NovelToon NovelToon
Kembalinya Sang Pendekar

Kembalinya Sang Pendekar

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Kelahiran kembali menjadi kuat / Pusaka Ajaib
Popularitas:116.4k
Nilai: 4.7
Nama Author: biru merah

Seorang pendekar tua membawa salah satu dari Lima Harta Suci sebuah benda yang kekuatannya bisa mengubah langit dan bumi.

Dikejar oleh puluhan pendekar dari sekte-sekte sesat yang mengincar harta itu, ia memilih bertarung demi mencegah benda suci itu jatuh ke tangan yang salah.

Pertarungan berlangsung tiga hari tiga malam. Darah tumpah, nyawa melayang, dan pada akhirnya sang pendekar pun gugur.

Namun saat dunia mengira kisahnya telah berakhir, seberkas cahaya emas, menembus tubuhnya yang tak bernyawa dan membawanya kembali ke masa lalu ke tubuhnya yang masih muda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon biru merah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 25. Makam Dewa (3)

Lin Yan menatap ke depan. Yang terlihat hanyalah jalan gelap gulita, seolah menelan semua cahaya. Tak ada pilihan lain. Ia menarik napas dalam-dalam, lalu melangkah maju ke dalam kegelapan yang tak berujung itu.

Sementara itu, di jalur pertama, kelompok Paman Long tengah terlibat dalam pertempuran sengit melawan kawanan kera emas.

Begitu mereka memasuki jalur itu, puluhan kera emas segera mengepung dari segala arah. Meskipun jumlah mereka hanya empat orang, kekuatan tiap-tiap anggota kelompok itu tidak bisa diremehkan.

Kera-kera menyerbu secara membabi buta. Serangan dari kelompok Paman Long berhasil menewaskan beberapa di antaranya, namun jumlah kera yang sangat banyak membuat mereka terdesak.

"Keparat! Mereka ini seperti tak habis-habis!" geram salah satu anggota.

Baru saja ucapan itu selesai, seekor kera menyelinap dari belakang dan melompat ke arahnya.

Slash! Slash!

Dua tebasan cepat melesat, dan tubuh kera itu terbelah dua. Lan Zhi, wanita berparas muda namun dengan aura membunuh, berdiri dengan tenang sambil menyarungkan pedangnya.

"Jangan lengah jika kau tidak ingin mati," ujarnya dingin.

Lan Zhi adalah pendekar langit tingkat menengah. Usianya yang baru tiga puluh tahun menjadikannya jenius, dan wajahnya yang awet muda membuatnya tampak seperti wanita berusia dua puluh lima.

Pertarungan terus berlanjut dengan intensitas tinggi. Namun mendadak, seekor kera emas berukuran sangat besar muncul dari kerumunan. Tubuhnya dua kali lipat dari kera lain, dan sorot matanya penuh kecerdikan dan amarah.

"Itu dia... raja kera emas," gumam Paman Long.

"Aku akan mengurusnya. Kalian urus sisanya!" serunya tanpa ragu, lalu menerobos kerumunan kera sambil menebas siapa pun yang menghalangi jalannya.

"Teknik Pedang Seribu Teratai!" teriaknya sambil mengayunkan pedang besar bersinar merah menyala.

Puluhan bunga pedang muncul dari setiap ayunan, menari-nari di udara seperti kelopak api yang mematikan.

Namun raja kera emas tidak bisa diremehkan. Tingkat kekuatannya setara dengan pendekar langit tingkat akhir. Selain tubuhnya yang kuat, ia juga memanfaatkan medan hutan dengan sangat baik, berpindah dari pohon ke pohon untuk menghindari serangan.

"Brengsek! Seperti sedang bermain-main denganku!" gerutu Paman Long frustrasi.

Kali ini ia mengubah strateginya. Ia tidak hanya menyerang, tapi juga mulai memprediksi arah pergerakan raja kera. Beberapa kali ia berhasil membuat kera itu hampir kehilangan keseimbangan, hingga akhirnya...

Slash!

Tebasan mendatar dari Paman Long menoreh punggung raja kera, darah menyembur deras, dan tubuh besar itu terjatuh dari dahan.

Melihat kesempatan, Paman Long langsung menghampiri dan melancarkan serangan penentu, tapi raja kera itu berhasil berguling dan menghindar. Ia langsung membalas dengan cakarnya, menyerang dari posisi rendah dengan kecepatan mengejutkan.

Paman Long mengangkat pedangnya, menangkis serangan itu. Tubuhnya terhuyung ke belakang, tapi tak roboh.

Raja kera kembali melompat ke atas pohon, lalu meluncur menyerang. Kali ini mereka bertarung sambil terus bergerak, dari satu dahan ke dahan lainnya.

Langit yang mulai gelap hanya diterangi oleh cahaya dari teknik pedang Paman Long.

"Perubahan Elemen: Api!" serunya.

Api menyelimuti pedangnya, membuat udara sekitar bergetar. Ia memusatkan tenaga dalamnya ke kaki dan menghilang sejenak dari pandangan biasa.

Sreettt!

Sebuah bayangan merah membelah udara. Serangan itu terlalu cepat untuk dihindari. Raja kera emas menjerit keras saat dadanya robek lebar dan tubuhnya terjatuh ke tanah, berguling keras menabrak akar dan batu.

Paman Long tak memberinya waktu. Ia muncul di depan tubuh sang raja dan...

Slash!

Kepala besar sang raja kera melayang di udara.

Hufff...

