NovelToon NovelToon
REINKARNASI SANG DEWA KEKAYAAN

REINKARNASI SANG DEWA KEKAYAAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Menjadi Pengusaha / Anak Lelaki/Pria Miskin / Romansa / Mengubah Takdir
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Khusus Game

Sinopsis

Arta, Dewa Kekayaan semesta, muak hanya dipuja karena harta dan kekuasaannya. Merasa dirinya hanya 'pelayan pembawa nampan emas', ia memutuskan menanggalkan keilahiannya dan menjatuhkan diri ke dunia fana.

Ia terperangkap dalam tubuh Bima, seorang pemuda miskin yang dibebani utang dan rasa lapar. Di tengah gubuk reot itu, Arta menemukan satu-satunya harta sejati yang tak terhitung: kasih sayang tulus adiknya, Dinda.

Kekuatan dewa Arta telah sirna. Bima kini hanya mengandalkan pikiran jeniusnya yang tajam dalam menganalisis nilai. Misinya adalah melindungi Dinda, melunasi utang, dan membuktikan bahwa kecerdasan adalah mata uang yang paling abadi.

Sanggupkah Dewa Kekayaan yang jatuh ini membangun kerajaan dari debu hanya dengan otaknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusus Game, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 8

Setelah membayar lunas utang Rentenir M dan meninggalkan gudang tanpa menoleh, Bima berjalan kembali ke gubuknya. Punggungnya kini terasa ringan, beban ancaman yang selama lima hari menekan jiwanya telah hilang. Sisa uang tunai sebesar Rp 1.560.000, yang ia sembunyikan di bawah bantal, adalah bukti nyata dari kecepatan likuiditas yang ia demonstrasikan.

{Utang terlunasi. Ancaman hilang. Modal awal untuk lompatan skala berikutnya aman. Sekarang, aset non-likuid paling berhargaku harus diamankan.}

Tujuan pertamanya bukan pasar loak atau toko elektronik, melainkan rumah Risa, sepupu yang ia titipi Dinda. Bima menyewa ojek daring, menghemat waktu tempuh yang berharga. Di sepanjang perjalanan, ia memikirkan Dinda. Ia ingin segera melihat senyum adiknya, senyum yang menjadi sumber motivasi sejati Arta.

Di teras rumah Risa, Bima turun dari motor dan membayar ojek. Ia mengetuk pintu, dan Risa membukanya dengan wajah terkejut.

“Bima? Kau baik-baik saja?” tanya Risa, matanya menyiratkan kekhawatiran yang belum hilang.

“Aku baik, Risa. Semuanya sudah selesai. Utangnya lunas,” jawab Bima singkat, menyunggingkan senyum tulus yang terasa asing di wajahnya.

Risa terdiam sejenak, lalu matanya berkaca-kaca. “Syukurlah, Bim. Dinda… dia selalu mencarimu.”

Bima melangkah masuk. Dinda sedang duduk di lantai ruang tamu, memeluk boneka usang miliknya. Saat gadis kecil itu melihat Bima, boneka itu terlepas dari pelukannya.

“Kakak!”

Dinda berlari kencang, menubruk pinggang Bima, dan memeluknya erat. Bima membungkuk, membalas pelukan adiknya dengan kekuatan yang sama. Air mata Dinda membasahi kaus Bima. Tangisan itu bukan lagi tangisan kesedihan, melainkan ledakan kerinduan yang ditahan.

“Aku kangen Kakak,” bisik Dinda di tengah isakannya.

“Kakak juga kangen, Sayang,” jawab Bima lembut, mengusap punggung adiknya. {Ini adalah kekayaan yang sesungguhnya. Nilai yang tak dapat dikalkulasi oleh rumus ekonomi mana pun.}

Setelah tangis Dinda mereda, Bima menatap wajah adiknya yang tampak lebih cerah. Ia memegang kedua bahu kecil Dinda.

“Dinda, kita pulang sekarang. Kita kembali ke gubuk kita. Semuanya sudah aman.”

Dinda mengangguk ceria, menghapus sisa air matanya dengan lengan baju.

Bima berbalik ke arah Risa. “Risa, terima kasih banyak. Kau telah menjaga aset paling berhargaku. Aku berutang budi padamu.”

