NovelToon NovelToon
Daniel & Hana

Daniel & Hana

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Duda / Percintaan Konglomerat
Popularitas:848
Nilai: 5
Nama Author: Arashka

Welcome to the sequel of You're Mine Brianna

Perjalanan seorang Hana Elodie Brown menghindari Ayahnya yang otoriter terhadap dirinya. Berbagai cara ia lakukan agar hidupnya bisa terbebas dari aturan yang menurutnya tak sesuai dengannya. Sampai pada suatu ketika, Hana dipertemukan oleh takdir dengan seorang pria yang tak pernah ia inginkan semasa hidupnya, Daniel Leonardo Smirnov. Seorang mafia yang dunianya penuh dengan kegelapan melebihi tempat tergelap di dunia. Mampukah Hana menjadi penerang bagi Daniel dan akankah Daniel mampu memberikan kehidupan yang diinginkan oleh Hana? Simak terus kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arashka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21. Makan Malam I

"Daddy.."

Daniel tersenyum saat putranya memanggilnya. 

Liam sedang bermain bersama seorang pengasuh yang ia sewa untuk membantu Hana menjaga Liam. Pengasuh itu bukan sembarang pengasuh, ia seorang mantan pembunuh bayaran dalam sebuah kelompok. Daniel mendapatkannya dari seorang kliennya saat melakukan transaksi di Jepang. Ia menyewa Aiko dengan harga yang fantastis karena kemampuannya yang tidak main-main. Bukan tanpa alasan Daniel memperkerjakan Aiko sebagai pengasuh sekaligus pengawal Liam, melainkan ia sadar mengenai keluarganya yang berada di dalam situasi yang tidak selamanya aman. Akan ada satu kondisi dimana keluarganya terancam, dan Daniel memerlukan sosok seperti Aiko untuk menjaga Liam. 

"Dad, dimana Mommy?" 

"Mommy sedang tidur." 

"Apa Mommy sakit? Ia bahkan belum keluar kamar sejak tadi, Dad." ujar Liam.

"Tidak sayang, Mom hanya sedang membutuhkan tidur yang lebih. Kau tak usah khawatir." jawab Daniel menenangkan putranya yang terlihat sangat khawatir.

"Daddy akan bermain bersamamu."

"Benarkah?? Aku ingin berkuda, Dad!!" Pekik Liam dengan girang.

"Let's go, kiddo. Kita ke belakang mansion, kau bisa memlih kuda mana pun yang kau inginkan." sahut Daniel dan langsung meraih tangan kecil itu untuk digenggam. 

"Aiko, kau boleh pergi." titah Daniel kepada Aiko.

Daniel berjalan pelan menyesuaikan dengan langkah kaki Liam yang kecil. Anak laki-laki itu terus saja mengoceh membicarakan semua hal. Daniel tersenyum, hidupnya kini benar-benar penuh warna dengan kehadiran seorang putra meski itu bukan putra kandungnya. 

"Apa kau betah tinggal di sini, Liam?" tanya Daniel. 

"Tentu saja, Dad. Rumah ini sangat besar. Aku bahkan bisa bersepeda di sini tanpa harus ke taman seperti saat aku masih tinggal di rumah Grandpa." jawab Liam. 

"Daddy, apa kau benar-benar menyayangiku?" tanya Liam tiba-tiba. 

Langkah Daniel terhenti saat mendengar pertanyaan itu. Daniel pun menekuk kakinya agar ia bisa mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh Liam. Kedua tangan Daniel terulur ke depan dan memegang bahu Liam. Ia juga menatap lekat manik abu itu.

"Aku sangat menyayangimu dan ibumu, Liam. Mungkin ini terdengar konyol atau hanya seperti bualan untuk sekedar mendapatkan hati ibumu. Tapi, biarkan aku membuktikan rasa sayang itu kepada kalian." jawab Daniel dengan tulus. 

"Meski aku bukan anak kandungmu, Dad?" tanya Liam dengan mata yang sepertinya kini mulai terlihat sedikit meredup.

"Kau anakku, Liam. Tanamkan itu dalam hati dan pikiranmu. Mengapa kau selalu menanyakan hal itu?" 

