Kisah dua pasangan yang sama sama diselingkuhi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Nias, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25 Deg Degan
Hari pertama Viky memantau kantor milik tuannya begitu pun dengan Nila ia menyelesaikan pekerjaannya tanpa bos Hengky.
"Nila apa kau mau bareng dengan ku untuk pergi kerumah tuan Hengky sore ini?"
"sebenarnya aku mau pak Viky tetapi aku harus pulang dulu kerumah untuk mengambil pakaian dan memberitahukan kepada orang rumah!"
"oh yasudah baiklah !"
"tapi bisakah kau jemput aku nanti malam pukul 20:00 wib?"
"ah bisa kok bisa, aku akan menjemputmu nanti!"
Karena Nila yang telah berjanji kepada bos nya Hengky bahwa ia mau menemani Zahra, tetapi bagaimana pun juga dia punya keluarga ia harus pamit supaya tidak di cari.
Ia meminta Viky untuk menjemputnya nanti malam, Viky yang mendengar itu tentu tidak menolak permintaan Nila karena dia mau supaya semakin dekat kepada Nila.
"halo non Zahra aku dan Nila akan datang jam 20:00 nanti apa non tidak keberatan"
"Ok Viky, tentu tidak keberatan aku akan menunggu kalian!"
Viky menghubungi Zahra karena Nila datangnya jam 8 malam maka ia berpikir lebih baik bersamaan datang nya.
Kegiatan sore setelah pulang kerja Viky mandi agar terlihat segar setelahnya ia makan.
Sambil menunggu jam 8 malam ia membereskan pakaiannya yang hendak ia bawa untuk dua minggu menginap di rumah Hengky.
Zahra yang hanya sendirian dirumah tidak biasa setelah ia menjalin Hubungan dengan Hengky setiap sore akan ada yang menemaninya.
Sambil menunggu Nila dan Viky Zahra menyalakan TV dan menonton sendiri.
"tok...tok...tok!!! Selamat malam Nila ini aku Viky?"
Viky mengetuk pintu rumah Nila saat ia menjemput Nila sesuai janjinya.
beberapa ketukkan dan Viky menyapa baru ada respon dari dalam.
Membuka pintu dan melihat siapa yang datang.
"selamat malam bu?"
"oh selamat malam!"
"aku Viky bu, teman kerja Nila aku di suruh untuk menjemput Nila!"
"hm, iyah Nila telah memberitahukan kami mari silakan masuk dulu Nila baru siap siap!"
Ternyata ibu Nila yang membuka pintu ia mempesilakan Viky masuk dan menunggu.
Ibunya yang ramah membuat Viky tidak segan.
"duduk dulu biar ibu buatkan teh untukmu!"
"ah, tidak perlu bu, tak usah repot repot!"
"aduh tidak apa apa tunggu saja dulu!"
Viky di tinggal sendiri karena ibu Nila ingin membuatkan teh untuknya.
Nila yang masih belum kelihatan Viky melirk sekeliling ruangan tamu rumah Nila.
"sejak kapan datang?"
"oh barusan saja kok!"
"Maaf merepotkanmu untuk menjemputku!"
"tidak masalah Nila !"
Nila baru keluar kamarnya menyapa Viky dan meminta maaf karena merepotkan Viky.
"nak biarkan dia minum teh dulu ibu sudah buat!"
Ibu Nila membawa teh dan meletakkannya diatas meja mempesilakan Viky meminum.
Viky berpikir tidak salah jika ia memilih Nila untuk menjadi kekasihnya sikap ibunya yang baik dan ramah bisa di ambil hati supaya setuju pada niat baik Viky.
Nila menunggu Viky menghabiskan tehnya setelah itu baru pamit kepada ibunya.
"bu kami pergi dulu jaga dirimu dirumah, suruh Nita untuk tidak sering pergi dulu sebelum aku pulang!"
"baik sayang, hati hati di jalan!"
Nila menyalam dan mencium ibunya.
"mari bu!"
"iyah silakan, kalian hati hati!"
Viky juga pamit kepada ibu Nila tak lupa untuk memberi salam.
