NovelToon NovelToon
Menikahi Cucu Diktator

Menikahi Cucu Diktator

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Percintaan Konglomerat / Trauma masa lalu
Popularitas:9.5k
Nilai: 5
Nama Author: khayalancha

Di balik gaun pengantin dan senyuman formal, tersembunyi dua jiwa yang sejak lama kehilangan arti cinta.

Andre Suthajningrat—anak dari istri kedua seorang bangsawan modern, selalu dipinggirkan, dibentuk oleh hinaan dan pembuktian yang sunyi. Di balik kesuksesannya sebagai pengusaha real estate, tersimpan luka dalam yang tak pernah sembuh.

Lily Halimansyah—cucu mantan presiden diktator yang namanya masih membayangi sejarah negeri. Dingin, cerdas, dan terlalu terbiasa hidup tanpa kasih sayang. Ia adalah perempuan yang terus dijadikan alat politik, bahkan oleh ayahnya sendiri.

Saat adik tiri Andre menolak perjodohan, Lily dijatuhkan ke pelukan Andre—pernikahan tanpa cinta, tanpa pilihan.

Namun di balik kehampaan itu, keduanya menemukan cermin dari luka masing-masing. Intrik keluarga, kehancuran bisnis, dan bayang-bayang masa lalu menjerat mereka dari segala sisi. Tapi cinta… tumbuh di ruang-ruang yang retak.

Bisakah dua orang yang tak pernah dicintai, akhirnya belajar mencintai?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khayalancha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

Suasana ruang tamu keluarga Suthajningrat sore itu dipenuhi aroma kayu jati tua dan aroma teh melati yang diletakkan oleh salah satu ART keluarga. Namun tak ada kehangatan sedikit pun di dalamnya. Udara seolah tebal oleh kebencian yang belum selesai, oleh dendam yang tak pernah punya tempat untuk sembuh.

Andre melangkah masuk dengan langkah mantap, walau napasnya masih tersisa cepat dari perjalanan panjang dari rumah sakit.

Matanya langsung menangkap sosok Lily, duduk di ujung sofa, mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam. Wajahnya tenang namun tatapannya menyala seperti bara.

“Lily?” suara Andre pelan, hampir tak percaya.

Lily menoleh. “Aku sudah sampai satu jam yang lalu,” jawabnya singkat.

Andre menghela napas dalam. Belum sempat ia mendekat, suara tawa sinis memecah ruangan.

“Hebat. Suami-istri kok datangnya pisah? Gak akur lagi, ya?” ucap Bowo dari kursi tengah, sambil memainkan pulpen di tangannya.

Di sisi lain, Nyonya Diah—ibu tiri Andre—menatap Lily dari ujung mata. “Tadinya saya pikir kamu bisa mengubah Andre, Lily. Tapi ternyata kamu juga gagal.”

Andre mendekat ke meja bundar di tengah ruangan, di mana beberapa berkas dan map cokelat telah disusun rapi. Matanya menyapu satu per satu orang di ruangan itu—ayahnya, Bowo, ibu Bowo, dan… Heru, suami Andrea yang hanya menunduk dalam diam.

Ayahnya duduk paling megah di kursi sandaran tinggi, seperti raja di singgasananya.

“Kita tunggu kamu dari tadi,” ucap sang ayah datar. “Sudah waktunya kamu bersikap profesional. Tandatangani dokumen ini, dan kamu bebas.”

“‘Bebas’?” Andre mengulang, suaranya serak, matanya menyipit. “Bebas atau dibuang, Pak?”

“Sudah, Andre,” timpal Bowo. “Jangan drama. Kita semua tahu kamu memang gak sanggup pegang tanggung jawab.”

“Diam, Bowo,” suara Andre tajam. “Kamu bahkan gak tahu apa yang terjadi dengan Andrea.”

Semua mata berpaling. Bowo mengerutkan dahi. “Andrea?”

“Andrea ada di rumah sakit! Semalam mencoba bunuh diri! Dan kalian semua—” suara Andre meninggi, menggema, “—bahkan tak ada satu pun yang mencarinya. Dia tidak pulang semalaman. Tak ada yang peduli.”

Heru menunduk lebih dalam. Nyonya Diah membuka mulut hendak bicara, tapi tertahan.

Sultan Munier—ayah Andre—mendengus. “Andrea memang punya kelainan jiwa. Dia terlalu sensitif sejak kecil. Itu bukan salah siapa-siapa.”

Lily berdiri, telunjuknya mengarah langsung ke wajah mertuanya. “Kelainan jiwa? Anda bahkan tak pernah menganggapnya cukup penting untuk diperhatikan! Itu bukan kelainan—itu hasil dari keluarga yang seperti ini!”

Sultan menatap Lily tajam. “Jaga sikapmu, Lily.”

“Aku menjaga sikap. Tapi aku juga menjaga martabat. Andrea manusia. Bukan objek yang bisa diabaikan seperti yang kalian lakukan padanya… dan pada Andre!”

Andre melangkah maju, wajahnya memerah. Ia memandang semua yang hadir satu per satu—tatapannya dingin, penuh luka.