“Kau tidak berutang apa-apa, Bim. Dia adikku juga. Jaga dirimu baik-baik,” balas Risa, tersenyum lega.

Perjalanan singkat kembali ke gubuk terasa seperti perjalanan menuju awal yang baru. Saat mereka tiba, Dinda langsung berlari ke sudut gubuk, tempat boneka-boneka dan buku-buku lama Bima tersimpan.

Bima duduk di tepi dipan kayu. Matanya mengamati gubuk reot itu. Kini, tempat ini terasa berbeda. Bukan lagi sarang ketakutan, tetapi markas operasi yang sukses.

{Modal saat ini Rp 1.560.000. Cukup untuk investasi awal dan kebutuhan dasar. Prioritas sudah jelas.}

Ia menatap Dinda yang sedang asyik bermain. Ingatannya kembali pada surat pemberitahuan sekolah Dinda. Karena kesulitan ekonomi, Dinda sempat terputus dari sekolahnya.

Bima bertekad. Ia harus memulihkan hal itu. Pendidikan Dinda adalah investasi jangka panjang yang tidak boleh dikorbankan.

“Dinda,” panggil Bima.

Dinda menoleh. “Ya, Kak?”

“Mulai minggu depan, Dinda akan Kakak sekolahkan lagi. Kita akan beli buku baru, seragam baru. Dinda harus pintar.”

Mata Dinda membulat, lalu senyum lebar terlukis di wajahnya. Itu adalah senyum terindah yang pernah dilihat Arta.

{Prioritas pertama: menyekolahkan Dinda (Investasi Pendidikan). Biaya estimasi Rp 300.000.}

Bima segera menyusun rencana aksi di benaknya, merumuskan peta jalan menuju stabilitas dan pertumbuhan eksponensial.

Likuidasi dan Penguatan Aset: Bima akan terus memutar modal yang tersisa untuk perdagangan elektronik bekas selama dua minggu ke depan, meningkatkan modal kerja menjadi setidaknya Rp 5.000.000.

Toko Barang Bekas: Mencari kontrakan kecil di dekat Pasar Loak Jaya untuk dijadikan toko barang bekas permanen. Ini akan mengurangi biaya operasional dan meningkatkan kredibilitas sebagai Pedagang Elektronik Instan.

Aset Bergerak (Motor): Membeli motor bekas. Ini adalah keharusan untuk meningkatkan jangkauan jasa kurir dan mempercepat akuisisi aset dari tempat-tempat yang lebih jauh, mengubah leverage biaya menjadi leverage aset.

Memanen Hasil (Tanaman): Bima teringat pada tanaman-tanaman bibit cepat panen yang ia beli dengan modal awalnya. Dalam dua hari, tanaman itu sudah siap dipanen. Meskipun nilai rupiahnya kecil, ini adalah siklus pertama yang harus diselesaikan untuk membuktikan bahwa setiap investasi, sekecil apa pun, harus menghasilkan.

{Semua bergerak menuju skala yang lebih besar. Utang hanyalah sebuah variabel yang harus diselesaikan. Kekayaan yang sebenarnya adalah kemampuan untuk mengendalikan variabel-variabel itu. Aku, Dewa Kekayaan, akan membuktikan nilaiku di dunia ini, mulai dari motor bekas, satu toko kecil, dan sebuah bangku sekolah untuk adikku.}

Bima berdiri, melangkah ke luar gubuk. Sinar matahari sore menyambutnya. Ia menarik napas panjang, merangkul realitas fana yang penuh tantangan ini. Ia tidak lagi melihat kemiskinan, tetapi peluang.

Pagi itu, Dinda bangun dengan riang. Energi kegembiraan karena bisa kembali ke rumah dan janji sekolah baru membuat suasana gubuk terasa lebih hidup. Bima sudah bangun lebih dulu. Setelah memastikan Dinda sibuk dengan buku gambarnya, Bima melangkah keluar.

Matanya tertuju pada barisan pot bekas yang ia gunakan untuk menanam bibit sawi dan kangkung. Bibit itu, yang ia beli dengan modal awal Rp 1.000, kini telah tumbuh subur. Daun-daun hijau yang lebar dan segar tampak memanggilnya untuk dipanen.

