Ayra Khansa Adiba Dokter muda yang menjadi korban ke egoisan ke dua orang tuanya, ia hidup sendiri di ibu kota.
ia tak tau kemana ibunya pergi, sedangkan ayahnya sudah hidup bahagia dengan keluarga barunya.
Ayahnya memang bertanggung jawab atas pendidikan dan kehidupan Ayra, namun itu semua tidak di sukai oleh Ibu sambung dan saudara tirinya.
Yang membuat Ayra geram dan jengkel, dan Ayra bertekad untuk mengembalikan, semua uang ayahnya yang di keluarkan untuk membiayai kuliahnya.
Namun satu hal terjadi karena ulah kakak tirinya,yang membuat hidup Ayra berubah,apakah hidup Ayra berubah lebih apa atau malah memburuk?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana Kusumaningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DCMGA 9
Ayra,Alfarezeel dan juga Zahira sudah tiba di bandara dan menunggu kedatangann kiyai dan juga suami Zahira, yakni Dokter Bara, yah Suami Zahira adalah dokter bedah yang bekerja di tempat Alfarezeel.
Zahira dari jauh melihat Kiyai Ibrahim dari kejauhan beliau berjalan dengan dokter muda seumuran dengan kakaknya, di ikuti dengan sepasang suami istri yang terlihat sangat harmonis.
" Abaaaaaa" teriak Zahira menghampiri Kiyai Ibrahim.
Alfarezeel hanya menggelengkan kepala melihat tingkah bar- bar sang adik di depan, mertua dan juga suaminya.
Ayra melihat pemandangan yang belom pernah ia rasakan selama ini, Pelukan hangat dari ayahnya untuk anak perempuannya, tak terasa Ayra menetekan air matanya melihat kedekatan sahabatnya dengan Ayahnya.
Ia juga melihat kasih sayang ayah, yang teramat tulus untuk sang anak.
" kapan ya gue ngerasa di sayang sama ayah gue, kayak Zahira di sayang sama aba nya," batin Ayra.
" kenapa?" tanya Alfarezeel,yang membuyarkan lamunan Ayra.
" Ah.. tidak papa gus" jawab Ayra, yang menghapus Air matanya.
Ayra melihat Zahira mencium tangan Suaminya dan Suaminya pun meletakkan tangannya di kepala Zahira dan berdoa, Ayra terharu melihat sahabatnya ternyata sudah menikah dan menjadi istri, Setelah itu Zahira menyalami mertuanya .
Baru setelah itu Alfarezeel mengajak Ayra untuk menghampiri mereka, " Mari kita hampiri mereka" ujar Alfarezeel mempersilhkan Ayra .
Ayra memilih mengekori Alfarezeel di belakangnya, ia kemudian menyalami ibu mertua Zahira dan menakupkan kedua tangan saat memberi salam pada kiyai Ibrahim dan Ayah mertua Zahira.
" oh.. ya aba ingat Ayra kan? ini Ayra aba" Zahira menarik tangan Ayra untuk mendekat ke arah kiyai Ibrahim.
" Ya Allah, ini Ayra, MasyaAllah tambah cantik yaa kamu nduk..., apa kabar? kenapa lama nggak main ?"
Ayra tersenyum melihat respon Kiyai Ibrahim "Maaf aba Ayra sempat kehilangan kontak Hira dan baru ketemu satu bulan ke belakang" jawab Ayra.
" oh yaa mas, Mah, Pah ini sahabat Zahira waktu kuliah dulu, kita udah solid banget dari dulu, tak terpisahkan, dia juga Dokter obgyn di rumah sakit As Syifa, dia juga punya toko kue namanya Aka bakery, kapan- kapan Hira ajak mama kesana, pasti mama suka" Zahira memang tipe orang yang gampang akrab dengan orang lain, tak punya keberanian lebih untuk berbicara.
" Wahh AKA bakery yang di jln senopati 2 itu? yang rukonya astactic itu kan? wah kalau itu mah mama sudah tau, memang enak- enak kue nya di situ, mamah lagganan situ" jawab Mertua Zahira tak kalah excited.
