BLUESTONE RIVER ROBERT tak menyangka jika akan bertemu seorang wanita asing yang cukup misterius baginya di sebuah bukit terpencil.
Wanita bernama Honey True Haven itu hanya tinggal bersama sang ibu di sebuah bukit yang jauh dari pemukiman penduduk.
Bagaimana kisah mereka? yuuuk ikutin..
ig ZARIN.VIOLETTA
fb ZARIN VIOLETTA
Seperti biasa ga banyak konflik yang bikin kepala pusing yak😆 cuma novel ringan yang bikin happy n senyum-senyum sendiri😁
Selamat membaca..🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#25
"Dia akan tidur di sini. Kuharap kau mau mengerti. Aku akan menjaganya dengan baik dan kakeknya tak akan bisa memaksanya melakukan keinginannya yang egois," ucap Marilyn pada Blue.
"Dan jika anda tak keberatan juga, aku akan menginap di sini. Aku akan menemaninya dan tak akan meninggalkannya," sahut Blue.
Jujur, Blue masih belum bisa 100 persen percaya pada keluarga Honey sekalipun ibunya. Dia tetap akan bersama Honey sampai akhirnya mereka menikah nanti.
Honey tampak tersenyum pada Blue dengan tangan yang masih memegang tangan ibunya.
"Baiklah, Blue. Menginaplah di sini. Setidaknya aku masih bisa melihat cucuku," ucap Seline.
"Terima kasih, Nenek," sahut Blue.
Marilyn pun akhirnya menyetujui hal itu. Setelah itu, Seline mengantar Blue ke kamar tamu untuk beristirahat.
Sedangkan Honey bersama Marilyn ke kamarnya sendiri. Marilyn begitu rindu dengan putrinya meskipun tak bertemu baru dua hari saja.
Marilyn juga menunjukkan foto-foto dirinya ketika dia masih muda.
"Mommy punya foto daddy?" tanya Honey.
"Entahlah. Sepertinya kakekmu sudah membuangnya," jawab Marilyn sendu.
"Beri tahu nama lengkap daddy. Nanti aku akan mengatakan hal ini pada Blue. Dia bisa mencari orang dengan sangat cepat, Mom," ucap Honey.
Marilyn tertawa mendengar kepolosan Honey.
"Tak semudah itu, Sayang. Ayahmu ada di Korea dan itu sangat jauh dari sini," sahut Marilyn.
"Tapi Blue begitu mudah menemukan kakek hanya dengan nama belakangku saja," ucap Honey.
Marilyn melihat ke arah Honey dan ingin bertanya sesuatu tentang Blue lebih jauh.
"Apa yang kau tahu tentang Blue? Apakah dia pernah menceritakan tentang kehidupannya? Misalnya siapa keluarganya, dari mana dia berasal dan apa pekerjaannya?" kata Marilyn.
Honey mengangguk.
"Dia dari Amerika dan memiliki keluarga di sini. Dia mengatakan bahwa pekerjaannya adalah pengangguran yang kaya raya," jawab Honey.
Marilyn mengerutkan keningnya ketika mendengar jawaban sang putri.
"Dia suka berpetualang dan aku sering melihatnya menggunakan sebuah alat yang disebut laptop," lanjut Honey.
Marilyn hanya mengangguk. Dia berpikir mugkin Blue bekerja secara online atau pialang saham.
"Kau menyukainya?" tanya Marilyn.
Honey mengangguk semangat.
"Ya, dia baik dan dia tampan," jawab Honey yang kembali membuat Marilyn tertawa.
Marilyn memencet hidung mancung Honey.
"Dia pasti merasa sangat beruntung mendapatkan putri mommy yang langka ini," ucap Marilyn.
"No, Mom. Aku melihat banyak wanita cantik di luar sana. Dan kurasa aku akan sedikit susah menjaganya karena banyak wanita yang dengan terang-terangan terlihat tertarik padanya," sahut Honey.
"Dia mengajakmu menikah, kan? Itu artinya dia ingin serius denganmu, Sayang."
"Ya, dia menyukaiku dan aku mencintainya," kata Honey.
"Kau mencintainya? Semudah dan secepat itu? Kau belum terlalu mengerti rasa itu, Sayang," sahut Marilyn.
"Dia orang yang mengeluarkanku dari hutan itu dan dia juga yang membuat mommy akhirnya tahu tentang apa yang kakek lakukan pada daddy," kata Honey.
Marilyn mengangguk dan mengusap pipi putih pucat Honey.
"Kalian belum melakukan apa pun, kan?" tanya Marilyn.
"Kami hanya berciuman," jawab Honey jujur.
Marilyn menatap mata misty Honey.
"Dia tak melakukan yang lebih dari itu?" tanya Marilyn.
"Ya, kami hanya berciuman karena dia menolak melakukan hal yang lebih dari itu," jawab Honey apa adanya.
"Sayang, apa maksudmu? Kau menawarinya melakukan hal itu?" tanya Marilyn heran.
Honey mengangguk.
"Oh my God," ucap Marilyn kaget dan memeluk Honey.
Dia sadar ini dikarenakan Honey terlalu lugu dan tak mengerti apa pun tentang sebuah hubungan. Dan Marilyn bersyukur Blue tak memanfaatkan hal ini untuk nafsunya semata.