Rumah tangga Candramaya dan Krisna mulai ditimpa badai, saat Krisna mengalami kecelakaan hingga membuatnya lumpuh dan kehilangan pekerjaan.
Candramaya terpaksa menjalani tugas sebagai tulang punggung keluarga. Untung saja Candramaya mempunyai pekerjaan di sebuah perusahaan yang bergerak dalam bisnis retail, sehingga urusan keuangan keluarganya sementara masih bisa ia handle.
Masalah mulai muncul, ketika Candramaya dipertemukan kembali dengan Alvin, cinta pertamanya di masa SMA yang kini menjadi bos baru di kantor dia bekerja. Tanpa Candramaya sangka, ternyata Alvin masih memendam rasa cinta kepadanya.
Akankah Candramaya bertahan dengan cintanya pada Krisna, atau dia justru terbuai oleh kisah masa lalunya dengan Alvin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon REZ Zha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 - Mencari Jawaban
Candramaya tampak gelisah. Sejak tadi ia berusaha memejamkan matanya sampai berputar posisi tidur ke kanan dan ke kiri.
Candramaya kepikiran tentang kata-kata Alvin pagi tadi yang mengatakan tak bisa membuka hati untuk wanita lain karenanya.
Ada rasa bersalah di hati Candramaya mengetahui hal itu. Semestinya dulu ia tidak menghilang begitu saja dari kehidupan Alvin. Seharusnya dia menghubungi Alvin untuk menyampaikan kata perpisahan, walaupun ia tahu Alvin tidak akan melepasnya pergi begitu saja.
Hempasan nafas Candramaya terdengar, hingga membuat Krisna yang tidur di sampingnya menoleh pada sang istri.
"Kenapa, Yank? Kamu kelihatan gelisah banget," tanya Krisna yang belum memejamkan mata.
"Umm, panas banget hawanya, Mas." Candramaya mengibaskan tangannya, seolah dia merasa kegerahan dengan suhu di kamar mereka.
"Sepertinya mau hujan, Yank." Krisna pun merasakan cuaca kota Jakarta malam ini panas, hingga membuat rasa gerah di tubuhnya. "AC nya dinyalakan saja kalau panas." Krisna bangkit dari tidur hendak mengambil remote Air Conditioner di ruangan kamar yang sudah lama tidak mereka pakai untuk mengirit pengeluaran.
"Nggak usah, Mas! Nanti listriknya mahal." Candramaya menolak, karena pemakaian pendingin ruangan akan membuat tagihan listrik membengkak. Sementara sebulan-bulannya saja, Candramaya harus kasbon dulu dari kantor untuk mencukupi kebutuhan hingga akhir bulan.
"Nanti aku tambahin buat bayar listrik." Krisna tak tega melihat istrinya itu tidak bisa tertidur karena hawa panas. "Biar kamu cepat tidur. Besok 'kan kamu harus kerja." Krisna lalu mengatur suhu ruangan di kamarnya agar lebih sejuk. Setelahnya ia kembali berbaring di tempatnya semula.
Candramaya langsung merapatkan tubuhnya di dekat sang suami dan menjadikan lengan Krisna sebagai bantalan kepalanya.
"Aku belum ngantuk, Mas," ucapnya kemudian.
Krisna melirik ke arah Candramaya. Sudut bibirnya terangkat sedikit.
"Ngodein, nih?" tandanya menggoda sang istri.
"Ngodein apa? Aku lagi halangan ..." cibir Candramaya, tahu maksud dari ucapan suaminya tadi.
Krisna terkekeh saat Candramaya menepis duganya tadi.
"Memangnya nggak bisa tidur karena apa? Ada masalah di kantor?" Krisna bertanya agar istrinya itu bisa bertukar pikiran dengannya. "Oh iya, bagaimana bos baru yang sekarang? Apa dia juga baik kayak Pak Thomas?" Krisna menanyakan sosok pengganti Pak Thomas, yang tidak ia sadari, kalau pria itulah yang saat ini sedang mengganggu pikiran istrinya.
"Umm, masih baru, Mas. Belum tahu aslinya seperti apa!?" Candramaya terkejut, karena suaminya tiba-tiba saja menyinggung soal bos barunya. Apalagi saat ini dia sedang memikirkan orang itu. Candramaya pun terpaksa berbohong, karena dia tidak ingin Krishna tahu, kalau orang yang menjadi bosnya saat ini adalah mantan kekasihnya dulu.
"Laki-laki atau perempuan bos kamu yang sekarang, Yank?" tanya Krisna penasaran.
"Laki-laki." Rasanya tak nyaman bagi Candramaya membahas soal Alvin dengan suaminya.
