Ariana seorang artis papan atas dan multitalenta, terpaksa harus mengakhiri karirnya karena skandal. Ia menghabiskan waktunya di rumah dengan membaca novel, salah satu novel kesukaannya berjudul "Love for Stella" dimana pemeran utamanya adalah Stella yang akan menikah dengan putra mahkota dan berakhir bahagia. Tapi tidak untuk Roselia si pemeran figuran yang mencuri perhatian Ariana, Roselia mendapatkan kebencian dari semua orang karena dia adalah putri seorang penjahat, dia memiliki akhir kematian mengenaskan ditangan putra mahkota.
"Oh tuhan, tolong Roselia! Jika aku jadi Roselia, aku akan menjadi kuat dan bertahan hidup! Aku tidak akan baik pada orang-orang yang menindasku!"
Malam itu Ariana mendapatkan kunjungan dari kekasihnya, mereka berdebat dan tak sengaja dia terjatuh dari balkon dan saat terbangun menjadi sosok Roselia, di dalam novel itu dan di perebutkan oleh empat orang pria tampan didalam novel itu.
Apakah yang akan terjadi selanjutnya?
Proses perbaikan PUEBI
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma Kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. Simbiosis mutualisme
...⛪⛪⛪...
Gadis berambut pirang itu kembali duduk di atas sofa empuk yang berhadapan dengan tempat duduk Michael. Pandangan keduanya bertemu dengan begitu retoris. Satunya menatap sebal dan satunya menatap dengan tajam.
"Kontrak pertunangan apa yang kau bicarakan?" tanya Roselia malas.
"Ternyata kau lebih mempedulikan seorang pelayan kecil rendahan itu dibandingkan dengan keluargamu." gumam Michael sambil tersenyum sinis seperti biasa.
"Jangan panggil dia pelayan rendahan! Dia adalah teman baikku, aku tidak akan membiarkanmu menghinanya." tegasnya pada Michael.
"Teman...naif sekali? Bagaimana bisa seorang pelayan menjadi teman?"
"Sudahlah, jangan bahas itu! Sekarang bahas saja tentang kontrak pertunangan yang kau katakan!" ujarnya kesal.
Rasanya ingin sekali Michael mencekik wanita yang ada di depannya itu, sudah tidak sopan padanya, berani berteriak bahkan membantah dirinya yang seorang calon raja. Jika wanita itu adalah orang lain, sudah pasti lehernya terpisah dari tubuhnya. Dan jika wanita itu tidak bermanfaat baginya, pasti dia sudah membunuh Roselia.
Sorot matanya berubah menjadi lebih tajam seperti mata elang kepada Roselia. Suasana didalam ruangan itu pun menjadi dingin bagi Roselia.
Akhirnya gadis itu paham dan dia mengalah bersikap lebih lembut pada Michael, barulah ia mau bicara tentang kontrak pertunangan yang dimaksud. Michael menjelaskan secara singkat, padat dan jelas tentang kontraknya.
"Jadi, kau ingin aku menjadi putri mahkota selama 1 bulan demi menghindari perjodohan yang diatur Baginda Raja?" alis Roselia terangkat melihat surat yang ada di tangannya.
"Ya benar dan aku ingin kau bicara formal padaku, kau harus tau diri siapa kau dan siapa AKU." jelas Michael tegas.
"Lalu apa keuntungannya untukku...ah maksudku untuk saya?" tanya Roselia berkata dengan bahasa formal.
Di dunia ini bahasa formal dan status sosial seseorang sangat ditekankan, disini Roselia adalah bawahan dan Michael adalah atasan. Begitulah cara mainnya.
"Kau mau apa dariku?"
"Saya?" Tunjuk Roselia pada dirinya sendiri.
"Ya, kau bisa minta apapun yang kau mau padaku. Aku bisa berikan, harta, status sosial, atau mungkin sebuah pulau."
"Benarkah? Apa kau bisa memberikan semua yang aku inginkan? Kau tidak bohong kan?!" Roselia menatap Michael dengan berbinar-binar.
"Ya tentu saja, memangnya apa yang tidak bisa kuberikan padamu? Aku punya segalanya...tapi jangan minta hatiku karena kau tidak akan bisa."
