NovelToon NovelToon
Beloved Idol

Beloved Idol

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romansa
Popularitas:70k
Nilai: 5
Nama Author: Suci Aulia

Benci jadi cinta, atau cinta jadi benci?

Kisah mereka salah sejak awal. Sebuah pertemuan yang didasarkan ketidaksengajaan membuat Oktavia harus berurusan dengan Vano, seorang idol terkenal yang digandrungi banyak kalangan.

Pertemuan itu merubah hidupnya. Semuanya berubah dan perubahan itu membawa mereka ke dalam sebuah rasa. Cinta atau benci?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suci Aulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dave

Pukul 08.00 Vano sudah berangkat ke agensi untuk mengurus jadwal pemotretan majalah. Cowok itu berangkat buru-buru, akibat dari kebiasaan ngaretnya yang gak ada ujung. Bahkan dia sampai tidak sarapan.

Okta masak di sendiri hari ini. Cuma menu sederhana, nasi goreng udang lengkap dengan telur yang rasanya gak kalah dari makanan restoran bintang lima.

"Non Okta bikin apa?" Bi Inah tiba-tiba datang setelah selesai menyapu lantai bawah. Okta tersenyum sambil menoleh sekilas.

"Nasi goreng, Bi Inah mau?. Aku bikin banyak kok, Bibi sama yang lain kalo mau ambil aja" dia menjawab sembari mematikan kompor. Bi Inah melihat ke dalam wajan. Dari tampilan nasi goreng Okta sudah menggiurkan, baunya bahkan sudah meleber kemana-mana. Membuat perut-perut pekerja kasar seperti Bi Inah langsung berdemo.

"Duhh kelihatannya enak"

Tanpa menunggu persetujuan, Okta mengambilkan sepiring nasi goreng untuk Bi Inah. Menyuruh perempuan itu untuk mencicipi. "Cobain deh Bi, udah pas belum?"

Meski awalnya sungkan, Bi Inah akhirnya mencicipi nasi goreng itu. Suapan pertama matanya langsung melotot. Serius, dulu saat melihat Okta dengan tangan lentik dan kuku panjangnya, dia kira Okta sama seperti perempuan lain yang menye-menye dan pemalas. Tapi hari ini semua anggapannya runtuh, dalam hati dia bersyukur Vano menikah dengan orang yang tepat.

"Ini enak banget Non. Rasanya pas, ini mah lebih enak dari nasi goreng yang di restoran" puji Bi Inah. Okta tertawa senang sambil bertepuk tangan kecil. Merasa puas dengan hasil kerjanya dari sejam yang lalu.

"Bi, kira-kira kalo aku ngasih ini ke Vano dia suka nggak ya?" tanya Okta dengan muka penuh harap. Selama ini dia belum pernah memasak untuk Vano, mereka selalu makan makanan dari chef yang setiap hari datang ke rumah. Bisa dibilang ini masakan pertama Okta setelah jadi istri, dia menjadi antusias untuk mendengar penilaian Vano.

"Pasti suka atuh Non, masakan Non Okta enak banget. Coba aja Non dateng ke kantornya Tuan sambil bawa ini. Pasti suka, apalagi tadi Tuan belum makan"

Benar juga, kebetulan tadi Vano belum makan. Untuk kerja seharian pasti butuh asupan makanan. Akhh membayangkan muka Vano sedang makan masakannya, dia langsung sumringah. Tanpa banyak bacot, Okta segera menyambar kotak bekal. Mengisinya dengan nasi goreng beserta lauk.

"Nggak ditelfon dulu Non?" Bi Inah bertsnya sembari melihat Okta yang masih sibuk menata bekal.

"Nggak usah deh Bi, biar surprise" perempuan itu menjawab sambil cekikikan. Kotak nasi sudah siap, Okta lalu berlari kecil ke dalam kamar untuk ganti baju yang bagus tak lupa memakai make up. Sisiran dikit biar oke, liptin dan maskara dia tambah supaya makin wah. Setelah selesai, Okta langsung berangkat dengan diantar Pak Adi ke SA Entertainment.

Mobil Alphard hitam itu membawa Okta membelah keramaian kota. Perempuan itu tak henti-hentinya tersenyum sambil memegangi kotak makanan yang dia bawa.

"Eh tapi Bi Inah ada benernya juga sih, kalo nggak ditelfon gimana kalo dia ternyata gak ada di Agensi. Sia-sia dong gue kesana" Okta bergumam dalam hati, sambil menimbang harus menelfon atau tidak. Akhirnya dia putuskan untuk menghubungi Vano. Panggilan terhubung, tapi langsung ditolak. Okta mengerutkan keningnya bingung, dia pun mulai mengetikkan pesan. Berharap kalau akan segera dibalas.

^^^*Anda^^^

^^^~Gw otw ke agensi lo.^^^

^^^~Blm sarapankan?. Ini gw bawain makanan, gw masak sendiri loh, semoga lo suka*.^^^

Pesan terkirim, checklist dua dan langsung dibaca. Info Vano langsung berubah mengetik, pertanda kalau cowok itu mengirim pesan balasan.