Paman Long menarik napas panjang, menghapus darah yang mengalir dari pelipisnya. Ia lalu kembali ke tempat Lan Zhi dan dua anggota lainnya yang masih bertarung.

Tanpa berkata apa-apa, ia melemparkan kepala raja kera emas itu ke tengah-tengah kawanan kera.

Melihat kepala pemimpin mereka terpenggal, kawanan kera emas langsung kehilangan semangat. Sebagian melarikan diri ke dalam hutan, sebagian lagi masih mencoba bertahan. Tapi jumlah mereka telah jauh berkurang.

Lan Zhi dan anggota lain segera menuntaskan sisa perlawanan. Dalam beberapa menit, medan pertempuran kembali tenang, hanya tersisa aroma darah dan tubuh kera yang bergelimpangan.

Dengan tubuh terluka dan napas berat, mereka akhirnya bisa beristirahat sejenak.

Kembali ke Lin Yan.

Ia melangkah hati-hati menelusuri lorong gelap yang semakin menyempit. Beberapa saat kemudian, ia terkejut.

"Hah?!"

Yang ia lihat di depan bukan lagi dinding batu, melainkan hamparan dataran luas yang seluruhnya tertutup es.

"Bukankah tadi aku masuk ke dalam gua? Kenapa sekarang jadi tempat terbuka begini?" gumamnya, bingung.

Ia menyipitkan mata, menatap kanan-kiri. Udara terasa dingin dan sunyi. Ia tahu benar... ini adalah wilayah dari Harimau Es Abadi, penjaga jalur kedua.

Namun meskipun sudah sampai sejauh ini, Lin Yan belum melihat tanda-tanda keberadaan makhluk itu.

"Aneh... ke mana perginya harimau itu?" tanyanya dalam hati, terus melangkah ke tengah lapangan es.

Tiba-tiba...

AUUUMMMMMM!!!

Auman dahsyat mengguncang udara. Lin Yan segera menoleh ke sekeliling, namun tak melihat apa pun. Suara itu... berasal dari atas.

Matanya terbelalak. Seekor harimau besar dengan bulu putih kebiruan melompat dari atas tebing es, mengarah langsung ke dirinya.

Refleks, Lin Yan berlari ke arah berlawanan, menghindari terjangan itu. Tubuh harimau menghantam tanah keras, menciptakan retakan es di sekitarnya. Kini keduanya saling berhadapan.

Harimau Es Abadi itu berdiri gagah dengan mata biru yang bersinar dingin, seolah menusuk tulang.

"Jadi ini... Harimau Es Abadi," gumam Lin Yan dalam hati.

Ia mengangkat tangan kanan, dan Pedang Gerhana Matahari muncul dari cincin penyimpanan. Tangan kirinya mencabut Pedang Merah Membara dari pinggang.

Keduanya kini berada di tangan.

Tanpa berkata-kata, Lin Yan memfokuskan tenaga dalamnya, lalu menjejakkan kaki ke tanah es. Tubuhnya meluncur cepat, menebas ke arah perut harimau.

Clang!

Kuku sang harimau menyambut serangan itu, menciptakan percikan di udara. Tubuh Lin Yan terpental beberapa langkah, namun segera kembali menapak.

Sang harimau menggeram, lalu menyerang dengan cepat, cakarnya membelah udara. Lin Yan memutar tubuh, menghindar, lalu membalas dengan tebasan menyilang dari dua pedangnya.

Denting logam dan es terdengar silih berganti.

Pertarungan berlanjut dengan tempo yang meningkat. Serangan harimau sangat cepat dan kuat, namun Lin Yan terus menyesuaikan iramanya. Ia menari di antara serangan, menggunakan teknik pedang yang ia kuasai untuk menahan dan membalas.

Es di sekitar mereka mulai retak, udara bergetar hebat.

Harimau itu melompat ke belakang, lalu mengaum keras. Napasnya terlihat membeku, lalu meluncur ke depan sambil menyapu dengan cakar es raksasa.

Lin Yan tak mundur. Ia memutar Pedang Merah Membara dan menyilangkannya dengan Pedang Gerhana Matahari.

"Teknik Pedang Penyatu Langit!"

DUARRR!

Tubrukan kekuatan terjadi. Es pecah di mana-mana. Salju beterbangan. Lin Yan terdorong ke belakang, namun berhasil bertahan. Harimau Es Abadi juga mundur beberapa langkah, tubuhnya terlihat terkena goresan di bagian dada.

Darah biru membasahi salju.

1
Nanik S
Emang Neraka yang ganas
Nanik S
Lanjutkan Tor 💪💪💪
Kismin Akut
sudah ada di pendekar bumi ko tingkatan tenaga dalamnya sedikit🤔
Nanik S
Gaaaas Pooool
Nanik S
Apakah Lin Yang bisa keluar dari dalam jurang
Nanik S
Air Panas... siapa tau bisa menyembuhkan luka
Nanik S
Apa Lin Yang akan selamat
Nanik S
Apakah Mata Naga
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
Kabut dimanapun berbahaya
Nanik S
Lanjut terus Tor
Nanik S
Mantap sekali Tor
Nanik S
Bantai saja wanita Iblis rambut perak
Nanik S
Tidak adalah penolong untuk sekte Es
Nanik S
Alurnya bagus Tor
Nanik S
Cepat sampai tujuan... sekte Naga Hitam sudah mengincsr
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
Harusnya pulihkan dulu Lin Yan
Nanik S
Lanjutkan Tor
Nanik S
Cuuuuuust
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!