“Kalian pikir aku datang ke sini untuk menyerahkan semuanya? Setelah apa yang terjadi?”

Ia meraih salah satu dokumen dan membukanya, melihat tanda tangan kosong yang menunggunya.

Tangannya berhenti.

Lalu pelan-pelan, ia meremas kertas itu. Menatap ayahnya dalam.

“Aku tidak akan menandatangani apa pun,” ucap Andre tegas. “Kalian ingin menghancurkan hidupku? Silakan. Tapi aku masih punya kendali atas satu hal—harga diriku.”

“Apa kamu pikir kamu masih punya pilihan?” suara sang ayah naik satu oktaf.

“Aku tahu satu hal yang pasti—aku tak akan mewarisi kebusukan ini!”

Andre melempar dokumen itu ke lantai. Hening sejenak, sebelum Bowo berdiri dengan emosi membuncah.

“Kamu hanya anak gundik, Andre. Dan kamu gak punya apa-apa sekarang. Lihat ke cermin sebelum berlagak jadi pahlawan!”

Lily menggenggam lengan Andre, mencoba menahan.

Tapi Andre melepaskannya.

Dan dengan satu gerakan cepat, ia mendorong meja hingga bergeser keras, lalu menendang kursi di belakangnya. Tangannya meraih gelas kaca di dekatnya dan melemparkannya ke dinding—pecah berhamburan.

Goresan kecil menyayat tangannya. Darah mulai mengucur.

Lily menjerit kecil, mendekat dan mencoba meraih tangannya. “Andre, kamu berdarah…”

Namun Andre menepisnya kasar, dengan mata yang berkaca.

“Jangan sentuh aku sekarang,” katanya lirih, namun menusuk. Ia berbalik, berjalan menjauh meninggalkan ruangan, dengan darah menetes di sepanjang lantai marmer, meninggalkan jejak pilu dan harga diri yang sedang remuk.

...****************...

Andre membuka pintu utama dengan keras, suara engselnya menggema di seluruh rumah besar itu. Udara luar langsung menyambut wajahnya—angin sore yang lembap dengan aroma tanah basah usai hujan gerimis. Ia terus berjalan ke pelataran depan, napasnya memburu, tangan berdarahnya dibiarkan menggantung, tanpa niat untuk merawatnya.

Tapi suara langkah tergesa di belakangnya membuat Andre menoleh setengah.

“Lily, jangan ikut. Aku butuh sendiri.” Suaranya parau.

Namun Lily tidak menjawab.

Ia malah mempercepat langkah, dan saat Andre hampir mencapai gerbang mobilnya, ia memeluk punggung Andre dari belakang—erat.

Pelukan itu bukan sekadar pelukan. Tapi jeritan dalam diam. Pelukan yang ingin menghentikan seseorang dari jatuh terlalu dalam.

Tubuh Andre menegang sejenak.

“Jangan lari dariku…” suara Lily nyaris tak terdengar, bergetar, terisak.

Andre berusaha menarik diri. “Lepas, Lily. Ini bukan urusanmu.”

Namun tangan Lily tak mau lepas. “Ini hidup kita, Andre. Bukan hanya punyamu. Aku di sini. Dan kamu… bukan sendirian.”

Hening.

Hanya deru napas, dan detak jantung Andre yang mulai melambat. Perlahan, tubuhnya yang semula tegang mulai runtuh. Ia tidak berbalik. Tapi ia berhenti berontak. Bahunya turun. Tangan berdarahnya gemetar sedikit, sebelum akhirnya menyentuh tangan Lily yang melingkar di perutnya.

Dalam isak yang nyaris tak bersuara, Andre menunduk, dan bergumam…

“Aku lelah, Lily.”

Dan tubuhnya limbung ke belakang, jatuh dalam pelukan Lily—akhirnya, untuk pertama kali, membiarkan dirinya lemah.

1
Sumiyati oo
kasihan andre hidup di keluarga toxic,
semoga rumah tangga dan usahanya lancar

ayah yg seharusnya mendukung anaknya untuk bangkit tapi malah menjadi penghambat

lanjut kak
Agus Irawan
semangat selalu
Agus Irawan
hai kak aku mampir
Sumiyati oo
andre keren berani mengambil sikap untuk mempertahankan hidupnya bersama lily

semoga andrea juga tdk putus asa
lanjut kak
R Melda
suka,, semangat lanjut thor
Sumiyati oo
ini cerita bagus, butuh penghayatan dan pemahaman saat membaca
Yulia Dhanty
menarik
Wirda Wati
👏👏👏
Wirda Wati
ceritamu sebenarnya kereeen thor.penuh bahasa majas...
Wirda Wati
👍👍👍💪
Wirda Wati
Rumit
Wirda Wati
😇😇😇😇😇
Wirda Wati
😇😇😇😇👏
Wirda Wati
Jangan bego Lo Andre...
Wirda Wati
tentu Andre bertanggung jawab.karena ia pria yg baik.
Ari Arie
kata2nya puitis banget./CoolGuy/
Wirda Wati
kapan dekatnya
Wirda Wati
makin lama makin asyik bacanya
Wirda Wati
kereeen
Wirda Wati
semoga mrk bahagia.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!