NovelToon NovelToon
Terperangkap Dimensi Lain

Terperangkap Dimensi Lain

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Akademi Sihir / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai
Popularitas:598
Nilai: 5
Nama Author: Sunny Rush

Elara dan teman-temannya terlempar ke dimensi lain, dimana mereka memiliki perjanjian yang tidak bisa di tolak karena mereka akan otomatis ke tarik oleh ikatan perjanjian itu itu sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunny Rush, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Mereka melangkah ke perpustakaan dunia duplikat itu, rak-raknya tinggi menjulang, penuh buku yang terasa familiar tapi sekaligus aneh. Cahaya redup memantul di permukaan kayu tua, sementara bayangan mereka sendiri menari-nari di lantai.

Elara segera menatap rak yang paling jauh. Kilatan-kilatan bayangan muncul di kepalanya, seperti bisikan halus yang memanggil.

“Ada apa?” tanya Mira, penasaran melihat ekspresi serius Elara.

“Buku ini ada di sini?” jawab Elara, matanya menelusuri huruf-huruf di rak.

“Buku apa?” tanya Lysandra, suaranya terdengar setengah sinis.

“Buku yang Arsen suruh baca,” jawab Elara.

“Namanya juga ada duplikatnya kan?” ucap Lysandra, menatap Elara dengan mata tajam.

Dorion melangkah lebih dekat, matanya fokus.

“Dimana leluhur klan iblis berada? Ouh salah pertanyaan… ada hal mencurigakan selama ini?” tanya Elara, setengah serius setengah penasaran.

Dorion menatap tangan mereka, lalu menjawab pelan, “Ada. Setelah rapat, semuanya berubah. Arsen berbeda, orang tua Arsen juga berbeda… semuanya berbeda. Apalagi pernikahan tolak bala itu. Seharusnya ada tanda di tangan mereka, seperti tangan kalian.”

Elara menatap sekeliling, matanya menelusuri bayangan dan buku.

“Bukannya kita semua ada tapi tidak tahu kan sama siapa nikahnya? Eh tapikan tangan Selena juga ada kan warna merah, kita semua sama juga warna merah." ucapnya, masih sibuk meneliti.

Mira menepuk bahunya pelan. “Cari milik, cari nasib saja bedainnya."

Tiba-tiba, Arsen muncul di sampingnya, ekspresinya manja dan serius sekaligus.

“Elara, maaf aku selalu kasar sama kamu,” ucap Arsen.

“Hah?” Elara terkejut, matanya melebar.

“Aku disuruh menikah tapi aku tidak mau. Aku hanya milik kamu dan kamu milik aku,” lanjut Arsen, suaranya lembut tapi tegas.

Belum sempat Elara menanggapi, Selena muncul dan menarik Arsen ke arahnya.

“Heh, Elara jangan mengganggu Arsen. Dia suamiku, dasar perebut!” seru Selena sambil tersenyum nakal.

Elara masih terlihat bingung. “Dimana kita akan tidur?” tanyanya sembari mengangkat bahu.

Lysandra menatapnya datar.

“Darurat kaya gini masih nanyain tidur dimana?”

Elara tersenyum cengir, mencoba mengalihkan ketegangan.

“Mata butuh istirahat, apalagi disini dunia duplikatkan atau apalah itu. Otomatis di sini gak ada aturan. Eh, tapi ini tuh seperti kebalikannya ya, soalnya aku di sini jadi kaya pinter sedikit.”

Mira hanya menggeleng sambil tersenyum.

“Kamu pintar, hanya malas belajar saja.”

Brian menatap sekeliling, merenung.

“Jika ini mereka lakukan untuk mengganti dunia sihir, berarti mereka mengurung yang lain di sini. Ditempat ini, iya kan?”

Elara menepuk bahunya ringan.

“Otak lo maju,” katanya sambil tersenyum.

“Berkembang,” jawab Brian singkat, matanya masih fokus pada bayangan dunia duplikat itu.

Suasana perpustakaan tetap sunyi, tapi rasa waspada mereka semakin terasa. Setiap buku, setiap rak, seolah menyimpan rahasia yang menunggu untuk ditemukan dan mereka tahu, malam ini akan menjadi awal dari petualangan yang lebih berbahaya daripada yang pernah mereka bayangkan.

Keesokan harinya, sinar matahari menembus jendela tinggi perpustakaan dunia duplikat itu. Elara, Mira, Dorion, Brian, dan Lysandra terbangun dari tidur yang terasa aneh tapi nyenyak. Semua terasa lebih ringan seolah dunia ini memberi mereka kebebasan yang sebelumnya tidak ada.