"Aku takut tidak diterima oleh keluargamu, Dad." Liam menundukkan kepalanya dengan mata yang kini mulai berkaca-kaca. 

Entah kenapa saat mendengar ucapan itu dari seorang anak yang baru saja berusia empat tahun membuat hati Daniel sedikit berdenyut. Anak laki-laki itu terlalu kecil untuk memahami tentang bagaimana kehidupan ini terjadi. 

"Grandpa selalu bilang padaku bahwa ayahku tidak pernah menginginkanku. Grandpa juga bilang bahwa aku ada di saat Mommy belum menikah." lanjut Liam dengan lemah. 

Ucapan itu kembali membuat hati Daniel berdenyut sakit, Jordan sangat keterlaluan membicarakan hal ini pada Liam. 

"Liam, orang dewasa sudah biasa melakukannya. Kebanyakan dari mereka akan tidur bersama lalu memiliki anak tanpa menikah. Tapi tidak semuanya melakukan hal itu." 

"Dan Mommy termasuk salah satunya? Apakah memiliki anak sebelum menikah adalah sebuah kesalahan, Dad?" tanya Liam lagi. 

Daniel menjadi bingung sendiri bagaimana menjelaskannya pada anak seusia Liam. Tapi jika didengar-dengar, pikiran serta cara bicara Liam sudah seperti orang dewasa. Mungkin saja Liam akan mengerti kalau pun Daniel harus menjelaskan semuanya. 

"Kita sebut saja begitu, tapi kau bukan sebuah kesalahan, kiddo. Kau adalah anugrah yang dikirim oleh Tuhan lewat Mommy." jawab Daniel. 

"Benarkah?" Liam kembali mengangkat wajahnya dan menatap Daniel.

"Tentu saja, bahkan selama Mommy berada di sini, ia selalu mengatakan pada Daddy bahwa Mommy sangat menyayangimu." 

"Aku juga sangat menyangi Mommy, dan sekarang aku juga menyayangi Daddy." 

"Kemarilah, son." Daniel menarik tubuh Liam dan mendekapnya dengan erat. "Jangan pernah lagi mengatakan kau bukan anak kandungku. Kau adalah Liam Smirnov, putra pertamaku." ujar Daniel lalu mengecup puncak kepala Liam. 

"Sekarang ayo kita bermain sepuasnya.." teriak Daniel dan diikuti tawa renyah dari Liam.

Daniel memilih seekor kuda jenis Thoroughbred yang terlihat sangat gagah dan juga tampan. Kuda itu termasuk kuda ras termahal yang pernah ia beli. Tak ada kuda yang berpostur sedikit lebih kecil dari kuda yang bernama Horda itu, karena sebelumnya Daniel tidak berpikir akan mendapatkan seorang anak dalam waktu dekat yang akan menemaninya berkuda nanti. 

"Dad, kuda ini sangat tinggi dan juga besar, wow!!" pekik Liam dengan takjub. 

"Namanya Horda, kau harus mulai berkenalan dengannya Liam." sahut Daniel sembari mengelus kepala kuda tersebut. 

Kuda itu nampak mengenali sang Tuannya, sepertinya ia sudah sangat hafal dengan aroma tubuh Daniel. Daniel menggendong tubuh Liam agar ia bisa lebih dekat dengan kuda tersebut. 

"Hai Horda, aku Liam. Mulai sekarang kau juga harus mengenali aroma tubuhku." ujar Liam sembari mengusap kepala kuda tersebut. 

"Dad, apa aku bisa menaikinya sekarang?" tanya Liam. 

"Untuk sekarang kita hanya bisa berkenalan dulu dengannya, Liam. Nanti Daddy akan belikan kuda khusus untukmu jika kaki mu sudah sedikit lebih panjang dan kau bisa menjangkaunya tanpa bantuan." jawab Daniel.

"Baiklah aku mengerti." sahut Liam. 

"Horda kau harus selalu sehat dan panjang umur hingga aku dewasa nanti. Aku ingin sekali menaikimu dan berkeliling di hutan." ujar Liam dan disahuti dengan kekehan pelan dari Daniel. 