Ibu Nila yang menunggu kepergian mereka ia berdiri di depan rumah dan melambaikan tangan saat mobil Viky melaju.
Nila adalah salah satu tulang punggung keluarga setelah ayahnya meninggal.
ia memiliki saudara perempuan satu satunya yang masih duduk di bangku kuliah.
Selain menafkahi ibunya ia juga menyekolahkan adiknya, mereka adalah keluarga sederhana namun kebahagian mereka miliki.
Dalam perjalan kerumah tuan Hengky Viky mengendarai mobilnya sangat pelan ia ingin lebih lama berdua dengan Nila.
Wangi parfum milik Nila sangat membuat cinta Viky semakin lengket, ia menghalu jika mereka telah menjadi sepasang kekasih ia akan merasa bahagia dan mencintai Nila sepenuh hatinya.
"pak Viky!"
"hm iyah sayang!"
Viky yang sedang menghalu tak menyadari caranya menjawab Nila.
"maksud pak Viky?"
Nila yang sempat mendengar kata sayang dari Viky merasa bingung dan ingin bertanya lagi.
Suara Nila yang meninggi membuat Viky tersadar.
"ahh,,, maaf aku salah ngomong!"
"hmmmm...!"
Nila tak lagi melanjutkan bicaranya ia malah diam menoleh kearah jendela mobil.
Viky yang baru menyadari perkataannya menjadi malu sendiri dan takut Nila akan salah paham.
Dengan jantung yang berdetak kencang Viky memberanikan diri berbicara lagi setelah Nila tak lagi berbica pada nya.
"aku minta maaf jika perkataanku tadi menyinggungmu!"
"tidak masalah!"
Nila menjawab singkat dengan pandangan di luar jendela tanpa menoleh melihat Viky.
"emm,,tadi kamu bilang apa?"
"enggak lagi!"
Viky merasa bersalah membuat Nila menjadi marah padanya ia memikirkan cara supaya Nila tidak lagi marah.
"jika mau bertanya Nila silakan aku akan menjawabmu!"
"tidak lagi, aku takut pak Viky akan salah memanggil ku"
"aduh, aku minta maaf gitu amat ngambek!"
"aku bukan ngambek tapi tidak suka saja!"
Viky merasa lebih berat menaklukan hati Nila ia harus terus berusaha mencari cara agar Nila membaik.
"baiklah aku akan diam jika kau tak suka!"
Viky pura pura marah saja agar Nila juga memperhatikannya ia menyetir dengan padangan di depan dan dia mulai diam.
karena perkataan Viky Nila akhirnya menoleh untuk melihat Viky.
"pak Viky marah?"
"tidak!"
"hmm, okelah!"
Nila masih saja tidak mengerti dengan Viky ia malah biasa saja.
Karena pikiran Viky yang campur aduk ia tak sadar di depan ada mobil yang berhenti mendadak.
"awas pak Viky!"
Kaget dengan suara Nila ia merem mendadak sehingga mereka sama sama maju kedepan.
"maaf Nila, apa kau tidak apa apa?"
Dengan cepat Viky meraih lengan Nila dan kembali mendudukannya.
"aduh, kepalaku terasa sakit!"
Nila memegangi kepalanya yang terbentur di kaca depan mobil.
"aku minta maaf!"
Viky mengusap kepala Nila dan kembali mengucapkan kata maaf.
Nila yang merasakan tangan Viky di kepalanya ia terdiam denga pandangan mereka saling bertabrakan beberapa detik mereka baru menyadari.
Mereka sama sama menjauh Viky melepas tangannya di kepala Nila dan kembali memperbaiki posisi duduknya.
"ah, aku tidak apa apa ayo jalan, Zahra pasti sudah lama nunggu!"
"oh iyah baiklah!"
Viky kembali menjalankan mobil dengan telapak tangan yang berkeringat dingin dan sedikit begetar membuatnya kewalahan memegang setir mobil, ia terlihat tidak baik baik saja selain gugup jantungnya juga sudah mulai copot.
Semua tergantung dari author.
aku mampir nih🤭
mampir kembali dan ikuti"sepotong sayap patah" dan mari saling mendukung🤗