Three Minds, One Darkness

Yagami memandang wajah tampan putranya yang ada garis khas klan Pratomo meskipun dalam casing bule. Mata Killian adalah hazel yang kadang bisa jadi coklat, kadang bisa abu-abu tergantung sinar yang mengenai matanya.

"Oom Gami sudah kemana saja?"

"Seluruh dunia sudah Oom datangi," jawab Yagami.

"Oom Gami orang Jepang murni?"

"Tidak. Oom tidak Jepang murni. Di dalam darah Oom ada darah Jawa, Belanda tapi hanya sekian persen. Delapan puluh lima persen memang Jepang."

Killian tampak berpikir. "Pantas aku sangat suka mempelajari sejarah dan budaya Jepang, Ternyata papaku adalah orang Jepang."

"Kamu mempelajari sejarah dan budaya Jepang?" tanya Yagami tidak percaya.

"Benar Oom. Aku juga seorang wibu."

Yagami menggelengkan kepalanya. "Apa lagi yang ingin kamu tanyakan?"

"Berapa orang yang sudah Oom bunuh?" tanya Killian.

Yagami hanya menatap datar ke Killian.

"Oke sayang, itu adalah topik sensitif dan Mama tidak suka kamu bertanya yang seram-seram." Kirana menginterupsi percakapan yang sudah merembet ke topik yang tidak pantas didengar anak usia sembilan tahun.

"Oom Gami menginap sini?" tanya Killian menatap ayahnya. Dirinya belum siap memanggil Yagami dengan panggilan 'papa' sebelum yakin, kemana hubungan ibunya dan ayahnya dibawa.

"Tidak," jawab Yagami dan Kirana bersamaan.

"Kenapa?" Killian menatap bingung ke dua orang dewasa itu.

"Karena ... Oom masih ada urusan diluar. Jadi, Oom tidak menginap disini. Besok Oom akan datang lagi kemari." Yagami bergantian menatap Kirana dan Killian. "Aku janji."

"Setidaknya, Oom disini untuk makan malam ya?" pinta Killian.

Yagami menatap Kirana. "Bolehkah?"

"Boleh, Gami."

***

Hongkong, Laboratorium milik Raihanun

"I'll be damned!" seru Sora saat membandingkan DNA gelas Killian. Di layar monitor, terpampang jelas DNA Killian 99,9% sama dengan DNA Yagami Azuma.

Semua keluarga Pratomo memberikan DNA mereka untuk disimpan di data based khusus milik mereka. Begitu juga dengan para menantu saat sudah menikah, wajib memberikan DNA nya. Bukan tanpa alasan mereka melakukan itu semenjak DNA ditemukan, tapi demi keselamatan dan data keluarga. Jika --amit-amit-- terjadi kecelakaan yang tidak bisa dikenali atau hal lainnya, bisa diketahui dari DNA nya.

"Ada apa Sora?" tanya Raihanun saat kaget melihat putranya ada di laboratorium.

"Eomma pasti tidak percaya dengan apa yang aku temukan," ucap Sora.

"Apa itu?"

"Yagami sudah punya anak. Sembilan tahun dan aku dua hari bersamanya di Den Haag." Sora menatap Raihanun. "Kecebongnya Light Yagami jadi satu anak yang pintar."

Raihanun melongo. "Kecebongnya ada yang jadi? Punya berapa anak berapa diluar sana itu Yagami?"

"Semoga cuma Killian saja."

"Killian?" beo Raihanun.

"Nama anaknya Killian. Ibunya seorang fotografer lepas dan sangat berbakat."

Raihanun memegang pangkal hidungnya. "Ini bakalan ramai!"

"Eomma, tolong disimpan dulu. Aku tidak mau keluarga kita heboh," pinta Sora.

"Dengar Sora Kingdom Heart, rahasia ini aman. Tapi, Eomma punya berita yang lebih dari ini. Drakula mau tunangan dengan Princess Swedia," senyum Raihanun.

Sora melongo. "Drakula tunangan?"

***

Apartemen Kirana dan Killian di Amsterdam

Yagami membantu Kirana memasak makan malam di dapur wanita itu. Kirana merasa menyesal belum berbelanja bulanan dan hanya masak seadanya bahan di kulkas.

