"You must marry me!!!"
Itulah ucapan yang tiba tiba dikatakan oleh seorang wanita bernama Morning Dew Jensen pada seorang cassanova bernama Lucian Kingsford.
Pernah menjalani ONS, membuat Dew hamil anak dari Lucian Kingsford. Tapi Dew tak mengatakan hal tentang kehamilannya pada Lucian dan baru muncul setelah 8 tahun kemudian ketika anak mereka sudah beranjak besar.
Demi anak, akhirnya mereka pun terpaksa menikah meskipun tak ada rasa di antara mereka. Apakah akan tumbuh benih benih cinta pada mereka setelah menikah.
Yuk simak kisahnya...
FOLLOW instagram @ZARIN.VIOLETTA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Lucian 25
"Membuat bayi? Apakah karena kemauanku, Daddy?" tanya Luca dengan wajah polosnya karena ia memang tak tahu tentang hal ini.
"Ya, karena keinginanmu. Bujuk Mommy agar mau membuat bayi bersama Daddy," sahut Lucian dan Dew menginjak kaki pria itu karena Lucian selalu bicara tak menggunakan filter sama sekali.
"Luca, cepatlah. Pasti Lean sudah menunggumu," kata Dew menarik tangan Luca dan mengambil ranselnya lalu melemparkannya ke arah Lucian sambil membelalakkan matanya.
"Berapa hari kau di mansion nenek, Boy?" tanya Lucian sambil berjalan.
"Dua hari, Dad. Aku akan berangkat sekolah dari sana besok lusa. Aku sudah membawa baju sekolahku," sahut Luca.
Lalu Luca melihat ke arah Dew.
"Tak masalah kan, Mom?" tanya Luca.
"Tentu saja. Kau bisa mengajak Daddy juga ke sana," jawab Dew tersenyum.
"Tentu saja tidak bisa. Daddy dan Mommy akan membuatkanku adik bayi jadi Daddy tak boleh ikut denganku ke rumah nenek," sahut Luca dan membuat Lucian tertawa penuh kemenangan.
Dew melihat ke arah Lucian dan memicingkan matanya.
"Dasar si otak kotor," bisik Dew dan itu terdengar oleh Lucian di belakangnya.
Lucian kemudian berbisik di belakang telinga Dew.
"Semua pria tak ada yang berotak bersih," sahut Lucian lirih.
*
*
"Bye, Mom ... Bye, Dad ... Jangan lupa dengan janji kalian," teriak Luca dari jendela mobil.
Dew hanya bisa menggelengkan kepalanya dan setelah Luca pergi, Dew langsung berlari ke dalam untuk menghindari Lucian.
"Hei, Baby!! Kau mau ke mana? Melarikan diri dariku?" teriak Lucian dan mengejar sang istri.
Jadilah moment itu seperti film action di mana polisi sedang mengejar penjahatnya.
Dew naik ke atas dengan cepat dan gesit agar terlepas dari Lucian.
"Kau pikir kau akan bisa kabur dariku?" teriak Lucian dan berlari di belakang Dew.
HAP
Lucian akhirnya bisa menangkap Dew di anak tangga ke dua puluh. Lalu ia membalik tubuh langsing itu kemudian memanggulnya di bahu.
"LUCIAAAANN!!!" teriak Dew kesal.
"Kau sudah menyiapkan mentalmu semalam, bukan? Jadi tak perlu ditunda lagi," sahut Lucian tersenyum.
"Aku harus me-rileks-kan pikiranku lagi, Luc. Beri aku waktu lagi, oke?" jawab Dew memohon.
"Kau cukup memejamkan matamu dan membuka pahamu. Sisanya serahkan padaku," sahut Lucian dengan ucapan randomnya seperti biasa.
'Mengapa isi otaknya tak pernah beres? Dan aku sudah mengiranya sejak awal dia akan mengatakan hal ini,' batin Dew.
Lucian berjalan ke arah kamar utama sambil memanggul Dew. Lalu dari arah tengah ruangan ada Zei dan Sarah di sana.
"Sorry, kami mengganggu?" tanya Sarah.
Lucian memicingkan matanya.
"Hei, ini masih pagi dan untuk apa kalian kemari?" tanya Lucian.
"Lucian, turunkan aku!! Aku memang akan keluar dengan Zei dan Sarah hari ini. Sekarang turunkan aku," ucap Dew.
"Ini hari libur dan ini waktumu bersamaku, Honey," sahut Lucian yang tak mau menurunkan Dew.
"Kita akan ada acara di restoranku, Luc. Turunkan dia. Kau juga akan ikut karena kakak- kakakmu juga akan ada di sana," kata Zei.
"Pemilihan waktu yang sangat tak tepat, ck," sahut Lucian kesal dan menurunkan Dew pada akhirnya.
Dew menginjak kaki Lucian karena kesal dengan pria tengil itu.
"Oouucch ... Kau mau kupanggul lagi?" sahut Lucian.
"You're so annoying," kesal Dew dan kemudian melihat ke arah Zei dan Sarah.
"Aku akan ganti baju dulu, aku berangkat dengan kalian saja," kata Dew.
"Oke, kami akan menunggu," jawab Zei sembari menahan tawa gelinya melihat tingkah pengantin baru yang absurd itu.
Dew mengangguk kemudian melewati Lucian dan berjalan ke kamar.
Lucian pun mengikuti Dew dari belakang.
"Luc, jangan menghambat geraknya karena kami sedang cepat - cepat," ucap Zei memperingatkan.
Lucian berdecak dan mencebik kesal karena gangguan selalu menghampiri mereka berdua ketika akan melakukan hal itu.