" Terima kasih tante sudah berlangganan di toko saya, jika tante datang lagi, akan saya kasih diskon" sahut Ayra yang mulai hanyut dengan keluarga ini, walau pertama kali bertemu.
" Ya sudah lebih baik, kita pergi sekarang sebelum umma menjadi sumala" celetuk Kiyia Ibrahim, yang membuat semua orang tertawa.
" wahh aba parah, Hira bilangin umma nih" ujar Hira yang berjalan memeluk lengan ayahnya.
" yahh jangan gitu dong, emang kamu nanti tega liat aba tidur di luar"
...****************...
Setelah menempuh perjalanan tiga puluh menit, akhirnya mereka sampai di pesantren As Salam.
Sesampainya di depan ndalem Ayra melihat banyak orang berkumpul.
"Ra gue pulang aja yaa, gak enak gue, ada acara keluarga loe kan" bisik Ayra pada Zahira.
Zahira menatap tajam sang sahabat dan menggandeng tangannya, "enggak usah macem- macem, bentar lagi loe juga jadi bagian keluarga gue"
" itu mulut kalau ngomong suka ngasal dech" Sahut Ayra kemudian turun mengikuti Zahira.
" Ra kok loe malah gandeng gue, bukan suami loe sih?" Ujar Ayra yang mengekori Zahira di belakang, lebih tepatnya dirinya di tarik oleh Zahira.
" sutt diem dulu bisa enggak? Nah itu Umma" Zahira menarik tangan Ayra menuju ke tempat umma Annisa yang sedang berbincang dengan Aba Ibrahim.
" Ya Allah, Ayra umma tuh kangen banget sama kamu nduk...,kemana saja kamu?" Umma Annisa menyambut kedatangan Ayra dengan senang.
" loh umma udah tau?" tanya Aba Ibrahim
" udah, orang umma yang nyuruh ke sini tadi vidcall " jawab Umma Annisa.
" oh yaa umma, Hira titip teman Hira ini dulu yaa... Hira mau menemani cuami tercinta dulu, dia tadi mau kabur soalnya" ujar Zahira pada Umma Annisa.
Ayra terlihat sangat malu di depan keluarga Zahira pasalnya, sedari tadi ia hanya diam melihat semua berbincang, ia hanya berbicara ketika di tanya,sejujurnya Ayra ingin sekali kabur dari tempat itu juga, namun sedari tadi tangannya masih senantiasa di genggam oleh Umma Annisa.
" nduk makan nduk"tawar Umma Annisa pada Ayra.
" enggak usah umma, Ayra sudah kenyang " tolak Ayra.
" wes ayo makan berdua sama umma sini"
Dari kejauhan Alfarezeel memperhatikan umma Annisa bersama dengan sahabat adiknya yang akan menjadi adik iparnya.
" Cantik sekali " gumam Alfarezeel tanpa sadar yang berada di samping kiyia Ibrahim.
" siapa yang cantik le..?" tanya Kiyia Ibrahim.
Gus Al tersadar dari lamunannya "hah itu Ba, umma makin cantik saja, pasti aba makin cinta kan sama umma" Gus Al mencoba mengeles.
"ngeles saja kamu, dia memang wanita baik, dan kuat, dan bertanggung jawab, namun hidupnya kurang beruntung, Orang tuanya berpisah sejak Ayra kecil, dia wanita mandiri, namun aba yakin di lubuk hatinya paling dalam ia ingin di manja, dan di sayang" ujar Kiyai Ibrahim menatap Ayra yang sedang bersama istrinya.
" Apa Aba tau orang tuanya?" tanya Alfarezeel.
" Tau, bukannya kamu seharusnya tau jika dia calon adik ipar kamu, walau dia adik tiri nya Ning Naura" sahut kiyai Ibrahim.
Alfarezeel tampak memandang Ayra kembali, kemudian ia menggelekan kepalanya.
" enggak, enggak boleh aku harus belajar mencintai Ning Naura dan melupakan Ning Hafa, Ning Naura bukan adiknya" gumam Alfarezeel dalam hatinya
segitu GK pedulinya kah ia pd anak kandungnya .. selalu dapat ketidak adilan dr ibu/kakak tirinya
semangat ya!
semangat selalu ya kak🤍