"Maaf, aku belum sempat belanja," senyum Kirana. "Jadi ... Kepaksanya kita makan nasi goreng."

"In Japanese style. Sesuai permintaan Killy." Yagami melihat bocah ganteng itu sedang menyiapkan tugas sekolahnya di ruang tengah.

"Kamu benar tidak mau menginap?" tawar Kirana.

"Nope."

"Kenapa? Kamu bisa tidur di kamar Killy ...."

Yagami menatap Kirana dengan tatapan dalam. "Yakin kamu? Yakin aku tidak akan menyusup ke kamarmu dan kita akan bercinta panas dan membuat adik untuk Killian?"

Pipi Kirana langsung memerah. "Gami ... Kita ... Kamu tidak serius kan?"

"Serius untuk bercinta panas denganmu? Oh sangat serius Kirana," senyum Yagami sambil mencium bibir Kirana lembut.

"Apakah ... Keluarga kamu ada yang tahu?" tanya Kirana sambil membawa piring berisikan nasi goreng ala Jepang dan telur ceplok diatasnya ke meja makan.

"Belum dan aku tidak mau mereka tahu dulu. Aku ingin semuanya aman dulu ... Karena aku masih ada banyak misi. Jika ada yang tahu, aku punya anak dan wanita yang jadi prioritas sekarang, maka akan membahayakan kalian berdua. Aku tidak mau terjadi apapun pada kalian." Yagami tampak serius dengan ucapannya.

"Kamu serius?"

Yagami mengangguk. "Satu hal yang patut kamu pegang, kalian berdua adalah prioritas aku."

Kirana tampak meragu tapi jika Yagami tidak komitmen dengan ucapannya ... Sepertinya hal yang mustahil karena begitu tahu Killian adalah anaknya, dia langsung membuat prioritas melindungi mereka berdua.

"Kalian masak apa?* tanya Killian. "Whoa, nasi goreng? Dengan sunny side up? Oom Gami, ini sangat melokal indonesia."

Yagami tersenyum. "Kenapa kamu julidnya sama dengan sepupu kamu ya?"

Killian tampak antusias. "Aku punya berapa sepupu?"

"Kita duduk dulu." Kirana menatap Killian lembut tapi ada ketegasan disana.

Killian pun menurut dan mereka sudah duduk bertiga di kursi makan. Entah kenapa Killian merasa ini adalah malam yang sangat memorable karena dia makan malam dalam keluarga yang lengkap.

"Mama, boleh ngobrol di meja makan?" tanya Killian.

Yagami mendongakkan kepalanya. "Apa tidak ada pembicaraan di meja makan?" tanyanya ke Kirana.

"Ada tapi aku mengajarkan Killy untuk minta ijin dulu. Bukan apa-apa, terkadang kalau kita bertamu di tempat orang, punya aturan berbeda. Aku tidak melarang Killy ngobrol di meja makan tapi ada mannernya," jawab Kirana. "Kamu boleh ngobrol di meja makan, Killy."

Killian tersenyum senang. "Oom, nanti sebelum pulang, dongeng dulu di kamar aku ya?"

"Dongeng?" Yagami menatap Killian bingung.

"Iya. Cerita soal keluarga Oom."

Yagami menoleh ke Kirana. "Minta ijin pada mamamu. Bukan apa-apa, Oom kan tamu disini."

"Boleh kan Mama?" tanya Killian dengan wajah berharap.

Kirana hanya menghela nafas panjang. "Boleh ... tapi Oom Gami tidak menginap ya."

Killian mengangguk.

"Plus ... Kamu bantu mama cuci piring."

Killian langsung cemberut.

***

Kirana menyesap red wine sambil mengedit foto-foto hasil jepretan kameranya di acara fashion show kemarin di depan laptopnya. Kirana sengaja bekerja di meja makan sambil menunggu Yagami keluar dari kamar Killian tapi hingga pukul sepuluh malam, pria itu tidak keluar dari kamar putranya.

Kirana pun berdiri dan berjalan ke kamar Killian. Betapa terkejutnya dia melihat Killian dan Yagami terlelap di kasur dengan buku atlas berada di pangkuan pria itu.

Kirana pun menutup pintu kamar putranya perlahan sambil tersenyum simpul.

***

Yuhuuu up malam yaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu