Siapa yang menyangka permohonan yang berada di ujung nyawanya terkabulkan. Arum, gadis cantik yang merupakan salah satu gundik gubernur jenderal Belanda kembali ke masa lalu.
"Aku tidak mau mati dalam keadaan mengenaskan! Dicampakkan dan kehilangan anakku! Terlebih, kepada mereka!"
Mampukah Arum merubah masa depan nya? Apakah semuanya berjalan seperti yang diharapkan nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pasar
Arum masih senantiasa berdiri, menunggu izin dari pria yang memiliki kuasa di depannya. "Membeli jamu?" Arum kembali mengangguk.
"Pergilah, penjaga akan mengawasi mu." Putus Frans pada akhirnya. Bibir Arum tersenyum tipis, dia sudah menduganya. Hanya perlu memohon sedikit dengan wajah memelas padanya.
"Terimakasih tuan." Ucap Arum.
"Tentu, kau bisa melakukan apapun, tapi harus aku ketahui. Jangan mencoba untuk melanggar aturan dariku, ataupun melakukan hal yang aku tidak sukai. Mengerti?" Frans mengelus rambut hitam Arum yang tergerai.
"Iya tuan."
"Pergilah...." Arum menggerakkan kakinya, tapi.....
Tunggu sebentar!" Arum kembali menghentikan langkahnya.
"Ya Tuan?"
"Kita pergi bersama. Aku memiliki urusan di gedung administratif."
"Iya Tuan." Di luar perkiraan Arum, tapi itu semakin membuatku nya senang.
Arum di dampingi oleh penjaga dan menggunakan mobil, tak lupa dengan crane disebelahnya. Pria itu tampak gagah dengan pakaian kerjanya. Kepergian kendaraan itu tak luput dari pandangan Lucy.
"Aku harus memberitahu nyonya!" Wanita itu bergegas menuju sang nyonya.
"Nyonya! Nyonya!" Caroline yang sedang mencoba semua perhiasan tampak terganggu.
"Ada apa? Kenapa kau selalu berteriak? Kau tidak lihat aku sedang apa? Aku harus mempersiapkan diriku untuk pesta nantinya. Aku harus tampil luar biasa untuk menunjukkan status dan siapa suamiku." Jelas Caroline yang masih memandangi cermin.
"Nyonya, si gundik Arum itu dia pergi menggunakan mobil!" Jelas Lucy.
"Mobil?"
"Benar nyonya. Saya melihatnya sendiri. Dia pergi ditemani supir dan beberapa penjaga. Serta..... Dengan maneer juga."
"Apa menggunakan mobil ku?"
"Tidak nyonya."Tapi tetap saja, tidak mengurangi merah di wajahnya, terlebih. Arum pergi dengan suaminya, dan semobil!
"Tak masalah kali ini. Tapi, jika dia melakukan nya lagi, akan ku tarik rambutnya dan menyeretnya keluar dari mobil ku! Dia pasti memohon dengan rayuan nya itu pada suamiku."
"Tentu saja nyonya."
"Biarkan saja. Setidaknya aku sedang senang sekarang. Setidaknya kita biarkan, dia merasakan sensasi kemewahan dari suamiku. Tapi aku bersumpah! Itu tidak akan bertahan lama!" Tangan Caroline mer3mas kain yang menjadi alas perhiasan miliknya.
******************
Arum melihat jalanan yang dilewati oleh sepeda dan juga delman yang membawa penumpang. Jalanan terlihat ramai dengan aktivitas di bagian kali besar, yang menjadi jalur niaga utama. Tak lama, mobil memasuki pasar Barue.
"Tuan, aku bisa jalan....."
"Tetap ditempat mu!" Jelas Frans.
"Kau duduk manis saja, dan akan tiba di tempat yang kau tuju." Arum mengangguk patuh.
"Di bundaran nanti, aku tetap bisa sampai ke gedung pemerintahan." Jelas Frans lebih lanjut.
"Sudah sampai. Belanja lah, akan ada penjaga bersama mu. Aku harap, kau kembali tepat waktu. Mengerti?" Frans berujar sambil mengeluarkan jam di sakunya.
"Iya Tuan." Arum melambaikan tangannya hingga kendaraan itu menghilang dari pandangannya.
"Aku tidak punya waktu banyak. Disini, aku akan bertemu dengan putri assisten residen itu. Dia akan menjadi tiket masuk ku." Arum menatap jejeran toko tekstil dengan pemilik rata-rata orang Tionghoa dan aktivitas orang Eropa maupun Tionghoa. Tidak banyak pribumi sepertinya yang bisa datang kemari, selain karena uang, juga karena status sosial.
Ekor mata Arum menangkap penjaga yang mengawasi nya. Dia mulai melanjutkan langkahnya, memahami pasar ini.
"Aku akan mencari bahan herbal dulu. Baru setelah itu, bertemu dengannya."
"Permisi, saya mau membeli ini." Jelas Arum dengan ramah, terlihat seorang wanita paruh baya dengan pakaian kebaya lusuh menjaga toko kecil.
"Silahkan, apakah ini saja?" Wanita penjual itu langsung paham saat melihat pembeli yang datang ke toko nya, dari pakaian nya dan juga pria eropa yang bisa dibilang menjaganya atau mengawasi nya.
"Ini juga, kunyit dan juga sereh." ucap Arum.
"Ini, totalnya 5 sen golden."
"Ini. Terimakasih."
"Sama-sama." Arum melanjutkan langkahnya, sesekali telinga nya mendekat suara teriakan dari penjual minuman botol dengan cara dipikul.
"Nona, akan lebih bagus jika nona memakai perhiasan yang ini." Arum mendengar suara itu saat dia melewati toko perhiasan. Tak lama, dia tersenyum tipis.
'Pucuk dicinta ulam pun tiba.'
Bersambung.......
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiahnya ya terimakasih banyak 🥰 🙏 🙏