ada pekerjaan mendadak di kantor." jawab Rania.

Terlihat saat ini raut wajah Rania begitu mencemaskan keadaan putra nya. Vino yang melihat raut wajah Rania cemas langsung memilih mencari saudara nya itu.

"Vino akan pulang sebentar, vino akan cari Hendra dan bawa dia kesini." ucap Vino.

"Papa ikut Vino. anak itu selalu saja bikin ulah beberapa tahun ini entah apa yang dia pikirkan." ucap Andre.

Vino yang tau sifat Andre akan marah saat melihat putra berulah langsung mencegah agar Andre tak ikut.