Vanooo

~Gk usah ke agensi. Gw udh makan, mulai sekarang gw makan diluar jd lo ga perlu repot² bawain makanan.

Okta membaca pesan itu dengan kesal. Padahal dia tadi sudah berandai-andai, tapi ternyata Vano tidak mau menghargai usahanya. Apa susahnya sih mencicipi sedikit. Minimal diterima lah, jadi usahanya membawa bekal kesana tidak sia-sia. Moodnya tidak baik sekarang, Okta tidak membalas pesan tadi. Kepalanya terasa berasap. Di situasi seperti ini dia butuh teman yang bisa menjadi penghibur dan pendengar. Segera saja dia menghubungi satu kontak sambil berharap kalau orang itu sedang tidak sibuk sekarang.

^^^*Anda^^^

^^^~Dave, gw hari ini masak nih. Lo mau gak?^^^

^^^~Klo mau gw anter ke apart, sekalian gw butuh hiburan*.^^^

Pesan terkirim. Masih centang dua abu-abu. Di jam segini pasti Dave baru bangun tidur. Okta hapal betul kelakuan cowok itu. Dia dan Dave sangat dekat dulu, Dave adalah sahabat terdekatnya setelah Rina. Disaat bosan dan butuh tempat untuk berkeluh kesah, dia selalu datang ke Dave. Bahkan tak jarang dulu dia dan Rina menginap di rumah cowok itu untuk party kecil-kecilan setelah gajian. Lalu besoknya bingung cari hutang.

Dave lup

~Wihh enak tuh, bawa aja kesini. Gw selalu siap sedia nampung makanan dari lo

~Gw tunggu di apart

Pesan balasan diterima, Okta mengembangkan senyumnya. Dia langsung menyuruh Pak Adi untuk putar arah ke daerah Sentul.

...****************...

Vano menatap layar ponselnya yang menampilkan pesan terakhir bersama Okta. Perempuan itu sedang online, tapi pesannya tadi tidak dibalas. Dia bertanya dalam hati, keterlaluan atau tidak omongannya tadi. Mau minta maaf tapi dia gengsi, Okta kalau digituin pasti ngelunjak.

"Kok kamu nggak makan?" suara Kiara mengintrupsi saat sandwich Vano masih utuh di atas meja. Cowok itu kontan meletakkan ponselnya, lalu beralih menatap Kiara sepenuhnya.

"Iya, ini aku makan" jawab Vano. Kiara tersenyum menanggapi. Makanannya sudah habis duluan sejak 10 menit yang lalu. Perempuan itu lalu mengambil Jus Alpukatnya, meminum sedikit lalu kembali meletakkan di meja.

Vano makan dengan cepat. Dalam hati masih merasa bersalah. Merasa tidak enak karena menolak makanan Okta tapi dia juga tidak mungkin memberi tau bahwa mulai sekarang dia akan sarapan dan makan siang bersama Kiara.

"Hati-hati dong Van" Kiara mengelap bibir Vano yang terkena krim menggunakan tissue. Cowok itu tersenyum tipis, mengusap tangan Kiara sekilas untuk mengucapkan terimakasih.

...****************...

Okta tiba di tempat Dave setelah beberapa puluh menit perjalanan. Dia menekan bel beberapa kali, hingga akhirnya pintu terbuka dan menampilkan Dave dengan muka segar sehabis mandi.

"Cepet juga lo datengnya" dia mempersilakan Okta untuk masuk dan duduk di ruang tamu. Sedangkan dia berangsur ke dapur untuk membuatkan teh hangat.

"Tumben nih tempat lo rapi" Okta bertanya dengan keras supaya Dave yang ada di dapur bisa mendengarnya. Dia tidak tau saja, kalau tadi Dave membersihkan tempat ini secepat kilat saat tau kalau dia akan datang. Cowok itu berusaha membersihkan tempat sebersih mungkin supaya dia betah ada disini.

"Asalkan gak ada lo rumah gue sebenernya selalu bersih kali" Dave berseloroh sembari meletakkan secangkir teh di meja. Dia lalu duduk di samping Okta.

"Gaya lo, dulu aja selalu gue sama Rina yang bantu beres-beres. Lo mah apa, nyikat WC aja setaun sekali" balas Okta sambil mendelik malas.

"Iya deh, gue mah ngalah aja sama si paling rajin" Dave menimpali, mencoba mengalah. Percuma berdebat sama Okta, dia nggak akan menang. Perempuan itu sangat pintar bersilat lidah sampai membuat lawan bicaranya kewalahan.

"Btw lo masak apa tuh?"

Okta melirik kearah tas berisi kotak bekal yang dia bawa. Astaga, dia hampir lupa tujuan awalnya kesini.

"Gue bawa nasi goreng, lo mau?" Okta menawari yang tentunya diangguki oleh Dave dengan semangat.

"Ya mau lah, kebetulan gue laper banget belum sarapan" cowok itu memegangi perutnya, berlagak seperti orang yang belum makan setahun. Okta terkekeh menanggapi. Tangan lentik perempuan itu mulai membuka rantang dan menyusunnya di atas meja. Membuat bau makanan itu tersebar kemana-mana.