*** 

Hana baru saja terbangun dari tidurnya dan tidak menemukan Daniel di sampingnya. Sepertinya ia sangat kelelahan setelah menghabiskan paginya dengan bercinta tanpa henti. Daniel benar-benar tak memberinya waktu untuk beristirahat sejenak. Ia juga melihat kondisi kamarnya yang masih berantakan dengan bantal yang berserakan di lantai serta aroma feromon yang masih tercium. Hana pun segera bangkit lalu membersihkan dirinya. Setelah itu ia langsung berganti pakaian dengan dress berwarna hijau yang membentuk lekuk tubuhnya. Rambutnya di biarkan tergerai karena masih sedikit basah. Daniel yang baru saja masuk seketika terpesona saat melihat sang kekasih sedang berdiri di depan cermin. 

"Kau sangat cantik, Hana." Puji Daniel lalu ia mendekat dan memeluk tubuh Hana dari arah belakang. 

"Kau juga sangat tampan.." sahut Hana tersenyum dan menggenggam tangan Daniel yang melingkar di pinggangnya. "Aku tidur terlalu lama, bagaimana Liam?" tanya Hana.

"Liam sedang bersama Aiko setelah bermain di kandang kuda denganku. Aku memintanya untuk bersiap karena kita akan pergi ke suatu tempat." ujar Daniel.

"Pergi? Kemana?" 

"Surprise.." sahut Daniel. 

"Kau melewatkan makan pagi dan siang, ayo kita ke bawah. Kau harus mengisi perutmu agar energimu kembali penuh dan aku bisa menggempurmu lagi nanti malam." lanjut Daniel sembari menyeringai nakal. 

"Otakmu ini terlalu kotor, Daniel." jawab Hana lalu memukul pelan lengan kekar Daniel. 

Hana dan Daniel pun turun ke bawah. Hana menyantap makanannya dengan lahap tanpa tersisa. 

"Oh God, energiku terasa kembali seperti sebelumnya." ucap Hana setelah ia menyelesaikan makannya. 

"Kita akan menunggu Liam, setelah itu baru kita pergi." ujar Daniel. 

Sekitar dua puluh menit kemudian, Liam muncul bersama Aiko di sampingnya. Liam segera berlari dan berhambur ke dalam pelukan sang ibu. 

"Moooomm..." teriak Liam.

"Sayaang, kau merindukanku, hmm?" tanya Hana sembari menciumi pipi gembul Liam yang sudah sangat wangi.

"Aku pikir Mom sakit, karena Mom tidak keluar kamar seharian ini." jawab Liam.

"Mom tidak apa-apa, sayang. Daddy bilang kau tadi pergi ke kandang kuda bersama Daddy?" 

"Yes Mom. Ada kuda yang sangat tinggi dan besar, namanya Horda. Daddy bilang itu kuda termahal dan tercepat. Aku sangat menyukainya, Mom." jawab Liam dengan antusias membicarakan pertemuannya dengan kuda kesayangan milik Daniel. 

"Oh yaa? Lain kali ajak Mommy ke sana, Mommy juga ingin melihatnya." sahut Hana.

"Tentu saja, Mom. Oh dan Daddy juga akan membelikanku kuda jika tinggiku sudah bertambah." ujar Liam dengan senang.

"Kau senang sayang?" tanya Hana.

"Saaaangat. Aku saaaaangat senang, terimakasih Daddy." ucap Liam.

Daniel  tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. 

"Ayo kita pergi sekarang.." ajak Daniel. "Kau juga ikut, Aiko." 

"Baik, Tuan." Jawab Aiko. 

Wanita itu memang tidak banyak bicara, ia hanya akan bicara jika Daniel bertanya atau saat ia bersama dengan Liam. Benar-benar seperti wanita kaku. Daniel, Hana dan Liam berada di dalam satu mobil. Sedangkan Aiko berada di mobil lain bersama tiga orang anak buah Daniel yang akan menjaga mereka. Kedua mobil itu melaju membelah jalanan dengan kecepatan sedang menuju sebuah tempat yang dimana tempat itu akan Daniel gunakan sebagai tempat menyatakan cintanya kepada Hana. 

TBC

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!