“Wow… rasanya bebas banget ya,” gumam Elara sambil meregangkan tubuh, rambutnya berantakan tapi matanya bersinar penuh semangat.

Mira tersenyum, sedikit khawatir tapi ikut senang melihat sahabatnya begitu.

“Ya, tapi jangan terlalu gegabah. Kita harus tetap waspada,” ucap Mira, menatap sekitar, memastikan tak ada yang mengintai.

Dorion hanya duduk bersandar di batu dekat jendela, matanya menatap jauh, tapi kali ini terlihat lebih santai.

“Kalau begitu, ayo kita ke danau. Tempat latihan akan lebih efektif di luar, udara segar dan… bebas aturan,” ujarnya sambil berdiri, menatap Elara.

Brian mengerutkan kening tapi tetap ikut berjalan di belakang. Lysandra mengikuti, sedikit enggan tapi tak bisa menolak keinginan Arsen eh, maksudnya dorion dan Elara.

Saat mereka sampai di danau, suasana benar-benar berbeda. Air memantulkan cahaya matahari seperti kristal cair, angin bertiup lembut membawa aroma tumbuhan. Di sini, dunia duplikat ini memberi mereka kebebasan total kekuatan bisa digunakan sepuasnya, tanpa batasan.

Elara langsung meloncat ke tepi danau, tangannya mengibaskan udara dan membuat percikan energi ringan menari-nari di permukaan air.

“Heh, ini rasanya enak banget! Gak ada aturan, bebas mau pakai kekuatan sepuasnya,” serunya penuh kegembiraan.

Dorion menatapnya sambil tersenyum tipis.

“Jangan terlalu main-main. Kalau energi itu gak stabil, bisa berbalik ke kita,” ujarnya, tapi matanya tetap menatap Elara dengan rasa heran selalu ada cara gadis itu membuat aturan terasa sia-sia.

Brian melipat tangan, ekspresinya semakin kesal tapi matanya tak bisa lepas dari Elara yang melompat-lompat di pinggir danau.

“Dasar… cewek satu ini,” gumamnya sambil menyeringai tipis.

Lysandra menghela napas panjang, duduk di batu sambil menatap air.

“Ini… terlalu kacau. Tapi aku harus akui, ada sesuatu di gadis itu yang… anehnya menarik.”

Elara kemudian mengangkat tangan, menyalurkan energi dari Veyra, membentuk angin lincah yang menari-nari mengelilinginya, menciptakan gelombang energi yang memutar di sekeliling danau.

“Lihat! Angin ini bisa buat menyerang area luas atau proteksi kecil juga!” serunya sambil tertawa, menatap Dorion dan Mira yang terkagum.

Dorion menatap sambil mengangguk, “Lumayan… tapi jangan sampai kelewat batas.”

Brian tak mau kalah. Ia menyalurkan cahaya Luminara, membuat sinar pelindung dan aura suci di sekitarnya, tapi dengan cara santainya yang menonjolkan temperamennya.

“Elara, jangan ganggu aku! Aku lagi santai!” bentaknya, tapi tidak bisa menutupi rasa kagumnya terhadap kontrol energi yang Elara miliki.

Elara cengir sinis, “Santai? Aku lihat kau cuma mau pamer, Brian!”

Di sisi lain, Lysandra menyalurkan kekuatan Klan Iblis bayangan malam yang bergerak memutar di sekelilingnya, menciptakan pengintai dan pertahanan kutukan abadi.

“Elara, jangan salah langkah. Ini serius!” ucap Lysandra dingin, tapi matanya tetap waspada.

Dan di tengah kekacauan latihan itu, Dorion tetap mengamati mereka semua, sedikit tertawa dalam hati melihat interaksi konyol Elara dengan Brian, tapi juga tak bisa menahan kekaguman terhadap potensi gadis itu.

Elara tertawa lepas, “Eh, ini seru banget! Aku bisa pakai semua kekuatanku tanpa takut dimarahin! Eh, siapa yang mau tanding duluan?!”

Brian mengangkat alisnya, “Aku… tapi jangan ganggu aku kayak kemarin!”

Elara menepuk dadanya dramatis, “Siap! Tapi jangan salah, aku bakal bikin kau kaget!”

Dan dunia duplikat itu menjadi arena latihan bebas, di mana kekuatan mereka bercampur aduk angin, cahaya, bayangan, dan aura suci menari di udara, sementara ketegangan dan candaan bercampur menjadi satu, menciptakan suasana latihan paling kacau tapi juga paling seru yang pernah mereka alami.

1
Flynn
Ngakak!
Melanie
Romantis banget!
Android 17
Jlebbbbb!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!