"Semoga lo suka"

Dave makan dengan lahap, nasi yang harusnya untuk dua porsi dia makan sendirian. Pipinya bahkan sampai menggembung karena penuh dengan nasi.

"Ini enak banget sumpah, sering-sering deh lo ngasih makanan ke gue" cowok itu bicara dengan mulut penuh, sampai tersedak. Okta kontan menyodorkan air putih.

"Pelan-pelan aja kenapa sih!"

Dave meminum segelas air putih untuk mengguyur kerongkongannya yang terasa panas. Asli, definisi makan membawa petaka.

"Lakik lo nggak marah lo bawain makanan buat gue?" setelah merasa baikan, Dave kembali makan. Masa bodo kerongkongannya sakit, masakan Okta terlalu sayang untuk ditinggalkan.

"Mana mau dia makanann kek gini" perempuan itu tersenyum kecut. Dave menyadari hal itu, cowok itu meletakkan kotak bekal yangsudah kosong di meja.

"Lo bahagiakan Ta hidup sama dia?" tanya Dave denhan wajah serius. Okta mesem. Bahagia? gimana ya. Okta tidak bisa mendeskripsikan bahagia seperti apa yang dimaksud orang-orang. Dia bahagia, iya. Tapi di sisi lain, hatinya juga seringg gelisah tanpa alasan.

"Yaiya lah, siapa sih yang gak bahagia dapet suami spek dewa kek Vano. Tajir lagi" perempuan itu menjawab, tapi Dave tau kalau tawanya tidak tus dari hati. Dia tau semua ekspresi Okta, saat dia senang, sedih, ataupun pura-pura kuat seperti sekarang.

"Gue seneng kalo lo juga seneng, dan gue harap lo selalu hidup bahagia" Dave berucap sambil tersenyum simpul.

"*Karna kalo Vano gak bisa bikin lo bahagia, gue bakal ambil lo Ta. Biar gue yang bahagiain lo dengan cara gue" lanjutnya dalam hati.

Bagi Dave kebahagiaan Okta itu segalanya. Dia dulu mengalah untuk memendam perasaan supaya perempuan itu tetap nyaman dan selalu bahagia. Dia juga mengalah dengan membiarkan Okta menikah dengan orang pilihannya. Tapi kalau sekarang perempuan itu merasa sedih, maka dengan tangannya sendiri, Dave akan kembali mengambil Okta nya. Satu-satunya perempuan yang dia cintai dari dulu sampai detik ini.

"Andai gue dan cinta bukan musuh, mungkin sekarang lo udah jadi milik gue Ta*"

Okta

Vano

Dave

Kiara

(Mbk Kiaa jan jadi pelakor dong😭)

1
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
semoga ini awal yang baik buat kalian berdua dan gunakan lah sebaik mungkin biar ga ada dusta diantara kalian 🤭!!!!!!
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
akan kah Okta ngasih kesempatan kedua buat vano
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
kenapa harus pura² pdhl gak enak lho.....
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
pertemuan yang mengharukan antara vano dan okta
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
papamu aja bisa menemukan Okta,,,
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
seharusnya km sadar apa yg salah dari dirimu vano,,knp Okta memilih pergi darimu
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
hilang tanpa jejak tuh si okta
⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽
yg bilang dekil itu tanda nya sirik🤣
⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽
prnh ngerasain juga sih pas putus eh malah masih sayang🤣
⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽
astaga berak nanggung tinggal sebiji wkwkwk ngakak weeh
💙 Ɯιʅԃα 🦅™📴
inilah karma untuk Vano
💙 Ɯιʅԃα 🦅™📴
semakin ada kemajuan nih di hubungan Alex dan Okta.
💙 Ɯιʅԃα 🦅™📴: Alex dan Kiara
total 1 replies
💙 Ɯιʅԃα 🦅™📴
Sedih banget... masih sempat²nya pas mau pergi Okta masih ngingat Vano.
⏤͟͟͞R𝐈𝐍𝐃𝐔𝕸y💞🍀⃝⃟💙
astagah.... 😳😳😳
bener itu amp hamidun🤔
⏤͟͟͞R𝐈𝐍𝐃𝐔𝕸y💞🍀⃝⃟💙
whaa... jd buruan paparazzi
kasian tuh sana sini musti pinter nyari jln
⏤͟͟͞R𝐈𝐍𝐃𝐔𝕸y💞🍀⃝⃟💙
kl ga ada rasa cocok gmn mo tertarik 🙈
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ༄⃞⃟⚡𝐒𝐀𝐍𝐓𝐈🦚
makanya cari ayank biar ada yang bangunin🤭
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ༄⃞⃟⚡𝐒𝐀𝐍𝐓𝐈🦚
mungkin irfan gak bisa move on tuh makanya terus gangguin kamu
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ༄⃞⃟⚡𝐒𝐀𝐍𝐓𝐈🦚
ya bilang aja baik baik biar bisa bekerja lebih baik lagi sebelum pecat wkwkwk
💙 Ɯιʅԃα 🦅™📴
Aku kok jd kasihan juga yah sama Vano
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!