{Penyelesaian siklus. Meskipun nilainya hanya Rp 10.000, ini adalah panen pertamaku di dunia fana. Setiap proses harus diselesaikan untuk menghasilkan dividen.}

Bima mengambil pisau dapur kecil yang sudah diasah. Dengan hati-hati, ia memotong pangkal sawi dan kangkung, mengumpulkan sayuran itu dalam keranjang anyaman kecil. Ia membersihkan akarnya, menyisakan batang dan daun yang siap jual. Hasil panennya tidak banyak, tetapi cukup untuk mengisi beberapa ikat.

Total panen sayuran itu diperkirakan akan menghasilkan keuntungan kotor sebesar Rp 12.000.

“Kakak mau ke mana?” tanya Dinda, mengikuti Bima ke depan gubuk.

“Kakak mau ke pasar, Sayang. Menjual hasil kebun kita. Dinda tunggu di sini, ya,” jawab Bima. Ia tidak mau mengambil risiko meninggalkan Dinda sendirian terlalu lama.

Bima mengambil uang Rp 300.000 dari sisa modal untuk biaya pendaftaran sekolah Dinda, dan menyimpannya terpisah. Sisanya, Rp 1.260.000, adalah modal kerjanya.

Ia melangkah menuju pasar tradisional terdekat. Tidak seperti saat menjual ukiran kayu bakar, kali ini ia tidak merasakan tekanan. Ia adalah seorang pedagang aset yang sukses, bukan seorang pengemis likuiditas.

Bima mendekati lapak Ibu Tina, seorang pedagang sayur langganan yang sudah ia kenal.

“Bu Tina, saya mau jual kangkung dan sawi ini. Baru panen, kualitas premium,” kata Bima, meletakkan keranjang.

Ibu Tina mengamati sayuran itu. “Bagus, Bim. Segar sekali. Sudah lama tidak melihatmu. Jadi, tukang servis sekarang jadi petani juga?”

“Saya sekarang pedagang, Bu. Petani hanya sampingan untuk membuktikan siklus modal. Berapa harga kangkung dan sawi per ikat hari ini?”

Ibu Tina tersenyum. “Kangkung tiga ribu per ikat, Sawi empat ribu per ikat. Kamu punya dua ikat kangkung dan dua ikat sawi. Totalnya empat belas ribu rupiah. Bagaimana?”

“Sepuluh ribu saja, Bu Tina,” tawar Bima dingin. “Saya jual kecepatan likuiditas, bukan nilai absolut. Uang tunai sekarang, Bu. Saya harus kembali cepat.”

Ibu Tina tertawa kecil, kagum dengan ketenangan Bima yang tidak biasa. “Baiklah, baiklah. Sepuluh ribu. Ambil ini.” Ia menyerahkan dua lembar uang lima ribuan.

Bima mengambil uang itu. {Modal Rp 1.000 dikembalikan menjadi Rp 10.000. Siklus selesai. Laba bersih Rp 9.000. Efisiensi waktu terbukti.}

Ia memasukkan uang itu ke sakunya. Bima tahu, keuntungan Rp 9.000 itu tidak signifikan dibandingkan laba menjual elektronik, tetapi penutupan siklus ini penting. Ini membuktikan bahwa setiap modal, betapapun kecilnya, dapat tumbuh.

Dari pasar, Bima segera pergi menuju tempat pertama dalam daftar rencana aksinya: toko bekas suku cadang motor.

{Aset Bergerak (Motor). Ini adalah tuas utamaku. Aku tidak akan lagi menyia-nyiakan Rp 20.000 untuk ojek pangkalan.}

Ia menyewa ojek pangkalan, kali ini sebagai investasi yang wajar. Tujuannya adalah dealer motor bekas di pinggiran kota, tempat harga biasanya lebih rasional. Dengan sisa modal kerja Rp 1.260.000, Bima harus mencari motor bekas yang fungsional, idealnya di bawah Rp 1.000.000, yang membutuhkan perbaikan minor.

Bima bertekad, sebelum malam tiba, ia harus kembali ke gubuk bukan dengan kaki, tetapi dengan roda. Ia harus mempercepat lompatan skalanya.

1
Dewiendahsetiowati
ceritanya bikin nagih baca terus
Dewiendahsetiowati
hadir thor
Khusus Game: halo, ka. selamat membaca, sorry ya baru cek komen🙏😄
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!