Roselia mendongak mendengar ucapan Michael, ya perkataan pria itu terasa familiar untuknya. Dia pernah melihat salah satu isi novel, dimana Michael mengatakan kalimat itu pada Stella ketika Stella datang ke dalam kehidupannya.
Jangan meminta hatinya, karena kau tidak akan bisa.
Kemudian Michael sendiri yang melanggar janji itu dan jatuh cinta pada Stella lebih dulu. Bahkan setelah jatuh cinta, Michael selalu membuat Stella berada disisinya dan mendapatkan Stella dengan berbagai cara. Lagi-lagi Roselia tertegun dan berpikir keras, kenapa kedua pria yang menyukai Stella malah dekat dengan dirinya dan mengatakan kata-kata di dalam novel pada Roselia yang seharusnya untuk Stella.
Apakah secara tak sengaja dia telah mengambil peran Stella dan mengubah sebagian alurnya?
"Hey! Apa kau dengar aku?" bentaknya pada Roselia.
"Ya ya...saya mendengar anda, tidak usah berteriak seperti itu yang mulia karena telinga saya masih berfungsi dengan baik."
"Kau memang selalu bisa membuatku emosi," ucapnya sambil tersenyum.
"Maaf yang mulia, saya orangnya jujur dan saya tidak suka menipu walau saya pandai berakting."
"Haahhh! Begitukah?"
Gadis ini begitu berani, tidak pernah ada orang yang berani seperti ini padaku meskipun itu seorang pria.
Roselia dan Michael terdiam beberapa saat, mereka mengamati isi kontrak dengan seksama.
"Jadi apa yang kau minta? Kau tulis saja, nanti aku akan mengabulkannya,"
"Permintaan saya tidak hanya satu, apa tidak apa-apa yang mulia?" tanya Roselia menawar. Dia memiliki banyak permintaan pada Michael.
"Kau ini benar-benar banyak menawar!"
"Yang mulia, bukankah anda sendiri yang sudah berjanji kepada saya untuk mengabulkan semua permintaan saya? Lalu kenapa menawar saya tidak bisa? Ah...atau anda merasa bahwa anda tidak bisa mengabulkan permintaan saya?" Sindir Roselia dengan satu alis terangkat dan gayanya yang cuek.
Michael terperangah mendengar kata-kata Roselia. "Kata siapa? Hey, Aku adalah seorang calon raja negeri ini...apa yang tidak bisa kulakukan--maksudku apa yang tidak bisa aku berikan? Semua negeri ini adalah milikku!"
"Nah... kalau begitu saya boleh kan meminta lebih dari satu?"
"Baiklah, terserah kau saja...hanya 3 permintaan saja ya."
"Itu sudah cukup," jawab Roselia sambil tersenyum dan menunjukkan satu lesung pipi di bagian kirinya.
Sesaat Michael terkesiap melihat senyuman Roselia, kemudian dia memalingkan wajahnya ketika gadis itu menatap ke arahnya dan memegang dadanya sekilas.
Sial! Ada apa dengan jantungku? Rasanya seperti sedang lari maraton saja.
"Yang mulia, saya sudah menuliskan apa yang saya inginkan di surat kontrak ini. Saya ingin cap dan juga tanda tangan untuk mengesahkannya."
"Tentu saja aku akan melakukan itu, apa kau pikir aku bodoh?" Michael langsung merebut kertas yang dipegang oleh Roselia dan membacanya.
Ish...dasar tempramental!. Gerutu Roselia didalam hatinya.
"Kau ingin aku mengusir sepupumu juga bibimu dan kau ingin menjual rumahmu itu?" tanya Michael setelah melihat poin nomor 1 keinginan Roselia.
Gadis itu menjawabnya dengan anggukan.
"Baiklah, seluruh hartamu juga bisa kuberikan kembali dengan mudah." ucap Michael lalu membawa permintaan kedua Roselia. "Setelah lepas dari pertunangan...kau tidak ingin ada hubungan apa-apa lagi denganku dan juga negeri ini?" kening Michael berkerut saat membaca bagian yang ini.
"Ya yang mulia, setelah pertunangan kontrak pura-pura kita berakhir....saya tidak ingin ada hubungan apa-apa lagi dengan yang mulia maupun negeri ini." jelas Roselia tegas.
"Baiklah, lagipula aku juga tidak mau punya hubungan apa-apa lagi denganmu setelah ini."
"Kau harus tepati janjimu!"