Krisna makin serius menatap istrinya saat mengetahui bos baru yang sekarang memimpin divisi marketing seorang pria.
"Masih muda atau sudah berumur?" tanya Krisna menyelidik.
"Lebih muda dari Mas." Tanpa berpikir lama, Candramaya langsung menjawab karena ia tahu usia Alvin saat ini tak beda jauh darinya.
"Kamu kok tahu umurnya lebih muda dari aku, Yank?" Tatapan Krisna saat ini lebih serius memperhatikan sang istri, membuat Candramaya salah tingkah.
"Umm, hanya perkiraan saja, Mas. Soalnya kelihatan lebih muda dari Mas." Candramaya berkelit karena dia bicara spontan tanpa berpikir dampak dari jawabannya tadi. "Sudah, deh! Jangan ngomongin dia! Hoam ..." Candramaya menguap dan mengajak Krisna tidur agar percakapan mereka soal Alvin terhenti.
***
Sekarang ini pergi ke kantor membuat Candramaya merasa malas. Tentu saja kehadiran Alvin penyebabnya. Candramaya khawatir dengan sikap Alvin yang tak bisa menahan diri untuk berinteraksi dengannya agar tak menimbulkan kecurigaan para staf di bagian marketing.
Seperti pagi ini, saat tiba di ruangannya, Alvin kembali memanggil Candramaya untuk masuk ke ruangannya. Hal itu semakin menguatkan dugaan-dugaan negatif para karyawan terhadap hubungan antara Candramaya dan Alvin. Apalagi saat ini mereka tahu suami Candramaya mempunyai kekurangan, sementara Alvin mempunyai penampilan fisik dan juga masa depan yang lebih cerah dibanding suami Candramaya saat ini.
Sekitar jam 09.15 WIB, Alvin membawa Candramaya pergi kunjungan ke kantor cabang di Bekasi. Sebenarnya tanpa kehadiran Candramaya, Alvin bisa datang sendiri ke sana atau mengajak staff lain untuk menemani pria itu. Namun, ia mengambil kesempatan itu untuk bisa dekat dengan Candramaya dan dia tahu Candramaya tidak mungkin menolak perintahnya saat ini.
Kunjungan kerja Alvin ke kantor cabang berakhir pukul 12.30 menit. Sebenernya mereka ditahan oleh pimpinan cabang di sana agar mereka bisa makan siang bersama pimpinan kantor cabang, hanya saja Alvin menolaknya.
Tentu saja Alvin punya rencana sendiri. Karena ini sudah masuk jam makan siang, dia ingin mengajak Candramaya makan siang bersamanya. Lagi-lagi hal ini tidak bisa ditolak oleh Candramaya. Namun, sebelum mereka sampai di restoran untuk mereka mengisi perut, tiba-tiba saja Alvin membawa mobilnya menuju tempat pemakaman umum.
Candramaya terkejut saat Alvin membawanya ke tempat itu. Dia tak mengerti kenapa Alvin membawanya ke sana?
"Mau ke mana kita, Pak?" tanya Kirana ketika melihat Alvin membuka seat belt dan bersiap untuk turun dari mobil.
"Turunlah dulu kalau kamu ingin tahu!" ujar Alvin kepada Candramaya seraya keluar dari mobilnya.
Walau agak ragu, Candramaya pun akhirnya mengikuti apa yang disuruh oleh Alvin. Komplek pemakaman Itu tampak sepi, membuatnya takut berada di dalam mobil sendiri.
Alvin melangkah memasuki komplek pemakaman yang diikuti oleh Candramanya di belakangnya, hingga akhirnya langkah Alvin terhenti di sebuah pusara.
Candramaya melirik pada nisan di pusara itu. Matanya seketika membulat ketika melihat dua nama yang tertera di batu nisan itu adalah nama papa dan mama dari Alvin.
Dengan perasaan bersalah Candramaya melirik ke arah Alvin, karena kemarin dia menyinggung soal orang tua Alvin.
"Kamu minta aku bertanya pada mama aku, kan? Sekarang aku akan tanya ke pusara ini. Kita tunggu, apa akan ada jawaban dari dalam pusara ini yang bisa menjelaskan alasan kamu pergi dan menghilang dariku, May." Kata-kata Alvin bagai sindiran telak bagi Candramaya yang kemarin menyuruh pria itu mencari jawaban dari mamanya.
*
*
*
Bersambung ...
Ada nama Kirana muncul...typo ya thor😃
Maya sekarang udah berkeluarga dan bahagia bersama keluarga kecilnya
terus semangaaaat mom zha terus berkarya💪