Ya Tuhan, sepertinya alur novel ini telah benar-benar berubah. Sepertinya aku menjadi pemeran utama dalam novel ini, tapi aku kan bukan saintess? Lalu mengapa aku berada di posisi Stella?
"Itu adalah hal yang mudah,"
Michael kembali membaca surat perjanjian kontrak pertunangannya dan Rosalia. Dia melihat ada nomor 3, kemudian dia tercengang dengan mata melebar menatap gadis itu.
"Apa ada yang salah yang mulia?" tanya Roselia yang terheran-heran melihat wajah Michael saat ini.
"Apa kau bercanda? Permintaan nomor 3 ini... bukankah sangat tidak masuk akal!"
"Tidak masuk akal bagaimana? Saya tidak ingin anda membunuh saya suatu hari nanti dan saya ingin yang mulia membantu saya di saat saya membutuhkan bantuan anda. Dimana tidak masuk akalnya? Bukankah ini adalah simbiosis mutualisme?" tanya Roselia sambil tersenyum menyeringai.
"Baiklah, aku setuju." jawabnya sambil menghela nafas berat.
Mereka berdua pun menandatangani surat perjanjian itu, masing-masing memiliki salinan surat kontraknya dan Pierre memiliki suratnya yang asli.
****
Setelahnya Roselia keluar dari ruangan Michael dan mereka berakting menjadi pasangan. Di lorong istana itu Roselia dan Michael berpapasan dengan Derrick, Amber, Daniar, Doris dan Stella.
Mereka berlima langsung memberi hormat didepan putra mahkota. "Salam kami yang mulia putra mahkota,"
"Kalian tidak usah bersikap seperti ini padaku karena aku akan segera menjadi keluarga kalian." ucap Michael dengan senyuman tipis yang tidak dapat terbaca oleh orang-orang itu.
Wah lihatlah dia...dia sangat pandai berakting.Roselia menatap kagum pada Michael.
"Yang mulia, maafkan hamba...namun si pembawa sial--maksud saya Roselia tidak pantas untuk menjadi putri mahkota!" jelas Amber tak senang.
"Kau bilang apa barusan? Kau bilang calon putri mahkota negeri ini adalah pembawa sial?" tanya Michael dengan tangan terkepal, dia menatap tajam pada wanita paruh baya itu, hingga semua yang berada disana jadi ketakutan dengan aura Michael yang memberikan penekanan.
Pantas saja dia memintaku untuk menjaga nyawanya, apa mereka selalu menindasnya? Tapi dilihat dari sikap dan wajahnya...aku pikir dia bukan orang yang bisa ditindas. Pikir Michael dalam hatinya.
Tubuh Amber gemetar mendengar pertanyaan Michael. "Mohon maaf yang mulia, saya salah bicara. Mohon ampuni hamba!" kata Amber tunduk dan patuh.
"Kenapa minta maaf padaku? Minta maaf pada calon putri mahkota, kau sudah menghinanya! Menghina Roselia sayangku, artinya kau menghinaku juga, tidak peduli kau adalah bibi dari Roselia." tegas Michael pada wanita paruh baya itu.
Roselia sayangku?!. Derrick terlihat mengigit bibir bagian bawahnya, ia menahan marah.
Apa-apaan si pembawa sial itu? Kenapa di mengambil tempatku? Harusnya aku kan yang menjadi putri mahkota!. Stella gemetar menahan marah karena semua hal ini. Padahal dalam ramalan dia yang akan menjadi putri mahkota bukan Roselia.
Amber pun meminta maaf pada Roselia, Roselia senang dan berjingkrak jingkrak dala hatinya karena Amber yang angkuh meminta maaf padanya. Dia juga terkagum-kagum memuji akting Michael, tapi hanya didalam hati.
"Sayang, aku akan kirimkan surat lamaran resmi padamu ke kediaman Sullivan." Michael membelai wajah Roselia seperti pria yang memang sudah mahir soal percintaan. Padahal dirinya tidak pernah jatuh cinta.
"Iya sayang, aku akan menunggumu." balas Roselia dengan akting yang tak kalah memukau bak artis papan atas. Di hadapan semua orang yang melihatnya.
Cup!
Michael mencium kening Roselia dengan mesranya didepan semua orang disana.
Woaw...dia pantas diberi piala Nobel.
...*****...